Anda di halaman 1dari 16

Assessment of the bioavailability of

an antibiotic prophylactic protocol in


patients undergoing third molar surgery (TMS)
Jamarudin
160121170001

PPDGS BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL FKG UNIVERSITAS PADJADJARAN


RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
2019
Infeksi + komplikasi
Pasien Sehat = anatomi, trauma,
Antibiotik profilaksis kontroversial ? durante op,
pengalaman dokter
bedah

ANALISIS

Manfaat antibiotik profilaksis Kerugian antibiotik profilaksis

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
Mengukur konsentrasi plasma amoksisilin pada daerah
pembedahan sehingga dapat menentukan efektivitas
sebenarnya dalam melawan bakteri patogen penyebab
infeksi mulut.

Bioavailabilitas pasca profilaksis 2 g melebihi jumlah yang


diperlukan untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme patogen

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk


menentukan bioavailabilitas antibiotik
profilaksis pada pasien yang menjalani TMS.

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
METODE
Desain dan Pemilihan Sampel

Studi prospektif melibatkan pasien berusia di atas 18 tahun yang


membutuhkan operasi ekstraksi molar ketiga rahang bawah

Pasien dirawat di rumah sakit bagian Bedah Maksilofasial Kedokteran Gigi


di Universidad Austral de Chile.

Protokol penelitian telah ditinjau dan disetujui oleh Komite Penelitian dan
Etika Publik Layanan Kesehatan Valdivia, Regio'n de Los Rios

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
KRITERIA INKLUSI & EKSKLUSI

• Pasien dengan kategori ASA 1 (American Society


Kriteria Inklusi of Anesthesiologists)
• Kelas II atau III Klasifikasi Pell dan Gregory

• Pasien dengan riwayat infeksi lokal seperti


Kriteria Eksklusi perikoronitis
• Hipersensitif terhadap turunan penisilin

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
PROTOKOL OBAT

1. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi mendapat profilaksis 2 gr


amoksisilin 1 jam sebelum prosedur bedah
2. Untuk asepsis oral, pasien berkumur dengan 15 ml larutan
chlorhexidine digluconate 0,12%
3. Anestesi lokal dengan blok n. alveolar inferior + n. lingualis dan
pleksus servikal superfisial, menggunakan 2% lidokain hidroklorida 1:
100.000 epinefrin
4. Untuk kontrol, semua prosedur bedah dilakukan oleh satu spesialis
bedah maksilofasial dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam
melalukanTMS

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
PROSEDUR PEMBEDAHAN

1. Pembuatan flap mukoperiosteal dan osteotomi daerah alveolar mandibula


dengan irigasi menggunakan saline 0,90 %
2. Gigi dicabut menggunakan elevator lurus dan tang, atau dengan separasi gigi
3. Untuk sampel darah dari soket molar ketiga, diambil darah yang terakumulasi di
soket sebanyak 1,50 ml.
4. Sampel juga diambil 1,50 ml darah vena dari lengan kanan pasien
5. Kedua sampel diawetkan dalam tabung yang mengandung heparin
6. luka ditutup dengan jahitan Vicryl 3-0
7. Hemostasis lokal dengan kasa tekan steril
8. Nyeri pasca operasi diatasi dengan 400 mg ibuprofen setiap 8 jam selama 3 hari

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
Persiapan Sampel dan Pengukuran Kromatografi

1. Semua sampel disiapkan dan dianalisis oleh bagian Farmasi


Universidad Austral de Chile
2. Pemeriksaan kromatografi dengan high performance liquid
chromatography with a diode-array detector (HPLC/DAD)
chromatographic
3. Sampel pasien disentrifugasi dan diproses dengan pendinginan
metanol hingga 20C untuk deproteinisasi, dan disentrifugasi
14.000 rpm 30 menit untuk memastikan sedimentasi protein.

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
Analisis Data

Rancangan Analisis Data


• Semua data dievaluasi normalitasnya menggunakan uji Shapiro-Wilk, dianalisis
menurut jenis kelamin. Konsentrasi plasma diperoleh dalam plasma vena dan soket
molar ketiga dibandingkan dengan yang tidak berpasangan uji-t.

• Untuk menentukan efek dari usia, tinggi, berat, massa tubuh indeks (BMI), dan waktu
antara menelan antibiotik dan pengambilan darah sampel pada konsentrasi plasma
yang diamati.

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
HASIL

Sampel darah diproses pada 25 pasien (usia rata-rata 21 + 3,89 tahun, usia 18–33
tahun; 14 wanita)

Karakteristik dasar pasien menurut jenis kelamin terlihat pada table 1

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
HASIL

1.Konsentrasi amoksisilin rata-rata dalam plasma vena lengan 1.21 + 1.17mg/ml


(kisaran 0.49-6.34mg/ml), sedangkan konsentrasi rata-rata dalam soket molar tiga
adalah 4,14 + 2,24 mg /ml (kisaran 0,86-7,46mg / ml)

Signifikan secara statistik (P <0,001) (Table 2)

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
HASIL

1.Korelasi yang lemah antara tinggi dan konsentrasi amoksisilin plasma soket molar
tiga (r = 0,44; P = 0,02)

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
PEMBAHASAN

1. Antibiotik profilaksis amoksisilin telah digunakan secara luas dalam TMS untuk
menekan mikroorganisme yang dapat berkolonisasi pada area pembedahan
2. Studi ini, sampel darah diperoleh dari pasien yang diberikan antibiotik
profilaksis 2 g amoksisilin secara oral 1 jam sebelum operasi menunjukkan
bioavailibilitas dalam darah vena dan soket molar tiga, tanpa ada hubungan
antara konsentrasi obat dengan variabel biometrik pasien
3. Amoksisilin  antibakteri spektrum luas (bioavailabilitas yang baik)
4. Pentingnya menentukan konsentrasi plasma antibiotik setelah TMS untuk
menilai efek potensial bakterisid yang dihasilkan dan menilai perbandingan
konsentrasi minimum (MIC) yang diperlukan untuk melawan bakteri patogen
penyebab infeksi oral

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
PEMBAHASAN

1. Keefektifan antibiotik dicapai pada konsentrasi berkisar 2-4 kali lebih besar dari
1. Antibiotik
MIC profilaksis amoksisilin telah digunakan secara luas dalam TMS untuk
2. menekan
Antibiotikmikroorganisme
yang melebihi MIC yang dapat
dapat berkolonisasimutasi
menyebabkan pada area pembedahan
bakteri patogen 
2. Studi ini, sampel
meningkatkan darah diperoleh
kerentanan bakteridari pasienantibiotic
terhadap yang diberikan antibiotik
3. profilaksis
Konsentrasi2 pada
g amoksisilin secara
soket molar tigaoral 1 jam
secara sebelum
statistik operasi
lebih besarmenunjukkan
dari plasma vena
bioavailibilitas
(P <0,001). dalam darah vena dan soket molar tiga, tanpa ada hubungan
4. antara konsentrasiyang
Fraksi amoksisilin obatterikat
dengan variabel
pada biometrik
protein di plasmapasien
vena, lebih kecil daripada
3. Amoksisilin  antibakteri
di jaringan interstitial spektrum
seperti alveolusluas (bioavailabilitas
molar tiga yang baik)
4.
5. Pentingnya
Pertimbangan menentukan konsentrasipenggunaan
perlunya membatasi plasma antibiotik setelah
dosis tinggi TMS untuk
amoksisilin
menilai efek
profilaksis potensial
pada bakterisid
TMS, karena: yang dihasilkan
rendahnya insiden dan menilai
infeksi pascaperbandingan
operasi, pasien
konsentrasi
usia muda dan minimum (MIC) yang
sehat, adanya diperlukan
asepsis untukoperasi,
pada daerah melawan bakteri
sifat patogen
infeksi yang
penyebab infeksidioral
sembuh sendiri rongga mulut
Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
PEMBAHASAN

1.
1. Antibiotik
Rekomendasi profilaksis amoksisilin
National Institutetelah digunakan
for Health andsecara luas dalam TMS untuk
Care Excellence,
menekan mikroorganismeANTIBIOTIK
TIDAK MEMASUKKAN yang dapat berkolonisasi
PROFILAKSISpada area
untuk pembedahan
prosedur gigi,
2. Studi ini, sampel darah diperoleh dari pasien yang diberikan antibiotik
pengobatan fokus pada edukasi pasien dan penggunaan antiseptik oral
profilaksis 2 g amoksisilin secara oral 1 jam sebelum operasi menunjukkan
seperti klorheksidin
bioavailibilitas dalam darah vena dan soket molar tiga, tanpa ada hubungan
2. Keterbatasan penelitian
antara konsentrasi ini, bias
obat dengan dalambiometrik
variabel pengambilan
pasiensampel karena
kemungkinan
3. Amoksisilin kontaminasi
 antibakteri pada sampel
spektrum alveolus dengan
luas (bioavailabilitas yangair liur selama
baik)
pembedahan
4. Pentingnya menentukan konsentrasi plasma antibiotik setelah TMS untuk
3. Diperlukan
menilai efekpenelitian lebih lanjut
potensial bakterisid yanguntuk menganalisis
dihasilkan dan menilaikonsentrasi
perbandingan
antibiotik profilaksis
konsentrasi yang yang
minimum (MIC) berbeda, rute pemberian,
diperlukan untuk melawan danbakteri
konsentrasi
patogen
penghambatan
penyebab minimum untuk berbagai jenis mikroorganisme.
infeksi oral

Int. J. Oral Maxillofac. Surg. 2019; xxx: xxx–xxx. Ã 2019 International Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Published by Elsevier Ltd. All rights reserved.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai