Pembimbing:
dr. Didi Askari Pasaribu, Sp.OG
Preeklampsia Infeksi
Perdarahan
berat
Di Indonesia penyebab
utama mortalitas
maternal dan perinatal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
2.1.1 Definisi
Preeklampsia merupakan sindrom dalam kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria.
Hipertensi pada
kehamilan
2.1.2 Klasifikasi
PEB: PER:
1. TD sistol > 160 mmHg, diastol 1. ↑ TD sistol >30 mmHg/ diastol
>110mmHg. >15 mmHg (dari TD sebelum
2. Proteinuria ++++ (+4). hamil) pada kehamilan 20 minggu
/ >. Atau sistol >140mmHg
3. Oliguria (500ml/24 jam) (<160mmHg), diastol 90mmHg
4. Gangguan visus dan cerebral. (<110mmHg).
5. Nyeri epigastrium. 2. Proteinurin ++ (+2)
6. Edema paru dan sianosis. 3. Edema
7. Pertumbuhan janin intra uterin terhambat.
8. Adanya sindroma HELLP.
2.1.3 Faktor Resiko
• Primigravida
• Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, diabetes
mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.
• Umur yang ekstrim.
• Riwayat keluarga pernah preeklampsia/ eklampsia.
• Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil, obesitas.
2.1.4 Epidemiologi
• Preeklampsia merupakan penyebab ketiga terbanyak yang
menyebabkan kematian selama kehamilan setelah
perdarahan dan emboli. Preeklampsia merupakan penyebab
pada 790 kematian ibu/100.000 kelahiran hidup.
• Wanita ras Afrika-Amerika memiliki mortalitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita ras kulit putih. Secara
umur mortalitas dan morbiditas semakin meningkat pada
wanita hamil dengan umur muda (<20 tahun) dan wanita
hamil dengan umur > 35 tahun.
2.1.5 Etiologi
1. Peran imunologi
2. Invasi trofoblas abnormal
3. Radikal bebas dan disfungsi sel endotel
4. Faktor defisiensi nutrisi
5. Faktor genetik
2.1.6 Diagnosis
1. TD sistol > 160 mmHg, diastol >110mmHg.
2. Proteinuria ++++ (+4).
3. Oliguria (500ml/24 jam)
4. Peningkatan kreatinin plasma (>1,2 mg/dl)
5. Gangguan visus dan cerebral.
6. Nyeri epigastrium.
7. Edema paru dan sianosis.
8. Pertumbuhan janin intra uterin terhambat.
9. Adanya sindroma HELLP.
2.1.7 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan preeklampsia adalah sebagai berikut :
• Aktif: Medis, Komplikasi, Obstetrik.
Indikasi: Ibu: Kehamilan > 37 minggu, adanya tanda ipending
eklampsia, perawatan konservatif gagal. Janin: Tanda-tanda gawat janin,
pertumbuhan janin terhambat dalam rahim.
4. Maserasi grade II (durasi 2-7 hari) : kulit mengelupas luas, efusi cairan
serosa di rongga toraks dan abdomen. Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air
ketuban menjadi merah coklat.
5. Maserasi grade III (durasi >8 hari): Hepar kuning kecoklatan, efusi cairan
keruh, mungkin terjadi mumifikasi. Badan janin sangat lemas, hubungan
antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit.
2.3.2 Etiologi
- Faktor maternal
- Faktor fetal
- Faktor kelainan patologik plasenta
2.3.3 Diagnosis
• Anamnesis
1. Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan
janin sangat berkurang.
2. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil
atau kehamilan tidak seperti biasa.
3. Ibu merasakan belakangan ini perutnya sering menjadi keras dan merasa
sakit-sakit seperti mau melahirkan.
• Inspeksi
Tidak kelihatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat
terutama pada ibu yang kurus.
Lanjut…
• Palpasi
1. Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
gerakan-gerakan janin.
2. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi padatulang
kepala janin.
• Auskultasi
Baik memakai stetoskop, monoral maupun dengan doptone tidak
terdengar denyut jantung janin (DJJ)
2.3.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
2. Rontgen foto abdomen
3. Pemeriksaan darah lengkap, jika dimungkinkan kadar fibrinogen
2.3.5 Tatalaksana
Penanganan Pasif
• Menunggu persalinan spontan dalam waktu 2-4 minggu
• Pemeriksaan kadar fibrinogen setiap minggu
Penanganan Aktif
• Untuk rahim yang usianya 12 minggu atau kurang dapat dilakukan dilatasi
atau kuretase.
• Untuk rahim yang usia lebih dari 12 minggu, dilakukan induksi persalinan
dengan oksitosin. Untuk oksitosin diperlukan pembukaan serviks dengan
pemasangan kateter foley intra uterus selama 24 jam.
• Jika oksitoksin gagal, lakukan sc
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
No. Rekam Medik : 11.25.30
Tanggal Masuk : Selasa, 12 Agustus 2014
Nama Pasien : Ny. R. N Nama Suami : Tn. F.R
Umur : 35 Tahun Umur : 36 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Di Penjahitan Lr. Abdi Plaju
3.2 Anamnesis
• Keluhan Utama
Ibu hamil mengeluh gerakan janin dirasakan berkurang.
• Riwayat Menstruasi
Usia menarche : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Banyak : 3-4x ganti pembalut
Dismenorrhea : (-)
Lanjut…
• Riwayat Kehamilan
HPHT : 07-12-2013
TP : 14-9-2014
• Riwayat Perkawinan
Lama pernikahan : 10 tahun
Usia waktu nikah : 24 tahun
• Riwayat Persalinan
Tempat Cara Jenis
No. Penolong Tahun BB/TB Keadaan
Bersalin Persalinan Kelamin
1 RS Dokter 2004 3,6 kg / pervagina Laki-laki Sehat
SP.OG 50cm m
2 Rumah Bidan 2006 3,3kg / pervaginam Laki-laki Sehat
45cm
3 Rumah Bidan 2010 3,2kg / pervaginam Laki-laki Sehat
45cm
4 Hamil ini
Lanjut…
• Riwayat ANC
Frekuensi : 8 x
Tempat : Bidan dan dokter
Imunisasi : TT 1: ya, usia kehamilan 5 bulan
TT 2: ya, usia kehamilan 6 bulan
• Riwayat menggunakan KB
Os mengaku menggunakan KB suntik 3 bulan.
3.3 Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital
Tekanan darah : 200/120 mmHg
Nadi : 108 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 37,0 0C
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 85 kg
Lanjut…
• Kepala : t.a.k
Mata : Konjungtiva anemis (+/+),
• Leher : t.a.k
• Thoraks : t.a.k
Mammae : t.a.k
Cor : t.a.k
Pulmo : t.a.k
• Abdomen : Status obstetri
• Genitalia : Status obstetri
• Ekstremitas : Akral dingin (-/-), edema (+/+)
Status Obstetri
• Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Abdomen cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+), luka bekas
operasi (-).
Palpasi
Leopold I : TFU 4 jari dibawa procecus xipoideus, teraba kosong.
Leopold II : Kanan : Teraba bagian besar, keras, bulat, (kesan kepala),
Kiri: Teraba besar, lunak, (kesan bokong)
Leopold III : Teraba kosong
Leopold IV : Teraba kosong
Gerak (-), His (tetanik), TFU: 26 cm, TBJ: 2015 gr
Auskultasi : DJJ (-)
Pemeriksaan Dalam
Vaginal Tousche :
•Portio Inspekulo:
Konsistensi : Lunak •Warna : lipid
Posisi : Anterior •OUE : (+) terbuka
•Pembukaan : 3cm •Fluksus : (+) darah dan lendir
•Pendataran : 25% •Letak : Anterior
•Selaput ketuban : (-) •Erosi (-), Polip (-), Laserasi (-)
•Penurunan : (-)
•Penunjuk : (-)
3.4 Pemeriksaan Penunjang
USG (12 Agustus 2014)
Urine Rutin
Warna Merah
Kejernihan Jernih
PH 6,5 4,5-8
Berat Jenis 1,020 1,033-1,030
Glukosa - Negatif
Protein +3 Negatif
Bilirubin - Negatif
Urobilinogen + Positif
Darah +3 Negatif
Nitrat - Negatif
Keton - Negatif
Lanjut…
Sedimen
Eritrosit Penuh <3/LPB
Leukosit 0-2 <5/LPB
Epitel +
Silinder -
Kristal -
• Ibu
G4P3A0 hamil 32-33 minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB
+ anemia ringan janin tunggal mati letak lintang et causa solusio
plasenta .
• Post Op
P4A0 post sc a/i PEB + Letak lintang
• Bayi
Janin Tunggal Mati Letak Lintang
3.6 Tatalaksana
Jum’at, 15 S Os pulang
Agustus O KU : tampak sakit sedang
2014 Sensorium: compos mentis
Pk. 07.00 VS :
WIB TD : 140/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,9 0C
A P4A0 post sc a/i PEB + Letak lintang
Terapi Post SC
Pada kasus ini bayi termasuk maserasi grade I (durasi > 8 jam):
Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi
kemudian menjadi merah dan mulai mengelupas.
Lanjut…
Skor apgar:
Nilai
Tanda
0 1 2
Warna (Apperence) Biru pucat Tuba merah muda, Seluruhnya merah muda
ekstremitas biru
Denyut jantung Tidak ada Lambat < 100x/m >100x/m
(Pulse)
Kepekaan reflek Tidak ada Merintih Menangis kuat
(Gremace)
Tonus otot (Activity) Lemah Fleksi pada ekstremitas Gerakan aktif
Usaha nafas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis dengan keras
Interpretasi:
(Respiration)
Asfiksia ringan (7-10), Asfiksia sedang (4-6), Asfiksia berat (0-3).
Pada kasus ini skor apgar 0
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa ibu hamil anak ke
4 dengan usia ibu 35 tahun, hal ini tidak sesuai dengan PEB
yang berdasarkan teori menunjukkan atau menjelaskan bahwa
faktor resiko terjadinya PEB yaitu ibu dengan primigravida
dan dari segi usia, menjelaskan bahwa usia yang beresiko
tinggi adalah usia < 20 tahun dan > 35 tahun.
Pada riwayat perjalanan penyakit tidak adekuat karena
tidak ditanyakan mengenai riwayat KPSW pada ibu, yang
didapatkan pada riwayat perjalanan penyakit yaitu, ibu
menggaku perut terasa tegang dan nyeri disertai keluar darah
dan lendir dari kemaluan, darah berwarna merah kehitaman,
hal ini sesuai dengan tanda-tanda dari solusio plasenta,
Lanjut…
Untuk diagnosis pada kasus ini sudah tepat yaitu G4P3A0 hamil 32-
33 minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB + anemia ringan janin
tungal mati letak lintang.
Sedangkan untuk penatalaksanaan terhadap ibu di RS sudah tepat
yaitu, observasi keadaan umum ibu, IVFD D5 gtt 20 x/m, Nifedipin tab 10
mg sublingual sebagai anti hipertensi, MgSO4 40% 8 mg IM boka-boki
sebagai tokolitik, cefotaxime vial 1 gr IV (skin test dulu) sebagai antibiotik,
dan terminasi kehamilan dengan SC.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang USG menunjukan bahwa
diagnosis pada kasus ini sudah tepat yaitu G4P3A0 hamil 32-33
minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB + anemia sedang
janin tungal mati letak lintang.
• Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat dengan SC atas indikasi
PEB dan letak lintang, yang apabila diterminasi pervaginam maka
akan membahayakan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Angsar, Muh. Dikman. “Hipertensi dalam Kehamilan”. dalam
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. ”Ilmu Kandungan edisi keempat”. editor:
Saifuddin, Abdul Bari. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal: 530-561.
2. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC,
Hankins GD et al. 2001. “Hypertension Disorders in Pregnancy. Williams
Obstetrics. 21th ed”.London: Prentice-Hall International. Hal: 567-618.
3. Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba.
2007. “Pengantar Kuliah Obstetri.” Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal:
401-420
4. Prasetyorini, N, 2009. “Penanganan Preeklampsia dan Eklampsia”. Seminar
POGI Cabang Malang. Divisi Kedokteran Feto Maternal - FKUB/RSSA
Malang.
5. Prasetyawan. 2002. ”Perbandingan kadar kalsium darah pada PreEklampsia
berat dan kehamilan normotensi.” SMF OBGIN FK Univ. Diponegoro:
Semarang
6. Subhaberata, Ketut. 2001. “Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia”.
UPF OBGIN RSU Tarakan : Indonesia.
7. Jamilu, Tukur. 2009. “The use of magnesium sulphate for treatmen severe
preeclampsia and eclampsia.”
8. 2010. ”Penatalaksanaan Hipertensi Dalam Kehamilan”.
9. Achadiat, C.M. 2004. “Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi”. Jakarta:
EGC.
10. Monintja, H.E. 2005. “Penyakit-Penyakit Dalam Masa Neonatal” dalam
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. ”Ilmu Kandungan edisi keempat”. editor:
Saifuddin, Abdul Bari. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
11. Wiknjosastro, H. 2010. “Ilmu Kebidanan” Edisi Keempat, Cetakan Ketiga.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.