Anda di halaman 1dari 32

BURN INJURY

Annisa Nidya R. Sitepu


TBMFKUSU-11-05
LUKA BAKAR
Luka karena bahan-bahan panas atau bahan kimia

pada permukaan luar atau dalam tubuh

menyebabkan kerusakan jaringan


Nyala Benda
api panas

LU K A Radiasi Listrik
BA K A R

Zat
X-ray
Kimia

Uap Cairan
Etiologi
Thermal Burn

Flame Burn : akibat kontak dengan api

Scald Burn : akibat kontak dengan cairan yang panas

Contact Burn : akibat kontak dengan benda padat yang panas

Chemical Burn

Electrical Burn
Kerusakan jaringan Evaporasi cairan melalui
Inhalation injury
tubuh akibat panas permukaan tubuh ↑↑

Kegagalan Keracunan
permeabilitas kehilangan panas tubuh &
napas akut CO2
kapiler ↑↑ peningkatan kebutuhan O2
Edem saluran
napas atas
Cairan dan protein ke metabolisme tubuh dan
Vasokonstriksi jaringan interstisial produksi energi ↑↑
perifer
Hemokonsentrasi Diuresis
Hipotensi

Takikardi Oliguri
Syok
Penurunan CO hipovolemik retensi Na, ekskresi K

Akut tubular
nekrosis
Perubahan Sistemik Akibat Burn Injury
Klasifikasi
Dupuytren
Dalamnya

KLASIFIKASI Klasifikasi Wilson

Luasnya Rule of Nine

Ringan

Derajatnya Sedang

Berat
Tingkat I Eritema

Tingkat II Vesikula

Tingkat III Kerusakan superfisial


Dupuytren
Tingkat IV Seluruh lapisan kulit
DALAMNYA

Tingkat V Sampai ke otot

Tingkat VI Terbakar hangus

Tingkat I Dupuytren I + II

Wilson Tingkat II Dupuytren III + IV

Tingkat III Dupuytren V + VI


LUASNYA
DERAJATNYA

RINGAN

II : < 15%

II : < 10%
pada anak

III : < 2 %
DERAJATNYA

SEDANG

II : 15-25 %

II : 10-20 %
pada anak

III : 2-10%
Wajah, tangan, atau kaki
DERAJATNYA
BERAT

I : wajah, telinga, mata,


tangan, kaki, kelamin

II : ≥ 25 % atau
≥ 20 % pada anak

III : ≥ 10%

Luka bakar dengan cedera


inhalasi, listrik, dan disertai
trauma lain
PENANGANAN AWAL
STOP the Burning Process !!!

• Selimuti dengan kain yang lembab untuk mematikan


api pada tubuh
• Lepaskan pakaian yang terbakar, kecuali sudah
melekat
• Lepaskan aksesoris pada tubuh
• Aliri dengan air mengalir selama 20 menit
• Selimuti tubuh dengan kain hangat, bersih, dan
kering untuk mencegah hipotermia
Primary Survey
Obstruction
Syock
A
Airway C
B Circulation
Breathing
Hypoxia
Hypercarbia

D E
Disability Exposure Other trauma
Unconsciousness Hypothermia
Airway
Obstruksi jalan nafas
Tanda obstruksi jalan nafas
akibat edema masif
Suara serak
ataupun bronkospasme
Perubahan suara nafas
Takipnea (penggunaan
otot nafas tambahan)
Indikasi intubasi pada luka bakar
gelisah
Luka bakar masif (>35% TBSA)
Luka bakar pada wajah
Luka bakar dalam mulut
Tanda obstruksi jalan nafas
Transportasi jangka lama
Airway
TRAUMA INHALASI • Luka bakar kepala dan badan akibat
ledakan
• Luka bakar yang mengenai wajah • Kadar karboksihemoglobin lebih dari 10%
dan/atau leher setelah terbakar
• Alis mata dan bulu hidung hangus • Stridor
• Adanya timbunan karbon dan tanda • Luka bakar yang melingkar leher
peradangan akut orofaring
• Sputum mengandung karbon arang  PERTIMBANGKAN INTUBASI
• Suara serak
• Riwayat terkurung dalam api (dalam
ruangan tertutup) WATCH OUT!!!
Breathing
Hipoksia dan hiperkarbia
menyebabkan kematian Tanda Trauma Inhalasi
akibat oksigenasi yang
inadekuat Luka bakar pada wajah, mulut,
leher, faring
Jelaga pada sputum
Terapi Takipnea
Batuk produktif
Oksigenasi 100% sampai Kesulitan bernafas
kadar CO < 10% Bulu hidung, jenggot terbakar
Breathing
A.HIPOKSIA
1. Trauma inhalasi
2. Ventilasi inadekuat yang diakibatkan luka bakar dada
yang melingkar
3. Trauma toraks
Penanganan
Oksigen 100% kecepatan tinggi, baik dengan intubasi
atau tidak.
Breathing
B. KERACUNAN KARBON MONOKSIDA (CO)
• Diagnosis keracunan CO didasarkan atas riwayat terpajan dan
pemeriksaan karboksihemoglobin.
• Kadar CO diatas 20% dapat menimbulkan sakit kepala, mual,
kebingungan, koma dan kematian.
Penanganan
Oksigen 100% non-rebreathing mask 15 L/i

C. TRAKEOBRONKITIS, EDEMA DAN PNEUMONIA


Disebabkan oleh inhalasi hasil pembakaran dan asap
Penanganan
Pemasangan intubasi sebaiknya dilakukan.
Circulation
Kebocoran kapiler masif Tanda Volume Cukup
menyebabkan syok Kesadaran baik
hipovolemik Vital sign ( akral, CRT, nadi, TD,
CVP)
UOP cukup:
Terapi Dewasa 0,5-1 cc/kgBB/jam
Anak < 2 thn 2 cc/kgBB/jam
IV cath bore besar 2 line Anak > 2 thn 1 cc/kgBB/jam
Cek darah
Resusitasi cairan
Formula Parkland:
2-4cc x kgBB x %TBSA
50 % dalam 8 jam pertama
50 % 16 jam berikutnya
Disability & Exposure

Penurunan kesadaran
Hipoglikemia
Hipotermia
Gangguan elektrolit

Terapi
Beri Cairan Dextrose
Selimuti pasien
Secondary Survey
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik head to toe
c. Pemeriksaan penunjang untuk pasien luka berat
d. Sirkulasi perifer pada luka bakar melingkar di ektremitas, untuk mengeksklusi
kemungkinan Compartment Syndrome (Pain, Pulseless, Paralisis, Parestesia,
Pallor)
e. Pemasangan pipa lambung (NGT), pada pasien dengan luka bakar> 20%, atau jika
mengalami mual muntah dan perut kembung.
f. Pemberian analgesik
g. Perawatan luka, tutupi dengan kasa yang steril dan bersih. Jangan berikan
kompres air dingin pada pasien luka bakar> 10 %, karena bisa menyebabkan
hipotermi.
h. Antibiotik
i. Profilaksis Tetanus
Surgery
a. Debridement
b. Excharatomy
c. Excicion + Grafting
d. Granulating Tissue + Grafting
Luka Bakar Bahan Kimia
• Luka bakar bahan kimia disebabkan oleh kontak langsung dengan zat kimia
asam atau basa. Zat kimia basa lebih parah dibandingkan zat kimia asam
karena zat kimia basa dapat menembus kulit lebih dalam.
• Irigasi dengan air sebanyak-banyaknya setidaknya selama 20-30 menit
• Sebelum melakukan irigasi, bila terdapat serbuk kimia maka sikat dahulu
untuk menyingkirkannya.
• Jangan menggunakan zat
penawar kimia

Chemical Burn
Luka Bakar Listrik
• Luka bakar listrik disebabkan kontak langsung aliran listrik
dengan tubuh.
• Perlu dievaluasi EKG -> ventrikular fibrilasi, aritmia jantung
• Rhabdomiolisis dapat menyebabkan dilepasnya mioglobin
yang dapat akhirnya menyebabkan gagal ginjal akut.
• Urin berwarna gelap menandakan adanya hemokromogens.

Target UOP
Dewasa : 100 ml/jam
Anak : 2 ml/kgBB (anak <30kg)
Electrical Burn
Komplikasi:
KONTRAKTUR

Anda mungkin juga menyukai