Anda di halaman 1dari 30

CLARENCIA – 406148121

KEPANITERAAN ILMU KANDUNGAN – FK UNTAR


RSUD DR LUKMONOHADI, KUDUS
PERIODE 18 MEI – 25 JULI 2015
 preeklampsia digambarkan sebagai suatu
sindrom spesifik yang dapat mempengaruhi
hampir setiap sistem organ. Hipertensi
dengan adanya proteinuri merupakan kriteria
diagnosa terpenting (Williams obstetrics 24th
ed.)
 Hipertensi yang timbul setelah usia
kehamilan 20 minggu disertai dengan
proteinuria (ilmu kebidanan, Sarwono)
 Primigravida
 Primipaternitas
 Hiperplasentosis (kehamilan multipel, DM,
Hidrops fetalis, Makrosomia)
 Usia yang ekstrim
 Riwayat keluarga
 Penyakit ginjal
 Obesitas
1. Kelainan vaskularisasi plasenta
2. Faktor iskemia plasenta, radikal bebas,
disfungsi endotel
3. Faktor imunologis
4. Faktor adaptasi kardiovaskular
5. Faktor genetik
6. Faktor nutrisi
7. Faktor inflamasi
1. Volume plasma
2. Elektrolit
3. Edema
4. Hematologik
5. Tekanan osmotik koloid plasma
6. Koagulasi dan fibrinolisis
7. Viskositas darah
8. Hematokrit
9. Fungsi ginjal
10. Hepar
11. Neurologik
12. Kardiovaskular
13. Paru
14. janin
 Non medical :  Medical :
 Tirah baring  Anti hipertensi
 Diet + suplemen :  Anti kejang
 Minyak ikan  Kalsium : 1500-2000
 Antioksidan : vit C,D, E mg/hari
 elemen logam (zink, Mg,  Zinc : 200 mg/hari
kalsium)
 Magnesium : 365 mg/hari
 Antitrombotik dosis
rendah (aspirin /
dypiridamol)
 Antioksidan
 Kortikosteroid (untuk
usia kehamilan 22-34
mninggu)
 Hipertensi : tekanan diastolik ≥ 90 mmHg
atau tekanan sistolik ≥ 140 mm Hg
 Proteinuria : uji dipstik ≥+1
 Penambahan berat badan tiba-tiba >2 pons
perminggu
 Manejemen dasar :
 (1) penghentian kehamilan dengan meminimalisir
trauma pada ibu dan janin,
 (2) melahirkan bayi yang dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik, dan
 (3) pemulihan kesehatan ibu.

 Manajemen lanjut , tergantung pada:


 (1) beratnya preeklamsia,
 (2) usia kehamilan, dan
 (3) kondisi serviks.
 Pemeriksaan lengkap, yang diikuti oleh pengawasan harian
untuk temuan klinis seperti sakit kepala, gangguan penglihatan,
nyeri epigastrium, dan kenaikan berat badan yang cepat
 Timbang berat badan stiap hari
 Analisis untuk proteinuria atau rasio protein urin: kreatinin
pada saat masuk dan setidaknya setiap 2 hari sesudahnya
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran plasma atau serum kreatinin dan tingkat
aminotransferase hati dan hemogram yang mencakup
kuantifikasi platelet.
 Evaluasi ukuran janin dan kesejahteraan serta volume cairan
amnion, baik dengan pemeriksaan fisik atau sonografi.
 Diagnosa :
 Hipertensi : sistolik/ diastolik < 160/110
 Proteinuria : (-) s.d (+)

 Manajemen umum :
 Terhadap penyakitnya : terapi medikamentosa
 Terhadap kehamilannya :
 Konservatif / ekspektatif
 Aktif / agresif
 Tujuan utama perawatan :
 Pencegahan kejang
 Perdarahan intrakranial
 Mencegah gangguan fungsi organ vital
 Melahirkan bayi sehat

 Perawatan :
 Rawat jalan
 Rawat inap
Rawat jalan Rawat inap

 Istirahat minimal 4-6  Dilakukan apabila


jam perhari tidak terdapat
 Tidur miring kiri perbaikan tekanan
 Diet tinggi protein, darah dan proteinuri
rendah setelah 2 minggu
lemak,karbohidrat  Bila
 Periksa seccara perkembangannya
berkala : mengarah ke
 HB, hematokrit, preeklampsia severe
fungsi hati, fungsi
ginjal, urin lengkap
 Perawatan obstetrik terhadap kehamilannya
 < 37 , bila tekanan darah mencapai
normotensif, persalinannya ditunggu sampai
aterm
 ≥37 , persalinan ditunggu sampai onset
persalinan atau dipertimbangkan untuk
induksi persalinan
 Diagnosa :
 Tekanan darah ≥ 160 / 110 mmHg
 Proteinuria : (-) s.d. (+)
 Sakit kepala (+)
 Gangguan pengelihatan (+)
 Nyeri perut bagian atas (+)
 Oliguria (+)
 Serum kreatinin meningkat (+)
 Kejang (eklampsia) (+)
 Trombositopenia (+)
 Peningkatan serum transaminase (+)
 IUGR (+)
 Edema paru (+)
 Pembagian :
 Tanpa impending eclampsia
 Dengan impending eclampsia

 Impending eclampsia : preeklampsia severe


disertai dengan gejala :
 Nyeri kepala hebat
 Gangguan visus
 Muntah-muntah
 Nyeri epigastrium
 Peningkatan tekanan darah secara progresif
 Perawatan dan pencegahan:
 Pencegahaan kejang
 Pengobatan HT
 Pengelolaan cairan
 Pelayanan suportif dterhadap penyulit organ yang
terlibat
 Monitoring selama di RS
 Observasi :
 Nyeri kepala,
 Gangguan visus
 Nyeri epigastrium
 Peningkatan berat badan secara cepat

 Lakukan
 Penimbangan Berat badan secara berkala
 Pengukuran proteinuria
 Pengukuran tekanan darah
 Cek lab
 USG
 Manajemen umum :
 Terhadap penyakitnya : terapi obat
 Terhadap kehamilannya : agresif atau diterminasi
disaat hemodinamika sudah stabil
 Manajemen :
 rawat inap
 Tirah baring miring kiri
 Dilakukan pengelolaan cairan
 Dipasang DC
 Diet cukup protein, rendah karbo dan lemak
 Diberikan anti kejang (MgSO4)
 Antihipertensi
 Glukokortikoid
 Diuretikum
1. Hydralazine
 Hydralazine diberikan secara intravena dengan dosis awal 5
mg, dan ini diikuti oleh dosis 5 sampai 10 mg pada 15 hingga
interval 20 menit sampai respon yang memuaskan dicapai
(American College of Obstetricians and Gynecologists, 2012b).
 Beberapa batas dosis total 30 mg per siklus pengobatan (Sibai,
2003).
 Respon target antepartum atau intrapartum adalah penurunan
tekanan darah diastolik 90 sampai 110 mmHg.
 sangat efektif untuk mencegah pendarahan otak.

 Onset kerjanya dapat bekerja cepat dalam 10 menit

 Tidak tersedia di Indonesia

 ES : takikardia & palpitasi


2. Labetalol
 Dosis awal 10 mg intravena pada awalnya.
 Target belum tercapai dalam 10 menit,
diberikan 20 mg.
 10 menit selanjutnya dosis tambahan 40 mg
dan diikuti oleh 40 mg yang lain jika
diperlukan.
 Jika respon tidak tercapai, maka diberikan
dosis 80 mg.
 dosis maksimal 220 mg per siklus
pengobatan.
 ES : hipotensi dan bradikardi
3. Nifedipin
 Merupakan lini pertama
 calcium channel blocker
 merekomendasikan dosis oral awal 10 mg
diulang setelah 30 menit jika diperlukan.
 Nifedipine diberikan secara sublingual tidak
lagi dianjurkan.
 nifedipine dapat menurunkan tekanan darah
lebih cepat dibandingkan labetalol.
 Sikap
terhadap kehamilan “aktif” atau “agresif”,
berdasarkan indikasi :
 Indikasi ibu :
 Umur kehamilan ≥ 37 minggu
 Ada tanda atau gejala terjadinya impending eclampsia
 Kegagalan terapi konservatif
 Diduga terjadinya solusio plasenta
 Timbul onset persalinan, ketuban pecah, perdarahan.
 Indikasi janin :
 Adanya fetal disress
 Adanya IUGR
 Oigohidramnion
 Laboratorik :
 Adanya tanda-tanda sindromam HELLP
 Perawatan “konservatif” :
 Bila preterm <37 minggu tanpa impending
eklampsia
 Diberikan MgSO4 i.m.
 Observasi dan evaluasi
 MgSO4 dihentikan setelah 24 jam , bila tidak
mengalami perbaikan  terminasi

Anda mungkin juga menyukai