Anda di halaman 1dari 13

Kasus Pailit PT Dirgantara

Indonesia

FAIRUZ ALIKA S (8335165267)


FIRDA LUQYANA TUFFAHATI (8335163172)
TUTITAH SYAFITRI (8335160247)
KRONOLOGIS MASA SULIT PT.
DIRGANTARA INDONESIA
KRISIS PT. DI Merumahkan
PT DI tidak mampu
EKONOMI karyawannya Ratusan karyawan
lagi membayar gaji
ASIA sebanyak kurang PT. DI unjuk rasa
karyawan
lebih 9600 orang
1997-1998

Pemerintah Pesangon 6600


P4P meluluskan
alokasikan dana karyawan yang
rencana PHK 6600
40M berdasarkan diPHK sesesar 440 M
karyawan
PP 31 no 2006 akan dibayarkan
PUTUSAN PAILIT
3 JULI 2007
HERYONO NUGROHO

(Mantan karyawan PT. DI) Kreditor PEMOHON

Adanya utang
jatuh tempo dan
Ajukan Surat dapat ditagih
Pengadilan
Permohonan
Niaga Jakpus
Pailit
Adanya kreditor
lain

SAYUDI
Pemohon memohon kepada Majelis Hakim :

Menyatakan termohon, PT. DI pailit dengan


segala akibat hukumnya

Menunjuk Taufik Nugraha sebagai kurator

Menunjuk hakim pengawas dan Pengadilan


Niaga Jakpus

Menghukum Termohon untuk membayar


biaya perkara ini atau Majelis Hakim
berkata lain mohon se-adil-adilnya
07 Agustus 2007
PT. DIRGANTARA INDONESIA
Permohonan pailit
cacad hukum PT. DI  BUMN

Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 37


Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, yang dapat mengajukan
kepailitan terhadap termohon pailit selaku BUMN
hanyalah Menteri keuangan.

Termohon pailit
menyangkal adanya utang
PT. DI Berargumen
PT. DI (termohon Membantah kuat dengan
menolak) permohonan berbagai alasan
pailit alasannya.

4 SEPTEMBER 2007

Majelis Hukum Pengadilan Niaga Jakpus mengutuskan bahwa:


Mengabulkan permohonan Menyatakan bahwa PT. DI
pemohon seluruhnya Pailit dengan segala akibat
hukumnya

Menunjuk kurator dan hakim Membebankan termohon


Pengawas membayar biaya perkara
pailit Rp 5.000.000
22 oktober 2007

PT. DI mengajukan kasasi


bersama PT Perusahaan Mahkamah Agung
Pengelola Aset

MA Mengabulkan kasasi dari


PT DI dan PT Perusahaan
Pengelola Aset

Pihak Termohon harus


membayar biaya perkara HOMOLOGASI
pailit Rp 5.000.000 Pembatalan Putusan Pailit
oleh MA
Analisis Kasus Kepailitan PT Dirgantara
Indonesia
Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(UU nomor 37 tahun 2004)

Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara


(UU nomor 19 tahun 2003)

Undang-Undang Perseroan Terbatas


(UU nomor 40 tahun 2007)

Perbedaan penafsiran antara Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dan Mahkamah Agung

Menurut Mahkamah Agung PT Dirgantara Indonesia memenuhi klasifikasi sebagai BUMN


Pertimbangan Mahkamah Agung terhadap
kasus pailit PT Dirgantara Indonesia

1. Pertambahan pengangguran jika PT Dirgantara Indonesia


dipailitkan karena diprediksi tidak dapat membayar hutang-
hutang yang sudah dimiliki

2. Potensi dan asset yang dimiliki oleh PT Dirgantara Indonesia


mampu dioptimalisasi dalam penggunaannya demi
perekonomian Indonesia
Akibat hukum yang luas bagi
beberapa pihak
1. Bagi PT Dirgantara Indonesia sebagai suatu institusi
upaya perbaikan secara menyeluruh di tubuh PT. Dirgantara
Indonesia.

2. Bagi pemegang saham


saham tetap dimiliki oleh Negara oleh Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara dan Menteri Keuangan Republik Indonesia.

3. Bagi para kreditor


tidak dipenuhinya permohonan pernyataan pailit dan terhadap
pembayaran kompensasi pensiun tersebut, dan berlaku pembayaran
seperti yang diupayakan oleh sistem Pembayaran yang dilakukan
oleh Debitor yaitu PT. Dirgantara Indonesia.
1. Sebaiknya sistem hukum di Indonesia untuk beberapa kasus dilakukan
common law. Sehingga tidak terjadi kontroversi terhadap hukum yang
sudah tertulis dengan keputusan hukumnya.

2. Sebaiknya pemerintah melakukan Bail-Out terhadap PT Dirgantara


Indonesia, sehingga permasalahan mengenai pembayaran uang pensiun
dapat diselesaikan terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan langkah
strategi perusahaan selanjutnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai