Anda di halaman 1dari 17

Bela Negara!!!

Kasus Ledakan Bom


Bunuh Diri Kampung
Melayu, Jakarta
Mata kuliah Kewarganegaraan
Dosen : Achmad Saptono, S.Sos
KELOMPOK 1

41170405 BUDI RYAN 41170405

41170418 SHALSA OVIE 41170387

RIFKI 41170448
BELA NEGARA
• Bela Negara adalah salah satu bentuk sikap atau perilaku
kecintaan warga negara terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bentuk kecintaannya ini berasal dari jiwa pribadi
yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
DASAR HUKUM BELA NEGARA
• Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
• Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
• Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
APA ITU TERORISME??
Berdasarkan Etimologi Berdasarkan Terminologi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Dalam The Prevention of Terrorism
mengartikan teror sebagai usaha untuk (Temporary Provisions) Act, 1984, pasal 14
menciptakan ketakutan, kengerian, dan ayat 1 dijelaskan bahwa terorisme
kekejaman oleh seseorang atau adalah: “Terrorism means the use of
golongan tertentu (Depdikbud, 2013). violence for political ends and includes
any use of violence for the purpose
putting the public or any section of the
public in fear (terorisme adalah
penggunaan kekerasan untuk tujuan-
tujuan politis, termasuk menggunakan
kekerasan untuk membuat masyarakat
atau anggota masyarakat ketakutan)
(The Prevention of Terrorism, 1984).
DEFINISI TERORISME MENURUT
HUKUM DI INDONESIA
• Menurut ketentuan hukum Indonesia, aksi terorisme dikenal
dengan istilah Tindak Pidana Terorisme (Asshiddiqie, 2003).
Indonesia memasukkan terorisme sebagai tindak pidana,
sehingga cara penanggulangannya pun menggunakan hukum
pidana sebagaimana tertuang dalam peraturan pemerintah
pengganti Undang-Undang (PERPU) Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2002 yang kemudian diperkuat menjadi Undang-Undang
(UU) Nomor 15 tahun 2003. Judul Perpu atau Undang-Undang
tersebut adalah Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
PEMBAHASAN TERORISME
• Mencari masalah yang merupakan akar dari masalah terorisme
bukanlah pekerjaan mudah. Akan tetapi permasalahan
terorisme bukanlah tanpa solusi. Oleh karena itu, untuk mencari
permasalahan yang menjadi akar perlu dicermati,
– Pemahaman Keagamaan yang Tidak Lengkap
– Kemiskinan
– Sel Terorisme: Pergaulan yang salah
– Pengangguran
– Ketidakadilan dan Ketimpangan
– Penyalagunaan Ajaran Agama dan Ketidaktahuan Massa
PEMAHAMAN KEAGAMAAN YANG
TIDAK LENGKAP
• Semua agama dan keyakinan perlu pemahaman secara
menyeluruh. Ajaran agama dan kepercayaan kepada sang
pencipta perlu dimaknai dengan benar dan ditafsirkan secara
tepat, namun pada kenyataannya seringkali yang terjadi ada
sekelompok orang yang tidak paham dan tidak mengerti tetapi
yakin bahwa dirinya benar.
KEMISKINAN
• Dalam ajaran agama Islam ditegaskan kemiskinan atau kata
lainnya adalah kufur akan mendatangkan ingkar terhadap
nikmat. Kemiskinan dapat berakibat orang ingkar terhadap
kebenaran. Kemiskinan itu pula yang menimbulkan banyak
masalah dalam kehidupan keagamaan, kepercayaan,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
SEL TERORISME : PERGAULAN YANG
SALAH
• Dari berbagai fenomena tentang terorisme di masyarakat
terdapat sesuatu yang menarik dari terorisme. Pada umumnya
gerakan terorisme berkembang seperti berkembangnya sel
makluk hidup. Perkembangan sel terorisme selalu
mengandalkan dari jaringan antara orang dengan orang.
PENGANGGURAN
• Akar berikutnya dari kegiatan terorisme adalah pengangguran.
Pengangguran bukanlah sebab utama munculnya terorisme,
pengangguran merupakan kondisi yang turut memicu semakin
merebaknya aktivitas terorisme. Walaupun faktor pengangguran
ini tidak begitu dominan dan menentukan namun cukup
menyumbang bagi kegiatan terorisme secara lebih massif.
KETIDAKADILAN DAN KETIMPANGAN
• Ketidakadilan dan ketimpangan menjadi salah satu hal yang
turut menyumbang adanya terorisme. Ketidakadilan dalam
pengertian internasional, regional dan nasional. Ketidak adilan
merupakan faktor yang tersembunyi dan latend yang
keberadaannya sangat penting dan menentukan bagi tumbuh
dan suburnya kegiatan terorisme.
PENYALAHGUNAAN AGAMA DAN
KETIDAKTAHUAN MASSA
• Penyalagunaan agama untuk tujuan yang negatif merupakan
hal yang dilarang oleh agama. Dalam seperti itu sebenarnya
merusak agama itu sendiri. Hal demikian juga tidak boleh
memanfaatkan ketidaktahuan sekelompok massa untuk
kepentingan pribadi yang justru dapat menyesatkan. Sifat
membela yang benar dan baik itulah semangat agama.
Ledakan Kampung Melayu ‘bagian aksi terorisme global’
setelah di Manchester dan Marawi
LOKASI LEDAKAN BOM KAMPUNG MELAYU
FOTO : TRIBUNNEWS.COM
ISIS MERUPAKAN DALANG DARI
LEDAKAN BOM KAMPUNG MELAYU
• "Eksekutor serangan terhadap polisi Indonesia di Jakarta adalah
pejuang ISIS," demikian pernyataan ISIS melalui kantor berita
Amaq, yang dikutip dari Reuters, Jumat (26/5/2017).
KESIMPULAN
• Perilaku teror muncul manakala ada kepentingan tertentu yang merasa terganggu, seperti
kepentingan akan akses untuk berkuasa (politik), kepentingan untuk mendapatkan ases ekonomi
(ekonomi), akses untuk berpengaruh secara agama dan keyakinan (agama), serta kepentingan-
kepentingan lainnya yang cukup banyak di masyarakat.

• Bila teror sudah dibungkus dengan pandangan keagamaan tertentu bukan hanya Islam tetapi juga
Barat atau keyakinan yang lainnya dibungkus dengan pembenar cita-cita atau perjuangan yang
anggun maka melahirkan terorisme.

• Terorisme menyangkut sesuatu yang luas dan rumit. Muncul dapat berasal dari keyakinan keagamaan
dan atau kepercayaan, dilatarbelakangi dengan kemiskinan, pengangguran, tingkat pendidikan yang
kurang, budaya yang kurang menekankan pada akal tetapi lebih menekankan emosi, pemahaman
agama yang dilandasi emosi dan salah tafsir serta tidak menyeluruh.

• Pemahaman terhadap terorisme secara baik akan mengakibatkan tahu duduk perkaranya, dan
setelah tahu duduk perkaranya maka akan mudah mencari solusi secara tepat. Pemberantasan
teorisme dengan cara frontal justru dapat berekses sebagai tindakan terorisme.

• Disinilah perlunya komunikasi secarabaik dan tepat. Tanpa ada komunikasi yang baik dan tepat, dapat
berakibat pemberantasan terhadap terorisme dapat berujung pada adanya terorisme baru.

Anda mungkin juga menyukai