Disusun oleh : Reni Andayani,ST,MT Sistem Irigasi di indonesia
• Pokok dasar : membawa air irigasi ke tempat
yang harus diairi dan membagi-bagi di seluruh daerah secara logis, mudah dimengerti sehingga pemberian pada tanaman dapat dilakukan secara efektif. • Diadakan untuk menolong tanaman padi agar tak kekurangan air. • Umumnya dijalankan secara menggenang. JARINGAN IRIGASI • Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya. • Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jaringan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi. SALURAN IRIGASI • Terdiri dari saluran pembawa dan saluran pembuang. • Saluran pembawa berfungsi membawa air dari sumbernya, bisa berupa sungai atau waduk hingga ke petak terkecil yaitu sawah • Saluran pembuang berfungsi membuang atau menggelontorkan kelebihan air ke sungai • Untuk mencapai pembagian secara rasional dan efektif daerah dibagi dalam bagian-bagian yang tidak terlalu kecil,yang dinamakan petak. • Petak ini dinamakan petak tersier atau petak ketiga yang menerima air langsung dari saluran tersier atau ketiga. • Beberapa bak tersier menerima air dari saluran sekunder atau saluran kedua. • Saluran sekunder menerima air dari saluran primer atau saluran kesatu,yang dinamakan juga saluran induk • Di Pulau Jawa, yang hanya mempunyai 4,5% potensi air tawar nasional, harus menopang kebutuhan 65% jumlah penduduk Indonesia, hampir 70% daerah irigasi Indonesia, dan harus melayani 70% kebutuhan air industri nasional. Hal itu telah mengakibatkan terjadinya peningkatan konflik antara para pengguna air baik untuk kepentingan rumah tangga, pertanian dan industri, termasuk penggunaan air permukaan dan air bawah tanah di perkotaan Saat ini sektor pertanian menggunakan hampir 70% kebutuhan air total, sedangkan kebutuhan untuk industri dan rumah tangga hanya 20%. Pada tahun 2020, diperkirakan akan terjadi kenaikan kebutuhan air untuk rumah tangga dan industri sebesar 25% - 30%. Waduk gadjah mungkur (wonogiri) Sejarah irigasi • Irigasi Mesir Kuno dan Tradisional Nusantara • Sejak Mesir kuno telah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di Indonesia, irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga. SEJARAH IRIGASI • Sistem Irigasi Zaman Hindia Belanda • Sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda dalam melaksanakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830. Pemerintah Hindia Belanda dalam tanam paksa tersebut mengupayakan agar semua lahan yang dicetak untuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dalam mengeksplotasi tanah jajahannya. • Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran primer, sekunder, ataupun tersier. Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA di Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber kali yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya. SEJARAH IRIGASI • Waduk Jatiluhur 1955 di Jawa Barat dan Pengalaman TVA 1933 di Amerika Serikat • Tennessee Valley Authority (TVA) yang diprakasai oleh Presiden AS Franklin D. Roseevelt pada tahun 1933 merupakan salah satu Waduk Serba Guna yang pertama dibangun di dunia . Resesi ekonomi (inflasi) tahun 1930 melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam membangun kembali ekonomi Amerika Serikat. • Isu TVA adalah mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir, pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi, sehingga di kemudian hari, Proyek TVA menjadi salah satu model dalam menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu, Proyek Waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS tersebut. • Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya n merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. • KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI JARINGAN IRIGASI SEDERHANA JARINGAN IRIGASI SEMI TEKNIS JARINGAN IRIGASI TEKNIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI • Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam perencanaan saluran terutama adalah kapasitas rencana dan elevasi muka air. Kebutuhan air tergantung dari: • Luas areal irigasi yang akan dilayani • Jenis tanaman • Sistem dan metoda pemberian air • Efisiensi penggunaan air dan tanaman, kehilangan air akibat evaporasi. BANGUNAN • Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijurnpai dalam praktek irigasi antara lain • (1) bangunan utama • (2) bangunan pembawa • (3) bangunan bagi • (4) bangunan sadap • (5) bangunan pengatur muka air • (6) bangunan pembuang dan penguras serta • (7) bangunan pelengkap. BANGUNAN UTAMA Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan utama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori. (1) bendung, (2) pengambilan bebas, (3) pengambilan dari waduk, dan (4) stasiun pompa. PERENCANAAN IRIGASI • TAHAP PERENCANAAN • Tahapan perencanaan irigasi harus dibuat secara sistematis. Standar Perencanaan Irigasi sendiri telah disusun dalam Standar Perencaaan Irigasi PT-01 (Dirjen Air, 1986), yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu : • Tahap 1 : Perencanaan Pendahuluan • Pekerjaan pengukuran dan pemetaan situasi skala 1:5000 dan peta ikhtisar dengan skala 1:25000 • Penelitian kemampuan tanah, seperti kesesuaian lahan, struktur tanah dan tingkat kelulusan. • Perencanaan tata-letak • Perencanaan pendahuluan saluran dan bangunan • Analisa hidrologi dan neraca air • Program penyelidikan dan pengukuran detail PERENCANAAN IRIGASI • Tahap 2 : Pengukuran dan Penyelidikan Detail • Pengukuran trase saluran • Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah • Penyelidikan dengan model test, terutama untuk bangunan-bangunan besar. • Evaluasi rencana Tata-letak, dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan • Membuat usulan rencana tata-letak akhir • Menetapkan lokasi akhir saluran dan bangunan, dimensi dan bahan bangunan PERENCANAAN IRIGASI • Tahap 3 : Perencanaan detail • Evaluasi hasil perencanaan pendahuluan • Perencanaan saluran irigasi dan drainase secara detail • Perencanaan bangunan dan bangunan utama secara detail PERENCANAAN PETA PETAK • Lokasi bangunan utama • Jaringan irigasi dan jaringan pembuang • Batas-batas petak dan perkiraan luas petak primer, sekunder, tersier • Bangunan pada jaringan pembawa dan pembuang • Jaringan jalan inspeksi • Tanggul banjir PERENCANAAN PETA PETAK Perencanaan peta petak terdiri dari 1 Pembuatan peta-petak skala 1 : 5.000 2 Pembuatan peta-ikhtisar skala 1 : 25.000 3 Pembuatan skema irigasi 4 Pembuatan skema bangunan (perkiraan sementara) 5 Pembuatan daftar ukuran/demensi saluran (perkiraan sementara) 6 Pembuatan daftar elevasi muka air saluran (perkiraan sementara) SKEMA IRIGASI ANALISIS GAMBAR DESAIN ANALISIS GAMBAR DESAIN • Gambar desain dan spesifikasi teknis perlu dianalisis dengan teliti dalam rangka melakukan persiapan lapangan dan yang lebih penting lagi adalah menyiapkan metoda pelaksanaan. • Metode pelaksanaan atau yang biasa disebut ’CM’ (construction method) merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan dengan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam kondisi medan kerja, guna memperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan efisien. • PERLU DIPERHATIKAN • Analisis Gambar Desain, Peta Situasi dan Data Hasil Penyelidikan Tanah • Identifikasi Jenis Bahan pada Quary • Pelaksana lapangan dapat mempelajari pengetahuan dan karakteristik bahan sebagai berikut : • Bahan galian dan timbunan saluran irigasi • Bahan untuk pekerjaan bangunan irigasi • Bahan untuk pekerjaan jalan dan jembatan. Bahan untuk pekerjaan bangunan irigasi • Konstruksi bangunan irigasi umumnya adalah pasangan batu kali, batu bata dan beton. • 1. Untuk bendung dipakai pasangan batu kali / gunung dan atau beton kebanyakan konstruksi bendung dibuat dari pasangan batu kali / gunung, karena bahan-bahan ini terdapat disekitar lokasi pekerjaan. Pekerjaan konstruksi beton jarang dipakai karena umumnya lebih mahal, jauh lebih mahal dari konstruksi pasangan batu. Bahan untuk pekerjaan bangunan irigasi • 2. Bangunan bagi / sadap dibuat dari pasangan batu kali / gunung atau pasangan batu bata, karena bangunan ini tidak terlalu besar, dibanding dengan bendung. • 3. Gorong-gorong bulat terbuat dari beton. Gorong-gorong persegi terbuat dari pasangan batu dan pelat penutup dari beton bertulang. • 4. Sipon terbuat dari pasangan batu atau beton. Survey Kondisi Tanah dan Kondisi Lapangan Kerja • Perlu diperhatikan • 1. Nama proyek • 2. Keadaan site • 3. Jalan masuk ke site • 4. Lapangan kerja, apakah cukup luas untuk menampung • 5. Sumber air kerja • 6. Listrik Survey Kondisi Tanah dan Kondisi Lapangan Kerja • 7. Tenaga kerja • 8. Keadaan cuaca • 9. Data penyelidikan tanah (sondir, boring log dsb) • 10. Quarry / borrow area • 11. Survey harga bahan lokal • 12. Disposal area • 13. Penggunaan alat berat Survey Kondisi Tanah dan Kondisi Lapangan Kerja • 14. Mobilisasi • 15. Lokasi penempatan alat • 16. Kondisi sosial lingkungan proyek • 17. Pemotretan perlu dilakukan untuk bagian site yang penting termasuk • 18. Sarana kesehatan DATA PROYEK IRIGASI • 1. Bangunan bagi : • - perlu atau tidaknya pengeringan • - perlu atau tidaknya penyimpangan saluran sungai (coupure / diversion channel) • - lokasi pembuangan bekas galian (kanan / kiri bangunan bagi atau dibuang ke luar site) • - perlu atau tidaknya pembuatan kistdam berat / ringan (sheet/concrete pile, batang kelapa, dolken) • - perlu atau tidaknya penggunaan jembatan sementara (bailley / kayu dsb ) • - perlu atau tidaknya steiger werk (perancah) • - erection balok-balok prestress (crane / launching) DATA PROYEK IRIGASI • 2. Embankment : • - perlu / tidak pembuatan jalan penyimpanan angkutan material • - pemilihan alat berat ( bulldozer , motor grader, vibro roller) • 3. Saluran : • - pemilihan alat berat serta tenaga kerja untuk galian saluran utama dan saluran sekunder • 4. Kondisi sungai : • - tinggi air maksimum - tinggi air normal DATA PROYEK IRIGASI • - tinggi air minimum, diminta data masing-masing untuk 5-10 tahun • - dasar sungai apakah batu, pasir atau lumpur - tebing sungai apakah terjal / landai • - jenis tanah dari tebing sungai • - kekuatan / kecepatan arus sungai • - dasar sungai landai / terjal • 5. Data geologi : - jenis batuan - sifat batuan - kekerasan dari batuan PERSIAPAN LAPANGAN PERSIAPAN LAPANGAN • Persiapan lapangan merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang sangat penting di dalam menentukan sukses tidaknya suatu pelaksanaan proyek. Apabila persiapan lapangan dilakukan tepat waktu maka pekerjaan selanjutnya dapat diatur tepat waktu pula. • Apabila persiapan lapangan terlambat maka dipastikan pekerjaan utama selanjutnya akan terlambat pula. Hal tersebut akan mengakibatkan terpaksa mengadakan percepatan pekerjaan yang akan berakibat pada biaya proyek membengkak. PERSIAPAN LAPANGAN • Sesuai pengalaman di lapangan beberapa hal perlu diperhatikan: • Waktu pelaksanaan survey dan staking out harus direncanakan dengan cermat. • Mobilisasi sumber daya yang krusial biasanya adalah mobilisasi alat berat. • Untuk mobilisasi sumber daya bahan/material, perlu dihitung dengan cermat waktu pengadaannya, terutama mungkin bahan yang diimpor. • Mobilisasi pekerja juga perlu direncanakan dengan matang, melihat kesibukan proyekproyek yang lain, waktu panen dan lain-lain. • Faktor yang menghambat mobilisasi sumber daya perlu diperhatikan bukti administrasinya. PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI • Pelaksanaan pekerjaan saluran irigasi adalah menjadi inti dari pada seluruh pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab dari pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi. • tugas pelaksana dalam pelaksanaan saluran irigasi tersebut adalah mengatur pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehingga target waktu, mutu, biaya dan fungsi dapat ditepati sesuai program dan aturan yang telah ditetapkan. PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI • Pelaksana lapangan merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan biasanya hanya mengawasi pekerjaan dalam scope yang tidak besar, harus selalu standby di lapangan. • Untuk pekerjaan dalam scope yang cukup besar dengan daerah yang cukup luas diperlukan beberapa pelaksana lapangan misalnya pada pekerjaan saluran irigasi sekunder, diperlukan paling tidak satu pelaksana lapangan quary, satu pelaksana lapangan galian dan timbunan dan satu pelaksana lapangan bangunan pelengkap. • Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan, mutlak penguasaan Instruksi Kerja (IK) dan mengetahui metoda pelaksanaan seluruh item pekerjaan agar koordinasi pekerjaan menjadi lancar sesuai target yang telah ditetapkan. PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI • Permohonan izin memulai pekerjaan • 1. Pengajuan Izin Memulai Pekerjaan • 2. Penyiapan Tempat Kerja, Bahan, Alat dan Sarana Pekerjaan • 3. Penyiapan Pelaksanaan Prosedur K3L • 4. Pemeriksaan Lapangan Bersama Direksi dan Konsultan Pengawas • 5. Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan INSTRUKSI KERJA • Instruksi Kerja Sebagai Pedoman Pelaksanaan di Lapangan • Instruksi kerja menjelaskan proses kerja secara detail dan merupakan petunjuk kerja bagi pelaksana dan mandor yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Biasanya seorang mandor dalam melaksanakan pekerjaannya membuat langkah-langkah kerja tertentu tetapi tidak tertulis sehingga sulit diketahui apakah langkah kerja itu urutan dan isinya sudah benar dan apakah langkah kerja itu betul-betul sudah dilaksanakan. Pada pelaksanaan di lapangan prosedur mutu ISO 9000 mensyaratkan bahwa pelaksana lapangan harus mengendalikan pekerjaan dengan melaksanakan pengisian check list Instruksi Kerja.