Anda di halaman 1dari 7

Kerjasama Pertahanan/Militer

Indonesia-Vietnam

Kusnanto Anggoro
belanegari@gmail.com
Pengantar

 Tidak terlalu urgen, bukan keharusan seperti dimaksud


pasal 10 UU 24/2000 tentang Perjanjian Internasional
(politik, perdamaian, pertahanan dan keamanan negara;
wilayah, kedaulatan; HAM dan lingkungan hidup; kaidah
hukum baru; pinjaman dan/atau hibah luar negeri)
 MOU, bukan kesepakatan/perjanjian yang mengikat
 Sudah berlangsung dalam berbagai forum bilateral (M2M)
maupun regional (ADMM) --- kunjungan, konsultasi,
kerjasama militer, pendidikan dan latihan, intelligence
sharing, riset dan teknologi, dll.
2
Indonesia dan ASEAN
 Hubungan diplomasi pertahanan Indonesia dengan
negara-negara Asia Tenggara daratan (kecuali
Thailand). Kerjasama dengan Vietnam hanya 5%
saja (sampai 2010), jauh dibawah 30% Malaysia,
25% Singapura, 15% Thailand, Filipina 10%).
 Belum ada peningkatan yang berarti sejak tahun
2010 ketika MOU ditandatangani.
 Mungkinkah kerjasama pertahanan/militer
Indonesia-Vietnam dapat ditingkatkan?

3
Karakter hubungan Indonesia-Vietnam
(2015-2019)

 Berbeda dengan pola kerjasama


Indonesia dengan Malaysia,
Singapura, Filipina dan Brunei
Darussalam; menyerupai
hubungan Indonesia dengan
Myanmar, Kamboja dan Laos
 Laju perkembangan kerjasama
pertahanan lebih rendah
daripada kerjasama ekonomi
dan/atau politik (diplomasi)
 Kerjasama militer-to-militer
4
Beragam masalah bilateral

 Sengketa bilateral,
khususnya tentang
penangkapan ikan
 Masalah global dan
regional (Laut China
Selatan)

Sudah menyepakati batas


landas kontinen (2003) tetapi
belum ada pembicaraan 5

tentang batas EEZ


Keunggulan Vietnam

 Vietnam memiliki keunggulan di


beberap abidang, misaanya rudal
strategis , komponen cadangan
(AD); komando pertahanan laut dan
perang kapal selam (AL), NCW dan
CBRN Warfare, komando
pertahanan udara (AU)
 Maintenance senjata dari Russia
dan Eropa Timur (> 50% supply
persenjataan Vietnam)
 Maritime patrol (dan marine
economy, 55% GDP tahun 2020)
Catatan Akhir
 RUU dapat disahkan menjadi UU. Dalam skenario paling
buruk sekalipun tak ada implikasi negatif dari kesepakatan
tersebut.
 Secara politik, meningkatkan kerjasama (pertahanan/
militer) dengan Vietnam dapat mengoreksi strategi
diplomasi Indonesia terhadap mainland Southeast Asia
 Posisi garis keras Vietnam dalam kasus Laut China
Selatan (dalam rancangan COC) dan kompetisi sektor
pertanian serta aparel dan tekstil (dalam TPP) diplomasi
pertahanan/militer dan kerjasama maritim (ekonomi
maritim, >55% GDP pada tahun 2020 dan patroli laut)
7

Anda mungkin juga menyukai