Kardiovaskuler
Pernapasan :
Dalam menilai pernapasan secara fisis, perlu
diperhatikan :
posisi badan, untuk menilai ortopnea
ekspresi muka, untuk menilai keadaan
emosi atau stress pada pernapasan
pernapasan pada gerak badan diban-
dingkan dengan pernapasan pada
keadaan istirahat
tanda-tanda objektif dispnea.
b). Nadi
Kriteria keadaan nadi :
Frekuensi, menyatakan jumlah denyut nadi per menit.
Regularitas, menunjukkan teratur/tidaknya nadi bila tidak
teratur tentukan apakah ada defisit denyut nadi, yaitu
selisih antara frekuensi nadi dan denyut jantung per
menit.
Amplitudo, menggambarkan besar kecilnya isi sekuncup.
Bentuk (contour), memberikan gambaran upstroke atau
down stroke.
Isi (volume), menunjukkan besar/kecilnya isi bolus darah
dalam arteri.
Perabaan arteri, untuk mengetahui keadaan (kondisi)
dinding arteri.
Macam-Macam Denyut Nadi
Nadi yang keras (augmented pulsation)
Nadi yang lemah atau kecil (pulsus parvus)
Nadi yang kecil dan terisi dengan lambat (pulsus parvus et
tardus)
Nadi yang terisi dengan cepat dan mengosong dengan cepat
(rapid upstroke and collapsing pulse= Corrigan pulse)
Nadi bifida (pulsus bisferiens), terjadi pada obstruksi pada
aliran keluar ventrikel kiri yang moderat disertai regurgitasi
pada katup aorta berat (stenosis dan insufisiensi katup aorta)
Nadi dikrotik (dicrotic pulse) , curah jantung yang rendah
dengan elastisitas dinding arteri yang masih normal, misalnya
pada kardiomiopati, tamponade jantung dan CHF berat
Pulsus alternans, nadi yang saling bergantian antara nadi
yang relatif kuat diselingi oleh nadi yang lebih lemah (CHF)
Pulsus paradoxus, terjadi karena pengurangan tekanan nadi
yang berlebihan sampai 15 mmHg atau lebih pada waktu
inspirasi (perikarditis)
Pulsus bigeminus, dua denyut berturut-turut dan diselingi oleh
interval yang lebih panjang (KAP)
Pulsus defisit, jumlah denyut jantung lebih besar dari jumlah
denyut nadi (fibrilasi atrial, ekstrasistol prematur)
C). Tekanan Darah
Tekanan darah banyak bergantung pada :
Curah jantung, yang merupakan cerminan
fungsi jantung
Resistensi vaskular perifer (TPR), ditentukan
oleh diameter pembuluh darah perifer.
Tonus dan elastisitas arteri, menggambarkan
kondisi dinding pembuluh darah perifer.
Volum darah dalam arteri, menunjukkan
jumlahnya darah intravaskular.
Viskositas darah, menunjukkan kondisi
cairan intravaskular.
d). Suhu Badan
1). Inspeksi
Perhatikan bentuk prekordial, apakah
normal, mengalami depresi atau ada
penonjolan asimetris (voussure
cardiaque), yang disebabkan
pembesaran jantung sejak kecil.
Hipertropi dan dilatasi ventrikel kiri
dan kanan dapat terjadi akibat
kelainan kongenital.
Garis anatomis pada permukaan badan yang penting pada
permukaan dada ialah :
garis tengah sternal (mid sternal line/MSL)
garis tengah klavikular (mid clavicular
line/MCL)
garis anterior line (anterior axillary
line/AAL)
garis para sternal kiri dan kanan
(parastrenal line/PSL)
2). Palpasi Jantung
Pada palpasi jantung telapak tangan
diletakkan di atas prekordium dan dilakukan
perabaan di atas iktus kordis (apical
impulse)
Lokasi point of maximal impulse (PMI)
terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira
1 jari medial dari garis midklavikular (medial
dari apeks anatomis). Pada bentuk dada
yang panjang dan gepeng, iktus kordis
terdapat pada RSI VI medial dari garis
midklavikular, sedangkan pada bentuk
dada yang pendek lebar, letak iktus kordis
agak ke lateral.
3). Perkusi Jantung
Cara Perkusi
Batas atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada
ruang interkostal III/IV pada garis parasternal kiri. Pekak
jantung relatif dan pekak jantung absolut perlu dicari untuk
menentukan gambaran besamya jantung.
Pada kardiomegali, batas pekak jantung
melebar ke kiri dan ke kanan.
Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan apeks
kordis bergeser ke lateral-bawah.
Hipertrofi atrium kiri menyebabkan
pinggang jantung merata atau menonjol ke
arah lateral.
Pada hipertrofi ventrikel kanan, batas pekak
jantung melebar ke lateral kanan dan/ atau
ke kiri atas.
Pada perikarditis pekak jantung absolut
melebar ke kanan dan ke kiri.
Pada emfisema paru, pekak jantung
mengecil bahkan dapat menghilang pada
emfisema paru yang berat, sehingga batas
jantung dalam keadaan tersebut sukar
ditentukan.
4). Auskultasi Jantung