Diabetik Retinopati
Diabetik Retinopati
Definisi
Retinopati diabetik
adalah kelainan mata
pada pasien diabetes
yang disebabkan
kerusakan kapiler retina
dalam berbagai tingkatan
sehingga menimbulkan
gangguan penglihatan
mulai dari yang ringan
sampai berat bahkan
sampai menjadi
kebutaan permanen
Definisi
mikroangiopathy yang
progresive yang
dikarakteristik adanya
kerusakan dan
penyumbatan pembuluh
darah kecil sehingga
mengakibatkan gangguan
pada nutrisi pada retina
Epidemiologi
1.Pembentukan microaneurisma
2.Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
3.Penyumbatan pembuluh darah
4.Proliferasi pembuluh darah baru (neovasularisasi) dan jaringan
fibrosa di retina
5.Kontraksi dan jaringan fibrosis kapiler dan jaringan vitreus.
Patofisiologi
Adapun mekanisme singkat perjalanan penyakit pada diabetik retinopati dari tipe
non-proliferative hingga tipe proliferatif yaitu:
Obstruksi nutrisi ke retina menurun iskemik (tampak cotton woll patches)
neovaskularisasi retina (sangat mudah rapuh) ruptur bekas perdarahan
menjadi sikatrik di vitreus resiko ablasi retina
Selain itu juga, terdapat teori yang menyebutkan bahwa adanya perubahan
vascular retina lain termasuk hilangnya/reduksinya perisit dan penebalan
membrane basal, yang menyebabkan lumen kapiler menyempit hingga
tersumbat, dan menyebabkan dekompensasi fungsi endotel yang sedianya
berfungsi sebagai sawar darah-retina internal atau inner blood-retina barrier.
Pembuluh darah kapiler tersebut akhirnya berubah bentuk menjadi bentuk
menonjol disebut sebagai mikroaneurisma. Sebagai akibat oklusi kapiler, terjadi
iskemia retina yang merangsang neovaskularisasi retina patologik, yang dimediasi
oleh faktor-faktor angiogenik seperti VEGF.
Mikroaneurisme
• Pada DM terjadi persistensi kadar glukosa darah yang tinggi - glukosa yang
berlebih dalam aldose reductase pathway terbentuk di jaringan, yang
mengubah gula menjadi alkohol (glukosa menjadi sorbitol, galaktosa menjadi
dulcitol).
• Perisit intramural pada kapiler retina terkena pengaruh dari peningkatan
kadar gula darah oleh karena kadar aldosteron reduktse yang tinggi memicu
hilangnya fungsi utama dari perisit dalam hal autoregulasi kapiler retina.
Retinopati diabetika adalah bentuk retinopati yang paling ringan dan sering
tidak memperlihatkan gejala. Cara pemeriksaannya dengan menggunakan foto
warna fundus atau fundal fluoroscein angiography(FFA)
Mikroaneurisma merupakan tanda awal terjadinya RDNP, yang terlihat dalam
foto warna fundus berupa bintik merah yang sering di bagian posterior.
Kelainan morfologi lain antara lain penebalan membran basalis, perdarahan
ringan, hard exudate yang tampak sebagai bercak warna kuning dan soft
exudate yang tampak sebagai bercak halus (Cotton Wool Spot) sebagai akibat
dari hiperpermeabilitas pembuluh darah.
Perubahan mikrovaskular retina yang terjadi hanya sebatas pada retina saja
dan tidak melampaui membrane limitans interna (ILM)
Retinopati Diabetika Nonproliferatif (RDNP)
• Eksudat terjadi akibat deposisi dan kebocoran lipoprotein plasma. Edema terjadi
akibat kebocoran plasma. Cotton wool spot terjadi akibat kapiler yang mengalami
sumbatan
• RDNP selanjutnya dapat dibagi menjadi tiga stadium:
• Retinopati nonproliferatif minimal: Terdapat satu atau lebih tanda berupa dilatasi
vena, mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras
• Retinopati nonproliferatif ringan sampai sedang: Terdapat satu atau lebih tanda
berupa dilatasi vena derajat ringan, perdarahan, eksudat keras, eksudat lunak atau
IRMA (intraretinal microvascular abnormalities)
• Retinopati nonproliferatif berat Terdapat satu atau lebih tanda berupa perdarahan
dan mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, IRMA
ekstensif minimal pada 1 kuadran
Ruptur mikroaneurisma menyebabkan perdarahan retina yang
• Kesulitan membaca
Vitrektomi – Operasi ini bertujuan untuk mengeluarkan darah dan jaringan parut dari
bagian tengah mata dengan cara membuat irisan kecil pada mata dengan bantuan anestesi
umum maupun lokal. Beberapa risiko dan efek samping yang mungkin dirasakan setelah
melalui prosedur ini, adalah infeksi, katarak, penumpukan cairan di kornea mata,
perdarahan, hingga terlepasnya retina.
Tindakan vitrektomi ini dilakukan apabila tidak terjadi perbaikan klinis. Indikasinya yaitu
jika pasien memiliki ablasio retina traksional didaerah macula (recent onset), kombinasi
ablasio retina traksional-regmatogen, DME difus yang berhubungan dengan traksi hialoid
posterior, dan perdarahan vitreous rekuren yang signifikan walaupun telah dilakukan PRP
maksimal.
Tatalaksana