Anda di halaman 1dari 60

NERVOUS SYSTEM

Bagian anatomi FK UNUD


SIFAT-SIFAT DASAR “NS”:
 Irritability.
 Conductivity.

Makhluk hidup ---- integrasi terhadap


lingkungan.
Manusia: n. s. berkembang sangat sempurna.
 Alat penerima = reseptor

 Afferen = sensoris

 Efferen = motoris

 Effector = kelenjar, otot.


NERVOUS TISSUE: 3
KOMPONEN:
1. Neuron = sel saraf

2. Neuroglia = glia = jaringan penunjang

3. Pembuluh darah = memberi nutrisi


a.Arteri.
b.Vena.
Nervous System/NS
Dapat dibagi menjadi:
 I. Susunan Saraf Perifer/Peripheral
Nerve System.

 II.Susunan Saraf Pusat/SSP/Central


Nerve System.
I.Susunan Saraf Perifer/Systema
Nervosum Periphericum:
 Nervi Craniales.

 Nervi Spinales/Nervi Segmentales.

 SS Visceral/ANS=Autonomic Nervous
System: Sympathicus dan
Parasympathicus.
II. Susunan Saraf
Pusat/SSP/CNS:
 A. Encephalon/Otak: di cranium.
 B. Medulla spinalis: di Canalis verteb.

 A). Encephalon: Prosencephalon,me-


sencephalon,rhombencephalon.
 B). Medulla spinalis: Pars cervicalis,
thoracalis, lumbalis, sacralis,
dan coccygeus.
B. Medulla Spinalis:
 Pars cervicalis (C1-8).
 Pars Thoracalis (Th 1-12).
 Pars Lumbalis (L1-5).
 Pars Sacralis (S1-5).
 Pars Coccygeus (Co 1).
 Jumlahnya 31 segmen.
Batang Otak/Truncus
Encephalicus/
Brainstem:
 Mesencephalon.
 Pons.
 Medulla oblongata.

 Istilah ini sering digunakan di klinik,


terdapat pusat-pusat vital antara lain:
pusat respirasi, cardiovascular.
Lokasi CNS/SSP:
 Encephalon---Cranium.

 Medulla Spinalis-Canalis Vertebralis.


Ruang Lingkup:
 CNS/SSP kadang-kadang disebut:
Neuroanatomi.
 Mempelajari atau menyinggung beberapa
kelainan atau penyakit yang sering terjadi
pada:Encephalon, medulla spinalis, plexus
brachialis et lumbosacralis, susunan saraf
otonom/sso/ans, saraf tepi/peripheral nerves.
BEBERAPA ISTILAH LAIN:
 Neurobiologi;Neuroanatomi.
 Neuromicroscopikanatomi.
 Neurokimia;Neuroendokrinologi.
 Neurofisiologi.
 Neuroembryologi.
 Neurocybernetics.
Neuron:
 Suatu neuron:
* Soma/perikaryon.
* Setruktur didalamnya.
* Tonjolan protoplasma: dendrit,
dan axon.
 Bagian-bagian yang lebih detail
dipelajari pada histologi.
Pembagian Morphologik
Neuron:
 Ada 2.

 1).Ukuran Perikaryon: Besar, Sedang,


Kecil; variasinya: 4-120 mikron.

 2).Susunan tonjolan protoplasma:


a).Unipolar; b) bipolar;c) Multipolar.
Multipolar: Type I dan Type II.
Dasar-dasar Neurofisiologi:
 Potensial Membrane: membran sel
neuron tebalnya: 50-100 Angstrom,
sebagai pemisah amat efektif & selektif
antara ekstra dan intraseluler.

 Ion-ion yang berperan banyak yang


kadarnya tinggi: di extracellular Na, dan
Cl; di intracellular: K dan ion protein.
Beberapa Istilah:
 DEPOLARISASI.

 REPOLARISASI.

 FASE/MASA REFRAKTER.

SYNAPSIS:
Umum/Luas:
 Neuron-neuron;
 Neuro-Alat efektor;
 Antara serat otot.

 SSP/CNS : Interneuronal atau


Neuron-neuron.

+ 3 TYPE :*Interneuronal.
*Neuromuskular.
*Neuroglandular.
Setelah kemajuan elektron
mikroskop:
 Synapsis banyak mengalami kemajuan.

 Banyak diuraikan/dipelajari di histologi


secara struktural; di fisiologi secara
fungsional.
Neurotransmitter:
 Zat yang menghubungkan presynaptik
postsynaptik.
 Zat yang membawa pesan pertama.
 Zat yang membawa pesan kedua disebut:
AMP siklik.
 Penelitiannya sangat pesat akhir-akhir ini.
 Banyak penyakit neurologi, psikiatri yang
disebabkan kelainan zat ini.
Anatomi Lengkung Refleks:
 Kesatuan anatomik SS:Neuron.
 Kesatuan fungsional: lengkungan
refleks/reflex.
 Refleks: Reaksi-reaksi yang bersifat
otomatik dan tidak berubah-ubah yang
tidak melibatkan pusat fungsional yang
lebih tinggi.
Komponen utama lengkungan
reflex:
 Receptor.

 Neuron aferen/sensorik.

 Neuron eferen/motorik.

 Efektor/alat efektor: Otot; glandulae.


Gambar 9.
Receptor:
 Receptor tergantung macam
rangsangan/stimulus.

 Macam rangsangan/stimulus: Panca


indra (A); Extroceptive (B);
Proprioceptive (C); Visceral (D).
A. Panca Indra:
 Cahaya—Rods and Cones di retina.
 Suara----Sel rambut pada organon of Corti.
 Perubahan sikap & gerakan kepala----sel
rambut pada crista ampullaris, ductus
semicircularis, macula utriculi et sacculi.
 Rasa pengecap—Caliculi gustatorii.
 Pembau/olfactorik—sel olfactorik pada
epithelium olfactorium di mucosa nasi.
B.Extroceptive:
 Nyeri—Free nerve ending.
 Raba spesifik/halus– Meissner
corpusculum.
 Suhu dingin—Corpusculum Krause.
 Suhu panas—Corpusculum Ruffini.
 Raba umum—Corpusculum Merkel.
 Tekanan—Corpusculum Pacini, Golgi
Mazzoni.
C. Proprioceptive:
 Regang/stretch otot skelet: Akhiran
anulospiral dan racemosa(flower spray)
pada kumparan otot; percabangan akhir
serat-serat aferen sekitar otot.

 Regang dan lain-lain pada capsula


articularis: Percabangan akhir serat-
serat aferen sekitar sendi/joint.
 D. Visceral:
Perubahan tekanan darah arterial: sinus
caroticus dan aorticus sebagai baroreceptor.

 Perubahan kadar CO2: Glomus caroticum et


aorticum sebagai chemoreceptor.

 Rangsangan ischemia, distensi, kontraksi otot


polos berlebihan dll: serat aferen visceral yang
berakhir didalam viscera yang bersangkutan.
ANATOMI KUMPARAN OTOT:
 Nama lainnya muscle spindle/fusus
neuromuscularis.
 Receptor regang.
 Menyerupai serat-serat otot embryonal.
 Tidak menunjukkan garis-garis yang
jelas seperti otot skelet.
 Disebut serat-serat intrafusal.
Lanjutan--
 Serat-serat otot skelet sekitarnya
disebut serat extra fusal.

 2-10 serat otot yang terbungkus dalam


jaringan ikat.
Serat intrafusal pada manusia:
 Ada 2 macam.

 Serat tipe bursa nuclearis/nuclear


bag.

 Serat tipe vinculum nucleare/ nuclear


chain.
1.Serat tipe bursa nuclearis:
 Lebih tebal.
 Lebih panjang.
 Dilayani oleh serat-serat aferen Ia.
 Berakhir pada serat tipe bursa nuclearis.
 Bentuknya seperti spiral anulospiral
atau akhiran primer.
2. Serat tipe vinculum
nucleare:
 Disebut juga nuclear chain.
 Lebih halus, lebih banyak jumlahnya.
 Dilayani serat aferen Ia dan cabang
halus dari serat II.
 Serat-serat aferen II ini berakhir pada
serat tipe vinculum nucleare sebagai
akhiran racemosa/flower spray atau
akhiran sekonder.
Lanjutan--
 Anulospiral dan Racemosa inilah
sebenarnya receptors yang peka pada
kumparan otot.
 Anulospiral: peka terhadap perubahan
panjang dan perubahan kecepatan
regangan.
 Racemosa: peka terhadap perubahan
panjang saja.
Gambar 10:
Lanjutan—
 Kumparan otot juga dilayani serat-serat
eferen/motorik yang halus: dikenal A gamma
sebagai serat-serat intrafusal bagian ujung.
 Intensitas impuls pada serat A gamma
meningkat kepekaan otot juga meningkat.
 Serat extrafusal dilayani somatomotorik
umum.
Satu Motor Unit:
 Satu axon.
 Sejumlah serat otot yang dilayani.

 Motor unitnya kecil (3-6) untuk otot


pergerakkannya rumit: Linguae, larynx,
orbitalis occuli, otot kecil pada manus/hands.
 Sebaliknya:lower limbs motor unitnya > 100.
Efektor dan Alat Efektor:
 Efektor: Percabangan akhir serat-serat
eferen.

 Alat efektor: Otot skelet, otot polos,


glandulae.

 Alat efektor inilah yang sering disebut


efektor/effector saja.
Arti Klinis Reflex:
 Reflex rutin dilakukan, dan mempunyai
arti penting.

 Membantu menegakkan diagnosis dan


lokalisasi patologis/lesi.

 Pemeriksaan reflex anda dapatkan dari


fisiologi.
Reflex dibagi 4 golongan:
 1. Stretch reflex.

 2. Reflex superficial.

 3. Reflex khusus.

 4. Reflex pathologik.
Pembagian Morphologik dan
Fungsional Serat2 saraf Perifer:
 Mempergunakan angka Romawi: serat
aferen.

 Mempergunakan abjad: serat-serat


eferen/motorik.
Eferen:
 A alpha ->Serat somatomotorik.

 A gamma-> Serat motorik kumparan otot


intrafusal-eferen gamma.

 B Serat simpatik preganglionik.

 C Serat simpatik posganglionik.


Aferen:
 Ia Untuk kumparan ototanulospiral.
 Ib Untuk tendo Golgi (fusus
neurotendineus).
 II Untuk kumparan ototRacemosa.
 III Untuk serat nyeri dan suhu.
 IV Untuk serat nyeri dan yang
melayani receptors lainnya.
Serat Nervi Craniales et
Spinales:
 Dapat dibagi : Aferen dan Eferen.

 Berdasarkan: Kwalitas impuls yang


diantarkan atau asas-asas anatomik dan
fisiologik.

 Masing-masing Aferen dan Eferen dapat


dibagi lagi.

A. Aferen: kulit dan otot;
1.Somatik:-Umum:
Khusus: Retina; cochlea dan alat kese-
imbangan.

 2.Visceral: Umum: Rasa-rasa dan reflex


visceral: mual, perih uluhati, dan lain-lain.

 Khusus: Olfactorik dan Gustatorik.



B. Eferen:
1. Somatik: *Umum—Otot skelet.
*Khusus: Otot2 branchialis
branchiomotorik.
 2. Visceral:* Umum-Otot polos organ viscera,
kelenjar, Cor Menyusun SSO/ANSviscero
motorik.
* Khusus otot branchial (kepustakaan
Inggris dan Amerika).
Anatomi Neuroglia:
 1. Astrocyte/Astrocytus:-BBB (Blood
Brain Barrier).
 2. Oligodendroglia: Nutritif dan
Protektif.
 3. Microglia: Phagositosis.

 Susunan lebih detail anda dapatkan dari


Histologi.
Dasar-Dasar Vascularisasi
CNS:
 1.Dapat vascularisasi sejak dini masa
embryonal.
 2. Dewasa: Tergantung
aktivitas/kegiatan SS/NS Contoh:
Substantia gricea> substantia alba.
* 3. CNS: mendapatkan darah dari 2
pasang arteri: arteriae carotis internae
dan arteriae vertebrales.
Lanjutan--
 4. Secara anatomik ada
anastomosis/overlapping arteriae atau
cabang-cabangnya. Namun secara
fisiologik/fungsional tidak cukup untuk
kolateral.

 5. Peredaran darah intracranial:


mengikuti asas: Munro-Kellie.
Metode Neuroanatomi:
 Tidak banyak dapat dipelajari pada preparat
segar dari otak atau medulla spinalis.

 Untuk mempelajari posisi & hubungan


berkas-berkas atau komponen di CNS/SSP
atau nuclei perlu bantuan mikroskopik
anatomi dengan pengecatan-pengecatan.
Lanjutan Metode----
 1). Penelitian bahan-bahan normal:
a. secara makroskopik.
b. secara mikroskopik.
 2). Penelitian bahan-bahan
eksperimental dan klinis.

 3). Metode Histokimia.


Lanjutan Metode-----
Secara histologik/mikroskopik:
 A. Metode Nissl.

 B. Metode Weigert-Pal.

 C. Metode Golgi.
Lanjutan Metode---
Secara Eksperimental dan
Klinis:
 A. Metode Khromatolisis.
 B. Metode Waller.
 C. Degenerasi Marchi.
 D. Degenerasi Cabang akhir Axon.
 E. Degenerasi cabang akhir nervus perifer.
 F. Perubahan2 fungsional setelah lesi dan
stimulus.
 G. Metode Anatomi perbandingan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai