Anda di halaman 1dari 33

GERAK DAN POSISI

BENDA LANGIT

OLEH:
HERLINA KATMAS
(2011 58 001)
Untuk  menyatakan letak suatu benda langit
diperlukan suatu tata koordinat yang dapat
menyatakan secara pasti kedudukan benda langit
tersebut. Dalam menentukan posisi benda langit
tentunya kita harus menentukan terlebih dahulu
tempat atau benda yang akan menjadi acuan dalam
pengamatan sehingga, kita dapat dengan mudah
dala menentukan posisi benda yang akan diteliti.
Tentunya dari ketiga jenis koordinar bola langit yang
akan dijelaskan untuk titik acuan di tentukan oleh
pengamat itu sendiri, artinya tergantung posisi
sipengamat itu sendiri berada di daerah mana dan
disebelah mana.
Berikut ini akan dijelaskan macam-macam tata
koordinat bola langit.
Sistem Koordinat
Horizon
UTSB: Bidang horizon
UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Pada tata koordinat horizon, letak
bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Tata koordinat
horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan
letak bintang selalu berubah sejalan
dengan waktu. Namun, tata koordinat
horizon penting dalam hal pengukuran
adsorbsi cahaya bintang.
Horizon adalah batas pemandangan atau
kaki langit, merupakan pertemuan antara
kaki langit dan permukaan bumi, garis ini
membentuk lingkaran dengan titik pusat
dimana kita berdiri, sebagian bola langit
berada di atas dan sebagian lagi ada
dibawah horizon, sehingga dapat kita
bayangkan bola langit yang besar dengan
bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada
gambar di atas).
Untuk memudahkan horizon dibagi atas 3
jenis berdasarkan pandangan kita terhadap
pandangan kita antara langit dan bumi.
1. Horizon Kodrat (alam)
Apabila kita berdiri disebuah tanah yang
luas dan datar atau ditengah
samudra/laut, kita melihat seolah-olah
kubah langit bertemu dengan permukaan
bumi. Perpotongan lengkung langit dengan
bidang datar ini disebut horizon kodrat.
Horizon Kodrat akan berubah sesuai
dengan kedudukan dari si pengamat.
Makin tinggi tempat si pengamat maka
makin rendah horizon kodrat.
2. Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda
dilangit maka kita harus menggunakan
bidang datar yang tidak brubah-ubah dan
tidak tergantung kepada si pengamat.
Horizon astronomi adalah tempat bidang
yang datar yang dibuat dari mata si
pengamat sampai menyentuh lengkung
langit.
3. Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang datar yang
ditarik memotong melalui titik pusat bumi
dan memotong garis vertikal tegak lurus
(90').
Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit
yang ada tepat diatas kita (tempat berdiri) dan titik yang
berada dibawah kaki kita terus menembus bola langit yang
berada dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith
dihubungkan dengan garis lurus melalui tempat kita
berdiri dan tentu saja melalui pusat bumi.

 Zenith adalah titik yang berada di bola langit tepat


diatas sipengamat, jika kita buat garis vertikal maka
garis ini akan membentuk sudut 90' (tegak lurus)
dengan horizon sejati.
 Nadir adalah  titik yang berada pada bola langit bawah,
bila ditarik garis melalui pengamat ketitik ini membentuk
garis yang tegak lurus terhadap horizon sejati
 Vertikal adalah garis atau bidang yang berdiri tegak
lurus dengan garis atau bidang sejati.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon
adalah:
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut
(Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah
barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon,
seperti pada gambar azimut bintang adalak 220°.
Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke
arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda
menuliskan keterangan tentang ketentuan mana
yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi
bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di
horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi
bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas
(menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.
Keuntungan dalam penggunaan sistem
koordinat horison yaitu pada
penggunaannya yang praktis, sistem
koordinat yang sederhana dan secara
langsung dapat dibayangkan letak objek
pada bola langit.
Namun tedapat juga beberapa
kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu
pada tempat yang berbeda maka
horisonnya pun berbeda serta terpengaruh
oleh waktu dan gerak harian benda langit.
Sistem Koordinat
Ekuator
Sistem koordinat ekuator adalah sistem koordinat
langit yang paling sering digunakan. Sistem
koordinat ini merupakan sistem koordinat yang
bersifat geosentrik. Mirip dengan sistem koordinat
geografi yang dinyatakan dalam bujur dan lintang,
sistem koordinat ekuator dinyatakan dalam asensio
rekta dan deklinasi.
Kedua sistem koordinat tersebut menggunakan
bidang fundamental yang sama, dan kutub-kutub
yang sama. Ekuator langit sebenarnya adalah
perpotongan perpanjangan bidang ekuator Bumi
pada bola langit, dan kutub-kutub langit sebenarnya
merupakan perpanjangan poros rotasi Bumi (yang
melewati kutub-kutub Bumi) pada bola langit.
Tata koordinat ekuator ini juga
merupakan sistem koordinat yang paling
penting dalam astronomi. Letak bintang-
bintang, nebula, galaksi dan lainnya
umumnya dinyatakan dalam tata koordinat
ekuator. Pada tata koordinat ekuator,
lintasan  bintang di langit dapat ditentukan
dengan tepat karena faktor lintang
geografis pengamat (φ) diperhitungkan,
sehingga lintasan edar bintang-bintang di
langit (ekuator Bumi) dapat dikoreksi
terhadap pengamat.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:
1)    Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam
atau Hour Angle (HA). Sudut jam menunjukkan letak
suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan
satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik
kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang
berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam)
ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal
sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga
diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2)    Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi
(δ), yang diukur dari proyeksi bintang di ekuator ke arah
bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang diukur
0° – 90° jika arahnya menuju KLU dan 0° – -90° jika
arahnya menuju KLS.
 
Sistem Koordinat
Ekliptika
Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda
dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat
tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan
suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi
jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi
suatu titik pusat sistem tata surya.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang
diperlukan adalah bujur ekliptika atau ecliptic
longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.
Tata koordinat di Bidang Kosmografi di dalam
astronomi, tata koordinat langit adalah tata
koordinat yang digunakan untuk memetakan posisi
di langit. Umumnya digunakan dua koordinat yang
didefinisikan pada dua lingkaran besar acuan pada
bola langit dan dinyatakan dalam satuan sudut.
NEXT
Kedua lingkaran besar tersebut adalah:
a.    Bidang Fundamental yaitu lingkaran besar
yang tegak lurus garis penghubung kedua
kutub tata koordinat. Koordinat pertama
dihitung dari bidang fundamental ke arah
kutub atau sebaliknya.
b.    Lingkaran bujur nol yaitu lingkaran besar
yang melewati kedua kutub tata koordinat dan
didefinisikan sebagai titik awal. Koordinat
kedua dihitung dari lingkaran bujur nol ke
lingkaran bujur obyek.
NEXT
Berikut ini dibahas beberapa sistem koordinat
yang penting dalam ilmu hisab, yaitu:
 Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik
(Heliocentric Ecliptical Coordinate).
 Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik
(Geocentric Ecliptical Coordinate).
 Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik
(Geocentric Equatorial Coordinate).
 Sistem Koordinat Horison (Horizontal
Coordinate).
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik

Pada koordinat ini, matahari (sun)


menjadi pusat koordinat. Benda langit
lainnya seperti bumi (earth) dan
planet bergerak mengitari matahari.
Bidang datar yang identik dengan
bidang xy adalah bidang ekliptika yatu
bidang bumi mengitari matahari.
Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda
dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat
tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan
suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi
jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi
suatu titik pusat sistem tata surya.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang
diperlukan adalah bujur ekliptika atau ecliptic
longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.
Tata koordinat di Bidang Kosmografi di dalam
astronomi, tata koordinat langit adalah tata
koordinat yang digunakan untuk memetakan posisi
di langit. Umumnya digunakan dua koordinat yang
didefinisikan pada dua lingkaran besar acuan pada
bola langit dan dinyatakan dalam satuan sudut.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik
 Pusat koordinat: Matahari (Sun).
 Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang
ekliptika) yaitu bidang xy.
 Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x.
 Koordinat:
› r = jarak (radius) benda langit ke matahari
› l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE
berlawanan arah jarum jam
› b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara garis
penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik

Pada sistem koordinat ini, bumi


menjadi pusat koordinat. Matahari dan
planet-planet lainnya nampak bergerak
mengitari bumi. Bidang datar xy adalah
bidang ekliptika, sama seperti pada
ekliptika heliosentrik
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik
 Pusat Koordinat: Bumi (Earth)
 Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari matahari,
yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu bidang xy.
 Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x.
 Koordinat:
› Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu dihitung)
› Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut bumi,
dihitung dari VE.
› Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi yaitu
sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik

Ketika bumi bergerak mengitari matahari di


bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus berotasi
terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui,
sumbu rotasi bumi tidak sejajar dengan
sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata
lain, bidang ekuator tidak sejajar dengan
bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut
kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira 23,5
derajat. Sudut kemiringan ini sebenarnya
tidak bernilai konstan sepanjang waktu.
Nilainya semakin lama semakin mengecil.
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik
• Pusat koordinat: Bumi
Bidang datar referensi: Bidang ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris bumi menjadi dua
bagian melewati garis khatulistiwa
Koordinat: jarak benda langit ke bumi.
• Alpha = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada bidang
ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha bukan dinyatakan dalam
satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh = 360 derajat = 24 jam
= 24 h. Karena itu jika Alpha dinyatakan dalam derajat, maka bagilah dengan 12 untuk
memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h.
• Delta = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit-bumi dengan
bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan) hingga 90 derajat (utara). Pada
bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.
Sistem Koordinat Horison

Pada sistem koordinat ini, pusat


koordinat adalah posisi pengamat (bujur
dan lintang) yang terletak di permukaan
bumi. Kadang-kadang, ketinggian
pengamat dari permukaan bumi juga ikut
diperhitungkan. Bidang datar yang
menjadi referensi seperti bidang xy
adalah bidang horison (bidang datar di
sekitar pengamat di permukaan bumi).
Sistem Koordinat Horison
• Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi
Bidang datar referensi: Bidang horison (Horizon plane)
Koordinat:
• Altitude/Elevation = sudut ketinggian benda langit dari bidang
horison. h = 0 derajat berarti benda di bidang horison. h = 90
derajat dan -90 derajat masing-masing menunjukkan posisi di titik
zenith (tepat di atas kepala) dan nadir (tepat di bawah kaki).
• A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit
ke bidang horison.
Gerakan Langit Dilihat
dari Tempat yang Berbeda
Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar bumi pada
sumbu putarnya ini dinamakan gerak rotasi. Untuk
menyelesaikan satu putaran (satu periode rotasi), dibutuhkan
waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah yang
menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan
semu benda-benda langit.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-
planet, memiliki geraknya sendiri diantara bintang-bintang.
Matahari bergerak secara perlahan ke arah timur relatif
terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu
putaran mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita,
terbenam, terbit, kembali di atas kepala kita, matahari
membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu sehari semalam).
Bintang-bintang membutuhkan waktu sama dengan periode
rotasi Bumi, 23j 56m 4.1d. Bulan membutuhkan waktu sedikit
bervariasi, kira-kira 50 menit lebih panjang dari 24 jam. Planet-
planet bergerak di langit dengan kecepatan yang lebih besar
lagi variasinya, tergantung pada seberapa dekat planet tersebut
ke Matahari, dan dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif
terhadap Bumi.
Dari penjelasan di atas dapat ke tiga koordinat bola
langit tersebut dapat ditentukan perbedaannya sebagai
berikut:
Sistem Bidang Acuan Arah Acuan Lintang Bujur

Horison Bidang Horison Titik Utara Tinggi: h Azimut : A


+ :kearah Zenit Ke Timur
- kearah Nadir 0-3600

Ekuator Ekuator Langit Vernal Equnox Deklinasi: Asensioreta:


+: ke arah KLU Ke Timur 0-24 jam
-: kea rah KLS

Eliptikal Bidang Eliptikal Vernal Equnox Lintang: Bujur : l


+: kearah KEU ke Timur 0-360o

- : kearah KES
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai