Anda di halaman 1dari 34

Dr.

HERU SUSANTO,MMRS
PENGERTIAN
 Hepatitis (plural: hepatitides) adalah
peradangan pada hati karena toxin, seperti
kimia atau obat ataupun agen penyebab
infeksi.
 Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6
bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
"hepatitis kronis".
PENYEBAB
 Hepatitis biasanya terjadi karena virus,
terutama kelima satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E.
 Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa,
demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.
 Penyebab hepatitis non-virus yang utama
adalah alkohol dan obat-obatan.
VIRUS HEPATITIS A
 Virus hepatitis A terutama menyebar melalui
fecal oral.
 Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat
kebersihan.
 Di negara-negara berkembang sering terjadi
wabah yang penyebarannya terjadi melalui air
dan makanan.
 Hepatitis A biasanya akan sembuh dengan
sendirinya tanpa menjadi kronis.
 Setelah sembuh, maka akan kebal terhadap
Hepatitis A, tetapi tidak kebal terhadap jenis
penyakit hepatitis yang lain
VIRUS HEPATITIS B
 Penularannya tidak semudah virus hepatitis A.
 Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau
produk darah.
 Penularan biasanya terjadi di antara para
pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama, atau di antara mitra
seksual (baik heteroseksual maupun pria
homoseksual).
VIRUS HEPATITIS B
 Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa
menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan.
 Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang
membawa virus hepatitis B.
 Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus
hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kanker hati.
 5 persen dari penderita Hepatitis B akan menjadi
kronis, karena tidak ditangani dengan baik.
STRUKTUR HEPATITIS B
VIRUS HEPATITIS C
 Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat
transfusi darah.
 Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan
melalui pemakai obat yang menggunakan jarum
bersama-sama.
 Jarang terjadi penularan melalui hubungan
seksual.
 Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita
"penyakit hati alkoholik" seringkali menderita
hepatitis C.
VIRUS HEPATITIS C
 Pada pemakai narkoba suntikan yang
menggunakan jarum bersama-sama yang marak
pada masa lampau, maka 18 persen tertular
Hepatitis B, 40 persen tertular HIV dan 70 persen
tertular Hepatitis C.
 Jadi Hepatitis C sangat mudah menular melalui
transfer cairan (virulen).
 Penderita Hepatitis C sebenarnya hanya 0,8
persen, tetapi sebagian besar akan menjadi
kronis, sehingga jumlah penderita kronisnya
hampir sama dengan penderita Hepatitis B
kronis, yaitu sekitar 1 juta orang
VIRUS HEPATITIS D
 Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus
hepatitis B dan virus hepatitis D ini
menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih
berat.
 Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini
adalah pecandu obat.
VIRUS HEPATITIS E
 Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah
yang menyerupai hepatitis A, yang hanya
terjadi di negara-negara terbelakang.
VIRUS HEPATITIS G
 Jenis baru dari virus hepatitis yang telah
terdeteksi baru-baru ini.
 Namun belum terlalu diketahui.
VIRUS LAIN
PENYEBAB HEPATITIS
 Virus Mumps
 Virus Rubella
 Virus Cytomegalovirus
 Virus Epstein-Barr
 Virus Herpes
PENCEGAHAN
 Vaksinasi
HEPATITIS B

FASE INKUBASI

FASE PRODROMAL
FASE HEPATITIS B
FASE IKTERIK

FASE KONVALESEN
(PENYEMBUHAN)
FASE INKUBASI
 Merupakan waktu antara masuknya virus dan
timbulnya gejala atau ikterus.
 Fase inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-
180 hari dengan rata-rata 60-90 hari.
FASE PRODROMAL
 Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan
pertama dan timbulnya gejala ikterus.
 Awitannya singkat atau insidous ditandai dengan
malaise umum,mialgia, artalgia, mudah lelah,
gejala saluran napas atas dan anoreksia.
 Diare atau konstipasi dapat terjadi.
 Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di
kuadran kanan atas atau epigastrum, kadang
diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang
menimbulkan kolestitis.
FASE IKTERIK
 Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat
juga muncul bersamaan dengan munculnya
gejala.
 Banyak kasus pada fase ikterus tidak
terdeteksi.
 Setelah timbul ikterus jarang terjadi
perburukan gejala prodromal, tetapi justru
akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
FASE KONVALESEN (PENYEMBUHAN)
• Diawali dengan menghilangnya ikterus dan
keluhan lain, tetapi
• hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati
tetap ada. Muncul perasaan
• sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu
makan. Sekitar 5-10% kasus
• perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit
ditangani, hanya <1% yang
• menjadi fulminan
HEPATITIS B KRONIS
 Hepatitis B kronis didefinisikan sebagai
peradangan hati yang berlanjut lebih dari
enam bulan sejak timbul keluhan dan gejala
penyakit.
 Perjalanan hepatitis B kronik dibagi menjadi
tiga fase penting yaitu:
1. Fase Imunotoleransi
2. Fase Imunoaktif
3. Fase Residual
FASE IMUNOTOLERANSI
 Sistem imun tubuh toleren terhadap VHB
sehingga konsentrasi virus tinggi dalam darah,
tetapi tidak terjadi peradangan hati yang
berarti.
 Virus Hepatitis B berada dalam fase replikatif
dengan titer HBsAg yang sangat tinggi.
FASE IMUNOAKTIF
 Sekitar 30% individu persisten dengan VHB
akibat terjadinya replikasi virus yang
berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi
yang tampak dari kenaikan konsentrasi ALT.
 Fase clearance menandakan pasien sudah
mulai kehilangan toleransi imun terhadap
VHB.
FASE KONVALESEN (PENYEMBUHAN)
 Tubuh berusaha menghancurkan virus dan
menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang
terinfeksi VHB.
 Sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat
menghilangkan sebagian besar partikel virus
tanpa ada kerusakan sel hati yang berarti.
 Fase residual ditandai dengan titer HBsAg rendah,
HBeAg yang menjadi negatif dan anti-HBe yang
menjadi positif, serta konsentrasi ALT normal
DIAGNOSIS HEPATITIS B
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN BIOKIMIA
 Stadium akut VHB ditandai dengan AST dan ALT
meningkat >10 kali nilai normal, serum bilirubin
normal atau hanya meningkat sedikit,
 Alkali Fosfatase (ALP) meningkat >3 kali nilai
normal.
 Kadar albumin serta kolesterol dapat mengalami
penurunan.
 Stadium kronik VHB ditandai dengan AST dan ALT
kembali menurun hingga 2-10 kali nilai normal
dan kadar albumin rendah tetapi kadar globulin
meningkat.
PEMERIKSAAN SEROLOGIS
 Indikator serologi awal dari VHB akut dan
kunci diagnosis penanda infeksi VHB kronik
adalah HBsAg, dimana infeksi bertahan di
serum >6 bulan (EASL, 2009).
 Pemeriksaan HBsAg berhubungan dengan
selubung permukaan virus.
 Sekitar 5-10% pasien, HBsAg menetap di
dalam darah yang menandakan terjadinya
hepatitis kronis atau carrier.
PENANDA SEROLOGIS
VIRUS HEPATITIS B
PENANDA SEROLOGIS
VIRUS HEPATITIS KRONIS
PEMERIKSAAN MOLEKULER
 Pemeriksaan molekuler menjadi standar
pendekatan secara laboratorium untuk deteksi
dan pengukuran DNA VHB dalam serum atau
plasma.
 Pengukuran kadar secara rutin bertujuan
untuk mengidentifikasi carrier, menentukan
prognosis, dan monitoring efikasi pengobatan
antiviral.
METODE PEMERIKSAAN MOLEKULER
1. Radioimmunoassay (RIA)
2. Hybrid Capture Chemiluminescence (HCC)
3. Amplifikasi signal (metode branched
DNA/bDNA)
4. Amplifikasi target (metode Polymerase Chain
Reaction/PCR)
TERAPI HEPATITIS B
 Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus
akut yang khas.
 Pembatasan aktivitas fisik seperti tirah baring
dapat membuat pasien merasa lebih baik.
 Diperlukan diet tinggi kalori dan hendaknya
asupan kalori utama diberikan pada pagi hari
karena banyak pasien mengalami nausea
ketika malam hari.
 Tujuan utama dari pengobatan Hepatitis B
kronik adalah untuk mengeliminasi atau
menekan secara permanen VHB.
 Pengobatan dapat mengurangi patogenitas
dan infektivitas akhirnya menghentikan atau
mengurangi inflamasi hati, mencegah
terjadinya dekompensasi hati, menghilangkan
DNA VHB (dengan serokonvers HBeAg ke anti-
Hbe pada pasien HBeAg positif) dan
normalisasi ALT pada akhir atau 6-12 bulan
setelah akhir pengobatan.
SKEMA PERJALANAN VHB

Anda mungkin juga menyukai