Anda di halaman 1dari 25

DIABETES MELLITUS TIPE 1

REFRAT

Pembimbing : dr. Iin Novita N. M., Sp.PD


Kepaniteraan Klinik Bagian Interna oleh :
RS PKU Muhammmadiyah Surakarta Ardian Hendra Rezi P
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (J510185091)
Surakarta
DEFINISI
Diabetes mellitus secara definisi adalah keadaan
hiperglikemia kronik. Hiperglikemia ini dapat disebabkan
oleh beberapa keadaaan, di antaranya adalah gangguan
sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon
insulin atau gangguan kedua-duanya

Diabetes mellitus tipe 1 terjadi karena kerusakan sel


β-pankreas. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh
proses autoimun maupun idiopatik.
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian diabetes mellitus di USA adalah sekitar
1 dari setiap 1500 anak (pada anak usia 5 tahun) dan sekitar
1 dari 350 anak (pada anak usia 18 tahun). Puncak kejadian
diabetes adalah pada usia 5-7 tahun serta pada masa awal
pubertas seorang anak. Kejadian pada laki-laki dan
perempuan sama (Weinzimer SA, Maggae S. 2005).

Insiden di Indonesia sampai saat ini belum diketahui. Namun


dari data registry nasional untuk penyakit DM pada anak dari
UKK Endokrinologi PP IDAI, terjadi peningkatan jumlah dari
200-anak dengan DM pada tahun 2008 menjadi 580-an
pasien pada tahun 2011.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Diabetes mellitus ditegakkan berdasarkan
ada tidaknya gejala. Bila dengan gejala
(polidipsi, poliuria, polifagia), maka
pemeriksaan gula darah abnormal satu kali
sudah dapat menegakkan diagnosis DM.

bila tanpa gejala, maka diperlukan paling


tidak 2 kali pemeriksaan gula darah
abnormal pada waktu yang berbeda
Kriteria hasil pemeriksaan gula darah abnormal adalah :
1.Kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dL atau
2.Kadar gula darah puasa > 126 mg/dL atau
3.Kadar gula darah postpandrial > 200 mg/dL

Perlu dilakukan pemeriksaan penujang, yaitu C-peptide < 0.85 ng/ml.


PERJALANAN PENYAKIT

Periode pra-diabetes
-Periode manifestasi klinis
-Periode honey moon
-Periode ketergantungan insulin yang
menetap
Kesalahan dalam diagnosis
Sering Kencing : Kemungkinan diagnosisnya adalah infeksi saluran
kencing atau terlalu banyak minum (selain DM). Variasi dari keluhan
ini adalah adanya enuresis (mengompol) setelah sebelumnya anak
tidak pernah enuresis lagi

Berat badan turun atau tidak mau naik lagi


: Kemungkinan diagnosis adalah asupan n Sesak nafas : Kemungkinan diagno
utrisi yang kurang atau adanya penyebab sanya dalah bronkopneumonia. Pad
organik lain. Hal ini disebabkan karena ma ahal gejala sesak nafasnya apabila
sih tingginya kejadian malnutrisi di negara diamati pola nafasnya adalah tipe K
kita. usmaull (nafas cepat dan dalam).

Nyeri perut : Seringkali dikira sebagai appendicitis. Pada penderita


DM tipe 1, nyeri perut ditemui pada keadaan ketoasidosis.
TATA LAKSANA
Terdapat 5 pilar manajemen DM tipe 1, yaitu :
-Insulin
-Diet
-Aktivitis / exercise
-Edukasi
-Monitoring kontrol glikemik
Jenis-jenis insulin
Diet
Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1
tahun sampai dengan usia pubertas dapat
juga ditentukan dengan rumus sebagai 50¬55% karbohidrat
berikut :
15-20% protein
Laki-laki = 66 + (13.7xBB) + (5xTB)-(6.8xU) 30% lemak
Wanita = 655 + (9.6xBB) + (1.7xTB)-(4.7xU)

20% berupa makan pagi.


10% berupa makanan kecil.
25% berupa makan siang.
10% berupa makanan kecil.
25% berupa makan malam.
10% berupa makanan kecil.
Aktivitas
Anak DM bukannya tidak boleh berolahraga. Justru dengan berolahraga
akan membantu mempertahankan berat badan ideal, menurunkan berat
badan apabila menjadi obes serta meningkatkan percaya diri.

Apabila gula darah sebelum olahraga di atas 250 mg/dl serta didapatkan
adanya ketonemia maka dilarang berolahraga. Apabila kadar gula darah
di bawah 90 mg/dl, maka sebelum berolahraga perlu menambahkan diet
karbohidrat untuk mencegah hipoglikemia.
Monitoring control glikemik
Monitoring ini menjadi evaluasi apakah tatalaksana yang diberikan
sudah baik atau belum. Pasien harus melakukan pemeriksaan gula
darah berkala, Setiap 3 bulan memeriksa HbA1c.
Edukasi

Keluarga perlu diedukasi tentang penyakitnya, patofisiologi, apa yang


boleh dan tidak boleh pada penderita DM, insulin (regimen, dosis, cara
menyuntik, lokasi menyuntik serta efek samping penyuntikan), monitor
gula darah dan juga target gula darah ataupun HbA1c yang diinginkan.
KOMPLIKASI
Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering
terjadi : hipoglikemia dan ketoasidosis.

Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi


setelah tahun ke-5, berupa : nefropati, neuropati,
dan retinopati.

Adanya ’mikroalbuminuria’ merupakan parameter


yang paling sensitif untuk identifikasi penderita
resiko tinggi untuk nefropati diabetik.

Pada anak dengan DM tipe-1 selama > 5 tahun,


dianjurkan skrining mikroalbuminuria 1x/tahun.
Ketoasidosis diabetik
Komplikasi akut yang sering terjadi pada penderit
a diabetes tipe 1 dengan tanda khas hiperglikemi
a, ketoasidosis, dan ketonuria

Gejala dan tanda:


-Nausea, vomiting
-Penurunan berat badan dengan cepat
-Dry skin
-turgor kulit menurun
-Nafas Kussmaul, bau keton
-Penurunan kesadaran
Penanganan
Koreksi kehilangan cairan dengan sodium kloride
atau ringer asetat

1-3 L dalam 1 jam pertama


1 L dalam 1 jam berikutnya
1 L dalam 2 jam berikutnya
1 L dalam 4 jam berikutnya
Sampai didapatkan kondisi euvolemic
Penanganan
Pemberian insulin iv, satu jam setelah terapi cair
an

24 Unit regular insulin dalam 60 ml NaCl dengan


kecepatan 15 ml/jam sampai gula darah mencap
ai <180 mg/dl

Waspada dengan hipoglicemia yang bisa terjadi


dengan cepat
Penanganan
Koreksi elektrolit

Potasium kloride diberikan bila kadar potassium


dibawah 6 mEq/L.
4.5-6 mEq/L diberikan 10 mEq/h potassium klori
de
3-4.5 mEq/L diberikan 20 mEq/h potassium klori
de
KESIMPULAN
Penderita terbanyak diabetes mellitus tipe 1 adalah usia anak dan remaja.
Perlu kewaspadaan tenaga medis mengenai penyakit ini maupun
komplikasi yang mungkin terjadi yang seringkali salah diagnosis.
Keterlambatan dalam diagnosis akan berakibat fatal bagi keselamatan
jiwa penderita DM tipe 1.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai