Anda di halaman 1dari 37

GERAK & POSISI BENDA LANGIT I

• Gerak Semu Harian & Tahunan Matahari


• Fase – Fase Bulan
• Gerhana Bulan & Gerhana Matahari

Herlina Katmas 201158001


Gerak Rotasi & Revolusi Bumi
 Bumi melakukan dua gerakan sekaligus; rotasi
dan revolusi.
ROTASI  Bumi berputar terhadap poros.
REVOLUSI  Bumi berputar terhadap benda langit
lain.

 Periode rotasi Bumi (dengan acuan bintang-bintang ja-


uh): 23jam 56menit 4detik
* Arah rotasi Bumi: dari barat ke timur (arah negatif)
 Periode revolusi Bumi (dengan acuan bintang-bintang
jauh): 365,256hari
* Arah revolusi Bumi: dari barat ke timur (arah negatif)
Akibat-akibat Rotasi Bumi
 Gerak semu harian benda langit (terbit di timur,
terbenam di barat)
 Pergantian siang dan malam
 Bentuk Bumi yang oblate ellipsoid (bulat pepat) 
perbedaan percepatan gravitasi
 Perbedaan waktu (terkait arah rotasi dan perbedaan
bujur geografis)
 Terjadinya pembelokan arah angin
Sesuai Hukum Buys Ballot:
* Udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi  rendah
* Di belahan Bumi utara angin membelok ke kanan dan sebaliknya
 Terjadinya pembelokan arus laut
Arus laut membelok searah jarum jam di belahan Bumi utara dan
sebaliknya
Hasil Pengamatan yang Membuktikan Bumi
Berrevolusi
 Efek paralaks  Perubahan kedudukan bintang
dekat relatif terhadap bintang-bintang latar belakang
yang lebih jauh letaknya.
 Aberasi cahaya bintang  Perubahan posisi
bintang dari posisi yang sebenarnya sebagai akibat
kombinasi gerak Bumi dalam ruang dan keberhinggaan
kelajuan cahaya yang berasal dari bintang yang diamati
tersebut.
* Analog dengan tetes hujan
 Efek Doppler  Pergeseran garis-garis spektrum
bintang (ke arah merah atau biru) karena perubahan
posisi pengamat akibat rotasi
 Gerak semu tahunan Matahari
 Perubahan panjang siang dan malam 
Hanya saat Matahari berada di khatulistiwa
langit, siang dan malam sama panjang (12 jam).
 Pergantian musim
* Ketika Matahari berada di belahan utara Bumi 
Benua Asia mengalami musim panas  di Indonesia
musim kemarau
* Ketika Matahari berada di belahan selatan Bumi 
Benua Asia mengalami musim basah  di Indonesia
musim hujan
 Kemunculan rasi bintang yang berbeda di
langit malam setiap bulannya  Keperluan
praktis masyarakat agraris.
Rasi bintang (13 buah) yang terletak di ekliptika
disebut ZODIAK.
Bola langit (bola
berradius tak
berhingga) dengan
bintang-bintang yang
“menempel” di
permukaan bagian
dalamnya.
Karena fenomena presesi, arah yang ditunjuk oleh kutub
rotasi Bumi berubah  jumlah zodiak yang berada di
ekliptika bertambah menjadi 13 buah!
ZODIAK WAKTU LAMA WAKTU BARU
Capricornus 22 Des - 21 Jan 21 Jan - 16 Feb
Aquarius 22 Jan - 21 Feb 16 Feb - 11 Mar
Pisces 22 Feb - 21 Mar 11 Mar - 18 Apr
Aries 22 Mar - 21 Apr 18 Apr - 13 Mei
Taurus 22 Apr - 21 Mei 13 Mei - 22 Jun
Gemini 22 Mei - 21 Jun 22 Jun - 21 Jul
Cancer 22 Jun - 21 Jul 21 Jul - 10 Agu
Leo 22 Jul - 21 Agu 10 Agu - 16 Sep
Virgo 22 Agu - 21 Sep 16 Sep - 31 Okt
Libra 22 Sep - 21 Okt 31 Okt - 23 Nov
Scorpius 22 Okt - 21 Nov 23 Nov - 29 Nov
Ophiuchus --- 29 Nov - 18 Des
Sagitarius 22 Nov - 21 Des 18 Des - 21 Jan

Latihan:
Bagaimana astronom zaman dulu mengetahui kehadiran fenomena presesi?
Fase – Fase Bulan

Fase-fase Bulan terjadi karena perbedaan luas permukaan Bulan


yang memantulkan sinar Matahari sebagaimana teramati dari
Bumi.
Geometri Sabit Bulan

Luas sabit
(AQF’Q’A)
bertambah
dengan
bertambahnya
waktu sejak
fase konjungsi
(new moon).

11
Luas sabit = Luas ½ lingkaran – luas
½ elips
Luas sabit = ½ (PA)2 – ½ (PB)(PF’)
karena PB = PA,
Luas sabit = ½ (PA)[(PA) – (PF’)]

PF'  PAcos e
dengan e merupakan jarak sudut (elongasi) antara Matahari
dan Bulan sebagaimana teramati dari Bumi, sehingga:

Luas sabit   PA  1 cos e 


2
1
2
 Fase Bulan  Luas sabit Bulan : Luas penampang
“Sabit” merupakan bagian Bulan yang terkena dan
memantulkan sinar Matahari yang menghadap ke
Bumi.

 PA  1 cos e 


2
1
2
Fase 
 PA 
2

Fase  1
2 1 cos e 
dengan
PF'
cos e 
PA
Gerhana: Orbit Bumi & Bulan

Matahari Arah utara ekliptika


Ekliptika (bidang orbit Bumi
mengitari Matahari)
Bulan
Inklinasi ~ 50
Bumi
Arah selatan ekliptika
Bidang orbit Bulan
Garis hubung kedua titik
potong disebut garis simpul.
Titik simpul (node) Garis khayal tersebut
tidak diam, melainkan
berotasi ke arah barat
sepanjang ekliptika.

Bulan Diperlukan waktu sekitar


18 2/3 tahun untuk menyele-
Garis simpul
saikan satu putaran hingga
kembali ke posisi semula.

Titik simpul (node); titik potong


orbit Bulan dengan ekliptika
 Diameter linear Matahari:
D = 2 x 6,96 x105 km = 1.392.000 km
 Diameter linear Bulan:
D = 2 x 1,738 x 103 km = 3476 km
 Berapa sudut bentangan kedua objek langit?

Jarak Matahari dari Bumi (rerata: 149.600.000 km) sekitar 400x


lebih jauh daripada jarak Bulan ke Bumi (rerata: 384.400 km).
 diameter sudut Matahari:
(D/d) x 206.265
 diameter sudut Bulan:
(D/d) x 206.265
• Orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips dengan
eksentrisitas (kelonjongan) 0,016773.

• Variasi jarak Bumi–Matahari:


 147.091.312 km (di perihelion)
 152.109.813 km (di aphelion)
• Variasi dari nilai jarak rata-rata mencapai:

 152.109.813– 147.091.312 
 100%  3%
 152.109.813  147.091.312 
 
 2 
• Orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips dengan eksen-
trisitas rata-rata 0,05490. Orbit Bulan lebih kompleks karena
gangguan Matahari dan planet lain terhadap Bulan tidak bisa
diabaikan.
• Menurut Fred Espenak (NASA), variasi jarak Bumi–Bulan:
 356.400 km (di perigee)
 406.700 km (di apogee)
• Variasi dari nilai jarak rata-rata mencapai:

 406.700 – 356.400 
 100%  12%
 406.700  356.400 
 
 2 
Variasi diameter sudut
Jenis Gerhana:
Gerhana Matahari
 Gerhana Matahari hanya mungkin terjadi pada saat
Bulan (moon) berada pada fase Bulan baru
(konjungsi). Fase Bulan baru ini berlangsung setiap
bulan (month).

Gerhana Matahari Total (GMT) Gerhana Matahari Sebagian (GMS)

Gerhana Matahari Cincin (GMC)


Gerhana Matahari
Jenis Gerhana:
Gerhana Bulan
 Gerhana Bulan hanya mungkin terjadi pada saat
Bulan (moon) berada pada fase Bulan purnama
(oposisi). Fase Bulan purnama ini juga berlangsung
setiap bulan (month).

Penumbra Bumi

Umbra Bumi
Bulan purnama

Arah gerak Bulan Ekliptika


Penumbra Bumi

Umbra Bumi

Ekliptika

Bulan purnama

Arah gerak Bulan

Penumbra Bumi

Umbra Bumi

Ekliptika

Arah gerak Bulan Bulan purnama


Gerhana Bulan
Musim Gerhana
 Musim gerhana berlangsung bila kedudukan
Matahari di langit berada di salah satu titik simpul
(titik di garis potong orbit Bulan dan orbit Bumi).
 Simpul tersebut bergerak ke arah barat ekliptika
dengan periode 18 2/3 tahun.
 Musim gerhana dapat berlalu pada bulan
Januari hingga Desember atau dari bulan
Muharram hingga Dzulhijjah.
 Dua musim gerhana mendefinisikan 1 tahun
gerhana.
 Nyatakan Q sebagai periode garis simpul, S sebagai
periode sinodik garis simpul (konjungsi garis simpul
dengan Matahari 2x berturutan), dan T sebagai
panjang tahun sideris (365,25 hari Matahari rata-
rata).
 Karena garis simpul bergerak dalam arah yang
berlawanan dengan gerak Matahari, nilai S < T.
 Hubungan antara ketiga periode di atas:

1 1 1
 
S T Q
Periode sinodik garis simpul S disebut tahun gerhana.
Ingat!!! Matahari berada segaris dengan garis simpul setiap ½ tahun
gerhana.
Siklus Saros Gerhana
 Saros (berarti pengulangan) adalah siklus gerhana yang
berkaitan erat dengan tiga macam periode Bulan:
 periode sinodik
 periode drakonik (draconic, selang waktu 27,21
hari yang diperlukan Bulan untuk kembali berada
di simpul yang sama)
 periode anomalistik (anomalistic, selang waktu
27,55 hari yang diperlukan Bulan untuk satu kali
mengorbit Bumi dan kembali berada di jarak yang
sama)
 Terdapat kesesuaian berikut ini:
223x periode sinodik (6586,321 hari) = 239x
periode anomalistik (6585,538 hari) = 247x
periode drakonik (6585,357 hari)

 Gerhana yang mirip akan berulang/kembali terjadi.


Seluruh gerhana, baik gerhana Matahari
maupun Bulan, dengan nomor Saros yang sama masing-
masing terpisahkan sejauh 18 tahun 10 1/3 atau 11
1/3 hari.

 Interval waktu 223x periode sinodik sangat dekat


nilainya dengan 19 tahun gerhana (19x346,62 =
6585,78 hari).
 Terdapat selisih waktu 0,4562 hari antara periode Saros
dengan siklus terjadinya gerhana.
 Dalam satu hari, Matahari bergeser sebesar 3600/
365,2425 hari atau sekitar 10/hari ke arah timur.
 Jadi dalam waktu 0,4562 hari Matahari bergerak
sejauh 0,4562 x 10  0,45620 = 27,3720.
 Akibatnya:

Gerhana berikutnya dengan nomor Saros yang sama


akan terjadi 27,3720 di sebelah barat dari kejadian
gerhana sebelumnya.
Memprediksi Gerhana Bulan:
Per Bulan Purnama

 Dalam tahun-tahun mendatang (setelah tahun 2000),


gerhana Bulan terjadi untuk Bulan purnama yang
memiliki Bilangan Saros salah satu di antara 109 – 150
 Jika Bilangan Saros di antara 121 dan 137, akan
terjadi gerhana Bulan total. Jika Bilangan Saros di
antara 109 dan 120 atau di antara 138 dan 150, akan
terjadi gerhana Bulan sebagian atau penumbra.
Memprediksi Gerhana Bulan:
Per Bulan Purnama

 Bila Bulan purnama pertama pada tahun berjalan


memiliki Bilangan Saros di luar rentang 109 − 150,
tidak akan terjadi gerhana Bulan.
 Untuk setiap Bulan purnama berikutnya tambahkan
38 kepada Bilangan Sarosnya. Jika Bilangan Saros
lebih besar daripada 223, kurangi hasilnya dengan
223.
Memprediksi Gerhana Bulan:
Per Bulan Purnama
Bulan
Tahun
Purnama
Januari Saros Contoh:
2003 38 17 192 Bilangan Saros Bulan purnama pertama
2004 50 7 202
pada tahun 2012 adalah 173, yang berada di
2005 63 25 27
2006 75 14 37
luar rentang sehingga tidak ada gerhana
2007 87 3 47 Bulan. Bulan purnama ke-2 terjadi dengan
2008 100 22 95 Bilangan Saros 173 + 38 = 211, juga tidak
2009 112 11 105
terjadi gerhana. Bulan purnama ke-3, 211 +
2010 125 30 153
2011 137 19 163 38 = 249  249 – 223 = 26, masih tidak
2012 149 8 173 terjadi gerhana. Dilanjutkan hingga
2013 162 26 221 purnama ke-6, 102 + 38 = 140. Bilangan
2014 174 16 8
Saros ini berada dalam rentang 138 – 150,
2015 186 5 18
2016 199 24 66 yang berarti akan terjadi gerhana Bulan.
2017 211 12 76 Pada 4 Juni 2012 (purnama ke-6 dalam tahun
2018 223 2 86 2012) akan terjadi gerhana Bulan sebagian
2019 236 21 134
2020 248 10 144
(GBS)  GB ke-24 dari 77 buah gerhaha
2021 261 28 192 Bulan dengan nomor Saros 140!
Seri Saros untuk Bulan
Saros Awal Akhir Jumlah N P T Berikutnya Tipe

102 461-10-05 1958-04-04 84 44 13 27


103 454-08-24 1951-02-21 84 41 14 29
108 689-07-08 1969-08-27 72 28 32 12
109
110
718-06-17
747-05-28
2016-08-18
2027-07-18
73
72
17
16
39
43
17
13
2016-08-18
2009-07-07
N
N
Bilangan Saros
111
112
830-06-10
859-05-20
2092-07-19
2139-07-11
71
72
17
14
43
43
11
15
2020-06-05
2013-04-25
N
P
dapat digunakan
113
114
888-04-29
971-05-13
2150-06-10
2233-06-22
71
71
16
27
41
31
14
13
2006-03-14
2017-02-11
N
N
untuk mempre-
115
116
1000-04-21 2280-06-13
993-03-10 2291-05-14
72
73
18
29
28
17
26
27
2009-12-31
2020-11-30
P
N
diksi dengan cu-
117
118
1094-04-03 2374-05-26
1105-03-02 2421-05-17
72
74
32
30
15
16
25
28
2013-10-18
2006-09-07
N
P
kup akurat ka-
119 917-10-03 2396-03-25 83 41 14 28 2017-08-07 P pankah akan ter-
120 982-10-05 2479-04-07 84 45 14 25 2010-06-26 P
121 1029-09-25 2526-03-29 84 41 14 29 2003-05-16 T jadi gerhana Bu-
122 1022-08-14 2356-11-08 75 32 15 28 2014-04-15 T
123 1087-08-16 2385-10-19 73 34 14 25 2007-03-03 T lan, namun bu-
124 1152-08-16 2468-10-31 74 30 16 28 2018-01-31 T
125 1163-07-17 2443-09-09 72 24 22 26 2010-12-21 T kan visibilitasnya
dari lokasi ter-
126 1210-07-08 2490-08-30 72 31 27 14 2003-11-09 T
127 1275-07-09 2555-09-02 72 18 38 16 2014-10-08 T

tentu.
128 1304-06-18 2566-08-02 71 14 42 15 2007-08-28 T
129 1351-06-10 2613-07-24 71 17 43 11 2018-07-27 T
130 1416-06-10 2696-08-05 72 16 42 14 2011-06-15
Kemiripan Geometri
Memprediksi Gerhana Matahari:
Per Bulan Baru

 Dalam tahun-tahun mendatang (setelah tahun 2000),


gerhana Matahari terjadi untuk Bulan baru yang
memiliki Bilangan Saros salah satu di antara 117 – 156.
 Bila Bulan baru pertama pada tahun berjalan memiliki
Bilangan Saros di luar rentang 117 − 156, tidak akan
terjadi gerhana Matahari
 Untuk setiap Bulan baru berikutnya tambahkan 38
kepada Bilangan Sarosnya. Jika Bilangan Saros lebih
besar daripada 223, kurangi hasilnya dengan 223.
Memprediksi Gerhana Matahari:
Per Bulan baru
Setelah satu gerhana
Tahun BB Jan No.Saros
2003 37 4 180 Matahari berhasil diten-
2004
2005
50
62
23
11
5
15
tukan, gerhana berikut-
2006 75 30 63 nya terjadi setelah 1,5,
2007
2008
87
99
20
9
73
83
atau 6 Bulan baru beri-
2009 112 27 131 kutnya dengan masing-
2010 124 16 141
2011 136 6 151 masing memiliki nomor
2012 149 25 199 Saros yang 38 lebih
2013 161 13 209
2014 173 2 219 besar, 33 lebih kecil,
2015
2016
186
198
21
11
44
54
atau 5 lebih besar dari-
2017 211 29 102 pada nomor Saros ger-
2018
2019
223
235
18
7
112
122
hana yang sebelumnya.
2020 248 26 170
2021 260 15 180
Sekian
dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai