Anda di halaman 1dari 28

STRATEGI KEBIJAKAN

PENGELOLAAN
BARANG MILIK NEGARA

Sekretariat Jenderal
Kementerian Agama RI

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


PERMASALAHAN DI SATKER
1. BARANG PERSEDIAAN YANG TIDAK DISIMPAN DENGAN BAIK.
2. BARANG DALAM KONDISI RUSAK BERAT BELUM DIUSULKAN
PENGHAPUSANNYA.
3. TANAH TIDAK TERPAKAI (IDLE).
4. TANAH DIPAKAI TIDAK SESUAI DENGAN TUPOKSI (TIDAK ADA DOKUMEN
PENYEWAAN YANG SAH).
5. TANAH YANG BELUM MEMPUNYAI DOKUMEN KEPEMILIKAN (PEMERINTAH RI cq.
KEMENAG)
6. TANAH YANG DIPAKAI OLEH PIHAK KETIGA (SENGKETA).
7. TANAH ATAU KENDARAAN YANG DIGUNAKAN OLEH YANG BUKAN MEMPUNYAI
TUPOKSI.
8. BARANG YANG SUDAH DIADAKAN TETAPI BELUM DIINPUT DALAM APLIKASI
SIMAK BMN.
9. DALAM DAFTAR BARANG MASIH TERDAFTAR, TETAPI PADA KENYATAANNYA
TIDAK ADA BARANGNYA (HILANG).
10. IP SUDAH NOL.
11. PENYUSUTAN BMN (PMK NO.1/PMK.06/2013) DALAM APLIKASI SIMAK BMN 2013.
12. ASET YANG BUKAN MILIK SATKER HARUS DIMASUKKAN DALAM DAFTAR
BARANG SIMAK BMN BARANG PIHAK KETIGA
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
Istilah dalam Organisasi
Akuntansi BMN

Tingkat Kementerian Negara/Lembaga


Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)

Tingkat Eselon 1
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1
(UAPPB-E1)

Tingkat Wilayah
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah
(UAPPB-W)

Tingkat Satuan Kerja


Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
UNIT AKUNTANSI DEPARTEMEN AGAMA
(PMA No. 17 Tahun 2006)

UNIT AKUNTANSI
DEPARTEMEN AGAMA

UAKPA UAKPB
SELURUH SATKER SELURUH SATKER

UAPPA-W UAPPB-W
KANWIL KANWIL

UAPPA-E1 UAPPB-E1
SELURUH ESELON 1 PUSAT SELURUH ESELON 1 PUSAT

UAPA UAPB
MENTERI AGAMA MENTERI AGAMA

4
Barang Milik Negara
PENGERTIAN : Tidak termasuk dalam pengertian
Barang Milik Negara (BMN) BMN:
adalah barang yang dibeli atau (1) Barang-barang yang dikuasai
diperoleh atas beban APBN atau dan atau dimiliki oleh
berasal dari perolehan lainnya Pemerintah Daerah.
yang sah. (2) Barang-barang yang dikuasai
dan atau dimiliki
BUMN/BUMD.
(3) Barang-barang yang dikuasai
Pasal 1 dan atau dimiliki Bank
Pemerintah dan Lembaga
Keuangan Milik Pemerintah.

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


• Pengelola barang
adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan
pengelolaan barang milik negara (Pasal 1)
(menteri keuangan selaku bendahara umum negara adalah
pengelola BMN) (Pasal 4)

• Pengguna barang
adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik
negara (Pasal 1)
(menteri /pimpinan lembaga selaku pimpinan kementrian negara
lembaga adalah pengguna BMN) (Pasal 6)

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


Wewenang & tanggung jawab
Pengelola BMN berwenang dan bertanggung jawab antara lain :
a. merumuskan kebijakan, mengatur dan menetapkan pedoman
pengelolaan BMN
b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan BMN

(Pasal 4)
Pengguna Barang berwenang dan bertanggung jawab antara lain :

a. menetapkan kuasa pengguna barang dan menunjuk pejabat yang


mengurus dan menyimpan BMN
b. melaksanakan pengadaan BMN sesuai perundang-undangan yang
berlaku
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN yang berada dalam
penguasaannya
d. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran
(LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada
dalam penguasaannya kepada pengelola barang

(Pasal 6)
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
LATAR BELAKANG

PP No.6/2006
Tentang Pengelolaan BMN

1. Usaha ke arah unifikasi peraturan


2. Pengelolaan secara tertib, tepat dan benar
3. Menampung kebutuhan dalam praktek
4. Adanya prosedur yang baku
5. Adanya data BMN yg valid
 PELAKSANAAN UU NO.1/2004

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


LINGKUP BMN

Barang Milik Negara meliputi:


1. barang yg dibeli/diperoleh atas beban APBN
2. barang yg berasal dari perolehan lainnya yg sah.

barang yang diperoleh dari Perolehan lainnya yg sah :


1. hibah/sumbangan atau yg sejenis.
2. pelaksanaan perjanjian/ kontrak;
3. berdasarkan ketentuan undang-undang;
4. berdasarkan putusan pengadilan yg telah
memperoleh kekuatan hukum tetap. Pasal 2
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
LINGKUP PENGELOLAAN BMN

Pengaturan Pengelolaan BMN dlm PP No. 6/2006 meliputi


keseluruhan siklus pengelolaan barang yg meliputi:
1. Perencanaan dan penganggaran;
2. Pengadaan;
3. Penggunaan;
4. Pemanfaatan;
5. Pemeliharaan;
6. Penilaian;
7. Penghapusan;
8. Pemindahtanganan;
9. Penatausahaan;
10.Pengawasan/pengendalian.
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
PEJABAT PERBENDAHARAAN
DALAM PENGELOLAAN BMN

Pemerintah Pusat
 Menteri Keuangan selaku BUN adalah pengelola
barang; (Pasal 4)
 Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna barang.
(Pasal 6)
 Kepala kantor adalah kuasa pengguna barang
(Pasal 7)

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


PERUBAHAN PENGATURAN (BMN)

LAMA (Keppres 42/2002, KMK 470 dll)


1. Presiden adalah Pembina Umum
2. Menteri Keuangan adalah selaku Penerima Kuasa/Pelaksana
Pembina Umum, berwenang dalam pemberian perijinan.
3. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Pembina Barang Inventaris
(PEBIN), berwenang dalam pelaksanaan pengelolaan BMN.
BARU (UU No. 17/2003, UU No. 1/2004 dan PP No. 6 Tahun 2006)
1. Presiden adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara
2. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara/CFO adalah
Pengelola Barang, memiliki kewenangan penetapan status
penggunaan, pemanfaatan dan pemindahtanganan;
3. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku COO adalah Pengguna Barang,
memiliki kewenangan sebatas kewenangan penggunaan BMN.

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGELOLAAN
 Penggunaan BMN sebatas untuk penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi departemen/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yang
bersangkutan (pasal 6 ayat 2e dan pasal 8 ayat 2d PP 6/2006)
 Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan oleh Pengguna
untuk penyelenggaraan tupoksi wajib diserahkan ( pasal 49 ayat 3
UU 1/2004 dan pasal 16 ayat 2 PP 6/2006) kepada Pengelola Barang
atau Gubernur/Bupati/Walikota, untuk:
• Dialihkan status penggunaan kpd Pengguna Barang lainnya;
• Dimanfaatkan;
• Dipindahtangankan.
 Pengelola Barang mengatur penggunaan aset yang berlebih di
Pengguna Barang untuk dialihkan status penggunaannya kepada
Pengguna Barang lainnya.
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
 Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara yang tidak
dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam
bentuk:
 sewa;
 pinjam pakai;
 kerjasama pemanfaatan;
 bangun serah guna/bangun guna serah;
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
 Pemindah tanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik
negara sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal
pemerintah.
 BMN yang diperlukan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan
negara tidak dapat dipindahtangankan.
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
DOKUMEN KEPEMILIKAN BMN

Barang Milik Negara


 Tanah dan/atau bangunan disertifikatkan atas nama
Pemerintah RI;
 Bangunan harus dilengkapi dengan dokumen
kepemilikan atas nama Pemeritah RI;
 Selain tanah dan/atau bangunan dilengkapi dengan
dokumen kepemilikan atas nama pengguna barang.

Pasal 33
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
PENILAIAN
1. Penilaian Barang Milik Negara dilakukan dalam rangka
penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan BMN.
2. Penetapan nilai Barang Milik Negara berpedoman pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).
3. Penilaian Barang Milik Negara dapat melibatkan penilai
independen.
4. Penilaian Barang Milik Negara:
• tanah dan/atau bangunan  untuk mendapatkan nilai
wajar, dengan estimasi terendah menggunakan NJOP .
• selain tanah dan/atau bangunan  untuk mendapatkan
nilai wajar. Pasal 37 s.d 40
7/15/2019 Sekretariat Jenderal
PEMBINAAN BARANG MILIK NEGARA
1. Menteri Keuangan menetapkan kebijakan umum pengelolaan
Barang Milik Negara.
2. Menteri Keuangan menetapkan kebijakan teknis dan
melakukan pembinaan pengelolaan Barang Milik Negara.
3. Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis dan
melakukan pembinaan pengelolaan Barang Milik Daerah
sesuai dengan kebijakan umum pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah Pasal 74

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan barang milik negara


diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan;

Pasal 66&81

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Ketentuan lain-lain
 Pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan BMN yang
menghasilkan penerimaan negara dapat diberikan insentif;
 Pejabat/pegawai selaku pengurus barang diberikan tunjangan
sesuai kemampuan keuangan negara;
 Penyusunan regulasi pembentukan BLU dan/atau penunjukan
pihak lain dalam hal-hal khusus untuk melaksanakan
pemanfaatan dan pemindahtanganan.
2. Ketentuan peralihan
 Wajib dilakukan inventarisasi tanah dan/atau bangunan serta
penyelesaian dokumen kepemilikannya;
 Biaya yang timbul dalam pelaksanaan inventarisasi dan
pensertifikatan dibebankan pada APBN;
(Pasal 78)

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


ALUR PENGELOLAAN BMN
Menteri/Pimp Lembaga Menteri Keuangan
Selaku Selaku Pengguna Barang Pihak Lain (Selain
Pengguna Barang Pengelola Barang Lainnya Kementerian/Lembaga)

Perolehan Penggunaan sebatas Pemanfaatan:


BMN Penetapan
Status Penggunaan utk penyelenggaraan Sewa
BMN (ps 13-14)
Tupoksi (ps 16 ayat 1) KSP
Penyelesaian BSG/BGS
Dok. Kepemilikan (ps 33) Pinjam pakai
(Ps 20)

Penggunaan sebatas
untuk penyelenggaraan Fungsi Pemindahtanganan:
Tupoksi (ps 16 ayat 1) Tanah / bangunan Pelayanan Jual
yg telah diserahkan Tukar menukar
Hibah
Barang Milik Negara:
PMPP
Tindak Lanjut: (ps 45)
•Tidak sesuai Tupoksi • Pengalihan Status
•Berlebih Penggunaan
• Pemanfaatan
• Pemindahtanganan
Tanah/bang idle wajib (ps 17 ayat 4)
diserahkan kpd Pengelola
Barang (ps 16 ay 2)
Persetujuan
Non tanah dan bangunan Fungsi
pemanfaatan dan
Budgeter
pemindahtanganan

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


PERSYARATAN PENGHAPUSAN
1. BMN selain tanah dan/atau bangunan:
a. Memenuhi persyaratan teknis:
1) Rusak dan tidak ekonomis apabila diperbaiki;
2) tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi
(kuno);
3) kadaluarsa;
4) barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena
penggunaan, seperti terkikis, aus, dll.;
5) berkurangnya disebabkan penggunaan/susut dalam
penyimpanan/pengangkutan.
b. Memenuhi persyaratan ekonomis, karena biaya operasional
dan
pemeliharaan barang lebih besar dari manfaat.
c. Barang hilang, atau dalam kondisi kekurangan
perbendaharaan atau
kerugian karena kematian hewan atau tanaman.
2. BMN berupa tanah dan/atau bangunan:
a. Kondisi rusak berat karena bencana alam atau
karena sebab lain di luar kemampuan manusia
(force majeure);
b. Lokasi tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata
Ruang (RUTR) karena perubahan tata ruang kota;
c. Tidak memenuhi kebutuhan organisasi karena
perkembangan tugas;
d. Penyatuan lokasi barang dengan barang lain milik
negara dalam rangka efisien;
e. Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana
strategis pertahanan.
3. Kendaraan dinas operasional:

a. Telah berusia sekurang-kurangnya 10 tahun


a. terhitung mulai tanggal, bulan,tahun
perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi
baru;
b. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun
pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut di
atas;
sebagaimana tercatat sebagai BMN dan tidak akan
mengganggu penyelenggaraan tupoksi K/L
bersangkutan;
b. Kendaraan hilang atau rusak berat akibat kecelakaan
atau force majeure dengan kondisi paling tinggi 30%
berdasarkan ket. instansi yang kompeten.
c. Untuk di LN mengikuti ketentuan negara setempat.
MEKANISME ALUR PENGHAPUSAN

UAKPB/SATKER 1 UAPPB-W/
MIN, MTsN, MAN,
KANWIL
KANDEPAG

6 2 5

3
DJKN/KANWIL
UAPPB- Es.I DJKN/
KPKNL
SEKJEN 4 KPKNL
Keterangan :
1.Permohonan penghapusan
2.Persetujuan usul penghapusan
3.Permohonan persetujuan penghapusan kepada Pengelola Barang
4.Persetujuan penghapusan dari Pengelola Barang
5. Menerbitkan SK Penghapusan
6.Satker berkoordinasi dengan KPKNL untuk pelaksanaan Lelang
PROSEDUR PENGHAPUSAN
1. Pengurus Barang menginventarisir kondisi barang yang rusak;
2. Pengurus Barang melaporkan ke pimpinan satker untuk melakukan
usul penghapusan barang ke Kanwil Kemenag setempat dengan
menyebutkan alasan penghapusan dan tindak lanjut
penghapusannya;
3. Pimpinan satker mengusulkan kepada Kakanwil setempat untuk
membuat SK Tim Penghapusan;
4. Kanwil setempat mengeluarkan SK Tim Penghapusan sesuai usul
dari satker (salah satu anggota tim penghapusan dari Kanwil
Kemenag setempat).
Satuan Tugas yang dibentuk pejabat yang
berwenang berdasarkan SK

PANITIA Bertugas/kewenangan :
PENGHAPUSAN
1. Meneliti/memeriksa barang yang akan dihapus
meliputi : kondisi fisik;
2. Membuat Berita Acara Penilaian/Pemeriksaan;
3. Penyelesaian administrasi/dokumen penghapusan;
4. Membuat laporan dan Berita Acara tindak lanjut pengha-
pusan (laporan disampaikan kepada pejabat
yang menerbitkan SK panitia Penghapusan dhi. Sekjen)
TINDAK LANJUT PENGHAPUSAN :

1. Dijual :
a. Melalui lelang
b. Tanpa lelang (dimusnahkan, dibakar dll)
2. Dihibahkan.
3. Penyertaan Modal Pemerintah (PMP).
4. Tukar menukar.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. SKTJM (Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak)
untuk BMN yang hilang.
BAP (Berita Acara Pemeriksaan) untuk BMN yang
hilang.
2. Draft SK Panitia Penghapusan.
3. Surat Pernyataan harga limit.
4. Surat Pernyataan Rusak Berat.
5. Surat Pernyataan tidak mengganggu tupoksi.
CONTOH
KLIK DISINI

7/15/2019 Sekretariat Jenderal


LANJUTAN LAMPIRAN…………….

6. LAMPIRAN BERITA ACARA


CONTOH
PENELITIAN DAN PENILAIAN. KLIK DISINI

7. TATA CARA PENGHAPUSAN.


CONTOH
KLIK DISINI

7/15/2019 Sekretariat Jenderal

Anda mungkin juga menyukai