Anda di halaman 1dari 23

NAMA KELOMPOK

1. Ridho Septialdi (H1051181044)

2. Rikcy Adi Nugroho (H1051181045)


KELOMPOK 6 3. Eriza Apriadi Widio (H1051181046)

4. Fahri Ramadhan (H1051181048)

5. Egi Adhardi (H1051181050)

6. Nabila Adinda Dwi Putri


(H1051181051)
ILMU FILSAFAT
PENGERTIAN ILMU FILSAFAT

kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia yang berasal dari kata filosofein yang
berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tesebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang
berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang bererti cinta dan Sophia
yang berarti kearifan. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari
ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu
sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan
dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat
menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan
validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam
penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan
model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Pengertian ilmu filsafat menurut para ahli
– • Plato (427 SM – 348 SM) “filasafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran
asli”.
– • Aristoteles (382 SM – 322 SM) “ filasfat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandugn didalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika”.
– • Al Farabi (870 M – 950 M) “ filasfat adalah ilmu pengetahuan tentang alam bagaimana hakekatnya
sebearnya”.
– • Descartes (1590 M – 1650 M) “filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di aman Tuhan, alam
dan manusia menjadi pokok penyelidikan”.
– • Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang menckup di dalamnya beberapa persoalan:
– 1. Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
– 2. Apakah yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
– 3. Sampai dimanakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
– 4. Apakah yang dimanakan manusia? (Jawabnya : Atropologi)
– • Harun Nasution : “Filasafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat tradisi,agama atau dogma) dan dengan
sedalam–dalamnya sehingga sampai ke dasar – dasar (akar) persoalan”.
– • Al – Kindi : “Dikalangan kaum kalangan orang muslim orang yang pertama memberikan pengertian filasafat dan lapangnya adalah Al – Kindi, ia
membagi filsafat menjadi 3 bagian:
– 1. Thabiiyyat (ilmu fisika) sebagai sesuatu yang berbenda.
– 2. Al–ilm al – rriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung, teknik, astronomi dan musik ) berhubungan dengan tapi punya wujud sendiri.
– 3. Al – ar – rububiyyah (ilmu ketuhanan)
– • Ibnu Sina : pembagian ilmu filfasat bagi Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda dengan pembagian yang sebelumnya, filasafat teori dari
filasafat praktis. Filsafat ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah:
– Ilmu tentang turunnya wahyu dan makhluk – makhluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu
disampaikan dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. Ilmu akhirat antar ilmu antara lain memperkenalkan
kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya akan tetapi rohnya, maka roh yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
– • I.R Poedjaeijatna : “filsafat adalah ilmu yang mencari sebab yang sedalam – dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada”.
– • W.M Bakker SY: “ filsafat adalah refleksi rasional atas keseluruhan keadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh hikmah.
– • Hasbullah Bakry : “ ilmu filsafar adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia
seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu”.
Objek kajian dari ilmu filsafat
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, filsafat juga mempunyai objek kajian yang meliputi objek materi dan
objek formal. Dalam kaitan ini, Louis O. Kattsoff menulis bahwa : “Lapangan kerja filsafat itu bukan main
luasnya, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui
manusia”. Sedangkan, A.C.Ewing mengatakan : “pertanyaan – pertanyaan pokok filsafat
adalah Truth (kenenaran), Matter (materi), Mind (budi), the Rlation of Matter and Mind (hubungan
materi dan budi), Space and Time (ruang dan waktu), Cause (sebab), Freedom (kemerdekaan), Monism
versus Pluralism (monisme melawan pluralisme) dan God (Tuhan).Sementara M.J. Langeveld menyatakan
: “Bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan segala sesuatu (sarwa) yang ada
secara radikal dan menuru sistem.”
1. OBJEK MATERIAL

Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta dan kebenaran semua
disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua disiplin ilmu. Sedangkan menurut Arif
Rohman, Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22) objek material suatu bahan yang berupa benda, barang,
keadaan atau hal yang dikaji. Menurut Surajiyo (2007: 5), objek material adalah suatu bahan yang menjadi
tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki,
dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret
ataupun hal yang abstrak.
LANJUTAN

2. OBJEK FORMAL

Objek formal filsafat ilmu adalah telah filsafat tentang fakta dan kebenaran, serta telah filsafati tentang
konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi objek formal substantif, sedangkan konfirmasi dan
logika menjadi objek formil instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Sedangkan menurut Arif Rohman,
Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22) objek formal adalah sosok objek material yang dilihat dan didekati
dengan sudut pandang dan perspektif tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia
dalam memperoleh pengetahuan yang benar. Sementara objek formal menurut Waryani Fajar Riyanto
(2011 :20) adalah cara pandang tertentu, atau sudut pandang tertentu yang dimiliki serta yang
menentukan satu macam ilmu.
KARAKTERISTIK
BERFIKIR FIlSAFAT
1. Radikal
Berfilsafat berarti berfikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berfikir secara radikal, ia tidak
akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berfikirnya itu akan senantiasa
mengobarkan hasratnya untuk menemukan realitas seluruh kenyataan, berarti dirinya sendiri sebagai suatu
realitas telah termasuk ke dalamnya sehingga ia pun berupaya untuk mencapai akar pengetahuan tentang
dirinya sendiri. Telah jelas bahwa artinya berfikir radikal bisa diartikan berfikir sampai ke akar-akarnya,
tidak tanggung-tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir itu tidak setengah-
setengah, tidak berhenti di jalan tetap terus sampai ke ujungnya.
Berfikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkirbalikkkan segala sesuatu,
melainkan dalam arti sebenarnya, yaitu berfikir secara mendalam. Untuk mencapai akar persoalan yang
dipermasalahkan. Berfikir radikal justru hendak memperjelas realitas.
2. kritis

Saya sebagai mahasiswa harus berpikir kritis dalam berfilsafat. Contoh dari
berpikir kritis adalah saya akan tanggap terhadap setiap persoalan yang
terjadi atau yang sedang berkembang, bahkan saya akan mendatanginya
jika itu memungkinkan. Setelah itu saya akan mengumpulkan bukti-bukti
serta menggunakan otak saya untuk berpikir bagamana cara
menyelesaikan persoalan tersebut.
3. Sistematis
Sistematis disini artinya susunan dan urutan (hierarki), juga kaitan suatu
masalah dengan materi atau masalah lain yang terdapat pada filsafat. Lantas,
apa yang dimaksud dengan materi atau permasalahn filsafat dan bagai mana
susunan dan hubungan satu masalah dengan masalah yang terjadi? Menurut
Langeveld (1959) mengajukan tiga masalah pokok dalam filsafat yang
melahirkan jenis jenis filsafat, disebut dengan problematika filsafat. Ketiga
masalah tersebut antara lain:
a. Masalah mengenal dan mengetahui atau cognition
b. Masalah segala sesuatu atau metafisika
c. Masalah penilaian dan aksiologi
POLA PEMIKIRAN SERTA HIDUP DALAM ILMU FILSAFAT

>Cara Berfikir

Filsafat adalah suatu tindakan, suatu aktivitas. Filsafat adalah aktivitas untuk berpikir secara
mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia (apa tujuan hidup, apakah Tuhan
ada, bagaimana menata organisasi dan masyarakat, serta bagaimana hidup yang baik), dan mencoba
menjawabnya secara rasional, kritis, dan sistematis.
Untuk catatan, filsafat sudah ada lebih dari 2000 tahun, dan belum bisa (tidak akan pernah bisa)
memberikan jawaban yang pasti dan mutlak, karena filsafat tidak memberikan jawaban mutlak, melainkan
menawarkan alternatif cara berpikir.
Ketika belajar filsafat, anda akan berjumpa dengan pemikiran para filsuf besar sepanjang sejarah
manusia. Sebut saja nama-nama pemikir besar itu, seperti Plato, Aristoteles, Immanuel Kant, Thomas
Aquinas, dan Jacques Derrida. Pemikiran mereka telah membentuk dunia, sebagaimana kita pahami
sekarang ini.
>Kemampuan-kemampuan Penting

Dengan belajar filsafat, anda akan mendapatkan beberapa ketrampilan berikut; memikirkan
suatu masalah secara mendalam dan kritis, membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan
secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis
dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga.
Dengan belajar filsafat, anda akan dilatih menjadi manusia yang utuh, yakni yang mampu berpikir
mendalam, rasional, komunikatif. Apapun profesi anda, kemampuan-kemampuan ini amat dibutuhkan.
Di sisi lain, dengan belajar filsafat, anda juga akan memiliki pengetahuan yang luas, yang merentang
lebih dari 2000 tahun sejarah manusia.
Kemampuan berpikir logis dan abstrak, kemampuan untuk membentuk argumen secara
rasional dan kritis, serta kemampuan untuk menyampaikan ide secara efektif, kritis, dan rasional, akan
membuat anda mampu berkarya di berbagai bidang, mulai dari bidang informasi-komunikasi, jurnalistik,
penerbitan, konsultan, pendidikan, agamawan, ataupun menjadi wirausaha.
Filsafat Sebagai Cara Berpikir
Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yand sangat mendalam sampai hakikat atau berpikir secara
global/menyeluruh atau berpikir yang dilihat sari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang pengetahuan.
Berpikir yang dwmikian ini sebagai upaya untuk dapat berpikir secara cepat dan benar serta dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Harus Sistematis
Pemikiran yang sistematis ini dapat diartikan untuk menyusun suatu pola pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing – masing unsure saling
berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
2. Harus Konsepsional
Secara umum istilah konsepsional berkaitan dengan ide (gambar) atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Gambaran
tersebut mempunyai bentuk tangkapan sesuai dengan riilnya.
3. Harus Koheren
Koheren atau runtut adalah unsur – unsurnya tidak boleh mengandung uraian – uraian yang bertentangan satusama lain.
4 Harus Rasional
Maksud rasional adalah unsur – unsurnya berhubungan secara logis. Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk
kebenaran yang mempunyai kaidah/tata cara.tata cara berpikir.
lanjutan

4. Harus Sinoptik
Sipnotik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal – hal secara
menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.
5. Harus Mengarah pada Pandangan Dunia
Maksudnya adalah [emikiran filsafat sebagai upaya untuk memahami
semua realitas kehidupan dengan jalan menyusun suatu pandangan (hidup)
dunia, termasuk di dalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal yang
berada di dalamnya (dunia).
MANFAAT FILSAFAT
DALAM AGAMA

Louis O. Kattsoff menjelaskan bahwa filsafat adalah suatu analisa secara hati-hati
terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunannya secara
sengaja serta sistematis atas suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tidakan.
Kesulitan dalam mendefinisikan agama secara memadai tampak jelas dengan sangat
banyaknya definisi mengenai agama. Banyaknya definisi mengenai agama
mengakibatkan beraneka ragamnya agama yang ada di dunia saat ini.
Suatu agama mengungkap suatu kumpulan pola tingkah laku dan kepercayaan sebagai
nilai-nilai yang tertinggi dan yang terbaik. Kepercayaan ada bermacam-macam, yakni
ateisme (tidak mengakui adanya Tuhan), monoteisme (mengakui adanya hanya satu
Tuhan), dan politeisme (percaya akan adanya Tuhan yang berjumlah banyak).
Filsafat Sebagai Pandangan Hidup
– Diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi
manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan). Hal ini berarti bahwa filsafat
mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk
monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga). Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral
di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam – macam filsafat sebagai berikut :

1) Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.


2) Manusia dengan unsur rasanya dapat melahirkan filsafat keindahan (estetika).
3) Manusia dengan unsur monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) dapat melahirkan filsafat antropologi.
4) Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan filsafat ketuhanan.
5) Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan filsafat sosial.
6) Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir (logika).
Lanjutan

7) Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat melahirkan filsafat tingkah
laku (etika).
8) Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
9) Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai (aksiologi)
10) Manusia dengan dan sebagai warga negara dapat melahirkan filsafat negara.
11) Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap supernatural dapat melahirkan filsafat agama.
Kegunaan filsafat di bidang agama sendiri adalah memahami
makna agama, menambah pengetahuan tentang Tuhan, dan
untuk menunjukkan bukti-bukti adanya Tuhan. Timbulnya
tuntutan-tuntutan untuk mencari bukti adanya Tuhan disebabkan
oleh pernyataan adanya Tuhan tidak jelas. Disinilah letak
timbulnya masalah. Dari berbagai masalah yang ada,
pembuktian-pembuktian pun diperlukan, yakni pembuktian dari
segi ontologi, pembuktian dari segi psikologi, pembuktian dari
segi kosmologi, pembuktian dari segi teleologi, dan pembuktian
dari segi kesusilaan.
MANFAAT FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN

1. Tidak menjadi sombong


Filsafat adalah ilmu kehidupan yang mempelajari berbagai kehidupan. Fenomena alam dan lain
sebagainya. mempelajari alam sama dengan mempelajari hakekat kehidupan secara menyeluruh.
Orang yang mengerti apa tu arti kehidupan menjadikannya lebih rendah hati dan tidak sombong
karena itulah hakekat kehidupan. Hidup hanya sementara aja dan tidak akan selamanya. Semua yang
kita miliki hanyalah titipan dari Sang Pencipta.

2. Berfikir kritis
Berfikir juga merupakan manfaat ilmu filsafat selanjutnya. Berfikir kritis mengajarkan kita untuk
mempelajari ha-hal yang tidak diketahui dan mencari tahu kenyataanya. Berfikir kritis merupakan
aspek yang diperlukan karena tidak semua orang memiliki fikiran yang kritis. Berfikir kritis berarti
berfikiran terbuka yang tidak hanya siap untuk dinasehati namun juga menasehati.
3. Ilmu cerdas
Ilmu filsafat adalah ilmu cerdas yang memberikan gambaran dalam berbagai cabang
ilmu lainnya seperti pendidikan, ekonomi dan sosial. Sebagai ilmu yang cerdas ilmu filsafat ini
lebih berkaitan dengan kehidupan sehari – hari dalam bersikap. Jadi penerapan ilmu filsafat
sebagai ilmu cerdas sangatlah penting untuk dipelajari. Ilmu filsafat mengajarkan kecerdasan
tidak hanya sebatas pada satu bidang saja melainkan juga secara keseluruhan. Manfaat ilmu
filsafat ini penting diterapkan untuk anak-anak dimasa pertumbuhan mereka agar kemauan
untuk belajar ilmu filsafaat sudah ada sejak dini.

4. Mampu menyelesaikan masalah


Manfaat selanjutnya dari ilmu filsafat selain mengajak untuk berfikir secara kritis juga
bermanfaat untuk menyelesaikan masalah. Dalam kehidupan yang namanya masalah tentu akan
selalu ada. Dan untuk menghadapi masalah memerlukan ketenengan lahir dan batin. Sehingga
hasil yang didapat tidak disesali kemudian hari. Mampu menyelesaikan masalah secara baik
membuktikan bahwa memiliki jiwa yang besar tidak semua orang punya. Hanya orang tertentu
saja yang bisa melakukannya. Jadi mempelajari ilmu filsafat dan memahami ilmu filsafat amat
sangat penting untuk menentukan cara bersikap kita secara baik dalam menhadapi masalah dan
menemukan solusi dari masalah tersebut.
kesimpulan

Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai
kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang
berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata
Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
Ada beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof :
– Plato (427 SM – 348 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.”
– Aristoteles (382 SM – 322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
di dalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.”
– Al Farabi (870 M – 950 M) “Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakekatnya yang
sebenarnya.”

Anda mungkin juga menyukai