Anda di halaman 1dari 18

Pengertian

Bahan kimia beracun dikenal sebagai bahan kimia


yang dalam jumlah kecil dapat menimbulkan
keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya.

Umumnya zat-zat toksik masuk lewat pernapasan


atau kulit, kemudian beredar ke seluruh tubuh atau
ke organ-organ tertentu. Tetapi dapat pula zat-zat
tersebut berakumulasi, tergantung pada sifatnya, ke
dalam tulang, hati, darah atau cairan limpa dan organ
lain sehingga akan menghasilkan efek dalam jangka
panjang.
Pada dasarnya setiap zat kimia adalah beracun,
tetapi bahayanya terhadap kesehatan sangat
tergantung pada jumlah zat kimia yang masuk
kedalam tubuh.

Contohnya garam dapur, garam dapur merupakan


bahan kimia yang setiap hari kita konsumsi namun
tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
Namun, jika kita terlalu
banyak mengkonsumsinya,
maka akan membahayakan
kesehatan kita.
Dalam laboratorium, bahan-bahan kimia dapat masuk
kedalam tubuh melalui tiga saluran, yakni :
-Melalui Mulut atau tertelan
-Melalui Kulit
-Melalui Pernafasan
 Melalui mulut atau tertelan bisa disebut
juga per-oral atau ingesti. Hal ini sangat
jarang terjadi kecuali kita memipet bahan-
bahan kimia langsung menggunakan mulut atau
makan dan minum di laboratorium.

 Melalui kulit. Bahan kimia yang dapat


dengan mudah terserap kulit ialah aniline,
nitrobenzene, dan asam sianida.
 Melalui pernapasan (inhalasi). Gas, debu dan uap
mudah terserap lewat pernapasan dan saluran ini
merupakan sebagian besar dari kasus keracunan yang
terjadi. SO2 (sulfur dioksida) dan Cl2 (klor)
memberikan efek setempat pada jalan pernapasan.
Sedangkan HCN, CO, H2S, uap Pb dan Zn akan segera
masuk ke dalam darah dan terdistribusi ke seluruh
organ-organ tubuh.
Gangguan toksik (keracunan) dari bahan kimia
terhadap tubuh berbeda-beda. Misalnya CCL4 dan
benzene dapat menimbulkan
kerusakan pada hati ; metal
isosianat dapat menyebabkan
kebutaan dan kematian ; senyawa
merkuri dapat menimbulkan
kelainan genetic atau keturunan ;
dan banyak senyawa organic yang mengandung cincin
benzene, senyawa nikel dan krom dapat bersifat
karsinogenik atau penyebab kanker.
Gangguan-gangguan tersebut diatas sangat
tergantung pada kondisi kesehatan orang yang
terpaparnya. Kondisi badan yang sehat dan makan
yang bergizi akan mudah mengganti kerusakan sel-sel
akibat keracunan. Sebaliknya kondisi badan yang
kurang gizi akan sangat rawan terhadap keracunan.
Efek Akut dan Kronis

Efek keracunan pada tubuh manusia dibagi dua yaitu :


-Efek Akut
-Efek Kronis
Efek akut yaitu pengaruh sejumlah dosis
tertentu yang akibatnya dapat dilihat atau
dirasakan dalam waktu pendek. Contoh,
keracunan fenol menyebabkan diare dan gas
CO dapat menyebabkan hilang kesadaran atau
kematian dalam waktu singkat.
 Efek kronis yaitu suatu akibat keracunan
bahan-bahan kimia dalam dosis kecil tetapi
terus menerus dan efeknya baru dapat
dirasakan dalam jangka panjang. Misalnya,
menghirup uap benzene dan senyawa
hidrokarbon terkklorinasi (spt. Kloroform)
dalam kadar rendah tetapi terus menerus
akan menimbulkan penyakit hati (lever)
setelah beberapa tahun.
Ukuran Toksisitas
Untuk mengetahui apakah suatu bahan atau zat dapat
dikategorikan sebagai bahan yang beracun (toksik),
maka perlu diketahui lebih dahulu kadar
toksisitasnya.

“Toksisitas adalah ukuran relatif derajat


racun antara satu bahan kimia terhadap
bahan kimia lainnya pada organisme
yang sama.”
Kadar racun suatu zat danyatakan sebagai Lethal
Dose-50 (LD-50), yaitu dosis suatu zat yang
dinyatakan dalam milligram bahan per kilogram
berat badan, yang dapat menyebabkan kematian
pada 50% binatang percobaan dari suatu kelompok
spesies yang sama.

Selain LD-50 juga dikenal istilah LC-50 (Lethal


Concentration-50), yaitu kadar atau konsentrasi
suatu zat yang dinyatakan dalam milligram bahan
per meter kubik udara (part per million/ppm), yang
dapat menyebabkan 50% kematian pada binatang
percobaan dari suatu kelompok spesies setelah
binatang percobaan tersebut terpapar dalam waktu
tertentu.
The US Environmental Protection Agency
memberikan kategori toksisitas berdasarkan
potensi suatu substansi's (kemampuan untuk
menyebabkan kerusakan pada dosis rendah) oleh
berbagai rute paparan (misalnya, oral, inhalasi,
dermal).
Berikut ini adalah daftar toksisitas yang diberikan
The US Environmental Protection Agency……
Untuk Efek kronis, ukuran toksisitas dipakai istilah
Treshold Limit Value(TLV) atau Nilai Ambang
Batas(NAB).

Nilai Ambang batas adalah konsentrasi dari zat,


uap, dan gas yang dapat dihirup 8 jam perhariselama
5 hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan yang
berarti.

Secara umum bahan kimia dengan NAB rendah


selalu lebih toksik dari bahan kimia dengan NAB
tinggi. Tetapi nilai NAB tidak selalu menunjukkkan
sifat bahaya suatu bahan kimia
Usaha menghindari keracunan

 Penggunaan pelarut atau reagen-reagen yang


toksik di usahakan diganti

 Perlakuan khusus pada beberapa zat kimia seperti


senyawa yang dengan gugus amino, nitro dan gugus
halogen reaktif perlu dicurigai akan kemungkinan
bahayanya

 Gunakan lemari asam untuk bahan – bahan yang


sekiranya menimbulkan pencemaran udara kerja
 Ventilasi udara, supaya ruangan tidak lembab dan
tercemar oleh gas-gas berbahaya

 Makan dan minum di laboratorium


sebisa mungkin dihindari untuk
mencegah terjadinya kontaminasi

 Alat pelindung seperti


masker (pelindung pernapasan),
gloves (sarung tangan), dan
kacamata pelindung harus di
gunakan meskupun kurang
enak di pakai.

Anda mungkin juga menyukai