Anda di halaman 1dari 16

Laboratorium / SMF Ilmu Kesehatan Anak

Program Pendidikan Dokter Universitas Mulawarman Referat Kasus


RSUD A.W.Sjahranie Samarinda

ADHD

Fakhrul Arifin(1610029010)

Pembimbing: dr. Diane M. Supit, Sp.A


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

• Istilah Attention Deficit Disorder (ADD) pertama


sekali diperkenalkan pada tahun 1980an dalam
Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM) III edisi ketiga yang menjadi
panduan psikiatris. Pada tahun 1994 istilah
tersebut diganti Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku
yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak
dan remaja. Gejala intinya meliputi tingkat
aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai
perkembangan serta kemampuan mengumpulkan
perhatian yang terganggu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
atau gangguan kronis pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan
perilaku yang paling banyak di diagnosis pada
anak-anak. Gejala intinya meliputi tingkat
aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai
perkembangan serta kemampuan mengumpulkan
perhatian yang terganggu
Etiologi

• Penyebab ADHD dipahami sebagai disregulasi neurotransmiter


tertentu didalam otak yang membuat seseorang lebih sulit untuk
memiliki atau mengatur stimulus-stimulus internal dan eksternal.
Beberapa neurotransmiter, termasuk dopamine dan
norepinephrine, mempengaruhi produksi, pemakaian, pengaturan
neurotransmiter lain juga beberapa struktur otak. Adanya
peningkatan ambilan kembali dopamin ke dalam sel neuron daerah
limbik dan lobus prefrontal dikatakan mengendalikan fungsi
eksekutif perilaku. Fungsi eksekutif bertanggung jawab pada
ingatan, pengorganisasian, menghambat perilaku,
mempertahankan perhatian, pengendalian diri dan membuat
perencanaan masa depan. Hal ini menyebabkan kemudahan
mengalami gangguan dan ketiadaan perhatian dari sudut pandang
fungsi otak adalah kegagalan untuk “menghentikan” atau
menghilangkan pikiran-pikiran internal yang tidak diinginkan atau
stimulus-stimulus kuat
Diagnosis

• Gejala ADHD lebih jelas terlihat pada aktivitas-


aktivitas yang membutuhkan usaha mental
yang terfokus. Agar dapat didiagnosa dengan
ADHD, tanda dan gejalanya harus muncul
sebelum usia 7 tahun dan kadang sampai usia
2 -3 tahun. Gejala ADHD terbagi menjadi tiga
kelompok, yaitu kurang perhatian,
hiperaktivitas dan perilaku impulsif. Gejala
akan meringan seiiring pertumbuhan anak,
tetapi tidak akan menghilang semuanya.
Gejala inatensi
• Seringkala gagal memperhatikan perincian atau membuat kecerobohan dalam
mengerjakan tugas dari sekolah ataupun aktivitas lainnya, serta berganti-ganti kegiatan
dengan cepat.
• Sering mengalami kesulitan untuk menjaga tingkat atensi yang sama selama
mengerjakan tugas atau bermain atau kesulitan berkonsentrasi pada satu kegiatan saya.
• Terlihat seperti tidak mendengar walaupun diajak berbicara langsung
• Mengalami kesulitan untuk mengikuti perintah dan sering gagal menyelesaikan tugas
dari sekolah, pekerjaan rumah ataupun tugas-tugas lainnya
• Menghindari atau tidak menyukai atau mengalami kesulitan tugas-tugas yang
membutuhkan usaha mental yang lama, seperti tugas dari sekolah atau pekerjaan
rumah
• Seringkali kehilangan barang yang diperlukan seperti buku, pensil, mainan atau
peralatan
• Mudah bosan pada suatu tugas atau kegiatan kecuali melakukan sesuatu yang disukai
• Kesulitan untuk mengikuti instruksi
• Seperti tidak mendengar ketika diajak berbicara
• Pelupa
Gejala hiperaktivitas
• Gelisah, tidak bisa diam ditempat duduk,
selalu bergerak ditempat duduk
• Berbicara tidak bisa berhenti
• Seringkali berdiri dan meninggalkan
bangkunya dikelas atau situasi lainnya dimana
seharusnya tetap duduk
• Sulit untuk bermain dengan tenang
• Selalu siap bergerak
Gejala impulsivitas
• Berbicara berlebihan
• Menjawab pertanyaan sebelum
pertanyaannya selesai dikatakan
• Seringkali sulit menunggu gilirannya
• Seringkali menyela atau mengganggu
pembicaraan orang lain
Dapat dikatakan ADHD Jika,
• Berlangsung lebih dari enam bulan
• Muncul sebelum berusia 7 tahun
• Terjadi pada lebih dari satu setting (sekolah dan rumah)
• Menganggu aktivitas sekolah, bermain dan aktivitas sehari-hari
lainnya secara regular
• Menyebabkan masalah dalam hubungannya dengan orang dewasa
dan anak-anak lainnya
• Pada bayi, adapun perilaku yang dapat digolongkan dengan ADHD,
yaitu:
• Sensitif terhadap bunyi, cahaya, suhu dan perubahan lingkungan
• Aktif biasanya saat di buaian dan tidur sangat sedikit
• Sering menangis
• Bahkan perilaku bias sebaliknya, tenang dan lemas, tidur berlebihan
dan berkembangannya sangat lambat pada bulan pertama.
Terapi

• Terapi standar anak dengan ADHD terdiri dari


medikasi (farmakologi) dan konseling (non
farmakologi). Terapi lainnya adalah untuk
meringankan efeksi gejala ADHD. Mengobati ADHD
merupakan gabungan dari kerjasama antara pemberi
pelayanan kesahatan, orang tua atau pengasuh
dengan anak itu sendiri
Pengobatan Non farmakologis
• Intervensi Psikososial
• Intervensi psikososial berdasarkan klinis
• Intervensi psikososial keluarga
• Salah satu cara dengan menggunakan terapi keluarga
yang dapat membantu orang tua agar dapat
mengembangkan cara untuk mengarahkan dan
memahani perilaku anaknya
• Intervensi individual
– Intervensi psikososial berdasarkan sekolah
– Intervensi Diet
– Intervensi Komplementer dan Alternatif
– Intervensi Sosial dan Komunitas
– Intervensi Multimodal
Pengobatan Famakologis
• Obat Psikostimulan
• Obat psikostimulan merupakan obat yang sering digunakan untuk
mengobati ADHD. Obat ini bekerja dengan meningkatkan dan
menyeimbangkan keadaan neurotransmitter otak, sehingga dapat
memperbaiki gejala-gejala inti. Obat ini hanya bekerja dengan
waktu terbatas, dapat bekerja dalam jangka waktu panjang dan
waktu pendek. Penggunaan obat psikostimulan jangka panjang
dapat berfungsi 6-12 jam sedangkan jangka pendek kurang lebih 4
jam. Selain itu untuk dosis sangat diberikan berbeda pada tiap anak,
sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan dosis
yang optimal. Adapun contoh obat psikostimulan ini adalah
Amfetamin-dekstroamfetamin, Deksmetilfenidat,
Dekstroamfetamin, Lisdeksamfetamin dan Metilfenidat. Obat –
obatan yang terdapat di Indonesia adalah Metilfenidat dan
Dekstroamfetamin.
Pengobatan Famakologis
• Obat Non Psikostimulan
• Obat ini diberikan pada anak- anak yang tidak
memiliki respon pada obat psikostimulan atau
memiliki efek samping pada penggunaan obat
psikostimulan. Salah satu contoh golongan
obat non psikostimulan ada Atomoksetine
dengan cara kerja sebagai stimulant tetapi
kemungkinan penyalahgunaannya rendah,
sayangnya obat ini tidak terdapat di Indonesia.
Pengobatan Famakologis
• Antidepressan trisiklik
• Penggunaan obat ini diberikan pada gejala
behavioral ADHD dan gangguan hiperkinetik,
Pada penggunaan terapi ini tidak boleh diberikan
sebagai obat rutin untuk terapi ADHD karena
obat ini memiliki efek samping seperti anoreksia,
letargi, insomnia. Adapun obat – obat yang
termasuk golongan ini yaitu imipramine,
desipramine, amitriptiline, noretriptiline dan
clomipramine.
Prognosis
• Persisten atau menetap. Pada 40-50% kasus, gejala akan persisten
hingga masa remaja atau dewasa. Gejala akan lebih cenderung
menetap jika terdapat riwayat keluarga, peristiwa negatif dalam
hidupnya, komobiditas dengan gejala-gejala perilaku, depresi dan
gangguan cemas
• Remisi. Pada 50% kasus, gejalanya akan meringan atau menghilang
pada masa remaja atau dewasa muda.
• Remisi total. Anak yang mengalami remisi total akan memiliki masa
remaja dan dewasa yang produktif, hubungan interpersonal yang
memuaskan, dan memiliki gejala sisa yang sedikit.
• Remisi parsial. Pada masa dewasanya, anak dengan remisi parsial
mudah menjadi antisosial, mengalami gangguan mood, sulit
mempertahankan pekerjaan, mengalami kegagalan disekolah,
melanggar hukum, dan menyalahgunakan alkohol dan narkoba.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai