Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pengembangan kurikulum ? Pendekatan Berorientasi pada Tujuan Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempatkan rumusan atau penetapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah penberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kelebihan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan adalah: • Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusunan kurikulum • Tujuan yang jelas pula didalam meneptapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan. • Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam mengadakan penilaian terhadap hasil yang di capai. • Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusun kurikulum dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang di perlukan
pendekatan ini juga memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam
merumuskan tujuan itu sendiri (bagi guru ). Pendekatan Subjek Akademis Pendekatan subyek akademis bersumber pada aliran pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu. • Tujuan Tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pegetahuan yang solid serta melatih para peserta didik menggunakan ide-ide dan proses penelitian. • Metode Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulu sunjek akademis adalah metode ekspositori dan penyelidikan (inkuiri). • Organisasi isi oCorrelated Curriculum oUnified atau Concentrated Curriculum oIntegrated Curriculum oProblem Solving Curriculum oEvaluasi Pendekatan Rekrontruksionalisme
Kurikulum rekonstruksi sosial sangat memperhatikan hubungan
kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi. Kurikulum rekonstruksi sosial bertujuan untuk menghadapka peserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial antara lain melibatkan (Hamalik, 2008 : 146): • Survei kritis terhadap suatu masyarakat • Studi yang melibatkan hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi nasional atau internasional • Studi pengaruh sejarah dan kencenderungan situasi ekonomi lokal • Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian • Berbagai pertimbangan perubahan politik, dan • Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Adapun pendekatan kurikulum rekonstruksi sosial ini mempunyai ciri-ciri berkenaan dengan : • Tujuan Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan para peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia. • Metode Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus dapat membantu para peserta didik untuk menemukan minat dan kebutuhannya. • Organisasi Isi Pola organisasi isi kurikulum rekonstruksi sosial disusun seperti roda. Ditengah- tengahnya sebagai poros dipilih sesuatu masalah yang menjadi tema utama dan dibahas secara pleno • Evaluasi Dalam kegiatan evaluasi para peserta didik dilibatkan terutama dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan. Pendekatan humanistik Kurikulum ini berdasarkan aliran pendidikan kepribadian (personalized education), yang dikembangkan oleh John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseoun (Romantic Education). Hal ini bertolah pada asumsi bahwa anak didik adalah individu yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka adalah subyek dan pusat kegiatan pendidikan. Anak didik itu memiliki potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Pendidikan Humanis juga berpegang pada teori Gestalt yang memandang bahwa anak adalah merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Kurikulum himanistis mempunyai beberapa kharakteristik: (Sukiman,2013:66-67) • Tujuan dan fungsi Kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman(pengetahuan) berharga membantu memperlancar perkembangan pribadi peserta didik. • Metode Kurikulum humanistis menuntut konteks hubungan emosional yang baik antara pendidik dan peserta didik. • Organisasi isi Salah satu kekuatan besar kurikulum humanistis terletak di dalam tekanannya pada integritas, yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosional dan tindakan. • Evaluasi Kurikulum humanistis berbeda dengan kurikulum konvensional (subyek akademis). Model ini lebih mengutamakan proses daripada hasil. Kalau kurikulum konvensional terutama subyek akademis penilaian ditentukan secara obyektif dan mempunyai kriteria pencapaian, maka dalam kurikulum humanistis tidak ada kriteria Pendekatan Akuntabilitas (Accountability) Accountability adalah pertanggung jawaban pendidikan terhadap lembaga pendidikan iu sendiri, pemakai lulusan, kelompok profesi yang terkait, anggota masyarakat, peserta didik dan orang tua mereka dan terhadap Tuhan sendiri(Gulo, 2008 :31) Pendekatan accountability banyak digunakan dalam pendidikan pelatihan. Untuk menjamin efesiensi dan efektivitas pendekatan akuntabilitas menerapkan pendekatan sistem yang disebut teknologi instruksional. Bahan ajaran lebih nampak sebagai kemampuan atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, yang disusun secara sistematik Pendekatan Pembangunan Nasional (National Development Approach) Pendekatan ini mengandung tiga unsur : 1. Pendidikan kewarganegaraan Dalam masyarakat demokratis, warganegara dapat dimasukkan dalam tiga kategori: • Warganegara yang apatis • Warganegara yang pasif • Warganegara yang aktif 2. Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional Tujuan pendidikan ini adalah mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. 3. Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari Keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari- hari dapat dibagi dalam beberapa kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yaitu: • Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistim ekonomi suatu negara. • Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat. • Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum. • Keterampilan sebagai warganegara yang baik Pendekatan Teknologis Perspektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas program metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan. Teknologi memengaruhi kurikulum dalam dua cara, yaitu aplikasi dan teori. Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologi untuk menunjang efisiensi dan efektifitas pendidikan. Kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan memiliki beberapa ciri khusus (Sukmadinata, 2004 : 97-98), yaitu: • Tujuan Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. • Metode • Metode merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila terjadi respons yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat. • Organisasi bahan ajar • Bahan ajar atau kompetensi yang luas/besar dirinci menjadi bagian-bagian atau subkompetensi yang lebih kecil, yang menggambarkan objektif. Urutan dari objektif-objektif ini pada dasarnya menjadi inti organisasi bahan. • Evaluasi • Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu unit atau semester. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas tentang pendekatan pengembangan kurikulum, maka sebagai penutup dapatlah diambil kesimpulan, yaitu: • Kurikulum adalah seperangkat alat untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, oleh karena itu harus dikembangkan dengan beberapa pendekatan, diantaranya adalah pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologi dan pendekatan rekonstruksi sosial.