Anda di halaman 1dari 28

‫الرحيم‬

‫الرحمن ه‬
‫ّللا ه‬
‫بسم ه‬
‫ّللا وبركاته‬
‫سالم عليكم ورحمة ه‬
‫أل ه‬

IN THE THEACHING
OF
ISLAMIC RELIGION
By Drs Abd.Qodir HZ,M.Ag
BAB 3
Kata ekonomi merupakan kata yang tidak asing bagi kita
karena sering kita dengar dan gunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Ekonomi Islam lahir dari upaya merespon kondisi sosial
ekonomi yang terjadi. Pendekatannya ada yang bersifat
normatif (sesuai dengan ajaran Islam) dan ada juga yang
bersifat positif (yang terjadi, kondisi riil, pendekatan
historis). Dalam pemikiran ekonomi Islam, kedua
pedekatan tersebut harus diintegrasikan secara utuh.
Ini pula yang diajarkan oleh para khulafaurrasyidin.
Melakukan pendekatan positif seperti merespon kondisi
sosial, politik dan ekonomi yang terjadi sangat perlu
dilaksanakan disamping pendekatan normatif.
1.Pengertian Prinsip-prinsip dan Praktik
Ekonomi Islam
a. Pengertian prinsip ekonomi Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip
adalah asas atau dasar, yaitukebenaran yang menjadi
pokok dasar berfikir atau bertindak. Adapun ekonomi
adalah urusan keuangan rumah tangga atau Negara
atau organisasi. Istilah ekonomi sendiri berasal dari
bahasa yunani, yaitu οἶκος (oikos), artinya “keluarga
atau rumah tangga” dan νόμος (nomos), artinya
“peraturan atau hukum”.Maka, secara garis besar
ekonomi adalah “aturan rumah tangga” atau
“managemen rumah tangga”.Namun istilah ekonomi
juga mengalami perkembangannya menjadi sebuah
disiplin ilmu pengetahuan, karena masalah ekonomi
telah menjadi perhatian publik.
b.Pengertian praktik ekonomi Islam
Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah saja,
tapi lebih dari itu Islam mengatur semua aspek
kehidupan masyarakat.Etika, ibadah, sosial,
hukum, ahklak, politik dan ekonomi pun menjadi
perhatian ajaran agama Islam. Praktik ekonomi
Islam sama seperti praktik ekonomi barat pada
umumnya, yaitusegala bentuk aktivitas umat
Islam yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi,
seperti; jual-beli, sewa-menyewa, hutang-
piutang, syirkah, perbankan dan jenis kegiatan
ekonomi lainnya.
2.Dalil prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam
a. Hendaknya dilakukan dengan cara yang baik

َ‫ل اِ َّْٓلا َ ْن‬ ْ ‫م‬ ُ


‫ك‬ َ
‫ن‬ ‫ي‬
ْ ‫ب‬ َ
‫م‬ ُ
ِ َ ِ ْ َ ْ َ ْ ْ ‫ل ت ََأ‬
َِ ‫اط‬ ‫ب‬‫ال‬ ‫ب‬ َ َ ‫ك‬ َ ‫ل‬‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬َ ‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ ْٓ ُ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ْ ََ ‫ْن ٰا َمنُ ْوا‬ ََ ‫يَاَيُّ َها الَّ ِذي‬
‫لَ ت َ ْقــت َُلُ ْْٓوا‬ َ ‫ڪ َْمقلے َو‬ ُ ‫ن ت َ َراضَ ِمَْن‬ َْ ‫ع‬ َ َ‫ارة‬ َ ‫ن ِت َج‬ ََ ‫ت َ ُك ْو‬
﴾ 29:‫حيْم ﴿ النسآء‬ ‫ر‬
ِ َ ْ َِ
‫م‬ ُ
َ
‫ك‬ ‫ب‬ َ
‫ان‬
َ َ
‫ك‬ َ
‫للا‬
َ َ
‫ن‬ َّ ِ ‫ا‬‫مقلے‬ َْ ‫ڪ‬
ُ ‫س‬ َ ُ‫اَنف‬
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya
Allahswt.. adalah Maha Penyayang kepadamu”.
(QS. An-Nisā’/4:29)
b.Hendaklah kegiatan ekonomi teradministrasikan dengan tertib.

‫س ًّمى‬
َ ‫ل ُّم‬َ ‫ْن ٰا َمنُ ْْٓوااِذَا ت َ َداَيَ ْنـتُـ َْم ِب َديْنَ ِال ٰـْٓى ا َ َج‬ ََ ‫ٰيْٓـاَيُّ َها الَّ ِذي‬
﴾٢٨٢:‫ ﴿البقرة‬....‫لقلے‬ َِ ‫ڪ َْم َكا ِتبَم ِب ْالعَ ْد‬ َُ َ‫ب بَّ ْين‬َْ ُ ‫فَا ْكتُبُوَهُقلے َو ْليَ ْكت‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuammalah (seperti;
jual beli, sewa-menyewa, hutang-piutang, dan sejenisnya) tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar…”
(QS. Al-Baqarah/2:282)

c.Dilakukan secara terencana dan profesional


 Mengutamakan faktor keahlian dalam mengelola ekonomi
 Dilakukan dengan penuh amanah
 Dilakukan dengan penuh tanggung jawab
 Dilakukan secara adil
3. Tujuan prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam
Prinsip Ekonomi Islam bertujuan;

a. Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi secara islami

b. Agar manusia dapat mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat

c. Agar manusia dpt saling memberikan manfaat kepa manusia lain

d. Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi yang dapat


menyelamatkan keyakinan agama (ad-dīn), menyelamatkan jiwa
(an-nafs), menyelamatkan akal (al-‘aql), menyelamatkan
keturunan (an-naṣl) dan menyelamatkan harta (al-māl)
4. Macam-macam prinsip ekonomi Islam

a. Segala sumber daya, termasuk ekonomi merupakan pemberian atau titipan Allah
swt.kepada manusia yang harus disyukuri.

b.Kegiatan ekonomi Islam dilakukan untuk memperoleh laba dunia akhirat

c.Ajaran Islam mengakui kepemilikan ekonomi secara pribadi

d.Kekuatan penggerak ekonomiIslam adalah kerja sama

e.Ekonomi Islam menolak sistim monopoli

f.Ekonomi Islam menjamin kepemilikan ekonomi untuk kepentingan banyak orang

g.Ekonomi Islam mendorong pemiliknya untuk mempertanggungjawabkan di akhirat

h.Zakat wajib dikeluarkan oleh pemilik ekonomi setelah mencapai nisab

i.Ekonomi Islam menolak riba dalam bentuk apapun


1.Jual-beli

a. Pengertian jual-beli
Dalam Islam, jual-beli berasal dari bahasa Arab yaitu; ‫يَ ِب ْي َُع‬-‫ع‬ ََ َ ‫ با‬yang
artinya“memiliki” dan “membeli”. Dan aslinya berasal dari kata ‫ع‬ ََ ‫ اَ ْلبَا‬yang
masing-masing dari dua orangmelakukan akad untuk mengambil dan
memberikan sesuatu. Sedangkan dua orang yang sedang melakukan proses
َِ ‫اَ ْلبَ ْي َع‬, artinya, dua orang yang berjual-beli.
jual-beli dinamakan ‫ان‬
Dari pengertian di atas, pada prinsipnya kegiatan jual beli tidak
dapat dipisahkan dari unsur-unsur berikut ini, yaitu;
1) Kegiatan tukar menukar barang
2) Dilakukan secara suka rela, tidak ada unsur paksaan
3) Barang yang ditukarkan memiliki manfaat
4) Barang yang dijual belikan merupakan milik sendiri
5) Barang dapat diserahterimakan
‫‪b.Dalil perintah jual beli‬‬
‫)‪1‬‬ ‫‪Dalil yang menerangkan bahwa jual beli ituhukumnya halal, Allah swt.‬‬
‫‪berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 198‬‬

‫ِم ْنَ‬ ‫ضت َُْم‬ ‫علَ ْي ُك َْم ُجنَاحَ َا َن ت َ ْبتَغُ ْوا َفَضْلَ ِم َْ‬
‫ن َّر ِب ُك َْمقلےفَ ِاذََآاَفَ ْ‬ ‫ْس َ‬ ‫لَي ََ‬
‫َك ََما‬ ‫امصلے َوا ْذ ُك ُر ْوَهُ‬ ‫للا ِع ْن ََد ْال َم ْشعَ َِر ْال َح َر َِ‬ ‫ََ‬ ‫ع َرفَاتَ فَا ْذ ُك ُر ْوا‬ ‫َ‬
‫ـــآليْنََ‪﴿ .‬البقرة‪﴾١٩٨:‬‬ ‫ض ِ‬ ‫ن قَ ْب ِلهَ َلَ ِـمنََ ال َّ‬‫ن ُك ْنتُـ َْم ِم َْ‬ ‫َه ٰدى ُ‬
‫ڪ َْمج َواِ َْ‬
‫)‪2‬‬ ‫‪Dalil yang menerangkan bahwa jual beli harus terbebas dari riba, firman‬‬
‫;‪Allah swt.dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275 adalah‬‬

‫ط َهُ‬ ‫ل َك َما يَقُ ْو َُم الَّ َِذ َْ‬


‫ي يَت َ َخبَّ ُ‬ ‫ل يَقُ ْوَ ُم ْونََ اِ ََّ‬ ‫الر ٰبوا ََ‬ ‫ِ‬ ‫نََ‬‫و‬‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ل‬ ‫ڪ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫اَلَّ ِذيْنََ يَأ‬
‫الر ٰبوامــ ََوا َ َح ََّ‬
‫ل‬ ‫ل ِ‬ ‫ك ِباَنَّ ُه َْم قَالُ ْوآ ِانَّ َما ْالبَ ْي َُع ِمثْ َُ‬ ‫سقلے ٰذ ِل ََ‬ ‫ن ِمنََ ْال َم ِ َ‬ ‫شي ْٰط َُ‬
‫ال َّ‬
‫ن َّر ِبهَ َفَا ْنتـ َ ٰىهى فَلَهَ‬ ‫ظةَ ِم َْ‬ ‫جآ َءهَ َم ْو ِع َ‬ ‫ن ََ‬ ‫الرَٰبواقلےفَ َم َْ‬ ‫للاُ ْالبَ ْي ََع َو َح َّر ََم ِ‬‫َ‬
‫ارج ُه َْم‬ ‫ـب النَّ َِ‬‫ص ٰح َُ‬ ‫ـك ا َ ْ‬ ‫عا ََد فَـا ُ ْول ٰـ ْٓ ِٕى ََ‬
‫ن َ‬ ‫للاقلے َو َم َْ‬‫فقلے َوا َ ْم ُر ْٓه ِالَى َِ‬ ‫سلَ ََ‬‫َما َ‬
‫فِ ْي َها ٰخ ِلد ُْونََ ﴿البقرة‪﴾٢٧٥:‬‬
3) Dalil yang menerangkan bahwa jual beli yang tidak tunai, hendaknya ditulis
(dicatat), Allah swt.. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 282;

‫س ًّمى‬ َ ‫ْن َٰا َمنُ ْْٓوااِذَا َت َ َدايَ ْنتُــ َْم ِب َديْنَ اِل ٰـَْٓى ا َ َج‬
َ ‫ل ُّم‬ ََ ‫ي ٰـْٓـاَيُّ َها الَّ ِذي‬
﴾٢٨٢:‫﴿البقرة‬.‫لصلے‬ َِ ‫ڪ َْم َكاتِبَم ِب َْالعَ ْد‬ ُ َ‫ب بَ ْين‬َْ ُ ‫اڪتُبُ ْوَهُقلے َو ْليَ ْكت‬
ْ َ‫ف‬
4) Dalil yang menerangkan bahwa jual beli tidak boleh dilakukan secara batil, karena
hasil jual beli dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Firman Allah
swt.dalam Al-Qur’an surah An-Nisā` ayat 29 adalah;

َ‫ل ِا َّْٓلا َ ْن‬ ِ َ‫ڪ َْم ِب ْالب‬


َِ ‫اط‬ ُ َ‫ال تَأ ْ َُكلُ ْْٓواا َ ْم َوال‬
َُ َ‫ڪ َْم بَ ْين‬ ََ ‫ْن َٰا َمنُ ْو‬
ََ ‫ي ٰـْٓـاَيُّ َها الَّ ِذي‬
ََّ ِ‫ڪ َْمقلےا‬
‫ن‬ ُ ‫س‬ َُ ‫ل ت َ ْقتُلُ ْْٓواَا َ ْنف‬
ََ ‫ڪ َْمقلے َو‬
َُ ‫اض ِمن‬ َ ‫ن ت َ َر‬ َْ ‫ع‬ َ َ‫ارة‬ َ ‫ن ِت َج‬ ََ ‫ت َ ُك ْو‬
﴾٢٩:‫﴿النسآء‬.‫ڪ َْم َر ِحيْما‬ ُ ‫ان ِب‬ ََ ‫ڪ‬ َ ‫للا‬ ََ
2.Syarat dan rukun jual beli

Adanya ‘āqid Adanya ma’qūd ‘alaih Adanya sīghat


( penjualdanpembeli ) ( barangyandijualbelikan ) ( ijab dan qabul )
• Balig
•Barang adalah miliksendiri • Dilakukan atas kehendak
• Berakal sendiri
•Barang dapat diserah
• Atas kehendak terimakan • Dilakukan secara langsung
sendiri
•Barang ada manfaatnya • Dilakukan secara bersambung
• Bukan orang yang
terhajru •Barangnya suci (tidak najis) •Tidak digantungkan dengan
• Barangnyateridentifikasi sesuatu yang lain
•Tidak ada batasan waktu
3. Macam-macam model jual beli
a. Berdasarkan kehalalan, jual beli dibagi menjadi 2
macam, yaitu;

1)Jual beli dengan barang yang halal


• Kehalalan suatu barang dapat diketahui melalui
dua hal, yaitu; halal jenisnya dan halal dalam
proses kepemilikan. Barang yang jenisnya halal
adalah barang yang tidak najis, sedangkan barang
yang halal dalam proses kepemilikan adalah
barang-barang yang diperoleh dengan cara yang
halal atau benar, seperti; dari hasil kerja yang
2)Jual beli dengan proses yang benar

•Suka rela
•Kontan
•Setara dalam nilai

b.Jual beli yang terlarang


1)Terlarang karena barangnya

• Ada beberapa barang yang menurut ajaran Islam


haram hukumnya untuk dijual belikan,
diantaranya adalah; khamer, darah, bangkai.
3. Macam-macam model jual beli
2)Terlarang karena prosesnya
• Jual beli yang dilakukan dengan cara menipu
• Jual beli yang barangnya tidak ada
• Jual beli ḥaṣāt atau jual beli lemparan. Artinya, seseorang
yang akan membelibarang tertentu dengan cara melemparkan
sesuatu kepada barang tersebut, apabila lemparan itu sampai,
maka membeli dengan harga tertentu. Jenis jual beli seperti ini
hukumnya haram, karena ada unsur penipuan.
• Jual beli dengan mulāmasah, artinya jual beli dengan cara
sentuhan.
• Jual beli najasy, yakni jual beli dengan menggunakan tukang
tawar.
• Jual beli untuk menyempitkan gerakan pasar, diantaranya
adalah:
4.Hikmah Jual Beli
 Dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia
 Dapat membuka peluang pekerjaan
 Dapat menggerakkan ekonomi umat Islam
5. Hal-hal yang terkait dengan jual beli
Ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari umat Islam ketika melakukan proses jual beli, yaitu;
a. Khiyar
1) Pengertian Khiyār
Pengertian khiyārKhiyār artinya kebebasan melakukan pilihan.Dalam proses jual beli, khiyār berarti kekebasan
para penjual atau pembeli untuk memilih meneruskan atau membatalkan proses jual beli.

2) Macam-macam khiyār
 Khiyār majlis
Khiyār majlis artinya bentuk khiyār yang ditentukan oleh tempat. Artinya, seseorang penjual atau pembeli akan
meneruskan atau membatalkan proses jual beli ditentukan oleh tempat melakukan transaksi sampai mereka berpisah,
tidak boleh penjual melakukan transaksi dengan orang lain. Hali ini sesuai dengan hadis nabi di bawah ini:
 Khiyār syarat
Seorang penjual dan pembeli dalam meneruskan atau membatalkan jual beli ditentukan oleh syarat yang
disepakati.
 Khiyār‘aibi
khiyār‘aibi, artinya seorang penjual dan pembeli meneruskan atau membatalkan proses jual beli ditentukan oleh
ada atau tidaknya cacat suatu barang.

3) Hikmah khiyār
 Untuk membuktikan dan mempertegas adanya kerelaan dari pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian
 Supaya pihak penjual dan pembeli merasa puas dalam proses jual beli
 Untuk menghindarkan terjadinya penipuan dalamproses jual beli
 Untuk menjamin kejujuran antara penjual dan pembeli.
b.Riba
1) Pengertian riba
Riba berasal dari bahasa Arab yang artinya “tambahan”. Di dalam kegiatan ekonomi Islam, seperti; jual beli, sewa-
menyewa dan hutang piutang sering masih dijumpai adanya tambahan tertentu yang diikat dengan suatu perjanjian.
2) Dalil larangan riba
Riba hukumnya haram, sehingga umat Islam dilarang untuk melakukan dalam kondisi apapun. Diantara dalil yang
melarang adalah;

a) Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 278 dan 279.

‫ِن لَّ َْم ت َ ْفعَلُ ْوا‬


َْ ‫فَا‬.ََ‫ن ُكنت َُْم ُّمؤَْ ِمنِيْن‬
َْ ِ‫الرب ٰـْٓواا‬
ِ ََ‫ي ِمن‬ ََ ‫ي ٰـْٓـاَيُّ َها الَّ ِذيْنََ َٰا َمنُوا اتَّقُوا الل َه َوذَ ُر ْوا َما َبَ ِق‬
ََ ‫ظ ِل ُمونََ َو‬
‫ل‬ ْ َ‫ل ت‬ََ ‫ڪ َْمج‬ ُ ‫س ا َ ْم َوا ِل‬َُ ‫ن ت َُْبت َُْم فَلَ ُك َْم ُر ُؤ ْو‬
َْ ِ‫سو ِلهَج َوا‬ َِ ََ‫فَأ ْ َذنُ ْوا ِب َح ْربَ ِمن‬
ُ ‫للا َو َر‬
﴾279-278:‫ ﴿البقرة‬.ََ‫ظلَ ُمون‬ ْ ُ‫ت‬
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang beriman (278).Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah
dan Rasul-Nya.Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu.Kamu tidak berbuat zalim
(merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan) (279). (QS. Al-Baqarah/2:278-279)
b) Hadis Nabi Muhammad saw., di antaranya adalah sebagai berikut;

ِ َ‫للا ﷺ ٰا ِك َل‬
َ‫ ُه ْم‬:َ‫ َوقَا َل‬.َ‫الربَا َو ُمؤْ ِكلَهَُ َو َكاتِبَهَُ َوشَا ِه َد ْيَ ِه‬ ُ ‫ع ْنَ َجابِرَ قَا َلَ لَعَنََ َر‬
َِ َ‫سو ُل‬ َ
)‫ (رواه مسلم‬.َ‫س َواء‬ َ
Artinya: Dari sahabat Jabir, ia berkata:“Rasulullah mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya,dan
orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian beliaubersabda:“Mereka itu semuanyasama
(berdosa)”.(HR. Muslim)
3) Macam-macam riba
a) Riba fadal
Riba fadal adalah riba yang terjadi dalam proses jual beli atau tukar menukar barang. Riba fadalartinya suatu akad untuk
tukar menukar barang antara kwantitas dengan kualitas yang berbeda.
b) Riba nasiah atau riba jahiliyah
Riba nasiah terjadi dalam proses jual beli atau hutang piutang. Dalampraktiknya, riba ini terjadi dalam jual beli dengan
model antara tunai dengan tempo harganya berbeda.
c) Riba Qardi
Riba qardi terjadi khusus dalam proses hutang piutang uang, seperti terjadi dalam dunia perbankan. Dalam praktiknya,
kreditur atau orang atau lembaga yang memiliki uang menyerahkan pinjaman uang kepada debitur atau orang yang
berhutangdengan ketentuan memberikan tambahan dalam pengembalian. Ketentuan ini ditentukan di awal dalam proses
pencairan uang. Sehingga termasuk jenis ribadanhukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.
d) Riba yadi adalah jenis riba yang terjadi khusus dalam proses jual beli. Di dalam praktiknya, riba yadi terjadi dalam
bentuk transaksi jual beli dengan suatu syarat.

4) Hikmah riba
Diharamkan praktik ribadalam praktikekonomi Islam, memberikan hikmah yang sangat besar dalam kehidupan umat
Islam. Diantara hikmah diharamkannya riba bagi umat Islam adalah;
a) Membebaskan penindasan ekonomi seseorang
b) Membebaskan sifat malas umat Islam
c) Memutuskan tali silaturrahmi antar umat Islam
d) Menghindarkan kerusakan individu dan masyarakat di bidang ekonomi
e) Menghindarkan perilaku zalim antara orang kaya terhadap orang miskin
f) Membebaskan hilangnya sikap sosial seseorang
g) Menimbulkan kehancuran ekonomi umat Islam
6. Kerja Sama Ekonomi Islam
a. Syirkah
Menurut bahasa, syirkah artinya bersekutu. Sedangkan menurut istilah, syirkah artinya suatu akad perjanjian kerja sama antara dua
orang atau lebih untuk mengumpulkan modal dalam bentuk uang atau jasa guna melakukan usaha tertentu dengan keuntungan dibagi bersama
sesuai perjanjian. Syirkah dibagi menjadi dua macam, yaitu;
1) Syirkah inan atau syirkah harta
Syirkah inan atau harta adalah suatu akad kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mengumpulkan modal berupa uang untuk usaha
tertentu dengan keuntungan dibagi sesuai perjanjian.
2) Syirkah ‘abdan atau syirkah kerja atau jasa
Syirkah ‘abdan atau syirkah kerja adalah suatu akad kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki kemampuan modal atau
keterampilan untuk melakukan usaha tertentu dengan keuntungan dibagi sesuai perjanjian. Yang termasuk syirkah ‘abdan adalah:

a) Qirād atau mudārabah atau investasi adalah suatu akad untuk menyerahkan modal kepada seseorang guna melakukan jenis usaha tertentu
dengan keuntungan dibagi sesuai perjanjian dan modal kembali kepada pemilik modal. persyaratan seperti berikut;
(1) Adanya modal berupa uang atau barang
(2) Adanya usaha tertentu, seperti; dagang atau perusahaan
(3) Adanya pembagian untung atau kerugian secara bersama-sama sesuai perjanjian
(4) Adanya kedewasaan antara dua belah pihak (pemilik modal dan penerima modal)

b) Musāqah atau paroan kebun adalah suatu akad antara pemilik kebun dengan penggarap untuk mengolah kebun dengan penghasilan dibagi
sesuai perjanjian. Nabi pernah melakukan bentuk musaqah seperti ini.

c) Muzāra’ah adalah suatu akad antara pemilik tanah (berbentuk saw.ah atau ladang) dengan penggarap untuk mengolah tanah dengan
penghasilan dibagi sesuai perjanjian dengan ketentuan bahwabibit dan zakat dibebankan kepada penggarap.

d) Mukhābarah adalah suatu akad antara pemilik tanah (sawah atau kebon) dengan penggarap untuk mengolah tanah dengan penghasilan dibagi
sesuai perjanjian dengan ketentuan bahwa bibit dan zakat dari pemilik tanah.
6. Kerja Sama Ekonomi Islam
b. Perbankan
1) Pengertian bank
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 yang
dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

2) Macam bank
 Bank umum, yang termasuk jenis bank umum adalah; BI,BRI,BNI, BTN, BCA, dan lainnya.
 Bank Islam, yang termasuk jenis bank Islam adalah; Bank Syariah, bank Muammalat, Bank
Perkreditan syari’ah (BPR Syari’ah) dan jenis lainnya.

3) Hukum umat Islam menggunakan jasa bank umum


(a) Halal atau boleh, tetapi sifatnya darurat. Artinya, umat Islam boleh menggunakan jasa bank
umum, sepanjang bank Islam belum mampu memenuhi kebutuhan umat Islam secara
keseluruhan dengan mudah.
(b) Haram, apabila bank Islam sudah mampu dengan mudah memenuhi kebutuhan umat Islam.
Ukuran mampu adalah keberadaan bank Islam sudah seperti bank umum, ada di setiap pelosok
nusantara.
6. Kerja Sama Ekonomi Islam
c. Asuransi
1) Pengertian asuransi
Definisi asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan
dalam bab 9 pasal 246 dijelaskan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah “suatu perjanjian di mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.

2) Macam-macam asuransi
Dilihat dari sasaran dan tujuan dalam pengelolaan, asuransi dapat dibedakan menjadi;
(a) Asuransi Kesehatan, berfungsi untuk menanggung biaya pengobatan ketika pemegang asuransi sakit. Pada umumnya
biaya yang ditanggung oleh asuransi jenis ini adalah biaya rawat inap, biaya obat, biaya konsultasi dan biaya rawat jalan.
(b) Asuransi Pendidikan adalah jenis asuransi yang merupakan investasi yang bisa dimulai sejak dini untuk mempersiapkan
pendidikan putra-putri, mulai pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Kondisi ini dapat membantu orang tua
dalam membiayai pendidikan putra-putri yang kian waktu semakin mahal.
(c) Asuransi Kecelakaan Kerja adalah jenis asuransi untuk para pekerja atau karyawan suatu perusahaan, terutama karyawan
yang bekerja di daerah yang berbahaya. Biasanya premi dibayarkan oleh perusahaan atas nama karyawan yang telah di
daftarkan.
(d) Asuransi Properti dan kendaraan adalah jenis asuransi yang melindungi properti berupa rumah dan kendaraan (roda dua
maupun empat) dari kerusakan atau kemungkinan hilang
(e) Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang secara finansial untuk menjaga segala kemungkinan terburuk, seperti kematian
dan kecelakaan.
3) Hukum umat Islam menggunakan jasa asuransi
Ada beberapa pendapat yang menentukan jenis hukum terhadap praktik asuransi, yaitu;
a) Menurut Sayyid Sabiq, Abdullah Al-Qalqii (mufti Yordania), Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil Al-Muth‘i (mufti Mesir) mengatakan
bahwa segala jenis asuransi hukumnya haram, karena;
 Asuransi sama dengan judi
 Asuransi mengandung ungur-unsur tidak pasti
 Asuransi mengandung unsur riba
 Asurnsi mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis apabila tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya, preminya akan hilang
atau di kurangi
 Premi-premi yang sudah dibayar akan diputar dalam praktik-praktik riba
 Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai
 Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis, dan sama halnya dengan mendahului takdir Allah.

b) Menurut Abdul Wahab Khalaf, Mustafa Akhmad Zarqa (Guru Besar Hukum Islam pada fakultas Syari‘ah Universitas Syria), Muhammad
Yusuf Musa (Guru Besar Hukum Isalm pada Universitas Cairo Mesir) dan Abd. Rakhman Isa (pengarang kitab al-Mu’āmalatul Hadisah wa
Ahkāmuha) mengatakan bahwa asuransi konvensional hukumnya boleh, karena;
 Tidak ada nash (Al-Qur‘an dansunnah) yang melarang asuransi
 Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak
 Saling menguntungkan kedua belah pihak
 Asuransi dapat menanggulangi kepentingan umum, sebab premi-premi yang terkumpul dapat di investasikan untuk proyek-proyek yang
produktif dan pembangunan
 Asuransi termasuk akad mudhrabah (bagi hasil)
 Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Ta‘āwuniyah)
 Asuransi di analogikan (qiyaskan) dengan sistem pensiun seperti taspen
 Menurut Muhammad Abdu Zahrah (Guru Besar Hukum Islam pada Universitas Cairo) mengatakan bahwa asuransi sosial yang bersifat
komersial hukumnya haram. Sedangkan asuransi yang bersifat sosial hukumnya boleh atau halal.
 Asuransi hukumnya syubhat, artinya belum jelas antara halal dan haram, karena tidak ada dalil yang secara jelas menghalalkan atau
mengharamkan. Di dalam Islam berlaku pedoman bahwa sesuatu yang meragukan, sebaiknya ditinggalkan.
4) Persamaan dan perbedaan antara asuransi dan konvensional dan
asuransi syariah
No Persamaan No Perbedaan

1 Keduanya dalam melakukan akad atas dasar suka rela 1 Keberadaan Dewan Pengawas Syariah pada asuransi syariah harus ada,
sedangkan pada asuransi konvensional tidak harus ada.
2 Keduanya memberikan jaminan keamanan kepada anggota 2 Akad pada asuransi syariah bersifat tafakuli (tolong-menolong),sedangkan
pada asuransi konvensional bersifat tadabuli (jual beli), sehingga harus
memperoleh keuntungan
3 Kedunya berjalan sesuai kesepakatan 3 Pada asuransi syariah, premi diinvestasikan dengan sistim bagi hasil
(mudārabah), sedangkan pada asuransi konvensional, premi menjadi milik
perusahaan dengan sistim bunga
4 Keduanya memiliki akad yang bersifat mustamir (terus) 4 Keuntungan investasi dalam asuransi syariah menjadi milik nasabah dan
perusahaan, sedangkan pada asuransi konvensional, keuntungan milik
perusahaan seluruhnya
a. Dapat mewujudkan kesejahteraan umat Islam

b. Dapat mengangkat ekonomi umat Islam menjadi umat yang


kuat

c. Dapat meujudkan pola hidup masyarakat yang rukun dan


damai

d. Dapat memperoleh pahala dan dicintai oleh Allah swt.


MANGGA AH, AKANG MAH BADE
WANGSUL TIPAYUN

Anda mungkin juga menyukai