Anda di halaman 1dari 33

TUMOR PAROTIS Dokter Pembimbing:

dr. Lukman Nurfauzi,Sp.B

Disusun Oleh:
Dwinur Syafitri Choirunisa
KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 06 Mei – 14 Juli 2019
 Terdiri dari : lobus superfisialis dan
lobus profunda
 Dipisahkan oleh N.fasialis
 Perdarahan berasal dari a.karotis
eksterna
FISIOLOGI
TUMOR PAROTIS

• Tumor didefinisikan sebagai suatu pertumbuhan baru


jaringan dimana multiplikasi selnya tidak terkontrol dan
progresif, yang disebut juga neoplasma.
• Kelenjar parotis merupakan kelenjar air liur terbesar yang
berpasangan dan terletak di depan telinga.
EPIDEMIOLOGI

• Insidens tumor parotis sekitar 80%, tumor submandibular


10%, tumor sublingual 1%, tumor kelenjar saliva kecil dalam
mulut 1%.
• ♂>♀
• Usia tersering >64 tahun
• 80% tumor jinak (mixed tumor / pleomorfik adenoma)
ETIOLOGI

• Belum diketahui secara pasti


• Faktor lingkungan seperti radiasi, virus, dan paparan bahan-
bahan tertentu (misalnya asap rokok dan silica).
• Kelainan genetik spesifik yang berhubungan dengan
beberapa tipe tumor kelenjar liur
SIFAT TUMOR
KLASIFIKASI
WHO
Tumor jinak Tumor ganas
• plemorphic adenoma • mucoepidermoid carcinoma
( mixed benign tumor) • acinic cell carcinomaadenoid cystic
• monomorphic adenoma carcinoma
• Papillarycystadenoma • Adenocarcinoma
• lymphomatosum (Warthin’s tumor) • epidermoid carcinoma
• small cell carcinoma
• Lymphoma
• Malignant mixed tumor
• Carcinoma ex pleomorphic adenoma
(carcinosarcoma)
ADENOMA PLEIMORFIK

 Pleomorphic adenoma = tumor campuran (benign


mixed tumor), yang terdiri dari komponen epitel,
mioepitel dan mesenkim dan tersusun dalam
beberapa variasi komponennya .
 Pertumbuhan tumor lambat, berupa benjolan pada
depan bawah daun telinga atau angulus mandibula
yang tidak memberikan gejala.
 Pada perabaan didapatkan massa berbentuk bulat,
permukaan licin, kadang berbenjol-benjol, dan
konsistensinya lunak, berbatas tegas, tampak
berkapsul, dan ukuran terbesarnya jarang melebihi 6
cm, tidak nyeri tekan dan dapat digerakkan
WARTHIN TUMOR

• Limfomatosum adenokistoma papilar


• Tumor jinak kedua tersering pada kelenjar parotis
• Kebanyakan didapatkan pada pria usia pertengahan atau
tua (60-70 tahun),
• sering terjadi bilateral.
• Tanda dan gejalanya sama dengan adenoma pleiomorfik.
• Secara histologi didapatkan infiltrasi limfositik dan proliferasi
epitel kistik.
ONKOSITOMA

• insidensnya kurang dari 1% dari semua tumor parotis.


• usia >60an
• angka kejadiannya tidak berbeda pada perempuan maupun laki-laki.
• berupa massa yang tidak nyeri di lobus superfisial kelenjar parotis
KARSINOMA MUKOEPIDERMOID

• Insidensinya sekitar 30% dari semua keganasan parotis.


• Karsinoma mukoepidermoid biasanya diklasifikasikan sebagai derajat
rendah, menengah, dan tinggi. Derajat tinggi berhubungan dengan
prognosis yang buruk. Tumor derajat rendah memiliki presentasi sel mukoid
yang tinggi, dimana sel epithelial lebih dominan di tumor derajat tinggi.
Tumor derajat rendah biasanya kecil dan sebagian ditutupi kapsul,
sedangkan tumor derajat tinggi biasanya lebih besar dan invasif lokal.
• Pada keadaan tertentu, bahkan setelah dilakukan reseksi adekuat, jika
terdapat bukti penyakit metastasis, terapi radiasi pasca-operasi disarankan.
KARSINOMA ADENOKISTIK
• Karsinoma adenokistik (silindroma) merupakan tumor kelenjar liur spesifik
yang termasuk tumor dengan potensial ganas derajat tinggi. Sekitar 10-15%
tumor parotis ganas merupakan karsinoma adenokistik.
• Tumor ini beresiko sama untuk laki-laki maupun perempuan, pada usia
sekitar 50 tahun.
• Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor
primer, jika perlu struktur vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila,
dan bahkan tulang temporalis. Agar eksisi yang sempurna pada tumor-
tumor ganas ini, bagian saraf fasialis yang berdekatan dengan tumor harus
dieksisi.
• Pencangkokan saraf untuk mengembalikan kontinuitas saraf dapat
dipertimbangkan manfaatnya karena dapat mengembalikan fungsi saraf
fasialis tersebut.
KARSINOMA SEL ASINI

• Terjadi pada sekitar 5-11% dari tumor kelenjar liur dan mayoritas pada
kelenjar parotis.
• Tumor ini menyerang lebih banyak wanita dibanding pria.
• Tumor ini merupakan tumor derajat sedang dengan potensial keganasan
yang rendah.
• Tumor bisa bilateral atau multisentrik dan biasanya padat, jarang kistik
KARSINOMA SEL SKUAMOSA

• Tumor ini lebih sering pada pria usia tua (70 tahun)
• Memiliki insidensi tinggi unuk metastasis regional dan jauh
• Terapinya terdiri dari reseksi total dan terapi radiasi pasca operasi.
• Prognosis tumor ini buruk
TUMOR GANAS CAMPURAN

• Tumor ini paling sering muncul dari adenoma pleomorfik yang berulang
(carcinoma ex-pleomorphic adenoma). Insidensi tumor ini sebesar 2-5% dari
semua tumor kelenjar liur.
• Tumor ini juga dapat berkembang secara de novo (karsinosarkoma),
dimana semakin lama suatu adenoma, maka semakin tinggi pula
kesempatan untuk degenerasi menjadi keganasan.
KLASIFIKASI TUMOR GANAS
Tumor Primer (T)
T1 Diameter tumor terbesar 2 cm atau kurang tanpa perluasan lokal
yang berarti (*)
T2 Diameter tumor terbesar lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 4 cm
tanpa perluasan lokal yang berarti
T3 Diameter tumor terbesar lebih dari 4 cm tapi tidak lebih dari 6 cm
tanpa perluasan lokal yang berarti
T4a Diameter tumor terbesar lebih dari 6 cm tanpa perluasan lokal yang
berarti
T4b Berbagai ukuran tumor dengan perluasan lokal yang berarti (*)
* Perluasan lokal yang berarti dijelaskan sebagai tumor yang melibatkan kulit, jaringan lunak, tulang, atau saraf lingual atau fasialis
• T = Perluasan dari tumor primer
• N = Status terdapatnya kelenjar limfe regional
• M = ada atau tidaknya metastasis jauh
KLASIFIKASI TUMOR GANAS
Kelenjar Limfe Regional (N)
NX KGB regional tidak ditemukan
N0 Tidak ada metastase Ke KGB regional
N1 Metastase ke satu KGB ipsilateral dengan ukuran <3 cm
N2 Metastase ke satu KGB ipsilateral, tunggal, ukuran >3 cm, <6 cm, atau
multiple, ipsilateral dan <6 cm atau bilateral/kontralateral <6 cm
N2a Metastase ke satu KGB ipsilateral dengan ukuran 3-6 cm
N2b Metastase ke multipel KGB ipsilateral dengan ukuran <6 cm
N2c Metastase ke KGB bilateral atau kontralateral dengan ukuran <6 cm
N3 Metastase ke KGB dengan ukuran >6 cm
• T = Perluasan dari tumor primer
• N = Status terdapatnya kelenjar limfe regional
• M = ada atau tidaknya metastasis jauh
KLASIFIKASI TUMOR GANAS

Metastasis Jauh (M)


MX Tidak ditemukan metastasis jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

• T = Perluasan dari tumor primer


• N = Status terdapatnya kelenjar limfe regional
• M = ada atau tidaknya metastasis jauh
STADIUM TUMOR GANAS
KELENJAR LIUR
Stadium I T1 N0 M0

Stadium II T2 N0 MO

Stadium III T3 NO MO
T1 atau T2 atau T3 N1 M0

Stadium IV T4 N0 atau N1 M0
tiap T N2 atau N3 M0
tiap T tiap N M1
T = Perluasan dari tumor primer
N = Status terdapatnya kelenjar limfe regional
M = ada atau tidaknya metastasis jauh
ANAMNESIS

• Keluhan : benjolan, nyeri, muka asimetris,


gejala paralisis n.VII,VIII,IX,X,XI,XII,
benjolan di leher
• Progresivitas
• Etiologi
• pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
• Benjolan pada pre/infra/retro aurikuler
• Perhatikan kulit di atasnya dan mukosa dalam

INSPEKSI
mulut
• Fungsi N. VII dan N. XII
• - Inspeksi dari belakang penderita, dilihat
apakah asimetris (ada pengangkatan daun
telinga ke atas)

• Tentukan dengan pasti lokalisasi dari tumor


• bentuk, konsistensi dan mobilitas terhadap

PALPASI jaringan sekitar.


• Bilamana mungkin harus dilakukan palpasi
bimanuil. Kelenjar getah bening regional
harus diperiksa apakah ada pembesaran
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Patologi
FNAB

Pemeriksaan Radiologi
Foto polos
USG
Imaging (CT-Scan dan MRI)
TATALAKSANA
RADIASI
KEMOTERAPI
KOMPLIKASI
PROGNOSIS

• Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung


pada histologi, perluasan lokal dan besarnya tumor
dan jumlah metastasis kelenjar leher.

Anda mungkin juga menyukai