Anda di halaman 1dari 49

SISMIOP

SISTEM MANAJEMEN
INFORMASI OBJEK PAJAK

Pengantar
Dasar -Dasar Perpertaan
Outline

Dasar-dasar Pemetaan

Pemetaan PBB dan Smart Map

Praktek Pengukuran & Pembuatan Peta PBB


Perluasan Istilah Peta

Peta Jalan Damai


Mapping Pegawai
Mapping Wajib Pajak
Peta Kekuatan
Instansi yang Memetakan
Bidang Tanah (Peta Teknik)

BPN : 4,97 % (9,5 JT Ha)


DJP : 60 % dari 90 jt bidang
PU/CIPTA KARYA : SITE PLAN
BPS : 100 % rumah
Pajak dan Pungutan Tanah
 SITE PLAN : TARIF TERTENTU
 BPN : PUNGUTAN NEGARA OLEH BPN (% NJOP)
 BPHTB
 PPH FINAL
 PPN
 IMB
 IPB
 PBB
 URDES
 IJIN-2 : IPT, HO, AMDAL, DLL
Pengertian Peta
Peta adalah gambaran sebagian besar/kecil unsur permukaan
bumi pada bidang datar, dengan skala tertentu

 Gambaran
Berarti suatu bentuk grafik yang tidak mungkin lepas dari aspek seni.
 Sebagian besar/kecil unsur muka bumi
 Dapat pula dikatakan : suatu peta tidak mampu memuat seluruh informasi
permukaan bumi, sehingga akan terbagi dalam jenis peta yang berbeda
 Bidang datar
 semua informasi kuantitatif, dinyatakan dalam besaran bidang datar, sehingga
untuk penerapan kembali di bumi, memerlukan penterjemahan tersendiri
 Skala
 yang berarti pula suatu perbandingan dalam bentuk numerik, sehingga semua
informasi kuantitatif pada peta, baru dapat digambarkan melalui proses
matematis.
Perbedaan Permukaan Bumi
dengan Peta
Faktor Bumi Peta Keterangan
Bidang Lengkung Datar Proyeksi
Keluasan Luas Terbatas Skala
Bentuk Berubah Tetap Update
alamiah
Pembagian Skala Peta
No Skala Golongan

1. Lebih kecil dari 1 : 1 000 000 Atlas (Chart)


2. 1 : 100 000 s/d 1 : 1 000 000 Peta skala kecil
3. 1 : 25 000 sampai 1 : 100 000 Peta skala sedang
4. 1 : 10 000 sampai 1 : 25 000 Peta skala besar
5. Lebih besar dari 1 : 10 000 Peta Teknik

SKALA BERKAITAN DENGAN :


A. PENGGUNAAN PETA
B. KETELITIAN PENGGAMBARAN : HTN
C. JENIS DAERAH DIPETAKAN : PADAT/JARANG, PDS/PKT
Skala Peta
1. SKALA GRAFIS
-2 km 5 km
0

-2 km 0
5 km

KM
2. SKALA NUMERIS HM
DAM
– Langsung ditulis besarannya
M
– 1 : 100.000 DM
CM
MM
Diagram Utara
Arah Utara:
1. Arah Utara Peta = Arah Utara Grid
2. Arah Utara Sebenarnya = AU Geodetis
3. Arah Utara Magnet = AU Jarum Kompas

UTARA UTARA
Pembentukan Peta PBB
Penetuan Posisi Horizontal

• Untuk penyediaan kerangka dasar


• Tanpa adanya kerangka dasar pemetaan, unsur
permukaan bumi suatu daerah akan
tergambarkan sebagian-sebagian, tanpa dapat
digabungkan dengan baik
• Semua besaran (sudut dan jarak) merupakan
besaran pada bidang mendatar
Titik Dasar Teknik
 Titik-titik dasar teknik diperlukan sebagai kerangka dasar referensi
nasional.
 Titik-titik ini diperlukan untuk pemetaan bidang tanah secara nasional,
di mana letak, ukuran, luas dan dimensi lain dari suatu bidang tanah
dapat diketahui dan direkonstruksi secara tepat dan akurat.
 Tingkatan titik dasar teknik dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu: titik
dasar orde 0, orde 1, orde 2, orde 3, dan orde 4.
 Titik dasar orde 0 dan 1 dilaksanakan dan dibangun oleh Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).
 Titik dasar orde 2 dan 3 dilaksanakan oleh BPN Pusat,
 Titik dasar orde 3 dapat dilaksanakan oleh Kantor Wilayah BPN Propinsi,
 Titik dasar orde 4 umumnya dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota.
 Di negara maju sangat mudah mencari titik orde, rapat, gratis
Penentuan Posisi Horizontal
1. METODA POLAR
 Merupakan metoda yang menjadi dasar (terutama hitungan) posisi horizontal dan
merupakan metoda yang sederhana, berdasarkan arah dan jarak suatu titik ke titik
lain. Titik awal, menjadi titik pusat, sehingga seperti juga titik kutub (polar)
 Yang dimaksudkan dengan arah di sini adalah azimuth atau sudut jurusan titik polar
ke titik lainnya. (lihat Gambar 15.)
2. METODA POLIGON
 Suatu metoda yang menyerupai metoda polar, tetapi yang diukur pada metoda ini
adalah sudut dan jarak . Dalam hitungan metoda ini, tidak ubahnya seperti
“merangkaikan” metoda polar. Pada metoda polar, titik yang akan ditentukan
posisinya tersebar disekitar titik polar, sedang pada metoda poligon, titik yang akan
ditentukan berupa titik yang berangkai dan semakin lama, semakin jauh.
3. METODA PERPOTONGAN KEMUKA
 Suatu metoda yang hanya melakukan pengukuran sudut . Metoda ini banyak
digunakan untuk penentuan posisi horizontal titik yang berjarak jauh, karena tidak
mengukur jarak. Pengukuran di-lakukan dengan target titik yang akan ditentukan.
4. METODA PERPOTONGAN KEBELAKANG
 Seperti juga metoda perpotongan kemuka, metoda inipun merupakan metoda yang
digunakan untuk menentukan posisi horizontal suatu titik tanpa pengukuran
jarak.Pengukuran dilakukan pada titik yang akan ditentukan posisinya (berlawanan
dengan perpotongan kemuka).
Penentuan Posisi Horizontal
5. METODA TRIANGULASI
 Merupakan metoda yang hanya dilakukan pengukuran semua sudut yang disertai
1 (satu) pengukuran jarak untuk seluruh jaringan. Bentuk posisi titik-titik metoda
ini adalah bentuk segi-tiga dan digunakan untuk membuat kerangka dasar
horizontal untuk daerah yang luas.
6. METODA TRILATERASI
 Metoda ini seperti juga metoda triangulasi, tetapi yang diukur adalah semua jarak
yang ada pada jaringan kerangka dasar tersebut.
7. METODA TRIANGULATERASI
 Merupakan metoda gabungan antara metoda triangulasi dan trilaterasi. Dengan
demikian, pada metoda ini semua sudut dan jarak dari segi-tiga jaringan tersebut
menjadi obyek ukuran.
8. METODA ASTRONOMIS
 Merupakan metoda yang menentukan posisi horizontal suatu titik, berdasarkan
pengamatan posisi benda-benda langit. Dengan metoda ini, posisi titik tempat
pengamatan ditentukan posisi dalam besaran Lintang, Bujur (meridian) dan
azimuth ke arah titik target.
Penentuan Posisi Horizontal
9. METODA FOTOGRAMETRIS
 Suatu metoda penentuan titik berdasarkan foto udara suatu daerah, di mana titik
tersebut harus dapat diidentifikasikan lokasinya pada foto udara . Titik pada foto,
dikaitkan dengan posisi titik kontrol tanah (GCP’s) untuk dapat dinyatakan
posisinya.
10. METODA SATELIT
 Berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan, maka sebagai ganti metoda astronomis,
digunakan metoda satelit. Salah satu prinsip dasar metoda ini adalah pengaruh
frekuensi relatif terhadap kecepatan yang dikenal dengan EFEK DOPPLER.
Perkembangan berikutnya, model metoda Doppler telah ditinggalkan dan sekarang
digantikan dengan GPS (Global Positioning System).
 GPS dapat menjawab posisi titik yang diamati dalam waktu cepat dan mudah. Saat
sekarang ini, teknologi GPS telah banyak diterapkan di bidang pelayaran, navigasi,
teknik dsb.
U

POLIGON
POLAR

PERPOTONGAN KE MUKA PERPOTONGAN KE BELAKANG

TRIANGULASI TRILATERASI TRIANGULATERASI


Penentuan Posisi Vertikal
• Dalam posisi horizontal suatu titik, setiap titik dinyatakan
dalam bentuk 2 dimensi (2D),
• Dalam posisi vertikal hanya dinyatakan pada dengan 1
(satu) dimensi (1D) .
• Lebih dikenal edngan istilah "ketinggian" yang
dinotasikan bermacam-macam. Sebagian besar
memberi notasi “Z” untuk pernyataan posisi pada
sumbu Z, “H” untuk menyatakan “height” dan mungkin
“T” untuk pernyataan “tinggi”.
Peta menurut Cara Penyajian
1. Peta Garis
Objek-objek yang ada di permukaan bumi
ditampilkan/digambarkan sebagai titik dan garis.

2. Peta Foto/Citra
Objek-objek yang ada di permukaan bumi
ditampilkan sebagai objek atau kumpulan objek yang
memiliki nilai kecerahan tertentu.
Peta menurut Isi
1. Peta Topografi
Berisikan berbagai informasi tentang bentukan alami
permukaan bumi.

2. Peta Tematik
Berisikan informasi spesifik tentang suatu bentukan
alami atau fenomena yang ada permukaan bumi.
Peta menurut Format

1. Peta Hardcopy
Memiliki bentuk fisik (Kertas, Poster, Billboard, dll).

2. Digital
Tersimpan sebagai file-file Basis Data Spasial ( Disk,
CD, DVD ).
Komponen Peta
1. Judul
Harus mencerminkan Isi.
2. Skala
Besaran yang menyatakan perbandingan ukuran pada
Peta terhadap ukuran aktualnya dilapangan.
3. Legenda
Keterangan meliputi penggunaan simbol dan warna
agar pemakai mudah memahami isi peta.
4. Inzet
Posisi relatif daerah yang dipetakan terhadap daerah
yang lebih besar.
Komponen Peta
5. Indeks Peta
Sistem tata letak peta, menunjukkan letak peta
terhadap peta lain disekitarnya.
6. Nomor Peta
Sistem pengkodean lembar peta.
7. Grid
Aturan/sistem untuk memudahkan identifikasi
objek, umumnya dalam bentuk jaringan kotak.
8. Keterangan Riwayat Peta
Teknik akuisisi data, tahun pembuatan, dll.
Teknik Akuisisi Data Pemetaan
1. Terestris
Dengan menyentuh langsung objek yang dipetakan. Daerah yang
dipetakan relatif kecil ( < 200 Ha )
a. Konvensional Survey
b. GPS Survey
◦ sistem penentuan posisi dan radio navigasi berbasis satelit yang dapat
digunakan oleh banyak orang sekaligus (simultan)
◦ dalam segala keadaan cuaca,
◦ memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi secara teliti, informasi
mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia.
◦ Dengan penghapusan Selective Availability (SA) pada sistem GPS oleh
Amerika Serikat, maka ketelitian posisi absolut secara real time yang
tinggi dapat meningkat secara signifikan.
Teknik Akuisisi Data Pemetaan
2. Extra Terestrial/Remote Sensing
Dengan tidak menyentuh langsung objek yang dipetakan. Daerah
yang dipetakan relatif besar (>200 Ha)
a. Photogrametry Survey
- Adalah pemetaan melalui foto udara
- Tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan
Sertipikat Hak atas Tanah.
- Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi
pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground
controls (titik dasar kontrol) hingga pengukuran batas tanah.
- Batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus
diukur di lapangan
Teknik Akuisisi Data Pemetaan

b. Satellite Imaging Survey


c. Hydrographic Survey
Adalah pengukuran, penginderaan, pencitraan, pengamatan
fenomena bawah air pada lingkungan perairan. Aplikasinya untuk
pemetaan bawah air, navigasi, pengelolaan zona pesisir, penetapan
batas laut, kadaster kelautan, dan eksplorasi – eksploitasi SDA laut.
Sistem Proyeksi Peta
 Untuk menjembatani perbedaan antara permukaan
Bumi dengan Peta.

 Merupakan cara pemindahan data topografi permukaan


Bumi (Bidang Lengkung) ke dalam Bidang Proyeksi
(Bidang Datar, Kerucut, Silinder)

 Pertimbangan pemilihan sistem;


1. Distrosi / penyimpangan yang mungkin terjadi
2. Lokasi wilayah yang dipetakan (Kutub, Ekuator,
Mediteran)
Bidang Proyeksi
Terdapat 3 (tiga) macam bentuk bidang proyeksi, yaitu :
1. Bidang datar
2. Kulit silinder (tabung)
3. Kulit kerucut

Untuk tabung, maupun kerucut, diperlukan “garis potong


yang dapat mengubah kedua bentuk tersebut menjadi
bidang datar (lihat Gambar 1. dan Gambar 2.).
Gambar Bidang Proyeksi
Posisi Bidang Proyeksi Datar
Terhadap Bumi

NORMAL TRANSFERSAL MIRING


Posisi Bidang Proyeksi Silinder
Terhadap Bumi

MIRING

TRANSFERSAL
NORMAL
Posisi Bidang Proyeksi Kerucut
Terhadap Bumi
NORMAL MIRING

TRANSFERSAL
Sistem Proyeksi Peta Berdasarkan
Distorsi
 Proyeksi Conform
- Proyeksi mempertahankan besarnya sudut
- Sudut pada bidang Lengkung = sudut pada bidang Datar
 Proyeksi Equidistant
- Proyeksi mempertahankan besarnya jarak
- Jarak pada bidang Lengkung = jarak pada bidang Datar
 Proyeksi Equivalent
- Proyeksi mempertahankan besarnya luas
- Luas pada bidang Lengkung = luas pada bidang Datar
PBB:
Universal Tranverse Mercator

Proyeksi Conform
- Proyeksi mempertahankan besarnya sudut
- Sudut pada bidang Lengkung = sudut pada bidang
Datar
Sistem Koordinat Nasional

• Sistem koordinat nasional BPN menggunakan koordinat


proyeksi Transverse Mercator Nasional dengan lebar
zone 3 derajat atau kemudian disebut TM-3 derajat.

• Sistem koordinat PBB menggunakan koordinat proyeksi


UTM (Universal Tranverse Mercator)
Penentuan Luas
Untuk dapat menentukan luas suatu daerah :
 Harus ada batas daerah yang akan ditentukan.
 Harus adanya sumber data yang dapat digunakan untuk
menentukan luas daerah yang dimaksud (obyek)
tersebut.
 Satuan data yang digunakan (terutama yang berkaitan
dengan besaran panjang).
 Dapat memperkirakan sejauh mana ketelitian atau
kebenaran angka yang ditunjukkan sebagai hasil
hitungan, ditinjau dari data/sumber data dan metoda.
Penentuan Luas

Metoda yang umum digunakan dalam penentuan luas


adalah :
• Metoda grafis
• Metoda grafis-mekanik , dan
• Metoda numerik.
1. Metode Grafis
 Konsep dasar penentuan luas metoda ini adalah
perbandingan antara luas daerah yang akan ditentukan
dengan luas suatu daerah yang sudah pasti besarnya, karena
dibuat (dibentuk) sendiri sebagai acuan (referensi)
 Skala peta yang menjadi penentu sumber data besar sekali
pengaruhnya terhadap besaran panjang ataupun luas yang
akan didapat
 Batas daerah yang akan ditentukan berupa garis, walaupun
untuk metoda ini tidak ditentukan bentuk garisnya, sehingga
batas daerah untuk metoda ini dapat berupa :
* Garis lurus
* Garis lengkung (kurva)
Bidang acuan

Bidang objek
Metode Grafis
Bentuk acuan tersebut, “diletakkan” di atas/pada daerah obyek yang akan
ditentukan luasnya. Peletakan semacam ini disebut juga penampalan, yaitu
dengan cara :
 Peletakkan sebaik mungkin, sehingga sebanyak mungkin bentuk acuan dapat
terbentuk secara penuh pada daerah obyek tersebut.
 Tidak melakukan “penafsiran" /perkiraan pada daerah acuan
 Batas bentuk acuan "setipis" mungkin , sehingga dapat terlihat tegas batas
daerah obyek dan batas acuan.
 Berikutnya, tinggal dihitung jumlah bentuk acuan yang tergambar secara
penuh dalam daerah tersebut. Jumlah atau besaran ini merupakan konstanta
pengali dari penentuan luas tersebut.
 Apabila terdapat banyak bagian daerah yang masih belum dapat dicakupi
bentuk acuan tersebut, maka bentuklah acuan dengan ukuran lebih kecil.
 Kegiatan terakhir di atas, dilakukan berulang, sehingga daerah secara
menyeluruh dapat dinyatakan dalam bentuk daerah acuan.
2. Metoda Grafik-Mekanik

• Alat yang digunakan dalam metoda ini disebut


Planimeter.
• sebaiknya dilakukan berulang-ulang, mengingat
ketepatan mengikuti batas dan masalah mekanik yang
memungkinkan kesalahan yang cukup besar.
3. Metoda Numerik
metoda dengan data berupa besaran numerik, sehingga luas
sebagai hasil akhir, sepenuhnya didapatkan dari hitungan.

Syarat khusus untuk metoda ini adalah :


 Garis batas daerah merupakan garis lurus atau lengkung
teratur (kurva)
 Bentuk daerah merupakan bentuk yang mempunyai
persamaan mathematik

 Adapun sumber data untuk metoda ini dapat berupa :


 1. Data grafik, berupa peta
 2. Data numerik, berupa koordinat titik batas.
Metoda Numerik
Perlu diingatkan kembali bahwa untuk hitungan luas ini,
bidang acuan hitungan adalah bidang datar, sehingga jarak
(panjang sisi) untuk hitungan adalah jarak mendatar.

Terdapat cukup banyak bentuk geometrik yang dapat


digunakan, tetapi cukup 2 (dua) bentuk utama, yaitu :
• Bentuk segi-tiga
• Bentuk segi-empat
Luas Bentuk-bentuk Geometrik
Luas Segi-tiga

t
• L = [ (alas) x tinggi ] / 2

alas
• L = s (s – a) (s –b) (s – c)

• s = (a+b+c)/2

• di mana : c

• L = luas
a
• s = setengah keliling
b
Bentuk Geometrik
Empat persegi panjang p
L = (p) x (l) l

Jajaran genjang t
L = (alas) x (tinggi)
alas Sisi 2

Trapesium t
L = [ (Jumlah sisi sejajar) x tinggi ] / 2
Sisi 1

Luas lingkaran
L = π . R2 R

di mana :
R = jari-jari lingkaran
Pemetaan Bathymetry
• Pemetaan bathymetry banyak dikenal pula dengan pemetaan dasar air, baik
dilakukan pada laut maupun danau (air tawar). Pemetaan ini sangat berguna
untuk suatu perencanaan yang berkenaan dengan penggunaan (masalah) air
mulai dari perencanaan sampai dengan pemeliharaan. Pada prinsipnya,
pemetaan ini lebih mementingkan sajian ketinggian dasar air, sehingga terdapat
perbedaan muatan informasi peta dibandingkan dengan pemetaan topografi
ataupun pemetaan di darat lainnya.

• Mengingat ketinggian dasar air, sama juga dengan kedalaman air, maka tinggi
muka air merupakan “acuan” bagi ketinggian dalam pemetaan ini.

• Dalam pemetaan bathymetry, kegiatan yang dilakukan, secara menyeluruh


adalah
1. Penyediaan kerangka dasar, baik di darat maupun di laut.
2. Melakukan pengamatan pasang surut (muka air) selama pengukuran
3. Pengukuran kedalaman air ( sounding=pemeruman )
4. Pemetaan detail situasi pantai
5. Pengolahan data
6. Penggambaran.
Pengukuran Detail / Bidang
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai