Anda di halaman 1dari 34

PROCESSING DATA

SEISMIK

MELA BUDIANI SEPTIANINGSIH


(M0215035)
Kerja Praktik PPPTMGB LEMIGAS
METODE SEISMIK

Metode seismik adalah salah satu dari


pengaplikasian ilmu terapan geofisika yang
didasarkan pada pengukuran respon gelombang
seismik yang dimasukkan ke dalam tanah dan
kemudian direfleksikan ataupun direfraksikan
sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas
suatu lapisan batuan

(Anonymous, 2015).
TEORI GELOMBANG SEISMIK
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang
merambat dalam bumi yang perambatanya
tergantung pada sifat elastis batuan

(Telford, 1976).
JENIS GELOMBANG SEISMIK

(Elnashai dan Sarno, 2008)


JENIS GELOMBANG SEISMIK

(Elnashai dan Sarno, 2008


METODE SEISMIK

Sumber Receiver gelombang Diperoleh rekaman


seismik: sebagai fungsi waktu
Seismik:  perkiraan strukrur
1.Geophone
1.Impulsif 2.Hidrophone
lapisan dibawah tanah
2.Vibrator
(Sanny, 2004). (Anonymous, 2015).
JENIS METODE SEISMIK
REFRAKSI REFLEKSI

- Identifikasi bawah permukaan -identifikasi bawah permukaan


dangkal dalam
- Didasarkan pada waktu jalar - Analisis respon didasarkan pada
gelombang pada tanah/batuan energy yang diterima setelah
dari sumber ke receiver pada getaran awal
jarak tertentu
HUKUM FISIKA GELOMBANG
SEISMIK

1. HUKUM SNELLIUS

Hukum snellius
menjelaskan bahwa ketika
gelombang melewati
lapisan batuan sebagian
akan terfleksikan kembali
ke permukaan dan
sebagian akan diteruskan
merambat di bawah
permukaan
HUKUM FISIKA GELOMBANG SEISMIK

2. PRINSIP HUYGENS

Huygens menyatakan
bahwa titik-titik yang
dilewati gelombang akan
menjadi sumber
gelombang baru. Muka
gelombang yang
menjalar menjauhi
sumber adalah
superposisi muka
gelombang yang
dihasilkan oleh sumber-
sumber baru, sehingga
akan menghasilkan
pantulan yang tidak
diinginkan atau noise
(Ramdhani, 2013).
HUKUM FISIKA GELOMBANG SEISMIK

3. PRINSIP FERMAT

Hukum Fermat menyatakan


jika suatu gelombang
merambat dari satu titik ke
titik lain maka gelombang
tersebut akan memilih waktu
yang tercepat

(Shiame, 2007).
PENJALARAN GELOMBANG SEISMIK
Dampak Batuan pada saat dikenai
gelombang P dan S
AKUSISI DATA SEISMIK

1. Menentukan target yang akan dicapai


2. Mengidentifikasi kemungkinan masalah yang akan terjadi
3. Menentukan parameter lapangan
PARAMETER AKUSISI SEISMIK

1 Offset Terjauh (Far Offset) 8 Frekuensi Perekam


2 Offset Terdekat (Near Offset) 9 Panjang Perekaman (Record
Length)
3 Group Interval 10 Rangkaian Penerima (Receiver
Group)
4 Ukuran Sumber Seismik (Charge 11 Panjang Lintasan
Size)
5 Kedalaman Sumber (Charge 12 Arah Lintasan
Depth)
6 Kelipatan Cakupan (Fold
Coverage)
7 Laju pencuplikan (Sampling Rate)
PARAMETER AKUSISI SEISMIK

OFFSET TERJAUH OFFSET


TERDEKAT
PARAMETER AKUSISI SEISMIK

GROUP INTERVAL

Jarak antara satu kelompok sensor penerima/receiverdengan kelompok penerima


berikutnya, dimana satu kelompok memberikan satu trace seismik
sebagai stack/superposisi beberapa sensor penerima.
PARAMETER AKUSISI SEISMIK

UKURAN SUMBER SEISMIK KEDALAMAN SUMBER


Ukuran sumber merupakan ukuran energi Sumber sebaikknya ditempatkan dibawah
yang dilepaskan oleh sumber seismik. lapisan lapuk (weathering zone)

FREKUENSI PEREKAM

merupakan karakteristik instrumen


perekam dalam merespon suatu
gelombang seismik.
PARAMETER AKUSISI SEISMIK

Kelipatan Cakupan (Fold


Panjang Perekaman
Coverage)
(record length)
Jumlah atau seringnya
Lamanya merekam gelombang seismik
suatu titik yang ditentukan oleh kedalaman target .
di subsurface terekam oleh
geophone dipermukaan
PARAMETER AKUSISI SEISMIK

Rangkaian Penerima Panjang Lintasan


(Receiver Group)
Sekumpulan geophone yang panjang lintasan survey
disusun sedemikian rupa ditentukan dengan
sehingga noise yang berupa mempertimbangkan luas
gelombang horizontal (Ground sebaran/panjang target di bawah
roll, Air blas/air wave) dapat permukaan terhadap panjang
ditekan sekecil mungkin.  lintasan survey di permukaan
Laju
Arah Lintasan
Pencuplikan
(Sampling
Untuk memberikan batas frekuensi Tergantung pada
maksimum
Rate) yang diterima receiver target
saat terjadi aliasing
Faliasing => Fterekam>Fnyquist
Fn= (1/2) T= 0,5
Fsampling
NOISE REKAMAN SEISMIK
GEOMETRI LAY OUT DAN
STACKING CHART
Data dari masing Trace didefiniskan, untuk
pengelompokan trace.
Trace Labelling = pendefinisian identitas setiap
trace dalam system koordinat.
Variabel yang mempengaruhi TL
Geometri
1.Berhubungan dengan shot point penembak
2.Posisi permukaan kumpulan CDP
3.Offsetnya terhadap shot point
Setiap variable Didefinisikan dalam
Stacking dapat digambarkan
suatu system
Chart pada suatu
koordinat referensi
koordinat sistem
GEOMETRI LAY OUT DAN
STACKING CHART
Definisi system
Bentangan
koordinat relative Labelling
dari
dali lintasan Trace
Geometri
seismik

1. Berdasarkan konfigurasi
bentangan kabel
2. Arah gerak perekaman
3. Posisi relative penerima
terhadap titik tembak
4. Berdasarkan reypath
Parameter Lapangan
Akusisi Seismik
Konfigurasi Bentangan Kabel
Parameter Lapangan Akusisi Seismik

GEOMETRI LINTASAN SINAR


GELOMBANG (RAYPATH)
TAHAPAN PENGOLAHAN SEISMIK
REFLEKSI

1. Reformat Data
Data harus urut berdasarkan urutan trace (sesuai dengan
time series (berdasarkan waktu )). Dilakukan proses
demultiplexing, yaitu mengubah format data dari sequential
(jarak) menuju time series

2. Geometry Match
Informasi mengenai geometri lapangan sangat penting.
Untuk mendefinisikan trace header pada raw data, yg belum
sepenunya terisi pada saat display raw data
TAHAPAN PENGOLAHAN SEISMIK
REFLEKSI

3. Trace Editing
-Trace Muting: mengoreksi amplitude yang dianggap buruk pada
setiap trace
-Trace kill/ reserve: membuang trace yang rusak dan noise
tinggi dengan cara memberikan nilai nol pada matric trace
sementara. Contoh: sinyal gelombang langsung (direct wave)

4. Koreksi statis
Menghilangkan pengaruh
topografi terhadap sinyal
seismic dari lapisan pantul.
TAHAPAN PENGOLAHAN SEISMIK
REFLEKSI

5. TAR ( True Amplitude Recovery)


Untuk mengembalikan harga amplitude
seismic yang mengalamai pelemahan,
sehingga setiap titik reflector seolah
datang dengan jumlah energy yang
sama Skema spherical
divergence
TAHAPAN PENGOLAHAN SEISMIK
REFLEKSI

6. Dekonvolusi
Untuk mengembalikan bentuk
wavelet yang diterima oleh
receiver menjadi bentuk dari
sumber agar resolusi temporal
meningkat
7. Analisa Kecepatan
Prinsip kecepatan: memilih nilai
kecepatan berdasarkan
koherensi maksimum yang
berhubungan dengan pantulan
utama, sehingga terbentuk suatu
fungsi kecepatan pada lokasi
yang dianalisa.
TAHAPAN PENGOLAHAN SEISMIK
REFLEKSI

8. Normal Move Out (NMO)


Perbedaan Antara waktu dating
gelombang pantul pada masing
masing offset dengan waktu datang
gelombang pantul untuk offset nol.
Untuk menghilangkan efek jarak
offset

9. Residual Statik
Dasarnya korelasi static yang sudah
terkoreksi oleh NMO dengan suatu
model.
TAHAPAN PENGOLAHAN SEISMIK
REFLEKSI

10. Stacking
Penjumlahan trace trace dalam satu
gather data

11. Migrasi
Memindahkan kedudukan
reflector pada posisi dan waktu
pantul yang sebenarnya
berdasarkan lintasan gelombang,
dan menghilangkan pengaruh
difraksi gelombang
TERIMKASIH

Anda mungkin juga menyukai