Anda di halaman 1dari 41

FARMAKOTERAPI

GANGGUAN
TIROID

Yulia Yudha Irianti, S.Farm., Apt


DEFINISI
GANGGUAN TIROID
Gangguan tiroid adalah kondisi penyakit yang
mempegaruhi produksi atau sekresi hormon tiroid
sehingga menyebabkan perubahan stabilitas metabolik.

Hipertiroid dan hipotiroid adalah sindroma klinik dan


biokimia yang muncul dari peningkatan dan penurunan
produksi hormon tiroid.
(Dipiro 2014)
Gangguan tiroid berdasarkan
kelainan fungsinya:

Hipertiroid : Hipotiroid :
Eutiroid : disebut juga kumpulan manifestasi
Keadaan tiroid yang tirotoksikosis, klinis akibat berkurang
berbentuk tidak normal merupakan kumpulan atau berhentinya
tapi fungsinya normal. menifestasi klinis akibat produksi hormone
kelebihan hormone tiroid
tiroid
FUNGSI HORMON TIROID
Pada anak kecil, hormon
tiroid sangat penting untuk Pada orang dewasa, peran
pertumbuhan dan Pertumbuhan utama hormon tiroid adalah
perkembangan normal dan menjaga stabilitas
Perkembangan metabolik
Normal
Tiroksin meningkatkan Menjaga
penggunaan O2 hampir pada Stabilitas
semua jaringan yang aktif dalam Metabolisme
metabolisme (jantung, oto rangka,
hati & ginjal). Juga berperan
penting dalam thermogenesis
(pengaturan suhu badan), yaitu Membantu
pada suhu dingin sekresi tiroksin Tubuh Berenergi
bertambah, pembentukan kalori (Efek Kalorgenik)
bertambah, terjadi vasodilatasi
perifer & curah jantung bertambah. DIPIRO 2014
1. Umur F 1. Riwayat penyakit tiroid
2. Jenis Kelamin A 2. Riwayat keluarga dengan
F 3. Kinetik K penyakit tiroid
A 4. Merokok T 3. Diagnosa penyakit
K 5. Stres O autoimmune
T H
6. Riwayat Penyakit R I 4. Riwayat radiasi leher
O H
Keluarga yang P 5. Terapi obat seperti lithium
I
R P berhubungan dengan R O
dan amiodaron
T
E autoimun E I 6. Perempuan di atas usia 50
R R
7. Zat Kontras yang S R tahun
E T
I Mengandung Iodium I O 7. Pasien lanjut usia
S R 8. Obat-obatan yang K I
8. Perempuan post pasrtum 6
I D
O menyebabkan penyakit O minggu sampai 6 bulan
K I
tiroid
D
O 9. Lingkungan
HIPERTIROID
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan akibat dari produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kadar hormon

Definisi
tiroid didalam darah berlebihan ,keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah , Peningkatan kadar T4, T3, atau keduanya yang
berlebih. ( dipiro 2014 )

Etiologi

Nayak dan Burman, 2006


Patofisiologi Gangguan Tiroid (Dipiro 2015)
 Tirotoksikosis terjadi saat jaringan terkena kadar T4, T3, atau keduanya yang
berlebih
 Sekretor TSH tumor hipofisis mengeluarkan hormon aktif secara biologis yang
tidak responsif terhadap kontrol feedback normal.
 Tumor dapat membahayakan hormon prolaktin atau pertumbuhan, oleh karena
itu, pasien dapat mengalami amenore, galaktorea, atau tanda-tanda
akromegali.
 Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin
yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin)
 Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior
PENYAKIT GRAVE Penyakit Graves adalah sindrom autoimun yang biasanya
mencakup hipertiroidisme, pembesaran tiroid difus, dan
exophthalmos. Penyakit Graves adalah penyebab paling
umum hipertiroidisme.

Penyakit Grave manifestasinya berupa hipertiroid,


pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal
exophthalmos (= gerakan bola mata abnormal), pretibial
myxedema, dan thyriod acropachy. Kelenjar tiroid
biasanya membesar secara difus, dengan permukaan halus
dan konsistensi dari lunak sampai keras. Pada penyakit
yang parah, bisa dirasakan getaran melalui stetoskop pada
kelenjar.

Pada penyakit Grave, hipertiroid muncul dari aksi thyroid-


stimulating antibodies (TSAb) terhadap reseptor tirotropin
pada permukaan sel tiroid. Antibodi Imunoglobulin G
(IgG) ini terikat ke reseptor dan mengaktifkan enzim
adenilat siklase dengan cara yang sama dengan TSH.

( Dipiro 2014 )
PENYAKIT GOITER / GONDOK
Pada goiter (gondok) multinodular (penyakit
Plummer), folikel dengan fungsi otonom tinggi berada
diantara folikel normal atau bahkan folikel yang tidak
berfungsi. Tirotoksikosis terjadi ketika folikel otonom
menghasilkan hormon tiroid lebih banyak dari yang
dibutuhkan.( DIPIRO 2014 )
Penyakit Gondok adalah istilah umum untuk
pembesaran kelenjar tiroid pada tenggorokan. Kelenjar
tiroid yang membesar bisa berupa benjolan biasa yang
bersifat setempat hingga terjadi pembengkakan pada
kedua sisi kelenjar tiroid. Berat kelenjar tiroid adalah
sekitar 30 gram, berbentuk dasi kupu-kupu. Kelenjar ini
berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh,
mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan anak
kelenjarnya (paratiroid) berfungsi dalam mengontrol
kadar kalsium dalam darah.
PENYAKIT TIROTOKSIKOSIS
Hipertiroid adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika fungsi
kelenjar tiroid menjadi tidak normal sehingga menyebabkan
produksi dan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan
hipertiroid dapat menyebabkan thyrotoxicosis.

Thyrotoxicosis didefinisikan sebagai keadaan saat kelebihan


hormon tiroid. Meskipun demikian, thyrotoxicosis bisa saja terjadi
pada kondisi disfungsi tiroid yang tidak menyebabkan hipertiroid.
Contohnya adalah pada kondisi tiroiditis. Pada saat terjadi tiroiditis,
yang terjadi adalah bukan peningkatan produksi hormone tiroid
yang berlebihan, melainkan sel tiroid yang rusak atau mengalami
inflamasi akan melepaskan hormon tiroid berlebihan secara
langsung ke dalam pembuluh darah,
M
A gugup, emosi labil, mudah pingsan, tidak tahan terhadap panas, turunnya berat bersamaan dengan
N peningkatan nafsu makan, peningkatan frekeuensi pergerakan intestinal, palpitasi, kelemahan pada otot
proksimal, menstruasi tidak teratur
I
F
E Tanda fisik tirotoksikosis bisa termasuk rasa hangat, kulit lembab, kondisi rambut yang tidak
T bagus,lepasnya ujung kuku tangan (onycholysis), retraksi (tertarik) kelopak mata dan kelopak mata
atas masuk ke dalam rongga jika memandang ke bawah (lid lag), takikardi sewaktu istirahat; tekanan
A pulsa yang melebar, dan murmur (suara pelan, bisikan) dari ejeksi sistolikgetaran pada lidah yang
S terjulur dan tangan yang direntangkan; dan reflek tendon dalam yang hiperaktif
I
Pada grave berupa hipertiroid, pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos
K ( gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod acropachy
L
I
Pada tiroiditis subakut, keluhan pasien akan sakit yang parah pada area tiroid, seringkali menyebar ke
N telinga di sisi yang sama. Demam ringan umum terjadi, dan terlihat tanda sistemik serta simtom
I tirotoksikosis. Kelenjar tiroid terasa padat lunak pada pemeriksaan fisik.
S
Pengukuran TSH yang ada dalam tubuh penderita

TSH rendah, kadar T4 TSH rendah, kadar T4 TSH Normal, Kadar


Tinggi Normal TSH dan T4 Normal
T4 tinggi

Tyrotositosis Primer Kadar T3 Sindrom Resistensi Tidak Ada Penyakit


Hormon Tiroid Tiroktositosis/Hipertir
oid
Tinggi Normal

Sub Klinik
T3 Toxicosis Hypertiroid
Pengecekan Ada
Pemantauan
Penyakit Grave’s
Selama 6-12
Ya Tidak Minggu

Gondok Multinodular/ Adenoma


Penyakit Grave’s Ya Tidak
Beracun
Ya Tidak

Hypertiroid Nodular Radionuklida Serapan Menyingkirkan Penyebab


Merusak Tyroiditis/ Lainnya Termasuk
Beracun Rendah Kelebihan Stimulansia oleh Chorionic
Yodium/Kelebihan Gonadotropin
Hormon Tyroid
Nilai Normal
• fT4 : 0,7-1,9 ng/dL
• TSH : 0,4-4 μU/mL
• RAIU: 5%-35%
TERAPI PENGOBATAN HIPERTIROID
Golongan Obat Mekanisme Kerja ( DIPIRO
Obat dan 2014)
Dosis Peringatan oat

Antitiroid Memblok sintesis hormon tiroid dengan -PTU ( 300-600 mg/hari, 3-4 dosis terbagi) Efek samping Minor ( sakit pada
inhibisi sistem enzim peroksidase dari persendian, demam, lukopenia) reaks
kelenjar tiroid -MMI ( 30-60 mg/hari, 3 dosis terbagi ) antat obat terjadi 50% pada pasien
Dosis harian penjagaan
Efek samping mayor ( agranulositosis
( PTU 50-300mg dan MMI 5-30mg) anemia aplastik,) jika pasien telah
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari) merasakan efek mayor, maka sebaiknya
tidak beralih ke obat lain karena reaks
sensitifitas antar obaIt
Inhibitor anion Menghalangi pelepasan hormon tiroid dengan -KI (SSKI) 38mg iodida/tetes, Efek samping termasuk
Iodida menhalangi penggunaan iodida intratiroid, -Lar.Lugol 6,3mg iodida/tetes, hypersensitivitas, iodisme
dan menurunkan ukuran & vaskularitas Dosis awal tipikal SSKI 3-10 tetes tiap hari pembengkakan kelenjar ludah .
kelenjar (120-400mg)

Beta Blocker Mengurangi simpom tirotoksik seperti -Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), Beta bloker dikontraindikasikan pada
palpitasi, cemas, tremor dan tidak tahan panas dosis kondisi toksik ( 240-480mg/hari) pasien dengan gagal jantung kongestif
dan pada pasien yang mengembangkan
cardiomyopati

Radioaktif Iodine Natrium Iodida adalah cairan oral yang Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3- Hipotiroid umum terjadi setelah RAI
terkumpul di tiroid dan menganggu sintesis 7 hari setelah RAI, efek samping akut, jangka pendek
hormon tiroid & tiroglobulin Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target termasuk pelunakan tiroidal ringan dan
terapi menghancurkan sel tiroid yang dysphagia
hiperaktif
Antitiroid Thioureas (Thionamides)
erdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol.
Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol.(4) Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang
isinya sama dengan metimazol.. propylthiourasil (PTU), carbimazole, tiamazole, methimazole

Obat pilihan pertama untuk hipertiroid


Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim
tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghambat konversi T4 ke T3

Dosis awal :
PTU : 300-600mg/hari (3-4 kali sehari)
Methimazole : 30–60 mg/hari (3 kali sehari)
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)

Dosis pemeliharaan :
PTU 50-300 mg/hari, Methimazole 5-30 mg/hari, Carbimazole 5-15mg/hari
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi.
Jika terjadi serangan ulang à terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI) karena terapi lanjutan
biasanya jarang memicu remisi.

KI: pasien dg goiter besar, pasien dg gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg sangat rendah
Efek samping: mual, sakit kepla, reaksi alergi (rash), hipotiroid, hepatotoksisitas, penekakan sumsum
tulang
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
Inhibitor Anion
Iodium, Iodida (bekerja sangat cepat untuk tirotoksikosis dan krisis
tirotoksikosis tapi tidak dapat digunakan untuk terapi hipertiroidisme
jangka panjang karena efek anitiroidnya cenderung menghilang), Perklorat
kalium (sudah tidak digunakan lagi karena resiko anemia aplastic)

Mekanisme kerja : Menghambat sintesis hormone, Menghambat


pelepasan hormon ke aliran darah, Mengurangi ukuran dan vaskularisasi
kelenjar hiperplastik à tampak setelah 10-14 hari pengobatan (persiapan
pasien untuk tiroidektomi)

Indikasi: tirotoksikosis, persiapan sebelum operasi

Kontra Indikasi: ibu menyusui, krn dapat menyebabkan goiter pd bayinya


Dosis:
Iodine (larutan potassium iodine) :
– dosis : 3-10 tetes (120-400mg) oral tiap 6 jam
– tiap tetes mengandung 38 mg Iodida atau 6,3 mg Iodida dalam larutan
Lugol
– Diberikan 1 jam setelah pemberian obat anti-tiroid
– Diberikan selama 7-14 hari pre operasi

Efek samping : reaksi hipersensitivitas, ‘iodisme’ (rasa logam, mulut dan


tenggorokan terbakar, nyeri pada gigi dan gusi, terkadang gangguan perut
dan diare), ginekomastia
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
Radioaktif Iodine
Natrium Iodida adalah cairan oral yang terkumpul di tiroid
dan menganggu sintesis hormon tiroid & tiroglobulin
Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3-7 hari setelah
RAI,

Tujuan terapi: untuk menghancurkan sel –sel tiroid yang


sangat reaktif.
RAI adalah senyawa pilihan untuk penyakit Grave, nodul
autonom toksik, dan gondok multinodular toksik.
Kehamilan merupakan kontraindikasi absolut untuk
penggunaan RAI.

Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target


terapi menghancurkan sel tiroid yang
hiperaktif

Hipotiroid umum terjadi setelah RAI, efek


samping akut, jangka pendek, termasuk
pelunakan tiroidal ringan dan dysphagia
Beta Blocker

Indikasi
Mengurangi simptom tirotoksik seperti palpitasi, cemas,
tremor dan tidak tahan panas.

Mekanisme kerja
Propanolol atau Atenolol mengurangi denyut jantung
dan secara parsial menghambat konversi T4 menjadi T3
(mengurangi gejala simpatis dari hipertiroidisme)

Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), dosis kondisi


toksik ( 240-480mg/hari)

Beta bloker dikontraindikasikan pada pasien dengan


gagal jantung kongestif, dan pada pasien yang
mengembangkan cardiomyopati
OPERASI
– Pengangkatan kelenjar tiroid adalah perawatan pilihan untuk cold nodule yang sudah
ada, goiter yang sangat besar, dan pasien yang dikontraindikasikan untuk thionamide
(yaitu, alergi atau efek samping) dan RAI (yaitu, kehamilan).
– Jika direncanakan tiroidektomi, PTU atau methimazole biasanya diberikan sampai pasien
euthyroid secara biokimia (biasanya 6-8 minggu), diikuti penambahan iodida (500
mg.hari selama 10-14 hari) sebelum operasi untuk menurunkan vaskularitas kelenjar.
Levothyroxine bisa ditambahkan untuk menjaga kondisi euthyroid sementara
thidinamide dilanjutkan.
– Propanolol telah digunakan selama beberapa minggu sebelum operasi dan 7-10 hari
setelah operasi untuk menjaga denyut <90 denyut per menit. Kombinasi pretreatment
dengan propanolol dan 10-40 hari kalium iodida juga telah diajukan.
– Komplikasi termasuk serangan ulang hipertiroid atau hipertiroid yang bertahan (0,6-
0,8%), hipotiroid (sampai 49%), hipoparatiroid (sampai 4%), dan gangguan pita suara
(sampai 5%). Serangan hipotiroid yang sering membutuhkan terapi lanjutan.
TERAPI TIROID
Terapi berikut sebaiknya segera dilakukan: supresi pembentukan dan sekresi hormon
tiroid, terapi antiadrenergik, pemberian glukokortikoid, dan perawatan komplikasi
terkait.

PTU dosis besar adalah thionamide pilihan karena mengganggu produksi hormon tiroid
dan menghalangi perubahan T4 menjadi T3 di perifer.

Iodida, yang dengan cepat menghalangi pelepasan preformed hormon tiroid, sebaiknya
diberikan setelah terapi PTU dimulai untuk menginhibit penggunaan iodine oleh
kelenjar yang hiperaktif.

Terapi pendukung, termasuk asetaminofen sebagai antipiretik (aspirin dan NSAID lain
bisa menggantikan hormon tiroid yang terikat), penggantian cairan dan elektrolit,
sedatif, digitalis, antiaritmia, insulin, dan antibiotik sebaiknya diberikan sesuai indikasi.
Plasmapheresis (= pemindahan plama dari darah) dan dialisis peritoneal telah
digunakan untuk mengeluarkan hormon berlebih pada pasie yang tidak merespon
terapi konservatif.
Hipotiroid
ALOGARITMA Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel
Anak-anak atau remaja Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel 3
HIPOTIROID Berdasarkan berat badan
3
≥50 sampai 60 tahun?
≥50 sampai 60 tahun?
pasien
tidak iya
Levothyroxine 25 – 50
Jika terindikasi jantung iskemik? mcg perhari

iya tidak iya


Dinaikkan dosis levothyroxine
Ibu hamil, dosis levothyroxine Levothyroxine 25 – 50 mcg
sembilan dosis perminggu
sebelumnya stabil? perhari
tidak
cek ke spesialis endokrin pingsan, perubahan kondisi Dinaikkan dosis 25 mcg setiap 3
mental, hipotermia? sampai 4 minggu, sampai nilai TSH
normal
tidak iya
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per Kemungkinan koma myxedema,
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per hari
hari memerlukan perawatan intensif dari
Ulangi pengujian TSH pada 6-8 spesialis endokrin
Ulangi pengujian TSH pada 6-8 minggu
minggu

TSH > 5 mlU per liter Kadar TSH < 0,35 mlU per liter
TSH dalam keadaan
keadaan normal
normal

Cek kepatuhan pasien.


Cek kadar TSH setiap tahun (lihat tabel 5) Turunkan dosisnya menjadi 25mcg
perhari

Pasien patuh : dosis dinaikkan dari 12,5-25 mcg perhari

Jika tidak ada perubahan setelah 2-3 kali


kenaikan dosis, periksa ke spesialis
endokrin
TERAPI PENGOBATAN HIPOTIROID
OBAT MEKANISME KERJA DOSIS EFEK SAMPING

Pengganti hormon tiroid yang di produksi Dewasa Awal 50-100 mcg/hari, lalu ditambah Takikardi, aritmia, palpitasi, nyeri angina,
Levotiroksin oleh tubuh 50 mcg dengan interval 3-4 minggu, sampai kram otot rangka, kelemahan otot,
diperoleh metabolisme normal. Bila perlu berkeringat, sakit kepala, gugup, eksitabilitas,
dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 100- insomnia, sensasi panas & kemerahan pada
200 mcg/hari. wajah, diare, penurunan berat badan secara
berlebihan.

Menggantikan T3 (Triidtironin) 100% diabsorpsi, awitan kerja cepat, waktu Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Liotironin paruh = beberapa jam. Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
Catatan :
Karena waktu paruh pendek, kadar serum
berbeda-beda sesuai pemberian dosis

Menggantikan kadar serum normal T4 dan Dosis oral 0,2 – 0,4 mg/hari, setelah dimulai Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Tiroksin (T4) T3 (T4 dikonversi menjadi T3 oleh deyoinasi dengan dosis rendah 0,05 – 0,1 mg/hari yg Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
di perifer). berangsur-angsur dinaikkan; ada kalanya
dicampur dengan 25% liotironin untuk
meniru efek serbuk tiroid. Dosis ekuivalen
0,1 mg tiroksin=50 mg serbuk tiroid=0,02 mg
liotironin

Serbuk organ diperoleh dari tiroid binatang Selama resorpsi dari usus yang berlangsung perlahan, T3 & T4 dibebaskan dengan jalan
Serbuk tiroid menyusui, lasimnya domba, karena kadar enzimatis. Berhubung adanya masa latensi, maka efeknya baru nyata setelah 3 – 7 hari.
hormonnya tinggi, yang telah dibebaskan Biasanya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan hingga tercapai efek
(thyranon) dari lemak dan jaringan-jaringan pengikatnya sampingan seperti takikardi dan kegelisahan, kemudian dosis ini dikurangi dengan 25 mg dan
dan kemudian dikeringkan. Serbuk ini digunakan untuk pemeliharaan. Dosis oral pemula 12,5 – 50 mg, perlahan-lahan dinaikkan
mengandung T3 dan T4 dalam perbandingan sampai 150 mg/hari. Dosis dapat diberikan sebagai single dosis pada pagi hari, tablet harus di
tak tertentu, yang aktivitasnya berhubungan kunyah atau dilarutkan dalam air
erat dengan kadar-iod dari serbuk
STUDI KASUS
GANGUAN
TIROID
– Kasus :
– Seorang wanita Turki berusia 41 tahun di usia kehamilan 27 minggu
kemudian dirujuk ke bagian gawat darurat dengan diagnosis henti napas.
Dia pingsan dan telah diintubasi. Tekanan darahnya 160/90 mmHg dan
denyut nadinya 120 denyut/menit. Suhu tubuhnya 36,5 ° C. Dia juga
memiliki kelenjar tiroid gondok penuh dengan exophthalmos bilateral.
Dari riwayat pasien, diketahui bahwa dia telah didiagnosis menderita
penyakit Graves satu tahun sebelumnya setelah berkonsultasi dengan
ahli bedah umum untuk kesulitan pernapasan karena pembengkakan
leher (gondok) yang membesar, tiroidektomi total direncanakan untuk
perawatan bedah.
– Dia mulai menggunakan obat antitiroid. Selain itu, dia
oligomenore dan tidak tahu bahwa dia sudah hamil. Dia terus
menggunakan propylthiouracil 50 mg setiap enam jam bersama
dengan propranolol HCl 40 mg /hari selama empat bulan
pertama kehamilannya. Kesulitan pernapasannya mulai sedikit
teratasi setelah itu. Setelah dia tahu bahwa dia benar-benar
hamil, dia tiba-tiba berhenti minum obatnya tanpa
berkonsultasi dengan dokter dan tidak merawatnya setelah itu.
Dia tidak diikontrol secara teratur oleh dokter kandungan
selama kehamilannya dan baik-baik saja pada trimester kedua
meskipun ada beberapa masalah pernafasan ringan.
– Namun, pada awal trimester ketiga, kesulitan pernafasannya
memburuk, dia mengunjungi dokter kandungan untuk
konsultasi mengenai gangguan pernafasannya. Dia diberi
terapi oksigen dan dikirim pulang. Keesokan harinya, dia
kembali dengan henti napas yang parah bersamaan dengan
stridor di rumah sakit. Hasil laboratoriumnya kompatibel
dengan tirotoksikosis. Dia diintubasi dengan susah payah
karena adanya edema pada jalan napas bagian atas. Setelah
resusitasi, dia dirujuk unit perawatan intensif dan bayinya
ditemukan tidak lagi hidup.
– Nilai triiodothyronine (T3) bebas ibu 17,6 pg / mL (1,80-4,71),
hormon tiroksin bebas (T4) 3,79 ng / dL (0,80-1,90), dan
thyroid-stimulating hormone / TSH), dan 0,07μ IU / mL (0,400-
4,0). Thyroglobulini 184ng / mL (0,73-84) sedangkan antibodi
antitiroid peroksidase (TPO) adalah 420 IU / mL (10-40) dan
antibodi antithyroglobulin adalah 60 IU / mL (20-35). Pasien
didiagnosis dengan thyroid storm dan diberi pengobatan
dengan propylthiouracil 150 mg setiap delapan jam,
propranolol HCl 40 mg / hari, deksametason 0,5 mg / hari,
larutan jenuh kalium iodida empat tetes setiap delapan jam.
– BUAT SOAP NYA
1. Subyektif
2. Objektif
3. Assesment
4. Analisis DRP (Indikasi tanpa obat, Obat tanpa indikasi,
dosis kurang, dosis lebih, pemilihan obat kurang tepat,
ESO, Gagal mendapat obat, Interaksi Obat)
5. Plan
Indikasi Tanpa Obat
OBAT TANPA INDIKASI
DOSIS
KURANG/
LEBIH
PEMILIHAN
OBAT YANG
KURANG
TEPAT
Dexamethason merupakan obat antiinflamasi dan alergi
yang kuat, ada perhatian khusus pada pasien hipertiroid.
Sehingga Untuk terapi thyroid storm menurut guideline
ATA (American Thyroid Association) 2016 terapi
pendukung yang dianjurkan asetaminofen sebagai
antipiretik (aspirin dan NSAID lain bisa menggantikan
hormon tiroid yang terikat), penggantian cairan dan
elektrolit, sedatif, digitalis, antiaritmia, insulin, dan
antibiotik sebaiknya diberikan sesuai indikasi.
EFEK SAMPING
– Propylthiouracil, Efek samping minor termasuk pruritic maculopapular, arthralgia
(sakit pada persendian), demam, dan lukopenia ringan (hitung darah putih
<4000/mm3).
– propranolol HCl, Gangguan saluran cerna, kelemahan otot, lelah. Jarang; bradikardia,
parestesia, trombositopenia, purpura, ruam kulit
– Deksametason, Retardasi pertumbuhan, osteoporosis, tukak lambung, glaucoma dan
fraktur kompresi. Fitur seperti Cushing, disfungsi pankreas dan pankreatitis, gangguan
saluran pencernaan meningkatkan nafsu makan, kulit menjadi rapuh. Rentan terkena
infeksi.
– larutan jenuh kalium iodida, ermasuk reaksi hipersensitivitas (kulit kemerahan, drug
fever, rhinitis [ inflamasi membran mukosa hidung], conjunctivitis); pembengkakan
kelenjar ludah, ‘iodisme’ (rasa logam, mulut dan tenggorokan terbakar, nyeri pada gigi
dan gusi, simtom head cold, dan terkadang gangguan perut dan diare); dan
Gagal mendapat obat

– Setelah dia tahu bahwa dia benar-benar hamil,


dia tiba-tiba berhenti minum obatnya tanpa
berkonsultasi dengan dokter dan tidak
merawatnya setelah itu. Kegagalan mendapatkan
obat kemungkinan disebabkan tidakpatuhan
pasien
Interaksi Obat

– Tidak terdapat interaksi obat yang


berpengaruh pada pengobatan ini.
PLAN
– Operasi
– Memberi saran kepada dokter, untuk mengganti
deksametason dengan Asetaminofen
– Melakukan monitoring penggunaan obat, kepatuhan
penggunaan obat, jika perlu dilakukan konseling oleh
apoteker agar meningkatkan kepatuhan pasien dalam
meminum obat.
– Memberikan saran kepada pasien Menjaga pola makan, pola
hidup, dan olahraga

Anda mungkin juga menyukai