Anda di halaman 1dari 15

HASIL WORKSHOP

PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN


POSLUHNAG (Pos Penyuluhan Nagari)

Oleh :

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN


POSLUHNAG
Pengertian POSLUHNAG dalam Undang - Undang
Nomor 16 Tahun 2006 , Pasal 16 adalah unit kerja
nonstruktural yang di bentuk dan dikelola secara
partisipatif oleh pelaku utama, adanya posluhdes dapat
sebagai wadah Penyuluh PNS, Penyuluh Swasta,
Penyuluh Swadaya serta pelaku utama dan Pelaku Usaha
di pedesaan sebagai tempat berdiskusi, merencanakan,
melaksanakan dan memantau kegiatan penyuluhan di
nagari masing
• Tujuan Pembentukan Posluhdes adalah untuk mempermudah dan
memperlancar penyampaian informasi teknologi kepada petani, agar
petani lebih proaktif dalam mencari teknologi dan informasi
pertanian secara umum. Disamping itu, merangsang petani, kontak
tani dan kelompok tani dalam berkarya dan menemukan teknologi
baru yang merupakan hasil karya petani sendiri. Sebagai basis
kegiatan penyuluhan pertanian di desa, Posluhdes merupakan pos
koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi seluruh kegiatan yang terkait
dengan penyuluhan, serta sebagai sumber informasi dan tempat
konsultasi bagi petani/kontak tani melakukan kunjungan ke kelompok
tani di lapangan
Landasan Hukum
• UU No:16 Tahun 2006 tentang SP3K;

• UU No. 19 Thn 2013 ttg Perlindungan dan


Pemberdayaan Petani

• UU No. 23 Thn 2014 ttg Pemerintahan Daerah


PASAL 260-261 Perencanaan pembangunan (teknoratis, partisipatif,
politis, atas bawah dan bawah -atas)
Pasal 28 Pelayanan Publik
Permendes No. 16 Tahun 2018
Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk Pelayanan
Sosial Dasar dalam Bidang Pembangunan Desa
• Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana ekonomi masyarakat Desa meliputi usaha pertanian untuk
ketahanan pangan; usaha ekonomi pertanian berskala produktif
meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran yang difokuskan
kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan; dan usaha ekonomi
non pertanian berskala produktif meliputi aspek produksi, distribusi,
dan pemasaran yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan.
• Ayat 3: Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi masyarakat Desa berupa peningkatan kualitas hidup,
peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan serta
peningkatan pelayanan publik di tingkat Desa.

• Dari ke tiga ayat tersebut dapat diketahui bahwa Prioritas


Penggunaan Dana Desa tidak hanya pada program yang bersifat
pembangunan fisik saja melainkan juga peningkatan kualitas SDM
atau Sumber Daya Manusia yang berada di desa. Hal ini tercantum
pada ayat 1 yang kemudian dikuatkan kembali pada ayat 3.
Prioritas Penggunaan Dana Desa dalam Bidang Pemberdayaan Masyarakat
• Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa yang diprioritaskan meliputi:
• peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa;
• pengembangan kapasitas masyarakat Desa yang dilaksanakan di Desa setempat;
• pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
• pengembangan ketahanan keluarga;
• dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan, pemberdayaan warga miskin, perempuan dan anak,
serta masyarakat marginal dan anggota masyarakat Desa penyandang disabilitas;
• dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup;
• dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama;
• dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
• pendayagunaan sumber daya alam untuk kemandirian Desa dan peningkatan kesejahteran masyarakat;
• penerapan teknologi tepat guna untuk pendayagunaan sumber daya alam dan peningkatan usaha ekonomi pertanian berskala
produktif;
• pengembangan kerja sama antar Desa dan kerja sama Desa dengan pihak ketiga; dan
• kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan melalui musyawarah
Desa.
DASAR HUKUM
1. UU No. 16 Tahun 2006 Pasal 16
Ayat (1) Pos penyuluhan desa/kelurahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (5) merupakan unit kerja nonstruktural yang
dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama.
2. UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani.
3. UU No. 23 Thn 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Permendes, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 19 Tahun 2017.
5. Permendes Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Perioritas Dana Desa.
6. Permendagri No. 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan
UPTD
7. Peraturan Kepala BPPSDM Pertanian
Nomor 18/Per/SM.600/J/03/13 tentang Pedoman Pengembangan
Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan)
KEBERADAAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN
PERTANIAN
Berdasarkan Undang-Undang No.16 Tahun 2006, Kelembagaan
penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau masyarakat yang
mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan.

Fungsi utama dari kelembagaan penyuluhan pertanian adalah sebagai wadah


dan organisasi pengembangan sumberdaya manusia pertanian serta
menyelenggarakan penyuluhan.

Memfasilitasi petani dan pelaku usaha pertanian lainnya dalam


mengembangkan usahanya untuk meningkatkan produktivitas dan
pendapatan

Keberadaan dan berfungsinya kelembagaan ini sangat penting untuk


menciptakan suasana yang kondusif bagi para penyuluh dalan menjalankan
tugas dan fungsinya.
Pos Penyuluhan Nagari adalah organisasi yang
unik,..sebab...
• Di satu pihak harus memiliki jalinan yang erat dengan organisasi
pemerintahan yang memiliki kekuasaan sebagai pengambil keputusan dan
penanggungjawab kegiatan pembangunan (pertanian) di wilayah setempat;
dan di lain pihak ia harus merupakan organisasi pelayanan yang melaksanakan
fungsi pendidikan yang sejauh mungkin dibebaskan dari segala macam
bentuk pengaturan/pemaksaan.
• Pengorganisasian penyuluhan pertanian harus diatur sedemikian rupa
sehingga: tetap memiliki hubungan "vertikal struktural" dengan organisasi
pemerintahan, dan di lain pihak harus memiliki hubungan "horizontal
fungsional" dengan lembaga-lembaga: pendidikan, penelitian, organisasi-
organisasi profesi dan dengan masyarakat sasarannya.
• Di samping itu, dalam pengorganisasian penyuluhan pertanian harus
selalu memperhatikan pentingnya keterlibatan masyarakat sasaran
untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan pertanian, sejak di dalam
perumusan masalah, tujuan kegiatan, dan pengambilan keputusan
tentang perencanaan program penyuluhan, pelaksanaan kegiatan,
pemantauan kegiatan, maupun evaluasi kegiatannya.
* STRUKTUR KEPENGURUSAN POS PENYULUHAN NAGARI

Penanggung Jawab : Wali Nagari


Pembina : BPP Kecamatan
Pelaksana : 1. Ketua Lembaga Pemberdayaan Nagari
2. Ketua Gapoktan di Nagari
Pendamping/Fasilitator : Penyuluh Pertanian Wilbin Nagari

KETUA
TIM PP

TIM Datin
BENDAHARA SEKRETARIS
Tim
Monev

Urusan Budidaya Urusan Panen dan Pasca Panen Urusan Pemasaran dan Hubungan
Kelembagaan Masyarakat
Koord. Saprodi Koord. PHP Koord. Pemasaran
Koord. Teknologi Koord. Sarpras Koord. Kemitraan
Dllsb Dllsb Dllsb
Informasi yang perlu disediakan oleh Posluhdes

a. Informasi Teknologi yg berkaitan dgn teknologi budidaya, pasca


panen, pengolahan dan pemasaran serta manejemen usaha tani;
b.Informasi Sarana Produksi terutama menyangkut ketersediaan,
keberadaan, jumlah dan mutu;
c. Informasi Pembiayaan terutama menyangkut satuan biaya untuk
melaksanakan suatu usaha agribisnis baik budidaya, panen, pasca
panen, pengolahan dan pemasaran;
d.Informasi Pasar diantaranya harga komoditi, permintaan komoditi
(jumlah, mutu, kapan diperlukan pembeli/konsumen), sumber
produksi; dan
e. Informasi Kebijakan seperti pengaturan pola produksi, penggunaan
produk, sarana produksi/teknologi/sumber daya air, dan lain-lain.
JENIS TABEL DATA DAN INFORMASI
MONOGRAFI - MANAJEMEN USAHA - ON FARM - OFF FARM - PEMASARAN HASIL - ANALISA
USAHATANI -KELEMBAGAAN PENYULUHAN – SDM - PRASAR - PEMBIAYAAN

NO JENIS TABEL DATA


1 Jumlah Penduduk
2 Topografi, Agroklimat dan Jenis Tanah, Curah Hujan, DPI
3 Luas, Klasifikasi Jenis Lahan Pertanian dan Non Sawah
4 Potensi Pengembangan Pertanian, Potensi Alih Fungsi Lahan
Produktif, Potensi Lahan Kritis
5 Perusahaan yang Bermitra dengan Petani/Kelembagaan Petani
6 Jadwal Tanam, Jadwal Panen, Pola Tanam
7 Komoditas Unggulan
8 Kebutuhan Benih, Pupuk, Pestisida, Alsintan
9 Permodalan Usahatani/skim kredit
10 Sasaran dan Realisasi Produksi Komoditas PERTANIAN
11 Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya, Panen dan Pasca Panen
12 Tingkat Serangan OPT
13 Kelembagaan Petani dan Usahatani serta Ketenagaan penyuluh
14 Alsintan dan Pemanfaatannya
BEBERAPA PERAN PENYULUH PERTANIAN
TENTANG POSLUHNAG
1. Memahami Pengertian, Fungsi, dan Peranan keberadaan
Posluhdes.
2. Menumbuhkan Posluhdes di setiap desa/ kelurahan
binaan masing masing.
3. Memfasilitasi Posluhdes yang sudah ditumbuhkan agar
berperan aktif sesuai peran dan fungsinya.
4. Mendorong peran serta Posluhdes dalam pembangunan
pertanian di wilayahnya.
5. Pendampingan Posluhdes dalam rangka mewujudkan
Kemandirian Admnistrasi,dan organisasi.

Saran :
Sebaiknya dibuatkan Perbup tentang penetapan SK pengurus
POSLUHNAG dan mencarikan solusi untuk mendapatkan sumber dana
kegiatan POSLUHNAG....................Terima Kasih
Terima Kasih.............

Anda mungkin juga menyukai