Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KIMIA BAHAN ALAM

PEMANFAATAN SENYAWA XANTON KULIT


BUAH MANGGIS SEBAGAI BIOLARVASIDA
UNTUK MEMBERANTAS LARVA NYAMUK
DEMAM BERDARAH (Aedes aegypti )

OLEH
KELOMPOK 7:
Fatma Zahra
Annisa Amalanda
Nadia Fitri H.
Syarif Rizkullah
Dedi Wahyudi
Aprila Desliana
Zulfa Desinta
Pendahuluan

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan


salah satu penyakit menular berbahaya yang
disebabkan oleh virus dengue dan dapat menimbulkan
kematian dalam waktu singkat sebagai akibat
terjadinya pendarahan dan shock.
Terjadinya masalah pencemaran lingkungan yang
membahayakan masyarakat akibat penggunaan
insektisida kimia dalam upaya pengendalian nyamuk
Aedes aegypti telah mendorong para peneliti untuk
mengkaji kemungkinan pemanfaatan ekstrak aktif dari
tumbuhan obat keluarga (TOGA) sebagai pengganti
insektisida kimia.
Mengingat keragaman spesies TOGA di Indonesia sangat
banyak, sementara informasi pemanfaatan TOGA untuk
mengatasi larva nyamuk Aedes aegypti masih kurang
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pemanfaatan senyawa xanton dari kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) sebagai biolarvasida
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.

Dari kulit buah manggis, telah berhasil diisolasi berbagai


senyawa fenolik golongan xanton. Senyawa xanton hasil
isolasi dari kulit buah manggis mempunyai aktivitas
antiinflamasi, antikanker, antimalaria, dan antioksidan.
Adanya kandungan senyawa bioaktif golongan xanton
dalam kulit buah manggis memungkinkan pemanfaatan
ekstrak bahan tersebut untuk mengatasi penyakit DBD.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan
pengkajian potensi biolarvasida senyawa xanton dari kulit
buah manggis terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui


ada tidaknya pengaruh konsentrasi larutan senyawa
xanton dari kulit buah manggis terhadap tingkat kematian
larva Aedes aegypti dan mengetahui besarnya aktivitas
biolarvasida larutan senyawa xanton dari kulit buah
manggis terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Bahan dan Metode
Alat
Peralatan yang diperlukan dalam penelitian :
•Seperangkat alat ekstraksi dengan cara maserasi
•Rotavapor
•Seperangkat alat kromatografi cair vakum,
•Seperangkat alat kromatografi lapis tipis dan pelat KLT

Peralatan yang digunakan untuk identifikasi :


•Fisher John Melting Point Apparatus,
•Spektroskopi UV-Vis (Shimadzu Pharma Spec. UV – 1700 )
dan spektroskopi IR ( Perkin Elmer).
•Cawan Petri ( untuk penentuan biolarvasida )
Bahan

•Kulit buah manggis ( Garnicia mangostana )


•Metanol teknis
•Etil asetat teknis
•Kloroform p.a.,
•Kieselgel Merck 60 GF – 254
•Pelat KLT silika gel 60 F- 254 0,25 mm, 20 x 20 cm
•Larutan FeCl3
Prosedur Penelitian

• Tahap pengumpulan data dan penyiapan sampel


1

• Tahap ekstraksi, pemisahan, dan penentuan struktur molekul


2 senyawa xanton

• Uji aktivitas Larvasida larutan Xanton


3

• Teknik Analisi data


4
Tahap Pengumpulan Data Dan Penyiapan Sampel

Sampel yang berupa kulit buah manggis diperoleh dari


Pasar Wonokromo, Surabaya sebanyak 5 kg. Selanjutnya
kulit buahnya diambil, dipotong kecil-kecil, dibersihkan,
lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah
kering, sampel kulit buah tersebut digiling sehingga
diperoleh serbuk halus yang siap diekstraksi
Tahap ekstraksi, pemisahan, dan penentuan struktur
molekul senyawa xanton

Sebanyak 950 gram serbuk kulit buah manggis diekstraksi


dengan cara dimaserasi menggunakan pelarut metanol
selama 3x24 jam. Ekstrak metanol yang diperoleh
dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Selanjutnya
ekstrak pekat tersebut dipartisi 3 kali masingmasing
dengan 250 mL campuran etil asetat:air = 1:1. Fasa etil
asetat yang diperoleh digabung dan diuapkan
menghasilkan ekstrak etil asetat padat berwarna coklat
tua.
Sebanyak 5 gram ekstrak padat tersebut selanjutnya
dipisahkan dengan cara kromatografi cair vakum (KCV)
menggunakan fasa diam kieselgel Merck 60 GF-254
dengan eluen berturut-turut kloroform, kloroformmetanol,
dan metanol. Hasil pemisahan dimonitor dengan KLT.
Fraksi-fraksi yang sudah menunjukan satu noda pada KLT
digabung dan dimurnikan dengan cara rekristalisasi
menggunakan pelarut yang sesuai. Isolat yang diperoleh
diuji kemurniannya dengan menentukan titik leleh dan
kromatografi lapis tipis (KLT). Struktur molekul senyawa
xanton ditentukan dengan metode spektroskopi (UV, IR)
dan dibandingkan dengan α- mangostin.
Uji aktivitas Larvasida larutan Xanton
Menyiapkan larutan senyawa xanton dalam air dengan
konsentrasi 50, 75, 100, dan 200 ppm. Sebanyak 50 ml dari
masing-masing larutan ekstrak dimasukkan dalam cawan
petri berdiameter 9 cm. Selanjutnya ke dalam masingmasing
cawan petri dimasukkan 10 ekor larva Aedes aegypti instar III.
Pekerjaan dilakukan secara triplo. Mortalitas larva diamati
setelah 24 jam. Pengamatan juga dilakukan terhadap
akuades sebagai kontrol

Teknik Analisi data


Dalam penelitian ini besarnya aktivitas biolarvasida dari
senyawa hasil isolasi ditentukan dengan analisis probit
menggunakan program SPSS. Sementara itu untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi larutan xanton hasil isolasi
dari kulit buah manggis terhadap tingkat kematian larva
Aedes aegypti digunakan analisis variansi satu arah dalam
program SPSS.
Hasil dan Pembahasan

PROSES EKSTRAKSI
Hasil uji kualitatif menggunakan
larutan FeCl3 terhadap ekstrak
Sampel yang berupa serbuk memberikan hasil yang positif
halus kulit manggis diekstraksi yaitu ditunjukkan dengan warna
dengan cara maserasi hijau pekat. memberikan acuan
terhadap proses pemisahan
senyawa xanton dari kulit buah
ekstrak pekat dipartisi manggis Garnicia mangostana.

ekstrak etil asetat padat


berwarna coklat tua
sebanyak 27 gram
Ekstrak etil asetat
selanjutnya dipisahkan
dengan cara
kromatografi cair
vakum (KCV)
menghasilkan 127 fraksi
(volume tiap fraksi ±15 Hasil pemisahan
ml) dimonitor dengan
kromatografi lapis
tipis dengan eluen
kloroformmetanol
9:1.
PROSES
PEMISAHAN
Fraksi-fraksi hasil
Isolat yang KCV yang
diperoleh menunjukkan noda
dengan harga Rf
berwarna yang sama dilakukan
kuning dengan Fraksi hasil penggabungan yaitu
berat 312 mg gabungan pada fraksi 60-100
dimurnikan dengan
rekristalisasi
menggunakan
pelarut campuran
methanol-kloroform
Penentuan Struktur Senyawa Hasil Isolasi

Hasil pengukuran UV-Vis terhadap isolat dari ekstrak etil


asetat kulit buah manggis disajikan pada Gambar 1,
sedangkan hasil pengukuran IR-nya disajikan pada Gambar
Pola spektrum ultraviolet mengindikasikan bahwa isolat adalah
golongan senyawa xanton. Hal ini didukung oleh spektum UV
yang menunjukan empat puncak pada daerah 314,28 nm,
242,85 nm, 260,00 nm, dan 354,28 nm. Dukungan terhadap
struktur xanton ditunjukkan oleh puncak IR pada daerah
1075,65; 1186,88; dan 128344 cm-1 yang disebabkan adanya
gugus regang C-O-C. Daerah 1381,56; 1458,20; 1612,71; dan
3259,43 cm-1 yang disebabkan adanya vibrasi tekuk C-H alkil,
gugus C=C aromatis, gugus C=O, dan gugus C–H dalam C=C
aromatis pada cincin heterosikliknya. Daerah 2922,37 yang
disebabkan gugus C-H alkil yang mengindikasikan adanya
gugus prenil. Selain itu pada daerah 3418,84 menunjukkan
adanya gugus OH.
Berdasarkan perbandingan
spektrum UV dan IR isolat
dan senyawa α- mangostin
hasil isolasi sebelumnya
(Tabel 2 dan 3 ) dapat
disimpulkan bahwa
senyawa hasil isolasi adala
α-mangostein karena
daerah serapan pada
spektrum UV dan IR
memiliki kemiripan
(Gambar 3).
Uji Aktivitas Larvasida Isolat
Uji biolarvasida senyawa xanton dilakukan dengan metode racun perut.
Racun perut merupakan racun yang merusak bagian tubuh larva setelah
masuk lewat mulut dan saluran pencernaan sehingga menghancurkan
sistem pencernaan

Xanton merupakan golongan senyawa fenolik.


Senyawa fenol berperan sebagai larvasida melalui
mekanisme inaktivassi enzim. Non aktifnya enzim
pencernaan dapat menyebabkan terganggunya sistem
pencernaan sehingga kemampuan larva dalam
mencernak makanan menjadi menurun dan lama
kelamaan larva akan mati
Kesimpulan

berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat


disimpulkan bahwa konsentrasi larutan xanton hasil
isolasi dari kulit buah manggis berpengaruh terhadap
persen kematian larva aedes aegypti. senyawa xanton
hasil isolasi memiliki potensi sebagai biolarvasida
terhadap larva nyamuk aedes aegypti dengan lc-50
sebesar 127,651 ppm.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai