Manajemen Sampah
Manajemen Sampah
1. Pengurukan (Landfill)
Gambar 1 Pengurukan
ISI
MANAJEMEN MATERIAL SAMPAH
2. Pembakaran dengan Tungku Bakar
(Incineration)
Proses ini mengurangi volume sampah padat hingga 30%
dari volume sampah padat sebelumnya. Proses ini
mengubah sampah menjadi panas, gas, uap panas dan
debu.
Metode ini banyak digunakan pada pengelolaan sampah
pada pabrik (industri) untuk pembuangan sampah cair,
gas maupun padat. Metode pembakaran praktis
digunakan untuk pembuangan jenis sampah biomedis.
Pada perkembangannya, pembakaran sampah juga
dimanfaatkan untuk pembakaran tungku peleburan dan
juga boiler untuk menghasilkan energi listrik. Namun,
penggunaan metode pembakaran memiliki masalah
polusi udara akibat reaksi pembakaran sampah.
ISI
MANAJEMEN MATERIAL SAMPAH
1.Pra Bencana
Melakukan kerjasama lintas program.
Melakukan inventarisasi sarana tempat
pembuangan sampah dan potensi sumber daya
yang ada untuk pengelolaan sampah.
Secara rutin melakukan pengelolaan sampah di
setiap daerah, mulai dari lingkup yang kecil.
ISI
MANAJEMEN BENCANA SAMPAH
2. Saat Bencana dan Masa Tanggap Darurat
Menyediakan tempat sampah dari kantong plastik (polybag)
atau potongan drum yang dilengkapi dengan tutup ditempat
penampungan pengungsi.
Penempatan wadah atau tempat sampah diupayakan
sedekat mungkin dengan tempat penampungan pengungsi,
maksimal berjarak 15 m.
Memberdayakan pengungsi untuk membuang sampah pada
tempat yang telah disediakan dan memberdayakan
masyarakat untuk mengolah kembali barang-barang bekas.
Melakukan pengangkutan sampah setiap hari jika kantong
atau drum yang tersedia telah penuh atau terisi 2/3 drum.
Kantong atau drum telah terisi atau maksimal tiga hari sekali
sampah sudah diangkut ke TPS atau TPA.
Melakukan pengamatan binatang pengganggu di TPS dan
TPA.
Melakukan pencatatan.
ISI
MANAJEMEN BENCANA SAMPAH
3. Pasca Bencana
• Petugas dan masyarakat menginventarisasi sarana
pembuangan sampah yang rusak dan
memperbaikinya.
• Meningkatkan pengamatan dan segera
menginformasikan kepada pihak terkait jika
mengetahui sampah tidak tertangani.
• Menggerakkan masyarakat untuk membersihkan
sampah di lokasi pengungsian dan lokasi bekas
bencana.
• Petugas membuat usulan proposal kegiatan lanjutan
dalam pengamanan sampah.
ISI
STUDI KASUS
Studi kasus yang diambil berasal dari kondisi TPA Jatibarang
yang terletak di Jalan Untung Surapati, Kelurahan Kedung
Pane, Kecamatan Mijen, Semarang pada tahun 2016.
Saran
Dalam menurunkan angka intensitas sampah, perlu
diadakan sosialisasi antar berbagai elemen masyarkat
dalam memperkecil kemungkinan bencana akibat
sampah yang beredar.
Untuk mengurangi polusi akibat sampah, sangat
dianjurkan untuk memakai bahan-bahan yang dapat di
daur ulang/biodegradable.
DAFTAR PUSTAKA
Alfonds, O., Maramis, A., & Msi, S. (2001). Studi Kasus Pengelolaan
Sampah di TPA Jatibarang, Semarang.
Damanhuri, E., & Padmi, T. (2010). Pengelolaan sampah. Diktat
Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi
Bandung, 30.
Manajemen Pengelolaan Sampah Di Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah ( Tpa Ganet Pada Kantor Dinas Tata Kota
Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang. (2014).
Semarang, D. K. (2017). Pengelolaan TPA jatibarang, 1–20.
(“316202850- PENANGANAN-SAMPAH-PASCA-
BENCANA,” n.d., “Manajemen Pengelolaan Sampah Di
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah ( Tpa ) Ganet Pada
Kantor Dinas Tata Kota Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang,” 2014; Alfonds, Maramis,
& Msi, 2001; Damanhuri & Padmi, 2010; Semarang, 2017)
SNI 03-3241-1994, Tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA, Badan
Standardisasi Nasional (BSN), Dep. Pekerjaan Umum, 1994