dan gas. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Penggerak mulanya bisa Mesin Diesel
ataupun motor Listrik. Jenis-jenis Pompa 1. Pompa tekanan statis
Pompa Tekanan Statis Pompa ini disebut juga
“positive displacement” dimana head yang terjadi akibat tekanan yang diberikan terhadap fluida dengan cara energi yang diberikan pada bagian utama peralatan pompa menekan langsung fluida yang di pompakan. Jenis pompa yang termasuk dalam golongan statis adalah :
a. Pompa putar ( Rotary Pump )
b. Pompa bolak – balik ( Reciprocating Pump ) 2. Pompa tekanan Dinamis
Pompa ini disebut juga dengan
“ Non Positive Displacement Pump “, pompa tekanan dinamis terdiri dari poros, sudu – sudu impeller, rumah volut, dan saluran keluar. Energi mekanis dari luar diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller. Akibat putaran dari impeler menyebabkan head dari fluida menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan. Ditinjau dari arah aliran yang mengalir melalui sudu – sudu gerak, maka pompa tekanan dinamis digolongkan atas tiga bagian, yaitu :
a. Pompa aliran radial
b. Pompa aliran aksial c. Pompa aliran campuran Pompa Sentrifugal Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal A. Stuffing Box Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing. B. Packing Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. C. Shaft (poros) Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya. D. Shaft sleeve Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever. E. Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller. F. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage). G. Eye of Impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller. H. Impeller Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. I. Wearing Ring Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller. J. Bearing Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. K. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage). Salah satu masalah dalam pekerjaan konstruksi bangunan atau tambang terbuka adalah air tanah yang menyebabkan lokasi penggalian menjadi basah, sehingga alat gali akan mengalami kesulitan dalam penggalian. Begitupun juga pada tambang terbuka, air tanah yang mengisi jenjang- jenjang (bench) pada tambang terbuka yang akan memicu terjadinya kelongsoran atau ketidakstabilan jenjang-jenjang tersebut. Upaya untuk mengatasi hal tersebut di atas adalah dengan melakukan dewatering,yaitu upaya pekerjaan mengurangi kandungan air tanah pada lokasi penggalian atau pada jenjang penambangan sehingga menjadi kering atau bebas air dengan pemompaan yang akan mencegah air masuk kedalam lokasi penggalian, mencegah pengembangan dasar galian akibat tekanan air, memperbaiki karakteristik kompaksi tanah dan mengurangi tekanan lateral tanah sehingga alat gali pada lokasi penggalian akan lebih mudah melakukan penggalian serta kestabilan jenjang akan lebih baik dan tidak mudah runtuh.