Anda di halaman 1dari 15

ABSES PERITONSIL PADA

LAKI-LAKI USIA 20 TAHUN


ANNISA NOVA
102015075
SKENARIO

• Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri


menelan
RUMUSAN MASALAH

• Laki-laki usia 20 tahun nyeri menelan


Anamnesis
PF
PP

Penatalaksa
Epidemiolog
naan
i

RM
Komplikasi
Etiologi

Gejala Klinis Patologi


Anamnesis:
• 1 minggu
• Tenggorokan sisi kiri
• Nyeri memberat sejak 2 PF:
hari yg lalu • Tenggorokan thrismus
• Menjalar ke kanan 2 jari
• Sulit Membuka mulut • Palatum mole sebelah
• Timbul bengkak di sebelah kiri membengkak dan
kiri menonjol ke depan
• Tonsil kiri T2, kanan PP:
normal • Darah lengkap
• Nyeri menjalar ke • Throat swab &
telinga kiri kultur
• Plain radiograps
lateral
• CT Scan
Abses Peritonsil Abses Retrofaring Abses Parafaring

Biasanya terkena pada umur 10-60 Biasanya terkena pada umur < 5 tahun Biasanya terkena pada umur < 5 tahun
tahun

Nyeri tenggorokan terlokalisir, demam, Nyeri tenggorokan, nyeri saat menelan, Nyeri leher, nyeri saat menelan, demam,
mual, mulut berbau, nyeri yang menjalar demam, nyeri leher, leher kaku, susah leher kaku,suara sengau
ke telinga, trismus bernafas

Komplikasi tonsilitis akut Trauma dari benda asing Truma dari benda asing
EPIDEMIOLOGI

• Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling sering terjadi pada umur 20-40
tahun. Pada anak-anak jarang terjadi kecuali pada mereka yang menurun sistem immunnya, tapi infeksi
bisa menyebabkan obstruksi jalan napas yang signifikan pada anak-anak. Infeksi ini memiliki proporsi
yang sama antara laki-laki dan perempuan. Bukti menunjukkan bahwa tonsilitis kronik atau percobaan
multipel penggunaan antibiotik oral untuk tonsilitis akut merupakan predisposisi pada orang untuk
berkembangnya abses peritonsiler. Di Amerika insiden tersebut kadang-kadang berkisar 30 kasus per
100.000 orang per tahun, dipertimbangkan hampir 45.000 kasus setiap tahun.
ETIOLOGI

• Organisme aerob yang paling sering menyebabkan abses peritonsiler adalah Streptococcus pyogenes
(Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae. Sedangkan
organisme anaerob yang berperan adalah Fusobacterium. Prevotella, Porphyromonas,
Fusobacterium,dan Peptostreptococcus spp. Untuk kebanyakan abses peritonsiler diduga disebabkan
karena kombinasi antara organisme aerobik dan anaerobic.
Patofisiologi

Infiltrasi supurasi
Komplikasi Infeksi memasuki Pembentukan
Peritonsilitis ruang potensial
tonsilitis akut kapsul tonsil nanah
peritonsil

Peritonsil Peradangan Iritasi m.


Trismus
membengkak jaringan sekitar pterigoid interna
PATOLOGI

• Patofisiologi PTA belum diketahui sepenuhnya. Namun, teori yang paling banyak diterima adalah
kemajuan (progression) episode tonsillitis eksudatif pertama menjadi peritonsillitis dan kemudian
terjadi pembentukan abses yang sebenarnya (frank abscess formation).
GEJALA KLINIS

• Berupa rasa sakit di tenggorok, rasa nyeri yang terlokalisir, demam tinggi, lemah dan mual. Keluhan
lainnya berupa mulut berbau, muntah, sampai nyeri alih ke telinga atau otalgia dan trismus. Komplikasi
abses peritonsil yang mungkin terjadi antara lain perluasan infeksi ke parafaring, mediastinitis,
dehidrasi, pneumonia, hingga infeksi ke intrakranial berupa trombosis sinus kavernosus, meningitis,
abses otak dan obstruksi jalan napas
KOMPLIKASI

• Edema laring
• Abses parafaring
• Mediastinitis
• Trombus sinus kavernosus
• Meningitis
• Abses otak
PENATALAKSANAAN

Medika Mentosa
• Amoxicillin
• Paracetamol
Non Medika Mentosa
• Drainase pus
• Tonsilektomi
PROGNOSIS

• Abses peritonsil hampir selalu berulang bila tidak diikuti dengan tonsilektomi, maka ditunda
sampai 6 minggu berikutnya. Pada saat tersebut peradangan telah mereda, biasanya terdapat
jeringan fibrosa dan granulasi pada saat operasi.
KESIMPULAN

• Abses peritonsil merupakan infeksi pada kasus kepala leher yang sering terjadi pada orang dewasa dan
merupakan komplikasi dari tonsilitis akut dan akan selalu berulang jika tidak dilakukan tonsilektomi

Anda mungkin juga menyukai