Pembimbing :
dr. Ipung Puruhito, Sp. PD
Disusun oleh:
Friska Nur Ekasanti
201510401011039
SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
• Demam dengue adalah demam disertai 2 atau lebih gejala
penyerta seperti sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata,
pegal, nyeri sendi (athralgia), rash, mual, muntah dan
manifestasi perdarahan. Dengan hasil laboratorium
leukopenia (lekosit < 5000 /mm3), jumlah trombosit
cenderung menurun <150.000/mm3 dan didukung oleh
pemeriksaan serologis
Definisi
Epidemiologi
• Kasus DBD terbanyak dilaporkan di daerah-daerah
dengan tingkat kepadatan yang tinggi, seperti provinsi-
provinsi di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Insidens Rate
(IR) tahun 2010 telah mencapai 65,62/100.000 penduduk
dengan Case Fatality rate 0,87 %
Epidemiologi
• virus dengue termasuk group B Arthropod borne virus
(arbo viruses), sekarang dikenal sebagai genus
Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai empat jenis
serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
• Vektor dengue adalah nyamuk Aedes Aegypti.
Etiologi
• berdiam di daerah endemik dengue, perjalanan/wisata ke
daerah endemik dengue.
• dengue dengan stadium berat, antara lain : infeksi dengue
sebelumnya dengan serotipe yang lain, usia extrem
(sangat muda atau sangat tua), komorbiditas dengan
penyakit lain, virulensi strain virus tertentu
Faktor Resiko
• DD dan DBD disebabkan oleh mekanisme patofisiologi yang berbeda. Renjatan pada DBD o/k
kebocoran plasma (plasma leakage) yang diduga karena proses imunologi. Hal ini tidak
didapati pada Demam Dengue.
• Virus → tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit → beredar di sirkulasi
partikel virus yang bebas atau berada dalam sel platelet, limfosit, monosit, tetapi tidak di
dalam eritrosit. di tangkap makrofag (APC) periode tenang selama ± lebih 3-4 hari →
virus berreplikasi → virus masuk sirkulasi darah (viremia) → manusia yang terinfeksi akan
menunjukkan gejala demam.
• Atigen menempel makrofag aktivasi sel T-Helper tarik makrofag lain tangkap
virus.
• T-helper aktivasi sel sitotoksik lisis makrofag.
• Dikenali 3 antibodi yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi
komplemen lepas mediator gejala sistemik demam (sitokin yang memicu panas seperti
TNF-α, IL-1, IL-6 dan sitokin yang meredam panas adalah TGF-β, dan IL-10) nyeri sendi,
nyeri otot, , terjadi aggregasi trombosit trombositopenia ringan. Antibodi yang dihasilkan
pada infeksi virus dengue merupakan non netralisasi antibodi yang dipelajari dari hasil studi
menggunakan stok kulit virus C6/C36, viro sel nyamuk dan preparat virus yang asli.
• Respon innate imun IgM (dibuat oleh CD5 + B sel Kompleks imun IgM tersebut selalu
ditemukan di dalam dinding darah dibawah kulit atau di bercak merah kulit penderita dengue)
dan platelet
patofisiologi
• panas tinggi mendadak 39-40ºC, disertai menggigil bifasik dan berlangsung
sekitar 5-7 hari
• wajah kemerahan (flushing)
• nyeri kepala
• ruam difus di kulit
• nyeri retro orbita
• manifestasi perdarahan
• Fotofobia
• nyeri punggung
• nyeri otot dan persendian/tulang
• Anoreksia
• nyeri perut
• nyeri tenggorok
Manifestasi klinis
1. Isolasi virus Dengue
2. Serologis
• Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI test)
• Uji Komplemen fiksasi (CF test)
• Uji Neutralisasi (NT test)
• Ig-M Elisa
• Ig-G Elisa
3. Reverse Transkriptase Polymerase Chain Reaction
Pemeriksaan Penunjang
a. Probable diagnosis
1) Demam tinggi mendadak
2) Ditambah 2 atau lebih gejala/tanda penyerta:
- Muka kemerahan
- Konjungtiva kemerahan
- Nyeri kepala
- Nyeri retro orbita
- Nyeri otot & tulang
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan
- Mual dan muntah
- Leukopenia (Lekosit = 5000 /mm3)
- Trombositopenia (Trombosit < 150.000 /mm3 )
- Peningkatan hematokrit 5 - 10 %, sebagai akibat dehidrasi.
Diagnosis
3) Dan terdapat sekurang-kurangnya 1 dari kriteria berikut:
- Pemeriksaan serologi Hemaglutination Inhibition (HI)
titer 1280 atau tes antibodi IgM dan IgG positif, atau
antigen NS1 positif.
- Kasus berlokasi di daerah kasus konfirm Demam
Dengue/DBD
b. Confirmed / diagnosis pasti
• Kasus probable disertai sekurang-kurangnya satu kriteria berikut:
• 1) Isolasi virus Dengue dari serum
• 2) Pemeriksaan HI Test Peningkatan titer antibodi 4 kali pada
pasangan serum akut dan konvalesen atau peningkatan antibodi
IgM spesifik untuk virus dengue
• 3) Positif antigen virus Dengue pada serum atau cairan
serebrospinal dengan metode immunohistochemistry,
immunofluoressence atau ELISA
• 4) Positif pemeriksaan PCR
DD/DBD Derajat Gejala dan tanda Laboratorium
DD Demam dengan 2 gejala/ tanda berikut : - Lekopenia < 5000 sel/mm³
- Nyeri kepala - Trombositopenia < 150.000
- Nyeri retro-orbita sel/mm³
- Myalgia - Peningkatan hematokrit 5-10%
- Artralgia - Tidak ada tanda kebocoran
- Ruam plasma
- Manifetasi perdarahan
- Tidak ada tanda kebocoran plasma
DBD I Demam dan manifestasi perdarahan (tes - Trombositopenia < 100.000
torniket poritif) dan terdapat kebocoran sel/mm³
plasma - Peningkatan hematokrit >20%
DBD II Sesuai dengan derajat I plus perdarahan - Sama dengan derajat I
spontan
DBD III Sesuai dengan derajat I atau II plus - Sama dengan derajat I atau II
kegagalan sirkulasi (nadi lemah, pulse
pressure sempit <20 mmHg, hipotensi,
kelemahan umum)
DBD IV Sesuai dengan derajat III plus syok berat - Sama dengan derajat I, II atau
dengan tekanan darah tidak terukur dan nadi III
tidak teraba
DD
Demam dengue
Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan
:
• Tirah baring, selama masih demam.
• Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
• Untuk menurunkan suhu menjadi < 39°C, dianjurkan pemberian parasetamol.
Asetosal / salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat meyebabkan
gastritis, perdarahan, atau asidosis.
• Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping
air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
• Monitor suhu, jumlah trombosit danhematokrit sampai fase konvalesen bedakan
DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, yaitu
DD terjadi penyembuhan, DBD tanda awal kegagalan sirkulasi (syok).
• tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi.
Jika terdapat komplikasi segera ke rumah sakit
Penatalaksanaan
Dengan renjatan/syok
Tersangka DBD
Demam tinggi, mendadak terus
Menerus < 7 hari tidak disertai
Ispa, badan lemah dan lesu
Hb, Ht, Tr N
Hemodinamik baik(24 jam stabil)
pulang
Kasus DBD:
- Perdarahan spontan, masif : - epistaksis tdk terkendali
- Syok (-) - hematemesis melena/hematoskesia
- perdarahan otak
- RL 4jam/kolf
- Darah perifer lengkap tiap 4-6 jam
- Hemostasis
Prognosis
• Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
• Nafsu makan membaik
• Tampak perbaikan secara klinis
• Hematokrit stabil
• Tiga hari setelah syok teratasi
• Jumlah trombosit >50.000/uL
• Tidak dijumpai distress pernafasan
KRITERIA MEMULANGKAN
PASIEN