Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing :
Dr. Dedy Maryanto, Sp.S, M.Sc
Karyati Afrina
2012730134
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN NEUROLOGI
BLUD RS SEKARWANGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2016
Sindroma Guillain Barre yang disebut juga Acute
Sindrom Guillain-Barre adalah penyakit
Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy
autoimun yang
(AIDP) atau menimbulkan
Post peradangan
Infections Polyneuritis dan
yang dapat
kerusakan mielin (material
diartikan sebagai lemak,
suatu kelainan akutterdiri dari
dan difus dari
lemak dansaraf
sistim protein
yangyang membentuk
mengenai selubung
radiks spinalis, saraf
perifer, dan
pelindung kadang-kadang
di sekitar beberapa saraf kranialis
jenis seratsetelah
saraf
suatu infeksi.
perifer).
EPIDEMIOLOGI
Dua pertiga dari kasus didahului oleh Insiden SGB diperkirakan 0,25-0,65 per
gejala infeksi saluran pernapasan atas 1.000 kasus infeksi Campylobacter
diare akut. Dalam meta-analisis, agen jejuni, dan 0,6-2,2 per 1000 kasus
sitomegalovirus primer infection. Agen
infeksi yang paling sering
lain yang dihubungan dengan SGB
diidentifikasi adalah Campylobacter adalah Epstein-Barr, virus Varicella-
jejuni sekitar30%, sedangkan Zoster, dan Mycoplasma pneumoniae.
cytomegalovirus telah diidentifikasi
dalam hingga 10%.
VAKSINASI
INFEKSI PEMBEDAHAN
ETIOLOGI
KEHAMILAN /
PENYAKIT
DALAM MASA
SISTEMIK
NIFAS
klasifikasi
Terdapat sejumlah teori mengenai bagaimana sistem imun ini tiba-tiba menyerang saraf,
namun teori yang dikenal adalah suatu teori yang menyebutkan bahwa organisme (misalnya
infeksi virus ataupun bakteri) telah mengubah keadaan alamiah sel-sel sistem saraf, sehingga
sistem imun mengenalinya sebagai sel-sel asing. Organisme tersebut kemudian
menyebabkan sel-sel imun, seperti halnya limfosit dan makrofag, untuk menyerang myelin.
Limfosit T yang tersensitisasi bersama dengan limfosit B akan memproduksi antibodi
melawan komponen-komponen selubung myelin dan menyebabkan destruksi dari myelin .
MANIFESTASI KLINIS
1. Kelumpuhan progresif dari lengan dan tungkai. Mungkin diawali oleh kelumpuhan di
ekstremitas bawah saja, gejala kelemahan motorik berlangsung cepat, maksimal dalam 4
minggu, 50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80% dalam 3 minggu dan 90% dalam 4
minggu.
2. Arefleksia (penurunan refleks tendon).
3. Ditemui hal-hal yang memperkuat prognosis:
DARAH
LABORATORIUM EKG
TEPI
TES TEST
EMG FUNGSI HIPERSEN
RESPIRASI SITIVITAS
PEM P.A
DIAGNOSA
BANDING
GANGGUAN
ELEKTROLIT
PORPHYRIA
POLYMYOSITIS
ATAU
NECROSITING
MYOPATHIES
PENATALAKSANAAN
GAGAL
NAFAS KOMPLIKASI PNEUMONIA
↑ RESIKO
INFEKSI
PROGNOSIS