Anda di halaman 1dari 54

INFEKSI PROTOZOA USUS OPORTUNISTIK DAN FAKTOR RISIKO PADA

MURID SD KELAS 1,2 DAN 3 YANG BERTEMPAT TINGGAL DISEKITAR TPA


MUARA FAJAR PEKANBARU

SKRIPSI
Astri Purnawita
1308113664

Pembimbing I Pembimbing III


dr. Lilly Haslinda M.Biomed drg.Tuti Restuastuti M.Kes
Nip. 19700722 200112 2 002 Nip. 195601211983032001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
LATAR BELAKANG

Dahulu infeksi protozoa usus oportunistik jarang terjadi pada manusia, tetapi kini telah
tersebar di seluruh dunia, infeksi menyerang sistem pencernaan manusia terutama
mengganggu fungsi dari motilitas usus penderita

Infeksi bisa menyerang individu yang immunocomptent maupun immunocompremised


dengan gejala klinis yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Pediatric Department, Minia University Hospital pada 450
Sampel didapatkan Cryptosporidium sp (60.2%), Blastocystis hominis (12.1%), Isospora
belli (9.7%), dan Cyclospora caytenensis (7.8%).
LATAR BELAKANG
Penelitian Kurniawan dkk di Jakarta pada tahun 2008 didapatkan infeksi
Cryptosporidium sp sebesar (11.9%) dan infeksi Blastocystis hominis sebesar (72%)

Putri YT, Pekanbaru 2015, pada anak SD kelas 1 di Kecamatan Rumbai


Pekanbaru didapatkan Cryptosporidium sp(4,12%), B.hominis(5.15%)
C.cayetanensis (1.03%) dan campuran Cyclospora cayetanensis dan
Cryptosporidium sp sebanyak (3.09%)
LATAR BELAKANG
Chacin BL (2010) Faktor risiko disebabkan oleh
C.cayetanensis:
• air dan makanan yang terkontaminasi oleh ookista,
• jenis sanitasi dan
• sosial ekonomi yang rendah

Tempat yang memiliki higienitas kurang baik adalah disekitar


tempat pembuangan sampah. Penelitian yang dilakukan
Azmy AA dkk di tempat pembuangan sampah di kota
Denpasar menemukan adanya protozoa usus oportunistik.

Sugiarto menyatakan bahwa sampah di TPA Muara Fajar


menggunakan sistem open dumping. Hal ini bisa menimbulkan
bau yang tidak sedap, mencemari air, dan menimbulkan
penyakit.
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran infeksi protozoa


usus oportunistik dan faktor risiko pada
murid SD kelas I, II dan III yang bertempat
tinggal disekitar TPA Muara Fajar
Pekanbaru.
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum
Tujuan
Penelitian

Tujuan Khusus
Manfaat penelitian

• Bagi peneliti
• Bagi peneliti lain
• Bagi Masyarakat sekitar
Protozoa Usus Oportunistik
• Cryptosporidium sp
• Cyclospora cayetanensis
• Blastocystis hominis
• Isospora belli
Cryptosporidium sp

Cryptosporidium sp merupakan parasit protozoa


coccidia (koksidia), dengan :
famili : Cryptosporidiidae
subordo : Eimeriona
ordo : Eucoccidiorida
subkelas : Coccidiasina
kelas : Conoidasida / Sporozoasida dan
phylum : Apicomplexa.

Menginfeksi saluran pencernaan manusia, infeksi


tersering disebabkan oleh Cryptosporidium parvum
Blastocystis hominis
Blastocytis hominis adalah protozoa uniseluler yang
merupakan :
spesies : Hominis
Family : Blastocystidae
ordo : Amoeba
Subphylum : Sarcomastigophora.
Blastocytis hominis merupakan parasit yang paling
sering ditemukan pada saluran cerna manusia.
Isospora belli
Isospora belli merupakan protozoa usus
spesies :Isospora
Phylum : Apicomplexa
Infeksi oleh Isospora belli dikenal sebagai
isosporiasis.
Faktor Risiko
o Sumber air minum
o Kebiasaan tempat buang air besar
o Kebiasaan mencuci tangan
o Jarak antara septic tank dengan sumber air
o Kebiasaan memakan makanan tertutup dan
tidak dihinggapi lalat.
o Kebiasaan memelihara hewan
KERANGKA TEORI
Protozoa usus oportunistik

-Cryptosporidium sp Masuk kedalam Dikeluarkan melalui


tubuh manusia Tinja
- Cyclospora cayetensis
(usus).
- Isospora belli
Pemeriksaan
- Blastocystis hominis Mikroskopis spesimen
tinja dengan pewarnaan
MTA :

Faktor Risiko Ditemukan:

- Ookista Cryptosporidium sp

- Ookista Cyclospora
cayetensis

- Ookista Isospora belli

- Ookista Blastocystis hominis


Kerangka Konsep

Faktor risiko: Deteksi protozoa usus


 Sumber air minum oportunistik:
 Kebiasaan tempat buang air
besar -Cryptosporidium
 Kebiasaan mencuci tangan -Isospora belli
 Jarak septic tank dengan -Cyclospora cayetanensis
sumber air. -Blastocystis hominis
 Kebiasaan memakan
makanan tertutup dan tidak
dihinggapi lalat
 Kebiasaan memelihara hewan
Jenis • Analitik dengan pendekatan
penelitian cross sectional

• Waktu : Penelitian dimulai pada bulan April


Waktu dan 2016 hingga November 2016.

tempat • Tempat : SDN 49 Kecamatan Rumbai Kota


Pekanbaru.

• Populasi :Murid kelas I,IIdan III SDN 49


Populasi Pekanbaru yang bertempat tinggal disekitar
TPA Muara Fajar Pekanbaru.
dan sampel • Sampel : Semua anak yang memenuhi
kriteria inklusi.
Kriteria inklusi: Kriteria eksklusi:

• Siswa yang sudah diberi • Siswa yang tidak hadir saat


izin oleh orang tua dan pengarahan penelitian.
sudah mengisi informed
consent.

Drop out: Siswa yang tidak


menyerahkan pot tinja yang sudah
berisi tinja serta Kuesioner.
Teknik Pengambilan Sampel
Metode penelitian dalam pengumpulan sampel  Consecutive sampling
Besar sampel: 62 Murid

Jumlah sampel ( n ) =

Besar sampel penelitian =

= 38,27 (pembulatan 38 murid)


Jumlah sampel minimal pada penelitian ini ditambahkan perkiraan drop out 10%,
sehingga didapatkan sebanyak 42 Murid.
Variabel Penelitian
Variabel independent
Faktor risiko yaitu: Sumber air minum,kebiasaan
tempat buang air besar , kebiasaan mencuci tangan,
jarak septic tank dari sumber air, kebiasaan
memakan makanan tertutup dan tidak dihinggapi
lalat serta kebiasaan memelihara hewan.

Variabel dependent
Infeksi protozoa usus oportunistik
Definisi operasional
No Nama Definisi Cara ukur Skala Interpretasi
variabel
1 Deteksi Deteksi stadium Pemeriksaan Nominal Positif (+) : ditemukannya ookista
infeksi kista, atau ookista mikroskopis Cryptosporidium sp, Isospora,
protozoa matang, tinja yang Cyclospora cayetanensis dan kista
usus diantaranya: telah dibuat dari Blastocystis hominis pada
oportunist - Cryptosporidium sediaan seluruh lapangan pandang
ik sp langsung pemeriksaan mikroskopis tinja.
- Isospora dengan
- C.cayetanensis pewarnaan Negatif (-) : tidak ditemukannya
- B.hominis MTA ookista Cryptosporidium sp,
(Modifikasi Isospora, Cyclospora cayetanensis
Tahan Asam) dan kista dari Blastocystis hominis
pada seluruh lapangan pandang
pemeriksaan mikroskopis tinja
2 Sumber Sumber air minum Kuesioner Ordinal Baik = Air galon/ air sumur/ air PAM
air minum keluarga murid SD yang sudah dimasak hingga
kelas I,II dan III yang mendidih.
bertempat tinggal
disekitar TPA Muara Buruk = Air sumur/ air PAM yang
Fajar Pekanbaru. tidak dimasak hingga mendidih.
3 Kebiasaan Kebiasaan tempat kuesioner Ordinal Baik = Jika selalu buang air besar
tempat buang air besar dijamban/WC.
buang air murid SD kelas I,II, Buruk = Jika tidak selalu buang air
besar dan III yang
besar dijamban/WC.
bertempat tinggal
disekitar TPA Muara
Fajar Pekanbaru.
No Nama Definisi Cara ukur Skala Interpretasi
variabel

4 Kebiasaan Kebiasaan mencuci kuesioner Ordinal Baik = Jika murid selalu mencuci
mencuci tangan murid SD kelas tangan dengan sabun sebelum
tangan I,II, dan III yang makan .
bertempat tinggal
disekitar TPA Muara Buruk = Jika murid tidak selalu
Fajar Pekanbaru. mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan.

5 Jarak Jarak septic tank kuesioner Ordinal Baik= Jika jarak septic tank
antara dengan air yang dengan sumber air ≥ 10 meter.
septic digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari Buruk= Jika jarak septic tank
tank
murid SD kelas I,II, dan dengan sumber air < 10 meter.
sengan III yang bertempat
sumber air tinggal disekitar TPA
Muara Fajar Pekanbaru.
No Nama Definisi Cara ukur Skala Interpretasi
variabel

6 Kebiasaan Kebiasaan memakan kuesioner Ordinal Ya= Jika murid selalu makan
memakan makanan yang tertutup makanan yang tertutup dan tidak
makanan dan tidak dihinggapi dihinggapi lalat.
tertutup lalat murid SD kelas I,II,
dan tidak dan III yang beretempat Tidak= Jika murid tidak selalu
dihinggapi tinggal disekitar TPA makan makanan tertutup dan
lalat Muara Fajar Pekanbaru. tidak dihinggapi lalat.

7 Kebiasaan Ada atau tidak hewa kuesioner Ordinal Ada= Jika memelihara anjing/
memeliha peliharaan seperti (sapi, sapi/kucing/ burung/ monyet/
ra hewan anjing,kucing, burung, dirumah atau dilingkungan sekitar.
monyet) dirumah atau
disekitar TPA Muara Tidak ada= Jika tidak memelihara
Fajar Pekanbaru. anjing/ sapi/ kucing/ burung/
monyet dirumah atau atau
dilingkungan sekitar.
Penjelasan tentang penelitian, memberikan informed consent kepada orang tua murid dan
menyerahkan pot tinja serta kuesioner yang sudah diberi nomor.

Pengambilan sampel tinja Pengambilan kuesioner yang


keesokan harinya dalam telah diisi keesokan harinya
rentang waktu 24 jam dalam rentan waktu 24 jam

Tinja diawetkan dengan formalin Menilai hasil dari kuesioner


10% di Laboratorium yang diisi
Parasitologi FK UR

Hasil digolongjkan baik atau


pemeriksaan tinja langsung di buruk
bawah mikroskop cahaya dengan
perbesaran 100x dengan
Menghubungkan faktor risiko
mengggunakan pewarnaan
dengan kejadian infeksi
Modifikasi Tahan Asam (MTA)
protozoa usus oportunistik
yang didapat dari hasil
Negative (-) Positif (+): Cryptosporidium sp kuesioner
Isospora belli
Cyclospora cayetanensis
Blastocystis hominis
Pengolahan dan analisis data
• Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan di
Laboratorium Parsitologi FKUR dan data yang didapat
dari kuesioner dilakukan pencatatan dan rangkuman.

• Data diolah secara manual dan komputerisasi.


Selanjutnya data ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusif frekuensi,, presentase, tabel analisis
bivariat dan narasi.
ETIKA PENELITIAN

• Penelitian telah dinyatakan lulus


oleh Unit Kaji Etik Fakultas
Kedokteran Universitas Riau
Nomor:207/UN.19.5.1.1.8/UEP
KK/2016.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia (n=45)97

Kelas
Jumlah
Variabel I II III
N % N % N % N %
Jenis Kelamin
- Laki-laki 8 50 11 58 6 60 25 55,6
- Perempuan 8 50 8 42 4 40 20 44,4
Usia
- 6 tahun 9 56,2 - - - - 9 20
- 7 tahun 7 43,8 7 36,84 - - 14 31,1
- 8 tahun - - 10 52,64 6 60 16 35,6
- 9 tahun - - 2 10,52 4 40 6 13,3
-
Angka kejadian infeksi protozoa usus oportunistik
ngka kejadisi protozoa usus
Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan infeksi protozoa usus oportunistik (N=45)

Protozoa Usus N %
Oportunistik
Positif 6 13,3
Negatif 39 86,7
Jumlah 45 100

Tabel 4.3 Distribusi jenis kelamin dan umur pada infeksi protozoa usus oportunistik (N=6)
Tabel 4.3Distribusi jenis kelamin danInfeksi
umur Protozoa
pada infeksi
Ususprotozoa usus oportunistik
Oportunistik (n=12)
umur
Laki-laki Perempuan
n (%) n (%)
6 tahun 2 (33,3) -
7 tahun 2(33,3) -
8 tahun 1(16,7) -
9 tahun - 1(16,7)
Total 5(83,3%) 1 (16,7%)
Angka kejadian infeksi protozoa usus oportunistik
berdasarkan jenis protozoa
Tabel 4.4 Hasil pemeriksaan infeksi protozoa usus oportunistik berdasarkan jenis protozoa
usus oportunistik (N=45)

Hasil Pemeriksaan N %

- Cryptosporidium sp 2 4,43
- B.hominis 3 6,65
- C.cayetanensis 1 2,22
- I.belli 0 0
Faktor risiko infeksi protozoa usus oportunistik
Kelas Jumlah
Faktor Risiko
I II III
N % N % N % N %
Sumber air minum
- Baik
- Buruk
12
4
75
25
f
17
2
90
10
10
-
100
-
39
6
87
13
Kebiasaan tempat
buang air besar
- Baik 15 94 18 95 10 100 43 96
- Buruk 1 6 1 5 - - 2 4
Kebiasaan mencuci
tangan
- Baik 8 50 15 79 9 90 32 71
- Buruk 8 50 4 21 1 10 13 29
Jarak septic tank dari
sumber air
- Baik 15 93 15 79 9 90 39 87
- Buruk 1 7 4 21 1 10 6 13
Kelas Jumlah
Faktor Risiko I II III
N % N % N % N %
Kebiasaan memakan
makanan yang
tertutup dan tidak
dihinggapi lalat.
- Ya 12 75 18 95 9 90 39 87
- Tidak 14 25 1 5 1 10 6 13
Kebiasaan memlihara
hewan
- Ada 13 81 13 68 4 40 30 67
- Tidak 3 19 6 32 6 60 15 33
Hubungan infeksi protozoa usus oportunistik dengan
faktor risiko
Faktor Risiko Infeksi Protozoa Usus Oportunistik p
+ -
N % N %
Sumber air minum 0,175
- Baik 4 10,25 35 89,75
- Buruk 2 33,3 4 66,7
Kebiasaan tempat 0,356
buang air besar
- Baik 5 11,9 37 88,1
- Buruk 1 33,3 2 66,7
Kebiasaan mencuci 0,334
tangan
- Baik 3 9,3 29 90,7
- Buruk 3 23 10 77
Jarak septic tank dari 1,000
sumber air
- Baik 5 13,9 31 86,1
- Buruk 1 11 8 89
Faktor Risiko Infeksi Protozoa Usus Oportunistik p
+ -
N % N %
Kebiasaan memakan 0,448
makanan yang tertutup
dan tidak dihinggapi
lalat
- Ya 5 12,19 36 87,81
- Tidak 1 25 3 75
Kebiasaan memelihara 1000
hewan
- Ada 4 12,9 27 87,1
- Tidak 2 14,28 12 85,72
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan pada murid kelas
I,II, dan III SDN 49 Kota Pekanbaru yang
bertempat tinggal disekitar TPA Muara Fajar
dari total 62 murid, hanya 45 murid yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dan usia

Karakteristik responden berdsarkan jenis kelamin:


25 orang laki-laki (55,6%) dan 20 orang perempuan (44,4%).

Berdasarkan rentang usia yaitu:


usia 6 tahun 9 orang ( 20%)
usia 7 tahun 14 orang (31,1%)
usia 8 tahun 16 orang (35,6%)
9 tahun 6 orang (13,3%)
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa lebih banyak anak laki-laki yang terinfeksi
dibanding anak perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan anak laki-laki lebih banyak
beraktifitas dan bermain diluar rumah, serta lebih cenderung tidak memperhatikan
kebersihan dirinya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al- Shamiri
AH yaitu ada perbedaan infeksi antara anak laki-laki dan
perempuan, yaitu (36,2%) Laki-laki dan (32,7%) Perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Daryani A juga


menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara
jumlah anak laki-laki dan perempuan yang terinfeksi
protozoa usus oportunistik.
Usia yang terbanyak mengalami infeksi protozoa usus oportunistik adalah usia 6
dan 7 tahun, yaitu sebanyak 33,3 %. Pada usia itu, status imunitas anak masih
berkembang sehingga lebih rentan untuk terjadi infeksi dan anak yang
cenderung kurang mengerti untuk menjaga kebersihan dirinya.

Hal ini sejalan dengan Sanelan et al


penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa
oleh Rahmi H infeksi infeksi terbanyak oleh
terbanyak terjadi pada Cryptosporidium sp
anak usia 7 tahun. terjadi pada usia 1-10
tahun.
5.2 Angka kejadian infeksi protozoa usus oportunistik

Berdasarkan pemeriksaan feses yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi


Fakultas Kedokteran Universitas Riau didapatkan hasil sebanyak 6 (13,3%) murid
positif terinfeksi protozoa usus oportunistik, dengan infeksi tertinggi disebabkan
oleh B.hominis (6,65%), Cryptosporidium sp (4,43%) dan C.cayetanensis (2,22%)

Faktor yang mempengaruhi hasil penelitian kemungkinan disebabkan sampel


yang diteliti adalah sama-sama murid SD dan di Kecamatan yang sama.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian


Hasil penelitian ini hampir sama yang dilakukan olej Hafeez et al pada
dengan penelitian Rahmi H 2012 pasien immunosupresi didapatkan infeksi
didapatkan jumlah murid yang oleh Cryptosporidium sp (60%), B.hominis
terinfeksi protozoa usus oportunistik (12,1%),I.belli(9,7%) dan C.cayetanensis
sebanyak 12 (13,05%) murid. (7,8%).
Infeksi oleh B. hominis cukup tinggi terjadi
Penelitian yang dilakukan oleh karena protozoa ini erat kaitannya dengan
Ghani MK di Pahang Malaysia di sanitasi yang kurang baik dan sosial ekonomi
yang rendah, serta B. hominis lebih sensitif
didapatkan 93 % terinfeksi
terhadap pemeriksaan MTA dibandingkan
B.hominis dengan protozoa lainnya.

Penelitian yang dilakukan Hasil penelitian yang berbeda ini


oleh Tangel F dkk di kemungkinan disebabkan oleh
Minahasa Utara pada tahun higienitas yang sudah baik pada
2016 didapatkan infeksi oleh sekolah tersebut
B.hominis sebanyak 3,1%
Penelitian oleh Nilam
Hal ini berbeda dengan penelitian yang peneliti
sari dkk pada anak SD di
lakukan yaitu infeksi oleh Cryptosporidium sp
Yogyakarta didapatkan sebanyak 4,43 %. Perbedaan ini kemungkinan
infeksi oleh disebabkan oleh imunitas anak yang baik pada
Cryptosporidium sp saat itu.
sebnyak 14,81 %.

Penelitian di rumah Hal ini tidak sejalan dengan yang peneliti


sakit Morelia Mexico dapatkan . Infeksi oleh C.Cayetanensis
pada tahun 2014 lebih banyak menginfeksi para travellers
didapatkan infeksi dan tidak ditemukan infeksi oleh I.belii
C.cayetanensis
sebanyak 0,67 %.
5.4 Faktor risiko Infeksi Protozoa usus oportunistik

1.Sumber air minum

Dari hasil penelitian didapatkan


sumber air minum yang tergolong
baik (87%) dan yang buruk (13%).

Menurut Said N I bahwa Cryptosporidium sp


bisa menyebabkan infeksi saluran pencernaan
melalui air yang terkontaminasi ookista.

Ookista dapat dihilangkan dengan


cara memasak air hingga mendidih.
2. Kebiasaan tempat buang air besar

Kebiasaan buang air


besar yang baik
Dari hasil penelitian
kemungkinan
didapatkan tempat
disebabkan oleh
kebiasaan buang air
kesadaran orang tua
besar yang baik 95 %
akan pentingnya
dan yang buruk 5 %.
jamban/WC dirumah
masing-masing.

Kebiasan buang air besar yang buruk


bisa menyebabkan individu lain
terinfeksi protozoa usus oportunistik.
3.Kebiasaan mencuci tangan

Infeksi protozoa usus


oportunistik ditularkan melalui
Dari hasil penelitian faecal oral salah satunya melalui
didapatkan bahwa kebiasaan tangan yang terkontaminasi.
mencuci tangan yang baik Menurut WHO kebersihan
sebanyak 71 % dan yang tangan merupakam salah satu
buruk 29 %. cara untuk mencegah dan
mengendalikan penyakit infeksi.
4 Jarak Septic tank dari sumber air

Dari penelitian didapatkan Penelitian Dreelin et al pada tahun


jarak septic tank yang baik 2014 bahwa air yang digunakan
sebanyak 87 % dan yang sehari-hari bisa terkontaminasi
buruk 13. Cryptosporidium sp yang diakibatkan
oleh kotoran yang berasal dari septic
tank.

Penelitian oleh Cho JE et al juga menemukan


adanya ookista cryptosporidium sp pada air yang
berasal dari septic tank dan menimbulkan wabah
diare.
5. Kebiasaan memakan makanan tertutup dan tidak dihinggapi lalat

TPA Muara Fajar merupakan


tempat yang terdapat banyak
Dari hasil penelitian
lalat. Menurut Graczyc et al
didapatkan bahwa
lalat bisa menjadi vektor
murid yang memakan
pembawa infeksi protozoa
makanan tertutup dan
usus oportunistik terutama
tidak dihinggapi lalat
yang disebabkan oleh
sebanyak 87 % dan
Cryptosporidium sp,lalat yang
yang tidak 13 %.
tersering membawa infeksi
adalah lalat Musca domestica.
6. Kebiasaan memelihara hewan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 67 %


murid memelihara hewan dan 33% tidak
memelihara hewan.

Hewan yang dipelihara diantaranya adalah Sapi,


kucing, anjing, burung, dan monyet.

Penelitian yang dilakukan di Kebun binatang di


Jepang melalui pemeriksaan feses ditemukan
adanya infeksi B.hominis.
5.4 Hubungan infeksi protozoa usus oportunistik dan faktor risiko

Uji statistik Fisher tidak terdapat hubungan


antara Sumber air minum, kebiasaan tempat
buang air besar, kebiasaan mencuci tangan,
jarak antara septic tank dengan sumber air,
kebiasaan memakan makanan tertutup dan
tidak dihinggapi lalat serta kebiasaan
memelihara hewan terhadap infeksi protozoa
usus oportunistik.
 Angka kejadian infeksi protozoa usus
oportunistik yang rendah pada murid SD
tersebut menyebabkan tidak adanya
hubungan antara infeksi dengan faktor
risiko
Kemungkinan adanya faktor risiko lain yang
mempengaruhi timbulnya infeksi seperti
faktor imunitas, status gizi dan sosial
ekonomi.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
1. Berdsarkan karakteristik responden jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-
laki dan usia terbanyak adalah 8 tahun.
2. Angka kejadian infeksi protozoa usus oportunistik adalah sebesar 13,3 %.
3. Angka kejadian infeksi protozoa usus oportunistik berdsarkan jenis spesies
adalah: Cryptosporidium sp (4,43%), B.hominis (6,65%), dan C.cayetanensis
(2,22%).
4. Faktor risiko infeksi protozoa usus oportunistik yang terbanyak, dilihat dari
kebiasaan memelihara hewan , sedangkan sumber air minum, kebiasaan
tempat buang air besar , kebiasaan mencuci tangan , jarak septic tank dari
sumber air dan kebiasaan memakan makanan yang tertutup dan tidak di
hinggapi lalat dalam keadaaan baik.
5. Tidak terdapatnya hubungan antara infeksi protozoa usus oportunistik
dengan faktor risiko.
SARAN
Bagi Orang Tua Murid
meningkatkan perilaku higiene dan sanitasi
yang baik

Bagi SDN 49 Pekanbaru


menghimbau murid untuk menjaga
kebersihan diri dan lingkungan.

Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan higiene dan sanitasi diri
dan lingkungan sekitar untuk mencegah
terjadinya infeksi protozoa usus oportunistik.

Bagi Peneliti lain


penelitian lebih lanjut untuk mencari hubungan
infeksi protozoa usus oportunistik dengan faktor
risiko yang lain

Anda mungkin juga menyukai