CSS Febrile Seizure
CSS Febrile Seizure
KEJANG DEMAM
Sonya Mora N
Talitha R. Ayuningtyas Preceptor :
Via Afini S Purboyo Solek, dr., Sp.A(K)
Wa’el Jaidi
Yuni Astuti
Definisi
■ ILAE 1983 : kejang demam merupakan kejang pada anak di atas usia 1 bulan,
berhubungan dengan demam yang tidak disebabkan oleh infeksi SSP, tanpa ada
kejang neonatus sebelumnya, atau kejang yang diprovokasi dan tidak memenuhi
kriteria untuk kejang simtomatik akut lainnya.
■ Konsensus Tatalaksana Kejang Demam IDAI : bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
■ Di Indonesia kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun
hampir 2-5%
■ 30% mengalami kejang demam berulang pada 16% kasus berulang dalam 24
jam
■ Jika kejang pertama terjadi usia < 1 tahun 50% berulang
■ Sebagian besar kejang demam sederhana
■ 9-35% kejang demam kompleks 25% kejang demam kompleks berkembang
menjadi epilepsi.
Sumber : UKK Neurologi IDAI. Kejang Demam pada Anak. IDAI: Jakarta. 2015.
Faktor Resiko Kejang Demam
Sumber : Berg, A. T., Shinnar, S., Shapiro, E. D., Salomon, M. E., Crain, E. F. and Hauser, W. A. (1995), Risk Factors for a First
Febrile Seizure: A Matched Case-Control Study. Epilepsia, 36: 334–341
Faktor Resiko Kejang Demam Rekuren
■ Setelah kejang demam
pertama 33% anak
akan mengalami satu
kali rekurensi atau lebih
■ 9% anak mengalami 3
kali rekurensi atau lebih.
Sumber : UKK Neurologi IDAI. Kejang Demam pada Anak. IDAI: Jakarta. 2015
Patomekanisme Kejang Demam Rekuren
■ Laboratorium Darah Rutin tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,
tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam :
– Complete blood count
– Serum elektrolit
– Gula darah
– Kalsium
– Kultur darah
– Diff count
Pungsi Lumbal
■ Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Risiko terjadinya meningitis bakterialis
adalah 0,6%-6,7%.
■ Indikasi pungsi lumbal :
■ 1. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
■ 2. Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
■ 3. Bayi > 18 bulan tidak rutin
Definisi
■ Kejang yang berlangsung terus-menerus selama periode waktu tertentu (30 menit)
atau berulang tanpa pemulihan kesadaran antara kejang.
■ Kejang yang berlangsung terus-menerus lebih dari 30 menit tanpa sadar di antara
kejang.
Diagnosis Banding
KONDISI TANDA DAN GEJALA PEMBEDA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Acute bacterial Iritabilitas dan letargi persisten, prolong post Abnormalitas pungsi lumbal yaitu pleositosis,
meningitis ictal, skin rash, bulging fontanelle, nuchal rigidity. peningkatan protein, kadar glukosa rendah,
kultur positif
Viral meningitis Demam, nyeri kepala, kaku leher, mual muntah, CSF : limfositik pleositosis
dan fotofobia Glukosa dapat normal atau tinggi
Gram staining dan kultur bakteri bisa negatif,
viral culture dan PCR positif
Viral encephalitis Gejala prodromal pernafasan atas dengan Pungsi lumbal seringkali pleositosis dan protein
demam dan lemas badan diikuti nyeri kepala, meningkat namun terkadang normal
kaku leher, dan kejang Kultur bakteri negatif, pemeriksaan viral positif
(cth : herpes simpleks, varicella)
Generalised epilepsy with Kejang demam multipel saat anak- Tes genetik menunjukkan kelainan pada
febrile seizures plus (GEFS+) anak dan bertahan lebih dari 5 tahun kromosom 2q24, 19q13, dan 5q31, suatu
dan sering mengalami kejang tanpa kelainan autosomal dominan
demam. Gen pertama yang mengalami mutasi yaitu
Kejang berkurang di tengah masa SCN1B (gen pengkode Na channel beta 1
kanak-kanak (11 tahun) subunit)
Breath-holding spells Tidak ada demam, ada serangan apneu, sianosis, dan EEG normal dan serangan tidak
episode pendek generalisata jerking pada ekstremitas menimbulkan epilepsi
setelah menangis Seringkali pada iron defisiency
Anak menahan nafas pada saat ekspirasi, usia onset 6-18 anemia. Suplemen iron efektif
bulan sebagai pencegahan
Kadang non-sianosis, berhubungan dengan kardiak asistol
dan disertai sinkop atau kejang anoksia
Dravet syndrome : Epilepsi menetap, biasanya pada usia tahun pertama, onset Mutasi SCN1A positif
severe myoclonic kejang pada awal kehidupan, rekuren (>5x), prolong dan
epilepsy of infancy sering fokal serta klonik
(SMEI)
Sumber : Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat IDAI. IDAI: Jakarta. 2014.
■ Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang dirujuk ke rumah sakit.
■ Di rumah sakit dapat diberikan diazepam IV dosis 0,3-0,5 mg/kg.
■ Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin IV dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan
kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit.
■ Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis
awal.
■ Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang rawat intensif.
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam apakah
kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor risikonya.
Sumber : Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat IDAI. IDAI: Jakarta. 2014.
Tatalaksana Kejang Akut & Sumber : Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat
IDAI. IDAI: Jakarta. 2014.
Status Epileptikus
Pre-hospital Diazepam 5-10 mg/rektal 0-10 menit
Pre-hospital max 2x, jarak 5 menit
Periksa airway,
Diazepam 0,25-0,5 mg/kg/iv, kecepatan breathing, 10-20 menit
2 mg/menit, dosis max 20 mg circulation
Rumah atau
RumahSakit/IGD
Sakit/IGD
Midazolam 0,2 mg/kg/iv bolus
atau Periksa EKG,
Lorazepam 0,05-0,1 mg /kg/iv, kecepatan 2 mg/menit GDS, elektrolit,
AGD, koreksi
Kejang stop, lanjut Fenitoin 20 mg/kg/iv, (larutkan 10 mg/1
ICU/IGD
ICU/IGD 5-7 mg/kg 12 jam cc NS), kecepatan 1 mg/menit, dosis max 20-30 menit
kemudian 1 gr
Kejang stop, lanjut
ICU/IGD Fenobarbital 20 mg/kg/iv dalam 5-10 30-60 menit
ICU/IGD 4-5 mg/kg 12 jam
menit, max 1 gr
kemudian
ICU
ICU refrakter
Diberikan bila terdapat indikasi dari pemberian obat rumatan (salah satu) :
■ Kejang lama > 15 menit
■ Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang (hemiparesis,
paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus)
■ Kejang fokal
■ Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
– Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
– Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
– Kejang demam > 4 kali per tahun
Sumber : Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat IDAI. IDAI: Jakarta. 2014.
Pemberian Obat Rumatan
■ Obat pilihan saat ini asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang
berumur kurang dari 2 tahun asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi
hati.
■ Selain itu harga dari asam valproat juga cukup mahal.
■ Dosis asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan fenobarbital 3-4
mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.
■ Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara
bertahap selama 1-2 bulan.
Sumber : Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat IDAI. IDAI: Jakarta. 2014.
Indikasi Rawat
■ Kejang demam sangat jarang menimbulkan kematian. Kejang demam juga tidak
menimbulkan berkurangnya kemampuan kognitif dan performa anak di sekolah
setelah kejang. Kemampuan memori anak terganggu bila anak mengalami epilepsi
temporal kronik.
Atrophy No Yes
Fasciculations NO Yes
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit WHO 2005
.
Batas Elektrolit
Elektrolit Batas bawah Batas atas Timbul neurologis