Anda di halaman 1dari 58

Laporan Kasus

G4P3A0 HAMIL 32-33 MINGGU INPARTU KALA 1


FASE AKTIF DENGAN PEB DAN ANEMIA RINGAN
JANIN TUNGGAL MATI LETAK LINTANG
ET CAUSA SOLUSIO PLASENTA
Oleh:
Tri Wahyu Ningsih, S.Ked
702009001

Pembimbing:
dr. Didi Askari Pasaribu, Sp.OG

SMF OBSTETRI GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERA PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

Penyebab kematian dan


kesakitan terbanyak pada ibu
hamil dan melahirkan

Preeklampsia Infeksi
Perdarahan
berat

Di Indonesia penyebab
utama mortalitas
maternal dan perinatal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
2.1.1 Definisi
Preeklampsia merupakan sindrom dalam kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria.
Hipertensi pada
kehamilan

2.1.2 Klasifikasi

Hipertensi Preeklampsia Eklampsia Hipertensi Kronik


Gestosional -Kehamilan > 20 TD > 140/90 mmHg
-TD >140/90 minggu sebelum kehamilan
mmHg untuk - tanda-tanda atau sebelum
PEB PER preeklampsia
pertama kalinya kehamilan 20
setelah kehamilan -Kejang-kejang minggu dan tidak
20 minggu atau koma menghilang selama
- Proteinuria (-) -Kadang disertai 12 minggu pasca
-TD kembali gangguan fungsi persalinan
normal <12 jam organ
pasca persalian
Lanjut…

PEB: PER:
1. TD sistol > 160 mmHg, diastol 1. ↑ TD sistol >30 mmHg/ diastol
>110mmHg. >15 mmHg (dari TD sebelum
2. Proteinuria ++++ (+4). hamil) pada kehamilan 20 minggu
/ >. Atau sistol >140mmHg
3. Oliguria (500ml/24 jam) (<160mmHg), diastol 90mmHg
4. Gangguan visus dan cerebral. (<110mmHg).
5. Nyeri epigastrium. 2. Proteinurin ++ (+2)
6. Edema paru dan sianosis. 3. Edema
7. Pertumbuhan janin intra uterin terhambat.
8. Adanya sindroma HELLP.
2.1.3 Faktor Resiko
• Primigravida
• Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, diabetes
mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.
• Umur yang ekstrim.
• Riwayat keluarga pernah preeklampsia/ eklampsia.
• Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil, obesitas.
2.1.4 Epidemiologi
• Preeklampsia merupakan penyebab ketiga terbanyak yang
menyebabkan kematian selama kehamilan setelah
perdarahan dan emboli. Preeklampsia merupakan penyebab
pada 790 kematian ibu/100.000 kelahiran hidup.
• Wanita ras Afrika-Amerika memiliki mortalitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita ras kulit putih. Secara
umur mortalitas dan morbiditas semakin meningkat pada
wanita hamil dengan umur muda (<20 tahun) dan wanita
hamil dengan umur > 35 tahun.
2.1.5 Etiologi
1. Peran imunologi
2. Invasi trofoblas abnormal
3. Radikal bebas dan disfungsi sel endotel
4. Faktor defisiensi nutrisi
5. Faktor genetik
2.1.6 Diagnosis
1. TD sistol > 160 mmHg, diastol >110mmHg.
2. Proteinuria ++++ (+4).
3. Oliguria (500ml/24 jam)
4. Peningkatan kreatinin plasma (>1,2 mg/dl)
5. Gangguan visus dan cerebral.
6. Nyeri epigastrium.
7. Edema paru dan sianosis.
8. Pertumbuhan janin intra uterin terhambat.
9. Adanya sindroma HELLP.
2.1.7 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan preeklampsia adalah sebagai berikut :
• Aktif: Medis, Komplikasi, Obstetrik.
Indikasi: Ibu: Kehamilan > 37 minggu, adanya tanda ipending
eklampsia, perawatan konservatif gagal. Janin: Tanda-tanda gawat janin,
pertumbuhan janin terhambat dalam rahim.

• Konservatif: Medis, Obstetrik


Indikasi: Kehamilan < 37 minggu, keadaan janin baik, tak ada
inpending eklampsia.
2.1.8 Komplikasi
Ibu Janin
1. Sistem Saraf Pusat 1. IUFD
2. Gastrointestinal-hepatik 2. Kematian neonatal
3. Ginjal 3. Prematuritas
4. Hematologik: 4. Cerebral palsy
5. Kardiopulmonal: 5. Gawat janin
6. Solusio plasenta
2.2 Solusio Plasenta
2.2.1 Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh
permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang
normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir.
2.2.2 Etiologi
1. Hipertensi dalam kehamilan
2. Multiparitas, usia ibu tua
3. Tali pusat pendek
4. Uterus tiba-tiba mengecil (hidramnion, gemeli anak ke 2)
5. Tekanan pada vena cava inferior
6. Defisiensi gizi, defisiensi asam folat
7. Trauma
2.2.3 Gambaran Klinis
1. Perdarahan pervaginam antepartum disertai dengan rasa
nyeri perut yang terus menerus, warna darah merah
kehitaman.
2. Uterus tegang seperti papan (uterus en bois, wooden womb)
3. Anemia/ syok yang tidak sesuai dengan darah yang keluar
4. Bagian janin sukar diraba
5. Denyut jantung janin (-)
6. Setelah plasenta lahir terdapat cekungan
2.2.4 Derajat Solusio Plasenta
Derajat Bagian
Perdarah Uterus Kadar
Solusio Syok Janin Plasenta
an Tegang FBR
Plasenta Lepas
Ringan < 200 ml - - Hidup 1/6 >250

Sedang >200 ml + Pre Syok Gawat/ 1/4-2/3 120-250


Mati

Berat - Tetanik + Mati >2/3 <120


2.3 Kematian Janin
2.3.1 Definisi
Kematian janin dalam kandungan adalah kematian janin ketika
masing-masing berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan usia
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah
perubahan- perubahan sebagai berikut :
1. Rigor mortis (tegang mati): Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian
lemas kembali.
2. Maserasi grade 0 (durasi < 8 jam) : kulit kemerahan ‘setengah matang’
3. Maserasi grade I (durasi > 8 jam) : Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-
mula terisi cairan jernih tapi kemudian menjadi merah dan mulai
mengelupas.
Lanjut…

4. Maserasi grade II (durasi 2-7 hari) : kulit mengelupas luas, efusi cairan
serosa di rongga toraks dan abdomen. Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air
ketuban menjadi merah coklat.
5. Maserasi grade III (durasi >8 hari): Hepar kuning kecoklatan, efusi cairan
keruh, mungkin terjadi mumifikasi. Badan janin sangat lemas, hubungan
antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit.
2.3.2 Etiologi
- Faktor maternal
- Faktor fetal
- Faktor kelainan patologik plasenta
2.3.3 Diagnosis
• Anamnesis
1. Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan
janin sangat berkurang.
2. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil
atau kehamilan tidak seperti biasa.
3. Ibu merasakan belakangan ini perutnya sering menjadi keras dan merasa
sakit-sakit seperti mau melahirkan.
• Inspeksi
Tidak kelihatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat
terutama pada ibu yang kurus.
Lanjut…

• Palpasi
1. Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
gerakan-gerakan janin.
2. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi padatulang
kepala janin.
• Auskultasi
Baik memakai stetoskop, monoral maupun dengan doptone tidak
terdengar denyut jantung janin (DJJ)
2.3.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
2. Rontgen foto abdomen
3. Pemeriksaan darah lengkap, jika dimungkinkan kadar fibrinogen
2.3.5 Tatalaksana
Penanganan Pasif
• Menunggu persalinan spontan dalam waktu 2-4 minggu
• Pemeriksaan kadar fibrinogen setiap minggu

Penanganan Aktif
• Untuk rahim yang usianya 12 minggu atau kurang dapat dilakukan dilatasi
atau kuretase.
• Untuk rahim yang usia lebih dari 12 minggu, dilakukan induksi persalinan
dengan oksitosin. Untuk oksitosin diperlukan pembukaan serviks dengan
pemasangan kateter foley intra uterus selama 24 jam.
• Jika oksitoksin gagal, lakukan sc
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
No. Rekam Medik : 11.25.30
Tanggal Masuk : Selasa, 12 Agustus 2014
Nama Pasien : Ny. R. N Nama Suami : Tn. F.R
Umur : 35 Tahun Umur : 36 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Di Penjahitan Lr. Abdi Plaju
3.2 Anamnesis
• Keluhan Utama
Ibu hamil mengeluh gerakan janin dirasakan berkurang.

• Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien hamil datang ke poli kebidanan RSUD Palembang Bari
dengan keluhan gerakan janin dirasakan berkurang sejak ± 1 hari yang
lalu. Pasien mengaku hamil 32 minggu, anak ke 4.
Lanjut…

± 4 hari SMRS pasien datang ke IGD dengan keluhan perut terasa


tegang dan nyeri disertai keluar darah dan lendir dari kemaluan, darah
berwarna merah kehitaman. Di IGD pasien dilakukan pemeriksaan dan
didapatkan TD: 200/130mmHg, DJJ: 146x/m dan pembukaan 1. Lalu
pasien diberi obat penurun tekanan darah dan disuru pulang oleh bidan
ponek.
± 3 hari SMRS pasien datang lagi ke IGD dengan keluhan perut
dirasakan makin tegang dan nyeri, darah dan lendir (+). Di IGD dilakukan
pemeriksaan dan didapatkan TD: 180/100mmHg, DJJ: 140x/m dan
pembukaan 1. Lalu pasien disarankan untuk kontrol ke poli kebidanan.
Lanjut…

Pasien mengaku perna di urut pada bagian perut sebanyak 3 kali,


yaitu pada kehamilan 3 bulan, 5 bulan dan 6 bulan. Pasien juga mengaku
mengkonsumsi obat darah tingi dan multivitamin. Pasien mengaku tidak
pernah mengalami demam tinggi selama kehamilan.

• Riwayat Penyakit Dahulu


Os mengaku mempunyai riwayat Hipertensi sejak masih remaja.
Sakit jantung, paru-paru, DM disangkal.
Lanjut…

• Riwayat Penyakit Keluarga


Os mengaku ayah os juga mempunyai riwayat hipertensi dan tante os
juga mengalami hal yang sama seperti os yaitu janin tungal mati pada usia
kehamilan 5 bulan.

• Riwayat Menstruasi
Usia menarche : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Banyak : 3-4x ganti pembalut
Dismenorrhea : (-)
Lanjut…

• Riwayat Kehamilan
HPHT : 07-12-2013
TP : 14-9-2014

• Riwayat Perkawinan
Lama pernikahan : 10 tahun
Usia waktu nikah : 24 tahun
• Riwayat Persalinan
Tempat Cara Jenis
No. Penolong Tahun BB/TB Keadaan
Bersalin Persalinan Kelamin
1 RS Dokter 2004 3,6 kg / pervagina Laki-laki Sehat
SP.OG 50cm m
2 Rumah Bidan 2006 3,3kg / pervaginam Laki-laki Sehat
45cm
3 Rumah Bidan 2010 3,2kg / pervaginam Laki-laki Sehat
45cm
4 Hamil ini
Lanjut…

• Riwayat ANC
Frekuensi : 8 x
Tempat : Bidan dan dokter
Imunisasi : TT 1: ya, usia kehamilan 5 bulan
TT 2: ya, usia kehamilan 6 bulan

• Riwayat menggunakan KB
Os mengaku menggunakan KB suntik 3 bulan.
3.3 Pemeriksaan Fisik

• Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital
Tekanan darah : 200/120 mmHg
Nadi : 108 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 37,0 0C
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 85 kg
Lanjut…

• Kepala : t.a.k
Mata : Konjungtiva anemis (+/+),
• Leher : t.a.k
• Thoraks : t.a.k
Mammae : t.a.k
Cor : t.a.k
Pulmo : t.a.k
• Abdomen : Status obstetri
• Genitalia : Status obstetri
• Ekstremitas : Akral dingin (-/-), edema (+/+)
Status Obstetri
• Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Abdomen cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+), luka bekas
operasi (-).
Palpasi
Leopold I : TFU 4 jari dibawa procecus xipoideus, teraba kosong.
Leopold II : Kanan : Teraba bagian besar, keras, bulat, (kesan kepala),
Kiri: Teraba besar, lunak, (kesan bokong)
Leopold III : Teraba kosong
Leopold IV : Teraba kosong
Gerak (-), His (tetanik), TFU: 26 cm, TBJ: 2015 gr
Auskultasi : DJJ (-)
Pemeriksaan Dalam

Vaginal Tousche :
•Portio Inspekulo:
Konsistensi : Lunak •Warna : lipid
Posisi : Anterior •OUE : (+) terbuka
•Pembukaan : 3cm •Fluksus : (+) darah dan lendir
•Pendataran : 25% •Letak : Anterior
•Selaput ketuban : (-) •Erosi (-), Polip (-), Laserasi (-)
•Penurunan : (-)
•Penunjuk : (-)
3.4 Pemeriksaan Penunjang
USG (12 Agustus 2014)

Tampak janin tunggal,


intrauterin, usia kehamilan
32-33 minggu, TBJ:2015
gr, letak lintang, gerakan
janin (-), denyut jantung
janin (-).
Hasil Laboratorium (12 Agustus 2014)

Pemeriksaan Hasil Normal


 Darah Rutin
Hemoglobin 10,0 12-14 g/dl
Leukosit 12.300 5.000-10.000/iu
Trombosit 139.000 150.000-400.000/iu
Hematokrit 28 32-43%
Difcount 0/3/2/75/19/1 1-2/0-1/3-5/54-
62/25-33/3-7
Golongan darah O A/B/O/AB
Rhesus Factor + +/-
Lanjut…

Clooting time 3’ 1-5 menit


Blooding time 10’ 10-15 menit
Glukosa sewaktu 154 <180 mg/dl
SGOT 76 <31 U/I
SGPT 55 <31 U/I
Ureum 18 20-40 mg/dl
Creatinin 0,84 0,6-1,1 mg/dl
Na 140 135-150 mmoll
K 2,53 3,8-6,5 mmoll
Lanjut…

 Urine Rutin
Warna Merah
Kejernihan Jernih
PH 6,5 4,5-8
Berat Jenis 1,020 1,033-1,030
Glukosa - Negatif
Protein +3 Negatif
Bilirubin - Negatif
Urobilinogen + Positif
Darah +3 Negatif
Nitrat - Negatif
Keton - Negatif
Lanjut…

Sedimen
Eritrosit Penuh <3/LPB
Leukosit 0-2 <5/LPB
Epitel +
Silinder -
Kristal -

(13 Agustus 2014) Hb Post OP

Pemeriksaan Hasil Normal


Hemoglobin 9,3 12-14 g/dl
3.5 Diagnosis

• Ibu
G4P3A0 hamil 32-33 minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB
+ anemia ringan janin tunggal mati letak lintang et causa solusio
plasenta .

• Post Op
P4A0 post sc a/i PEB + Letak lintang

• Bayi
Janin Tunggal Mati Letak Lintang
3.6 Tatalaksana

1. Observasi Keadaan Umum dan tanda vital ibu


2. MgSO4 40% 8mg boka-boki
3. IVFD D5 + MgSO4 40% gtt xx/m
4. Cefotaxime vial 1gr, 2x1 IV (Skin test dulu)
5. Nifedipine tab 10mg, 3x1
6. Kateter menetap
7. Laboratorium Urin rutin, Dara rutin, Kimia dara
8. Rencana Terminasi dengan SC
3.7 Follow up dan Laporan operasi
Rabu, 13 Agustus 2014 S - Nyeri luka post op
Pk. 07.00 WIB - Menggigil
O KU : tampak sakit sedang
Sensorium: compos mentis
VS :
 TD : 210/140 mmHg
 Nadi : 92 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 35,3 0C
Pendarahan biasa, kontraksi uterus baik, luka post op tenang.
A P4A0 post sc a/i PEB + Letak lintang

P - IVFD RL + Induksin 2 amp gtt 20 x/m


- kateter
- inj. Cefotaxime 2x1 gr IV
- Inj. Metronidazol 3x500mg IV
- Inj. Kalnex 3x1 mg IV
- Inj. Ketorolac 3x1 gr IV
- Transfusi WB 1 kolp
- Inj. Dexamethason 3x2 IV
- Phenobarbital 3x2 IM
- Captofril tab 2x25 mg
Lanjut…
Kamis, 14 S - Nyeri luka post op (+)
Agustus 2014 - Batuk kering
Pk. 07.00 WIB - Pembesaran kelenjar pada leher
- Penglihatan ganda
- Mual
O KU : tampak sakit sedang
Sensorium: compos mentis
VS :
 TD : 130/90 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 37 0C
Pendarahan biasa, kontraksi uterus baik, luka post op tenang.
A P4A0 post sc a/i PEB + Letak lintang

P - IVFD RL + 2 amp induxine gtt 20 x/m


- Inj. Cefotaxime 2x1 gr IV
- Inj. Metronidazol 3x500mg IV
- Asam Mefenamat tab 500mg 3x1
- Bcomp tab 500mg 3x1 - Nipedipin 3x1
- Ambroxol 3x1 - Phenobarbital 3x1
- Captofril tab 2x25mg - Acyclovir 4x1
- Inj. Lasix 2x1 - R/Pulang
Lanjut…

Jum’at, 15 S Os pulang
Agustus O KU : tampak sakit sedang
2014 Sensorium: compos mentis
Pk. 07.00 VS :
WIB  TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 36,9 0C
A P4A0 post sc a/i PEB + Letak lintang

P - Ciprofloksasin tab 500mg 2x1


- Asam Mefenamat tab 500mg 3x1
- Bcomp tab 500mg 3x1
- Metronedazol tab 3x1
Laporan Operasi

Rabu, 13 Agustus LAPORAN SC


2014 Pukul 01:45 WIB : - Operasi dimulai
00:01 WIB - Pasien terlentang, anestesi spinal
- Insisi pfanenstile dari kulit hingga mukosa, fascia dirobek secara tumpul sampai
menembus peritoneum.
- Insisi uterus untuk membuka plika, kemudian diperluas secara tumpul.
- Ketuban dipecahkan.
Pukul 01:50 WIB: - Lahir neonates perempuan dengan meluksir kepala, BB: 1,800 gr
PB:44 cm.
Pukul 01:52 WIB: - plasenta dilahirkan lengkap didapatkan 1 plasenta dengan 1 tali pusat,
ukuran plasenta tidak di ukur, panjang tali pusat juga tidak di ukur.
- Dilakukan penjahitan uterus secara jelujur dengan benang asukril.
- Dilakukan penjahitan plika secara jelujur dengan benang plain.
- Pendarahan dirawat, luka operasi ditutup lapis demi lapis.
Pukul 02:15 WIB: Operasi selesai
Lanjut…

Terapi Post SC

1. Evaluasi keadaan umum dan tanda vital.


2. Cek Hb post op
3. Imobilisasi 24 jam
4. Kateter menetap selama 24 jam (catat intake dan output)
5. Diet bebas
6. IVFD RL + 2 amp induksin selama 12 jam gtt 20x/m.
7. Obat:
- Cefriaxone 2x1 gr IV (skin test)
- Metronidazole 3x500mg infus kocor
- Ketorolac 3x30 mg IV
- Asam tranexsamat 3x250mg IV
- Alinamin-F 3x25mg IV
- Lactamam 3x1 tab
Interpretasi keadaan bayi Post SC

Pada kasus ini bayi termasuk maserasi grade I (durasi > 8 jam):
Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi
kemudian menjadi merah dan mulai mengelupas.
Lanjut…

Skor apgar:

Nilai
Tanda
0 1 2
Warna (Apperence) Biru pucat Tuba merah muda, Seluruhnya merah muda
ekstremitas biru
Denyut jantung Tidak ada Lambat < 100x/m >100x/m
(Pulse)
Kepekaan reflek Tidak ada Merintih Menangis kuat
(Gremace)
Tonus otot (Activity) Lemah Fleksi pada ekstremitas Gerakan aktif

Usaha nafas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis dengan keras
Interpretasi:
(Respiration)
Asfiksia ringan (7-10), Asfiksia sedang (4-6), Asfiksia berat (0-3).
Pada kasus ini skor apgar 0
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa ibu hamil anak ke
4 dengan usia ibu 35 tahun, hal ini tidak sesuai dengan PEB
yang berdasarkan teori menunjukkan atau menjelaskan bahwa
faktor resiko terjadinya PEB yaitu ibu dengan primigravida
dan dari segi usia, menjelaskan bahwa usia yang beresiko
tinggi adalah usia < 20 tahun dan > 35 tahun.
Pada riwayat perjalanan penyakit tidak adekuat karena
tidak ditanyakan mengenai riwayat KPSW pada ibu, yang
didapatkan pada riwayat perjalanan penyakit yaitu, ibu
menggaku perut terasa tegang dan nyeri disertai keluar darah
dan lendir dari kemaluan, darah berwarna merah kehitaman,
hal ini sesuai dengan tanda-tanda dari solusio plasenta,
Lanjut…

dimana menurut teori gejala dari solusio plasenta adalah perdarahan


pervaginam sebelum waktunya (belum aterm) disertai dengan rasa nyeri perut
yang terus menerus, warnah darah merah kehitaman, keadaan uterus tegang
seperti papan (uterus en bois), janin sukar diraba serta DJJ tidak di temukan.
Ibu juga menggaku selama hamil perna diurut pada bagian perut sebanyak 3
kali, berdasarkan teori riwayat diurut (trauma) merupakan salah satu faktor
presdisposisi pada kejadian solusio plasenta.
Namun sangat disayangkan, sejak ± 4 hari SMRS, os datang ke IGD
dengan keluhan keluar darah merah kehitaman, perut tegang dan nyeri, serta
TD: 200/120 mmHg dan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 1 cm,
tetapi os hanya diberi obat anti hipertensi kemudian disuru pulang. Hal ini
tidak sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa pada multigravida untuk
kala 1 itu biasanya < 24 jam, kemungkinan bidan juga kurang teliti dalam
pemeriksaan dalam yang kemungkinan tela terjadi solusio plasenta.
Lanjut…

Dari riwayat penyakit dahulu os mengaku memiliki penyakit hipertensi


kronis yang sudah dialami sejak usia remaja. Hal ini sesuai dengan teori
dimana berdasarkan teori riwayat hipertensi kronis merupakan salah satu
faktor presdisposisi pada kejadian PEB.
Diagnosis usia kehamilan os sudah tepat karena berdasarkan teori
perhitungan dengan rumus Naegele tanggal +7, bulan -3, dan tahun +1.
Sedangkan HPHT: 07-12-2013 dan TP: 14-09-2014, perkiraan usia
kehamilan 32-33 minggu.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan ku: tampak sakit sedang,
kesadaran: cm, TD: 200/120, N: 108 x/m, P: 24 x/m, T: 37,0, TB: 158cm,
BB: 85 kg. Hal ini sudah sesuai dengan teori untuk tanda dan gejala PEB
tekanan darah sistol > 160 mmHg, diastole >110 mmHg. Pada pemeriksaan
mata, didapatkan konjungtiva anemis (+/+) menandakan pasien anemia, hal
ini sesuai dengan teori dimana salah satu tanda dan gejala solusio plasenta
adalah anemia.
Lanjut…

Dari hasil pemeriksaan obstetri (pemeriksaan luar) sudah adekuat dan


sesuai dengan diagnosis bahwa janin letak lintang dan janin tungal mati,
dimana pada pemeriksaan didapatkan:
Leopold I : TFU 4 jari dibawa procecus xipoideus, teraba kosong.
Leopold II : Kanan : Teraba bagian besar, keras, bulat, (kesan kepala)
Kiri : Teraba besar, lunak, (kesan bokong)
Leopold III : Teraba kosong
Leopold IV : Teraba kosong
Gerak (-), His (tetanik), DJJ (-), TFU: 26 cm, TBJ: 2015 gr
Dari hasil pemeriksaan obstetri (pemeriksaan dalam) sudah adekuat dan
sesuai dengan diagnosis bahwa infartu kala 1 fase aktif, dimana pada
pemeriksaan didapatkan: Portio: Konsistensi: Lunak, Posisi : Anterior,
Pembukaan: 3cm, Pendataran : 25%, Selaput ketuban: (-), Penurunan: 5/5,
Penunjuk: (-)
Lanjut…

Dari hasil USG belum adekuat karena menurut teori pada


pemeriksaan USG juga dapat dinilai keadaan plasenta tetapi hasil USG
yang didapatkan hanya tampak janin tungal mati, intrauterine, usia
kehamilan 32-33 minggu, TBJ: 2015 gr, letak lintang, gerak janin (-), DJJ
(-). Tetapi hasil pemeriksaan USG ini suda dapat disimpulkan bahwa sudah
terjadi IUFD.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium sudah adekuat, karena sudah
dilakukan pemeriksaan darah rutin, urin rutin, kimia darah dan Hb post op.
Hasil pemeriksaan laboratorium ini juga sudah sesuai dengan teori dimana
salah satu tanda dan gejala PEB adalah Proteinuria (+3). Slah satu tanda
dan gejala solusio plasenta adalah anemia (Hb pasca op 10,0 g/dl. Hb post
op 9,3 g/dl), serta kemungkinan telah terjadi gangguan pada hepar dimana
ditandai dari hasil laboratorium trombosit yang menurun (139.000/iu),
SGOT yang menigkat (76 u/i), SGPT yang meningkat (55 u/i).
Lanjut…

Untuk diagnosis pada kasus ini sudah tepat yaitu G4P3A0 hamil 32-
33 minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB + anemia ringan janin
tungal mati letak lintang.
Sedangkan untuk penatalaksanaan terhadap ibu di RS sudah tepat
yaitu, observasi keadaan umum ibu, IVFD D5 gtt 20 x/m, Nifedipin tab 10
mg sublingual sebagai anti hipertensi, MgSO4 40% 8 mg IM boka-boki
sebagai tokolitik, cefotaxime vial 1 gr IV (skin test dulu) sebagai antibiotik,
dan terminasi kehamilan dengan SC.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang USG menunjukan bahwa
diagnosis pada kasus ini sudah tepat yaitu G4P3A0 hamil 32-33
minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB + anemia sedang
janin tungal mati letak lintang.
• Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat dengan SC atas indikasi
PEB dan letak lintang, yang apabila diterminasi pervaginam maka
akan membahayakan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Angsar, Muh. Dikman. “Hipertensi dalam Kehamilan”. dalam
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. ”Ilmu Kandungan edisi keempat”. editor:
Saifuddin, Abdul Bari. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal: 530-561.
2. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC,
Hankins GD et al. 2001. “Hypertension Disorders in Pregnancy. Williams
Obstetrics. 21th ed”.London: Prentice-Hall International. Hal: 567-618.
3. Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba.
2007. “Pengantar Kuliah Obstetri.” Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal:
401-420
4. Prasetyorini, N, 2009. “Penanganan Preeklampsia dan Eklampsia”. Seminar
POGI Cabang Malang. Divisi Kedokteran Feto Maternal - FKUB/RSSA
Malang.
5. Prasetyawan. 2002. ”Perbandingan kadar kalsium darah pada PreEklampsia
berat dan kehamilan normotensi.” SMF OBGIN FK Univ. Diponegoro:
Semarang
6. Subhaberata, Ketut. 2001. “Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia”.
UPF OBGIN RSU Tarakan : Indonesia.
7. Jamilu, Tukur. 2009. “The use of magnesium sulphate for treatmen severe
preeclampsia and eclampsia.”
8. 2010. ”Penatalaksanaan Hipertensi Dalam Kehamilan”.
9. Achadiat, C.M. 2004. “Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi”. Jakarta:
EGC.
10. Monintja, H.E. 2005. “Penyakit-Penyakit Dalam Masa Neonatal” dalam
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. ”Ilmu Kandungan edisi keempat”. editor:
Saifuddin, Abdul Bari. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
11. Wiknjosastro, H. 2010. “Ilmu Kebidanan” Edisi Keempat, Cetakan Ketiga.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai