Anda di halaman 1dari 17

Oleh :

DRS. SUPRIYADI, MSi


KEPALA BAGIAN KELEMBAGAAN DAN ANJAB
BIRO ORGANISASI
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
HUB KEWENANGAN PEMERINTAHAN NKRI
PASAL 4 PASAL 17 PASAL 18
UUD UUD UUD
1) Presiden dibantu oleh 1) NKRI dibagi atas daerah daerah
provinsi dan daerah provinsi itu
1. Presiden Republik menteri menteri dibagi atas kabupaten dan kota,
negara. yang tiap tiap provinsi, kabupaten,
Indonesia memegang dan kota itu mempunyai
kekuasaan 2) Menteri menteri itu pemerintahan daerah, yang diatur
diangkat dan dengan undang-undang.
pemerintahan 2) Pemerintahan daerah provinsi,
diberhentikan oleh
menurut daerah kabupaten, dan kota
Presiden. mengatur dan mengurus sendiri
UndangUndang urusan pemerintahan menurut asas
3) Setiap menteri otonomi dan tugas pembantuan.
Dasar. membidangi urusan 3) Pemerintahan daerah provinsi,
tertentu dalam daerah kabupaten, dan kota
2. Dalam melakukan pemerintahan. memiliki Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang anggota-anggotanya
kewajibannya 4) Pembentukan, dipilih melalui pemilihan umum.

Presiden dibantu oleh pengubahan, dan 4) Gubernur, Bupati dan Walikota


masingmasing sebagai Kepala
satu orang Wakil pembubaran Pemerintah Daerah Provinsi,
Presiden. kementerian negara Kabupaten dan Kota dipilih secara
demokratis
diatur dalam undang
5) Pemerintah daerah menjalankan
undang. otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh
undangundang ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat
KEKUASAAN PEMERINTAHAN

Pasal 5
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1 Tahun 1945.

Kekuasaan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


2 diuraikan dalam berbagai Urusan Pemerintahan.

Dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan sebagaimana


3 dimaksud pada ayat (2), Presiden dibantu oleh menteri yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan tertentu.

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan sebagaimana


4 dimaksud pada ayat (2) di Daerah dilaksanakan berdasarkan asas
Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.
Lanjutan

Pasal 6
Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan sebagai dasar
dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan.

Pasal 7
Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan
1 terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Daerah.

Presiden memegang tanggung jawab akhir atas


2 penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
BINWAS KAB/KOTA
GUB WAKIL PEMERINTAH
PUSAT
Binwas
umum dan SET GWP :
teknis SEKDA DAN 5 UNIT
KERJA

KAB/KOTA
DPRD BUP/WK

dibantu
Binwas
(fungsi INSPEKTORAT
Manajemen)

PERANGKAT DAERAH
Lanjutan

Pasal 91

Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan


terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah Kab/Kota dan tugas
pembantuan oleh daerah Kab/Kota, Presiden dibantu
oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
ALUR PIKIR PEMBAGIAN URUSAN

UU 32/04 UU 23/14

RPP PELAKSANA
PP 38/07 URUSAN KONKUREN
TIDAK MENGATUR LEMBAGA LAIN,
LEMTEK DAN KANTOR
U RU S A N P E M E R I N TA H A N
(UU 23/2014)
PSL. 10
PSL. 25
ABSOLUT PSL. 11 - 24
(TIDAK DISERAHKAN) URUSAN
(6) KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM
(32)

1. POLITIK LUAR 1. PANCASILA, UUD45,


NEGERI WAJIB PILIHAN BHINEKA TUNGGAL IKA,
2. PERTAHANAN
(8)
KEUTUHAN NKRI.
3. KEAMANAN
(24) 2. PERSATUAN DAN
KESBANG
4. YUSTISI 3. KERUKUNAN ANTAR
5. MONETER & SUKU, INTRA SUKU,
UMAT BERAGAMA, RAS
FISKAL DAN GOLONGAN
6. AGAMA 1. kelautan dan 4. PENANGANAN KONFLIK
NON- perikanan; SOSIAL
PELAYANAN PELAYANA 2. pariwisata; 5. KOORDINASI
DASAR N DASAR 3. pertanian; PELAKSANA TUGAS
1. PENDIDIKAN (6) (18) 4. kehutanan; ANTAR INSTANSI
2. KESEHATAN 5. energi dan 6. PENGEMBANGAN
sumber daya KEHIDUPAN
3. PU DAN PENATAAN
mineral; DEMOKRASI
RUANG BERDASARKAN
6. perdagangan;
4. PERA DAN KAWSN 7. perindustrian; PANCASILA
PEMUKIMAN dan 7. PELAKSANAAN URUSAN
5.
6.
TANTRIBUMLIMAS
SOSIAL
SPM 8. transmigrasi. YG BKN KEWENANGAN
DAERAH
URUSAN KONKUREN DIWADAHI DALAM BENTUK
DINAS

WAJIB (24) PILIHAN


(8)
berkaitan dengan
Non- pelayanan dasar
pelayanan dasar
(18)
(6)

1. pendidikan; 1. tenaga kerja;


2. kesehatan; 2. pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak; 1. kelautan dan
3. pekerjaan umum 3.
4.
pangan;
pertanahan: perikanan;
dan penataan 5. lingkungan hidup;
2. pariwisata;
6. administrasi kependudukan dan
ruang; pencatatan sipil;
3. pertanian;
4. perumahan 7. pemberdayaan masyarakat

rakyat dan 8.
desa;
pengendalian penduduk dan
4. kehutanan;
kawasan
keluarga berencana; 5. energi dan
9. perhubungan;
pemukiman; 10. komunikasi dan informatika; sumber daya
11. koperasi, usaha kecil, dan
5. ketentraman, menengah; mineral;
12. penanaman modal;
ketertiban umum 13. kepemudaan dan olah raga; 6. perdagangan
dan perlindungan 14.
15.
statistik;
persandian; 7. perindustrian
masyarakat 16. kebudayaan;
8. transmigrasi
17. perpustakaan; dan
6. sosial; 18. kearsipan;
- URUSAN
PEMERINTAHAN
-INTENSITAS
URUSAN DAN
POTENSI
DAERAH
-MEWUJUDKAN
URUSAN VISI,MISI
WAJIB & DAERAH URUSAN
PILIHAN PENUNJANG
IDEALNYA SATU
URUSAN
DIWADAHI DALAM
SATU
Diwadahi Dalam LEMBAGA Diwadahi Dalam
DINAS BADAN
PENGATURAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
DALAM UU TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UU 32/2004 UU 23/2014

•Psl. 120 s.d Psl. 128: •Psl. 209:


Perangkat Daerah Provinsi: Perangkat Daerah Provinsi:
a. Sekretariat Daerah; a. sekretariat daerah;
b. Sekretariat DPRD; b. sekretariat DPRD;
c. Dinas Daerah; c. inspektorat;
d. Lembaga Teknis Daerah; d. dinas; dan
e. badan.
Perangkat Daerah Kab/Kota: Perangkat Daerah Kab/Kota:
a. Sekretariat Daerah; a. sekretariat daerah;
b. Sekretariat DPRD; b. sekretariat DPRD;
c. Dinas Daerah; c. inspektorat;
d. Lembaga Teknis Daerah; d. dinas;
e. Kecamatan; e. badan; dan
f. Kelurahan. f. Kecamatan.

PP 41 / 2007 PP 18 / 2016
TAHAPAN PENYUSUNAN ORGANISASI

1- Inventarisasi urusan/kegiatan
2- Pembagian tugas organisasi ke dalam aktivitas-aktivitas
kelompok/individu dengan menggunakan prinsip homogenitas
(pengelompokkan urusan/kegiatan ke dalam satuan organisasi)
3- Pengkategorian kegiatan-kegiatan ke dalam fungsi-fungsi
organisasi (lini, pendukung, dan staf/pembantu pimpinan)
4- Penetapan susunan organisasi
5- penetapan mekanisme hubungan kerja
KLASIFIKASI DINAS
Sesuai Pasal 217 Ayat (2) dan Ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

•dibentuk untuk mewadahi Jumlah penduduk


Tipe Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah
A dengan beban kerja yang Luas wilayah
BESAR Urusan
Besaran Urusan Wajib
•dibentuk untuk mewadahi Pemerintahan
Tipe Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah
Kemampuan
Keuangan
B dengan beban kerja yang
Daerah
SEDANG
Potensi
•dibentuk untuk mewadahi
Tipe Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah Tenaga kerja
Urusan
C dengan beban kerja yang
Pilihan
KECIL Pemanfaatan
lahan
 Kriteria besaran organisasi Katda ditetapkan berdasarkan:

• beban tugas utama masing-masing urusan


• Jumlah penduduk pemerintahan yang menjadi kewenangan pada setiap
susunan pemerintahan (lampiran PP)
• Luas wilayah • Luas cakupan pelaksanaan tugas
• Potensi dan karakteristik daerah
• Jumlah APBD • Sarana dan prasarana penunjang
tugas
• Ketersediaan SDM

Variabel Variabel
Faktor 20 % Faktor 80 %
Umum Teknis
TIPE KATDA

 Tipe A total skor variabel lebih 800


 Tipe B total skor variabel 601 s/d 800
 Tipe C total skor variabel s/d 600
Khusus untuk DINAS dan BADAN
 Tipe C total skor 400 s/d 600
 Skor 300 s/d 399,99 bentuk bidang
 Skor kurang 300 bentuk seksi
HASIL YANG DIHARAPKAN DARI
PENATAAN ORGANISASI
 Mewujudkan organisasi Pemerintah yang tepat
fungsi dan tepat ukuran (rightsizing)
 Mengurangi tumpang tindih tugas dan fungsi baik
internal maupun eksternal pada organisasi pemda
 Mengurangi fragmentasi tugas dan fungsi
 Menyempurnakan diferensiasi organisasi pemda
agar lebih tepat dan sesuai ketentuan yang
berlaku.
 Mewujudkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
tugas dan fungsi masing-masing SKPD
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai