Anda di halaman 1dari 29

STANDAR MUTU

PELAYANAN KEBIDANAN

Diatur dalam KEPMENKES NO 938/ MENKES/


SK/VIII/2007
Tujuan
1. Sebagai acuan dan landasan dalam
melaksanakan tindakan atau kegiatan
dalam lingkup tanggung awab Bidan.
2. Mendukung terlaksananya asuhan
kebidanan berkualitas.
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan
asuhan yg diberikan Bidan.
4. Perlindungan hukum bagi Bidan, dan klien /
pasien.
 Asuhan kebidanan pada ibu hamil
 Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
 Asuhan kebidanan pada ibu nifas
 Asuhan pada bayi
 Asuhan pada anak balita sehat
 Asuhan pada masa reproduksi
Standar 9: Asuhan Persalinan Kala 1
Tujuan :
Memberikan pelayanan kebidanan yg
memadai dalam mendukung
pertolongan persalinan yang bersih dan
aman untuk ibu dan bayi
HASIL

 Ibu bersalin mendapat


pertolongan darurat yang
memadai dan tepat
waktu bila diperlukan.
Meningkatnya cakupan
persalinan dan
komplikasi lainnya yang
ditolong tenaga
kesehatan terlatih.
Berkurangnya kematian
kesakitan ibu dan bayi
akibat partus lama.
Prasyarat
1. Mengijinkan ibu memilih orang yg akan mendampingi selama
proses persalinan dan kelahiran.
2. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mules/ ketuban pecah.
3. Bidan telah terlatih dan terampil untuk:
a. memberikan pertolongan persalinan yg bersih dan aman
b. penggunaan partograf dan pembacaanya
4. Ada alat untuk pertolongan persalinan termasuk beberapa sarung
tangan DTT/ steril.
5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih
dan aman.
6. Tersedia ruangan yg hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.
7. Mengggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA, partograf dan kartu ibu.
8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawat daruratan obstetri yang
efektif.
Proses.
1. segera Mendatangi Bumil ketika diberi tahu persalinan sudah mulai /ketuban
pecah.
2. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan dngan memberikan perhatian trhdp
TD.Teratur tdk nya his dan DJJ bila ketuban telah pecah.
3. Catat semua temuan pemrksaan denga tepat .jik ditemukan kelainan,lakukan
rujukan ke PKM/RS.
4. Lakukan PD scr aseptik dan sesuai dngn kebutuhan (jika his tertr dan tdk ada
hal yg mengkhawtrkn atau his lemah atau TTV: ibu/ janin .normal,maka tdk
perlu di lakukan PD.
5. Dlm keadaan normal PD ckp stp 4 jam dan HARUS sll secara septik.
6. Jika sampai pd fase aktif,catat temuan dlm partograf dan kartu ibu.
7. Anjurkn ibu untk mandi dan ttp aktif bergerak sprt biasa.dan memilih posisi
yg dirasakan nyaman.
8. Amati kontraksi dan DJJ sdktnya 30 mnt pd kala 1.Pd akhir kala 1 atau jika
kontraksi sdh sangat kuat ,periksa DJJ setiap 15 mnt
9. Catat dan amati penurunan kepala janin dg palpasi abdomen setiap 4 jam.
10. Catat TD setiap 4 jam.
Lanjutan proses
11. Minta Bumil agar sering BAK sdktnya 2 jam.
12.Pd persalinan normal,mintalah Ibu banyak minum guna
menghindari dehidrasi dan gawat janin.
13. Selama persalinan,beri dukungan moril dan perlakuan yg baik
dan peka thd kebuthan bumil,suami/keluarga/orang terdekat
yg mendampingi
14. Jelaskan proses persalinan yg sdng tjd pd ibu,suami dan
keluarganya.Beritahu mereka kemajuan persalinan scr
berkala.
15. Segera catat semua temuan pd partograf dan kartu ibu
16.Saat proses persalinan berlangsung,bersiaplah utk
menghadapi kelahiran bayi
17. Lakukan pertolongan persalinan yg bersih dan aman
INGAT
1. Tdk ada buku yg mendukung perlunya atau keuntungannya
melakukn klisma/ mencukur rambut pubis secara rutin.
2. Jika ketuban tlh pecah dan persalinan ibu tdk memasuki fase aktif
dlm 8 jm & rujukan mengalami kesulitan krn komplikasi jarak/
keadaan lainnya, mulai berikan antibiotik dan rujuk tdk melewati
24 jam sejak ketuban pecah.
3. Setiap persalinan hrs menggunakan partograf, rujuk bila melewati
garis waspada pd partograf dilewati selama fase aktif persalinan/
jika ada tanda gawat janin Djj kurang dari 100x/menit atau lebih
180x/menit, jika fase laten berlangsung dari 8 jam, evaluasi untuk
melihat perubahan serviks & benar dlm keadaan bersalin, jika
benar dlm keadaan bersalin, tanpa kemajuan , rujuk secepatnya.
4. Perdarahan melalui vagina selalu merupakan tanda bahaya dan
perlu dirujuk.
5. Jika ada mekonium dlm air ketuban, siapkan bola karet
penghisap/penghisap DelLee yg di DTT pd saat kelahiran. Rujuk
segera jika ada tanda-tanda gawat janin.
6. Jika ada tanda 2 gawat janin, baringkan ibu ke sisi kiri untuk
rujukan.Jangan pernah meninggalkan ibu dlm proses persalinan
berbaring terlentang
STANDAR 10
ASUHAN PERSALINAN KALA 2 YANG AMAN

TUJUAN:
Memastikan persalinan yang bersih dan aman
untuk ibu dan bayi
 Pernyataan Standar  Hasil
 Bidan melakukan  Persalinan yang bersih dan
pertolongan persalinan aman
bayi dan plasenta yang  Meningkatnya kepercayaan
bersih dan aman, dengan terhadap bidan
sikap sopan dan  Meningkatnya jumlah
penghargaan terhadap hak persalinan yang ditolong
pribadi ibu serta Bidan.
memperhatikan tradisi  Menurunnya komplikasi
setempat. Disamping itu, seperti pendarahan
ibu diijinkan memilih postpartum, asfiksia
orang yang akan neonatorum, trauma
mendampinginya selama kelahiran.
proses persalinan.  Menurunnya angka sepsis
puerperalis.
Prasyarat
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah.
2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan
secara bersih dan aman.
3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung
tangan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi/ steril.
4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang
bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk
mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), pembalut
wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin
menggunakan sarung tangan yang bersih.
5. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.
6. Menggunakan KMS Ibu Hamil/ Buku KIA, Kartu Ibu partograf
7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri yang
efektif.
Proses
Bidan harus :
a. Memastikan tersedianya ruangan yg hangat,bersih dan sehat utk
persalinan,juga kain hangat utk mengeringkan BBL,tempat utk plasenta
b. Cuci tangan dg sabun dan air bersih,kmd keringkan hingga betul betul
kering dg handuk bersih
c. Bantu ibu mengambil posisi yg paling nyaman baginya
d. Anjurkan ibu meneran hanya jika merasa ingin atau saat kepala by sdh
kelihatan
e. Pd kala II dengarkan DJJ stiap his berakhir
f. Hindari peregangan vagina scr manual dg grakan menyapu/menariknya
ke arah luar
g. Pakai sarung tangan sedpt mungkin saat kepala by kelihatan
h. Jika ada kotoran keluar dari rektum bersihkan dg kain kering
i. Bantu kepala by lahir perlahan,sbaiknya diantara his
j. Begitu kepala by lahir,jika bahu tdk memutar ikuti standar 18
Lanjutan proses
k.Segera stlh lahir,keringkan by dg handuk bersih yg hangat dan
letakkan di dada ibu utk disusui
l. Pembersihan jln nafas by tdk slalu diperlukan
m.Tali pusat di klem di 2 tempat,lalu potong diantara 2 klem dg gunting
steril yg tajam
n. Perhatikan tanda pelepasan plasenta.Periksa kelengkapan plasenta
stlh lahir
o. Letakkan tangan pd fundus uteri utk memeriksa kontraksi
p. Lakukan pemeriksaan by,pwt mata dan prosedur lain utk pwt BBL
q. Bersihkan perineun dg air bersih dan tutupi dg kain bersih
r. Berikan plasenta kpd suami/klg ibu
s.Pastikan ibu dan by merasa nyaman.Berikan by pd ibu utk diberi ASI
t. Catat semua temuan dg seksama
INGAT
1. Membantu kelahiran bahu dan punggung masih
mungkin dilakukan meskipun ibu dlm posisi
tradisional saat persalinan ( tdk berbaring
terlentang / dlm posisi lithotomi.Namun ,
tetaplah berhati-hati dlm mengusahakan proses
persalinan yg normal, apapun posisi ibu.
2. Ingat 3 bersih: tangan bersih, tempat
pertolongan besih, pengikatan dan pemotongan
tali pusat dilakukan secara bersih.
Standar 11 : PENATALAKSANAAN
AKTIF PERSALINAN KALA 3
 Tujuan:
Membantu secara aktif pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap untuk mengurangi kejadian
perdarahan pasca persalinan,
memperpendek waktu persalinan kala 3,
mencegah terjadinya atonia uteri dan
retensio plasenta.
 Hasil
 Menurunkan terjadinya
 Pernyataan
perdarahan yang
standar hilang pada persalinan
 Secara rutin Bidan kala tiga
 Menurunkan terjadinya
melakukan atonia uteri
penatalaksanaan  Menurunkan terjadinya
retensio plasenta.
aktif persalinan  Memperpnedek waktu
kala tiga persalinan kala tiga.
 Menurunkan teradinya
perdarahan
postpartum akibat
salah penanganan kala
tiga.
PRASYARAT:
1. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam melahirkan
plasenta secara lengkap dengan melakukan
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga secara
benar.
2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk
melahirkan plasenta termasuk air bersih, larutan
klorin 0,5 % untuk dekontaminasi, sabun dan handuk
yang bersih untuk cuci tangan,juga tempat untuk
plasenta. Bidan seharusnya menggunakan sarung
tangan DTT/ steril.
3. Tersedia obat-obatab oksitosika dan metode yang
efektif untuk penyimpanan dan pengirimannyayang
dijalankan dengan baik.
4. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan
obstetri yang efektif.
Proses
1. Masukkan oksitosin dlm alat suntik menjelang
persalinan
2. Stlh by lahir,periksa kemungkinan by kembar.Jika
tdk ada beri oksitosin scr IM
3. Tunggu tanda terlepasnya plasenta
4. Bantu ibu bersandar/berbaring utk pengeluaran
plasenta dan selaputnya
5. Jika plasenta sdh terlepas,letakkan tangan kiri di
atas simfisis dan regangkan tali pusat dg tangan
yg lain ttp jngan ditarik
6. Jika plasenta sdh tampak dr luar scr bertahap
tarik ke atas shg plasenta mengikuti jln yg sama
dg by
Lanjutan proses
7. Keluarkan selaput dg hati-hati
8. Begitu plasenta sdh lahir scr lengkap,periksa apakah
uterus berkontraksi dg baik
9. Taksi jumlah kehilangan darah secermat cermatnya
10 Periksa kelengkapan plasenta,jika tdk lengkap ulangi
pembrian oksitosika.Perdarahan bnyak plasenta
manual, perdarahan tdk bnyakrujuk
11 Bersihkan vulva dan perineum dg air bersih dan
tutup dg pembalut yg bersih
12 Periksalah TTV.Catat semua temuan secermat
cermatnya
13 Berikan plasenta kpd suami/klg ibu
INGAT !
 Obat oksitosika menurun efektifitasnya jika tdk
disimpan pd suhu 2-8 c,hindari cahaya.Bila dikeluarkan
dari lemari es,dpt bertahan paling lama 1 bulan pd
temperatur 30 c atau 2 minggu pd 40 c
 Dilarang memberikan oksitosika sblm by lahir
 Tanda tanda pelepasan plasenta adalah:fundus
berkontraksi dg baik,keluarnya darah,fundus naik dan
tali pusat memanjang
 Dilarang menekan fundus
 Dilarang menarik tali pusat dg kuat
 Hentikan peregangan tali pusat jika terasa nyeri
 Jika tidak nyakin apakah plasenta lahir lengkap,lakukan
manual plasenta.Jika bidan blm trampilrujuk
Standar 12:PENANGANAN KALA 2
DENGAN GAWAT JANIN MELALUI
EPISIOTOMI

• Tujuan:
• Mempercepat persalinan dengan melakukan
episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin
pada saat kepala janin meregangkan
perineum.
Pernyataan Standar Hasil
• Bidan mengenali • Penurunan
secara tepat tanda- kejadian asfiksia
tanda gawat janin neonatorum
pada kala dua, dan berat.
segera melakukan • Penurunan
episiotomi dengan kejadian lahir
aman untuk mati pada kala
dua.
memperlancar
persalinan, diikuti
penjahtan
perineum.
Prasyarat:
1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan
epiotomi dan menjahit perineum secara benar.
2. Tersedia sarung tangan/ alat/perlengkapan
untuk melakukan episiotomi, termasuk gunting
tajam yang steril/DTT, dan alat bahan yang
steril/ DTT untuk penjahitan perineum (
anestesi lokal misalnya dengan 10 ml lidokain
1% dan alat suntik/ jarum hipodermik steril).
3. Mengggunakan kartu ibu, partograf dan buku
KIA.
Proses
Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sdh
terlihat,mk satu satunya cara yg dpt dilakukan
oleh bidan untuk menyelamatkan janin adalah
dg melakukan episiotomi
Bidan harus
• Mempersiapkan alat alat steril utk tindakan
• Memberitahu ibu ttg perlunya episiotomi
• Anestesi lokal diberikan saat his
• Tunggu 1 menit agar anestesi bekerja,lakukan tes
kekebalan
• Pd puncak his berikutnya,lindungi kpl by,kmd
lakukan pengguntingan tunggal
• Minta ibu meneran diantara dua his
• Begitu by lahir,tutupi perineum dg pembalut steril
dan lakukan resusitasi neonatus jika diperlukan
• Lahirkan plasenta scr lengkap
• Ssdh plasenta dikeluarkan,lakukan penjahitan scr
aseptik dg peralatan yg steril
• Lakukan penjahitan scr berlapis,mulai dari vagina lalu
perineum
• Ssdh penjahitan,masukkan jari dg hati-hati ke rektum
utk memastikan bahwa penjahitan tdk menembus
dinding rektum.Periksa vagina,pastikan tdk ada bahan
yg tertinggal
• Bersihkan perineum dg air bersih.Periksa apakah
perdarahan dari daerah insisi sdh berhenti
• Pastikan ibu diberitahu agar menjaga perineum tetap
bersih dan kering
• Catat semua temuan secermat cermatnya
Gawat janin kala I
rujuk segera

Episiotomi
hanya
INGAT !! bermanfaat pd
kl II.Jika kpl
masih
tinggirujuk

Tanda gawat janin adalah:


a.DJJ<100 atau >160 atau tdk
kmbl normal stlh his
b.Ada mekonium
Sumber : 1.Buku Standar pelayanan kebidanan,Instrumen audit,Perubahan praktek
kebidanan,Penerbit IBI,Jakarta tahun 2000
KELOMPOK III
LILIK PURWATI
MARIA TY
MERRY G
NAWANGSIH
NINING SUMARNI

Anda mungkin juga menyukai