Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja
OLEH :
Disnakertrans Prov.Jatim
BIODATA
NAMA : JUSI ISTIANTI
JABATAN : PengawasKetenagakerjaan
PENDIDIKAN : D3 Hiperkes Unair
S1 Kesehatan Masyarakat Unair
STATUS : Menikah , 2 laki2 & 1 perempuan
UNIT KERJA : Disnakertrans Prov.Jatim
ALAMAT : Jl. Dukuh Menanggal 124-126 Sby
Telp/fax : 031-8292648 / 031-8294447
HP : 082-230016847
DASAR HUKUM
UUD 1945 Psl 27 ayat 2
UU No.3 Th 1951
UU No. 1 Th. 1970
UU No.13 Th 2003 :Psl, 81, 82, 83,84
Permenakertrans No.Per.03/Men/1982 Jo Kepdirjen
No. 22 th 2008
Permenakertrans No. 02/Men/1980,
No.Per.01/Men/1976, No.Per.01/Men/1979
Permenakertrans No.Per.01/Men/1981 ttg Kewajiban
Melapor PAK & Kepres.22/KEPRES/1993
Kepmenakertrans No. 68/2004 ttg Pengusaha wajib
melakukan upaya pencegahan & penanggulangan
HIV & AIDS di tempat kerja
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
Penggunaan Teknologi
PASAL 1 AYAT 6
UU.3 / 1992
RUMAH
TERMASUK
MENINGGAL MENDADAK IDITEMPAT KERJA, MENDAPAT
SERANGAN PENYAKIT TANPA MELIHAT PENYEBAB & PENY &
LANGSUNG DIBAWA R.S TIDAK LEBIH DARI 24 JAM
UPAYA KESEHATAN KERJA
Optimalisasi beban kerja
NORMATIF
- TK perempuan hamil, melahirkan, gugur kandung
atau menyusui bayinya, Batal Demi Hukum &
pengusaha wajib mempekerjakan kembali
Psl 153 Ayat (2)
- Pengusaha wajib merencanakan & pengalihan tgs
tanpa mengurangi hak2nya bg persh yg krn sifat &
jenis pekerjaannya tdk memungkinkan
mempekerjakan TK hamil (Per.03/Men/89 psl 3)
TUJUAN & FUNGSI (PKK)
TUJUAN FUNGSI
penyesuaian diri dg Sebagai sarana perlindungan
pekerjaannya kes Tk
Melindungi Tk thd. Menekan angka kec & PAK
gangguan kes yg timbul (dg upaya promotif dan
dari pekerjaan/lingk preventif )
kerja. menangani/mengatasi kasus
Meningkatkan kes badan, kec kerja, PAK dan gangguan
kondisi mental (rohani) & kes lainnya (melalui upaya
kemampuan fisik Tk kuratif dan rehabilitatif )
Memberikan pengobatan Mencegah/mengurangi
& perawatan serta kehilangan jam kerja
rehabilitasi TK yg sakit Meningkatkan produktivitas
kerja.
44
Pemenuhan Terhadap Persyaratan Norma K3
Bidang Kesehatan Kerja
Norma Kesehatan Kerja dilaksanakan dg Pola Utama :
1. Diselenggarakan oleh lembaga/organisasi K3 bidang kes kerja
PKK (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982), bekerjasama dg lembaga terkait :
P2K3 (Permenaker No. Per.04/Men/1987) Lap
PJK3 Bidang Kesehatan Kerja (Permenaker No. Per. 04/Men/1995)
2. Dilaksanakan oleh personil yg memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai
Dokter dan paramedis dg sertifikat hiperkes (Permennaker No. 01/1976,
Permennaker No. 01/1979)
3. Program /Kegiatan hrs bersifat komprehensif, meliputi :
Preventif
Promotif
Kuratif
Rehabilitatif
Personil Kes Kerja dan Personil K3 terkait
di Tempat Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja :
a. Utama (Medis) :
Dokter Perusahaan
Dokter Pemeriksa Kes TK
Paramedis perusahaan
b. Pendukung (Non Medis) :
Petugas P3K di Tempat Kerja
Petugas Penyelenggara Makan Bagi TK
2. SDM K3 Terkait :
a. Ahli K3 Umum
b. Ahli K3 Kimia
c. Petugas K3
d. Dll.
Pemenuhan Persyaratan / Norma
Kesehatan Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja
2. Fasilitas Kesehatan Kerja :
a. Utama :
PKK (klinik/rumah sakit perusahaan)
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
b. Pendukung :
Penyediaan APD
Penyediaan makan-minum di tempat kerja
(dapur, kantin, katering)
Tata ruang, kebersihan & kes tempat kerja
Fasilitas emergency (sistim tanggap darurat)
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
A. Pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan secara
komprehensif dengan lebih menitik beratkan pada
upaya kesehatan promotif dan preventif.
B. Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja
adalah dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja,
sedangkan tenaga pelaksananya dapat terdiri dari :
a) Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
(penanggung jawab merangkap pelaksana),
b) Dokter perusahaan dan atau
c) Paramedis perusahaan.
48
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA (Lanjutan)
C. Teknis penyelenggaraan program/kegiatan pelayanan
kesehatan kerja mengacu pada :
1. Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif
disesuaikan dengan hasil penilaian risiko potensi
bahaya yang ada di perusahaan.
2. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
minimal berupa pelayanan kesehatan kerja yang bersifat
dasar yaitu :
a) Pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) dan
b) Pengobatan (rawat jalan tingkat pertama)
3. Perencanaan program dan kegiatan kesehatan kerja dibuat
dengan skala prioritas;
49
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA (Lanjutan)
4. Program/kegiatan pelayanan kes kerja terutama ditujukan utk
pencegahan PAK, peningkatan derajat kes Tk dan
peningkatan kapasitas kerja melaui program/kegiatan :
a) Pemeriksaaan kes Tk;
b) Penempatan Tk disesuaikan dengan status kesehatannya;
c) Promosi/peningkatan kes Tk;
d) Pencegahan PAK melalui perbaikan lingk kerja (program
higiene industri);
e) Pencegahan PAK melalui perbaikan kondisi kerja (program
ergonomi kerja);
f) P3K, medical emergency respon, pengobatan, rehabilitasi,
rujukan kes, pemberian kompensasi akibat kec dan PAK.;
g) Pengembangan organisasi, program & budaya kes kerja.
50
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
51
UPAYA2 PREVENTIF
1) Melakukan penilaian terhadap faktor risiko kes di tempat kerja (health
hazard risk assesment) yg meliputi :
Identifikasi faktor bahaya kes kerja melalui : pengamatan, survey,
pencatatan/pengumpulan data dan informasi
Penilaian/pengukuran potensi bahaya kes kerja
Penetapan tindakan pengendalian faktor bahaya kes pekerja
2) Pemeriksaan kes Tk (awal, berkala dan khusus)
3) Survailans dan analisis PAK dan peny umum lainnya
4) Pencegahan keracunan makanan bagi Tk
5) Penempatan Tk sesuai kondisi/status kesehatannya
6) Pengendalian bahaya lingk kerja
7) Penerapan ergonomi kerja
52
UPAYA2 PREVENTIF (Lanjutan)
8) Penetapan prosedur kerja aman atau
Standard Operating Procedure (SOP)
9) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai
10) Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi,
pengurangan jam kerja terpapar faktor risiko
dll);
11) Program imunisasi
12) Program pengendalian binatang penular
(vektor) penyakit.
53
UPAYA2 PROMOTIF
1) Pembinaan kes kerja
2) Pendidikan & pelatihan bidang kes kerja
3) Perbaikan gizi kerja
4) Program olah raga raga/senam kesegaran jasmani di tempat
kerja
5) Program bebas rokok di tempat kerja
6) Penerapan ergonomi kerja
7) Pembinaan cara hidup sehat
8) Program pencegahan & penanggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba di tempat kerja
9) Penyebarluasan informasi kes kerja melalui penyuluhan
dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi),
dengan topik yang relevan.
54
UPAYA2 KURATIF
55
UPAYA2 REHABILITATIF
1) Fisio therapi
2) Konsultasi psikologis (rehabilitasi mental)
3) Orthose dan prothese (pemberian alat bantu misalnya :
alat bantu dengar, tangan/kaki palsu dll)
4) Penempatan kembali & optimalisasi Tk yg mengalami
cacat akibat kerja disesuaikan dg kemampuannya.
5) Kompensasi kec kerja & PAK
6) Rehabilitasi kerja
7) Dll.
56
PEMERIKSAAN KES BAGI TK
PASAL 1 (UU.NO.1 TH 1970)
a. PEMERIKSAAN KESEHATAN SEB KERJA (AWAL):
PEMERIKSAAN KES YG DILAKUKAN OLEH DOKTER SEBELUM
SEORANG TK DITERIMA UTK MELAKUKAN PEKERJAAN
b. PEMERIKSAAN KES BERKALA :
PEMERIKSAAN KES PADA WAKTU2 TERTENTU THD TK YANG
DILAKUKAN OLEH DOKTER
c. PEMERIKSAAN KES KHUSUS :
PEMERIKSAAN KES YG DILAKUKAN OLEH DOKTER SCR KHUSUS
THD TK TERTENTU
d. DOKTER ADALAH DOKTER YG DITUNJUK OLEH PENGUSAHA DAN
TELAH MEMENUHI SYARAT SESUAI DG PERMENAKERTRANSKOP
(NO. 01/MEN 1976)
a. DOKTER PERUSAHAAN :
dokter yg ditunjuk atau bekerja di perusahaan yg bertugas
atau bertanggung jawab atas higiene perusahaan K3 .
c. PARAMEDIS PERUSAHAAN :
tenaga paramedis yg ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas2
higiene perusahaan K3 di perusahaan atas petunjuk dokter
perusahaan
TUJUAN PEMERIKSAAN AWAL
Agar TK yg diterima berada dlm kondisi kes yg setinggi-
tingginya,tidak mempunyai penyakit menular yg akan
mengenai TK lainnya & cocok utk pek yg akan dilakukan shg
keselamatan & kes TK yg bersangkutan & TK lain2nya yg
dapat dijamin (Jika 3 (tiga) Bln sebelumnya telah dilakukan PX
kes oleh “DOKTER” tdk ada keragu2an, maka tdk perlu diadakan
Pemriksaan kes sebelum bekerja)
Khusus utk penyakit2 tertentu dilakukan Anamnesa
Meliputi : pemeriksaan klinis
-Mental
-Fisik
-Lab
-khusus
-
HASIL PEMERIKSAAN AWAL
1. Sehat
2. Sakit
- Penyakit Umum
- PAK
- Diduga PAK yg perlu dilakukan px khusus lanjutan
berupa px lingk kerja, lab khusus & biological
monitoring
Jika Tk positif PAK diberikan saran2 pengendalian
PENYAKIT AKIBAT KERJA
A. LANDASAN HUKUM
• UU No, 1 tahun 1970
• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981
• Keppres No. 22 tahun 1993
B. PENGERTIAN
• Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases)
adalah penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
• Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Work Related
Diseases) adalah penyakit yang dicetuskan,
dipermudah, atau dipercepat oleh pekerjaan
peny yg disebabkan oleh lingk dimana pekerjaan
pekerjaan dilakukan, tjd pada saat melakukan pekerjaan
maupun diluar tempat kerja yg ada hubungannya dg
pekerjaan di persh.
Evaluasi/pengawasan PAK :
1. pengamatan semua material & lingk kerja.
2. Mengamati proses produksi & alat2 produksi yg
digunakan.
3. Pengamatan pada sistem pengawasan itu sendiri
(pemakaian a APD, pembuangan limbah, penyimpanan
bahan baku, lingk fisik)
4. Penyuluhan dan latihan bagi karyawan.
5. Pengaturan shift karyawan
C. Faktor-faktor yang menyebabkan PAK
Faktor Fisik
Faktor Kimia
Faktor Biologi
Faktor Fisiologi
Faktor Psikologi
2. Faktor Kimia
gas, uap, debu, kabut / mist. Fume
asap, larutan dan zat padat
3. Faktor Biologis
bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan dan hewan
4. Faktor fisiologis
sikap dan cara kerja, jam kerja dan istirahat
KEBISINGAN
(unwanted sound) I. Faktor Fisik
1. Ketidaktahuan dalam
Alasan –alasan menegakkan diagnosa
rendahnya 2. Perusahaan khawatir
laporan PAK terhadap ganti rugi
3. Hambatan – hambatan
Kelainan pada jaringan penunjang dan adneksa mata
akibat kerja teknis dan administratif
Laserasi/ruptur konjungtiva
TERSIER
1. Pem Kes awal & berkala
2. Pem Lingk Kerja berkala
3. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan kes pd tk
4. Pengendalian segera ditempat kerja
Kondisi fisik sehat & kuat sangat
dibutuhkan dlm bekerja, namun dg
bekerja benar teratur bukan
berarti dpt mencegah kes kita
terganggu. Kepedulian & kesadaran
akan jenis pekerjaan juga kondisi
pekerjaan dpt menghalau sumber
peny menyerang.Dengan didukung
oleh persh yg sadar kes, maka
tempat kerja menjadi lahan menuai
hasil bukanlah peny
Lampiran
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 1993 TENTANG PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya.
P3K diberikan untuk :
Menyelamatkan nyawa korban
Meringankan penderitaan korban
Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
Mempertahankan daya tahan korban
Menunjang penyembuhan
Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Program P3K di Tempat Kerja
Kebijakan dan komitmen
Identifikasi & evaluasi potensi bahaya
Diklat Petugas
Penyediaan Fasilitas P3K
Pelaksanaan P3K
Pemeliharaan
Palaporan
Evaluasi
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
1. Pedoman tindakan pemberian pertolongan
Menilai situasi
Mengamankan tempat kejadian
Memberikan pertolongan
2. Ciri-ciri gangguan
Gangguan Umum
Gangguan Lokal
TUJUAN......
- Mengetahui HIV/AIDS
- Mengetahui ttg dampak serta masalahanya
di dunia pekerjaan HIV/AIDS
- Upaya Penanggulangan Penyebaran
HIV/AIDS di tempat kerja
HIV :
* Human
* Immuno deficiency
* Virus
CARA PENULARAN
Penularan melalui :
1. Kontak seksual.
2. Darah
- Pajanan oleh darah terinfeksi, produk
darah atau transplantasi organ dan
jaringan.
- Dpt terjadi jk darah donor tdk diuji
saring untuk antibodi HIV, jarum suntik
berulang
3. Ibu ke anak selama masa kehamilan,
persalinan dan pemberian ASI.
depnaker 115
Bagaimana HIV tidak ditularkan
Perlu dicatat HIV TIDAK DITULARKAN :
1. Bersalaman.
2. Berpelukan.
3. Bersentuhan./ berciuman.
4. Penggunaan toilet, kolam renang.
5. Penggunaan alat makan atau minum
secara bersama
6. Digigit nyamuk
depnaker 116
Virus HIV masuk tubuh mk tubuh tsb akan terinfeksi & virus
mulai mereplikasi diri dalam sel orang tsb
MASA JENDELA
Pasien sangat infeksius.
Mudah menularkan kepada orang lain wlp hasil
pem lab masih negatif
Hampir 30%-50% orang mengalami masa
infeksi akut pada masa infeksius ini yi :
Demam
Pembesaran kel. Getah bening.
Keringat malam.ruam kulit
Sakit kepala
Batuk
Orang terinfeksi HIV dpt tetap tanpa gejala dan
tanda -------- 10 thn atau lebih
Ada 12-19 juta orang yang rawan tertular
HIV di Indonesia
Pelanggan penjaja seks
Isteri pelanggan penjaja seks
Penjaja seks
Pengguna napza suntik
Pasangan dari kelompok berisiko
STRATEGI PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI TEMPAT
KERJA MELALUI :
145
Pencegahan HIV melalui hub seksual
Berlaku salingsetia
Hanya berhubungan dengan seseorang yang dapat dipastikan
hanya berhubungan seks dengan kita saja
146
GIZI KERJA
A. DASAR HUKUM
• Permenaker No. Per. 03/Men/1982
• SE Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 (Kantin/RM)
• SE Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 katering pengelola
makanan bagi Tk (perusahaan)
B. PENGERTIAN
• Gizi Kerja adalah penyediaan & pemberian masukan zat gizi
kpd Tk sesuai dg jenis pekerjaan yg dilakukan selama berada di
tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan &
produktivitas setinggi-tingginya,
• Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yg
meliputi penyusunan anggaran belanja, perencanaan menu,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan, pemasakan, penilaian , pengemasan, dan
penyajian makanan.
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI MENGAMBIL KEBIJAKAN
UNTUK MENHGANJURKAN KEPADA
1. Semua persh dg jml tk 50-200 org spy
menyediakan ruang tempat makan di persh
yg bersangkutan
2. Semua persh dg jml tk lebih dr 200 or spy
menyediakan kantin di persh yg
bersangkutan
C. Spesifikasi Zat Gizi
Hidrat arang (karbohodrat) sebagai sumber tenaga utama
Lemak adalah zat gizi selain sebagai sumber tenaga juga
berfungsi sebagai pelarut vitamin
Protein adalah zat gizi yg berfungsi sbg pembangun tubuh, dan
sebagai sumber tenaga (Asam Amino Esensial & Non Esensial)
Vitamin adalah zat yg dibutuhkan untuk metabolisme tubuh
Vitamin yg larut dalam air, tetapi tidak larut dalam lemak.
Contoh vit B complek dan vit C
Vitamin yg larut dalam lemak tetapi tidak larut dalam air.
Contoh, vit A, D, E, dan K
Mineral adalah zat pengatur dalam tubuh yg dibutuhkan dalam
tubuh baik dalam jumlah besar maupun kecil
Air adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah besar
D. Kebutuhan Zat Gizi
Kebutuhan zat gizi seseorang sangat ditentukan
olah :
Ukuran tubuh
Usia
Jenis Kelamin
Kondisi tubuh
Lingkungan kerja
Tingkat aktivitas
Syarat Penyelenggaaan makanan di tempat kerja
Ps 8 PMP No. 7 tahun 1964 :
Syarat penyelenggaraan makanan di tempat kerja :
1. Dapur, kamar makan & alat keperluan makan harus selalu
bersih dan rapih
2. Dapur & kamar makan tidak boleh berhubungan langsung
dg tempat kerja
3. Penerangan & peredaran udara yg cukup
4. Makanan yg disediakan harus memenuhi syarat2 kes
5. Sumber air : segar, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa, tidak mengandung kuman berbahaya, diperiksa
kualitasnya
6. Alat2 makan/memasak dibersihkan dg sabun & air panas &
dikeringkan (peralatan mudah dibersihkan)
7. Pegawai penjamah makanan & minuman harus bebas
penyakit menular & harus selalu menjaga kebersihan
badannya.
Lanjutan
8. Majikan harus menyediakan pakaian/schort & tutup
kepala yg bersih bagi pegawai penjamah makanan
untuk dipakai waktu melayani makanan.
9. Pegawai penjamah makanan harus mendapat
didikan kebersihan & kesehatan.
10. Pegawai penjamah makanan sebelum bekerja hrs
diperiksa kes badannya disertai pemeriksaan
rontgen paru-paru, dinyatakan dg keterangan dokter
11. Pemeriksaan kes dilakukan sedikitnya sekali/tahun
12. Pegawai penjamah makanan tidak boleh melayani
makanan selama menderita suatu peny sampai
dinyatakan sehat kembali oleh dokter.
Ketentuan dapur dan ruang makan :
1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan & tidak
berhubungan langsung dg tempat kerja.
2. Fasilitas dapur & ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan :
mudah dibersihkan,
penerangan cukup,
ventilasi memadai, tidak menyebarkan
panas/bau/uap,
lantai tidak licin,
ruangan cukup & bebas dari serangga dan
binatang mengerat.
Ketentuan Petugas Penyelenggara Makanan
(Food Handler)
1. Bebas Penyakit menular (TBC paru, thypus, Cacingan),
dinyatakan dg surat keterangan dokter
2. Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan, kesehatan diri &
cara mengelola makanan
3. Tidak mempunyai kebiasaan buruk yg tidak sehat
4. Disiplin memakai alat pelindung pakaian kerja, celemek,
sarung tangan, tutup kepala, masker dll) & tidak merokok
sewktu bekerja
5. Sebaiknya tidak mengunakan perhiasan
6. Pekerja yang muntah dan diare di tempat kerja, di rumah
atau di tempat lain dan menderita infeksi segera melapor
kepada supervisor
Syarat Perusahaan Katering yang Mengelola
Makanan Bagi Tenaga Kerja : SE. Dirjen Binawas
No. 86 Th 1989
KECELAKAAN
KERJA
PASIEN
K.K
KK2 BP/RS
.
2 X
24jam
DISNAKER
BPJS
SEMBUH
CACAT
MENINGGAL
2 X 24 JAM
PENGAJUA KK3 KK4
N
JAMINAN
SURAT KETERANGAN
DISNAKER DOKTER PEMERIKSA
BPJS
KPJ, KWITANSI
KK4
DOKUMEN LAIN
SANTUNAN BERUPA UANG, MELIPUTI :
1. BIAYA PENGANGKUTAN (ANGKUTAN DARAT Rp. 1.000000,
LAUT Rp.1.500.000 DAN UDARA Rp. 2.500.000).
STMB
- Untuk 6 bln I = 100% dr upah
- Untuk 6 bln II = 75%
- Untuk 6 bln III = 50%
- dst
3. SANTUNAN CACAT :
CACAT SEBAGIAN = % CACAT TABEL X
80 X US
CACAT FUNGSI = % BERKURANG
FUNGSI X % TABEL X 80 X US
CACAT TOTAL...........
CACAT TOTAL
CACAT TOTAL = 70% X 80 X US
SANTUNAN BERKALA YG DIBAYARKAN SEKALIGUS
( 24 X Rp.200 ribu = Rp.4.800.000,-)
APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT
TOTAL TETAP AKIBAT KEC KERJA ATAU PAK.
BEASISWA PENDIDIKAN ANAK Rp.12 JUTA BAGI PESERTA
MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL TETAP AKIBAT
KEC.KERJA
4. SANTUNAN KEMATIAN = 60% X 80 X US; (paling sedikit sebesar
JKM)
BIAYA PEMAKAMAN = Rp. 3.000.000.
SANTUNAN BERKALA YG DIBAYARKAN SEKALIGUS
( 24 X Rp.200 ribu = Rp.4.800.000,-)
APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL
TETAP AKIBAT KEC KERJA ATAU PAK
BEASISWA PENDIDIKAN ANAK Rp.12 JUTA BAGI PESERTA
MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL TETAP AKIBAT
KEC.KERJA
5 PENGGANTIAN BIAYA GIGI TIRUAN Rp. 3 juta
6. REHABILITASI BERUPA ALAT BANTU(ORTHESE) & ATAU ALAT
GANTI( PROTHESE) BAGI PESERTA YG ANGGOTA BADANNYA
HILANG /TIDAK BERFUNGSI AKIBAT KECELAKAAN KERJA utk
setiap kasus dg patokan harga yg ditetapkan RSP + 40% dari
harga tsb serta biaya rehabilitasi medik.
MANFAAT JAMINAN KEMATIAN
PASAL 34
196