Anda di halaman 1dari 24

PR

Mikosis paru
• Definisi Infeksi Jamur Infeksi adalah invasi
tubuh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit (Lawrence et al,
2005). Infeksi jamur disebut mikosis (Brooks et
al, 2012)
Anamnesis
• Keluhan pasien mikosis paru mirip dengan
keluhan penyakit paru pada umumnya, tidak
ada keluhan yang patognomonik. Perlu
anamnesis lebih teliti pada pasien dengan
keadaan sebagai berikut (PDPI, 2017) :
• 1. Pasien yang memiliki kondisi imunosupresi
(neutropenia berat, keganasan darah,
transplantasi organ atau kemoterapi).
• 2. Penggunaan jangka panjang alat-alat kesehatan
invasif (ventilator mekanik, kateter vena sentral
dan perifer, kateter urin, kateter lambung, water
sealed drainage, dll).
• 3. Pasien dengan kondisi imunokompromis
akibat penggunaan jangka panjang antibiotika
berspektrum luas, kortikosteroid, obat
imunosupresi.
• 4. Gambaran infiltrat di paru dengan demam
yang tidak membaik setelah pemberian
antibiotika adekuat dengan atau tanpa
adenopati.
• 5. Penyakit kronik seperti keganasan rongga
toraks, PPOK, bronkiektasis, luluh paru, sirosis
hati, insufisiensi renal, diabetes.
• 6. Pasien dengan manifestasi mikosis kulit
berupa lesi eritema nodosum pada
ekstremitas bawah terutama di daerah
endemik jamur tertentu
• 7. Pasien terpajan atau setelah bepergian ke
daerah endemik jamur tertentu
Pemeriksaan Fisik
• Secara klinis gejala mikosis paru sangat
bervariasi, mulai dari gejala ringan sampai
gejala yang paling berat yaitu kematian. Gejala
utama yang sering ditemukan adalah batuk,
batuk kronik dengan dahak, sesak napas,
batuk darah, sakit dada, demam (Sudoyo et al,
2007)
Pemeriksaan penunjang
• Secara umum diagnosis jamur paru ditegakkan melalui
kecurigaan yang tinggi terhadap kemungkinan infeksi
jamur di paru, pemeriksaan diagnostik radiologi,
berupa foto toraks postero- anterior dan lateral, CT
Scan toraks, dan pemeriksaan sputum yang dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu pemeriksaan
mikroskopis jamur secara langsung dan kultur.
• Bronkoskopi dapat dilakukan untuk mengambil
spesimen untuk diperiksa berupa sekret bronkus, untuk
bilasan bronkus, dan transbronkial lung biopsi. Aspirasi
paru dengan jarum juga dapat dilakukan (Zwolska,
2005).
• Gambaran foto toraks pada sebagian besar mikosis
paru tidak menunjukkan ciri khas. Pada foto toraks
dapat ditemukan infiltrat interstisial, konsolidasi, nodul
multipel, kavitas, dan efusi pleura.
• Untuk gambaran yang khas, dapat terlihat pada infeksi
Aspergillus yang membentuk aspergiloma, yaitu
ditemukan fungus ball pada pemeriksaan foto toraks.
• Hasil yang lebih baik didapat dari pemeriksaan CT-scan
toraks. Hasil laboratorium rutin yang mungkin
berkaitan dengan mikosis paru adalah ditemukannya
peningkatan sel eosinofil (PDPI, 2011)
• Baku emas diagnosis mikosis jamur adalah dengan
biakan spesimen atau dengan biopsi jaringan.
• Pemeriksaan mikroskopik spesimen klinik baik secara
langsung maupun dengan pewarnaan harus selalu
dilakukan, karena metode ini dapat mendiagnosis
kemungkinan infeksi jamur secara cepat, mudah, dan
murah meskipun nilai diagnosisnya sangat bervariasi
(10 sampai >90%) tergantung spesies jamur yang
ditemukan.
• Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan
menambahkan larutan garam fisiologis, KOH 10% atau
tinta India (PDPI, 2011).
Faktor resiko
• Kondisi imunokompromis termasuk HIV
• Kolonisasi jamur
• Terpasang alat medis invasif
• Penggunaan jangka panjang antibiotik
berspektrum luas
• Kortikosteroid sistemik
• Obat sitostatika
• Perawatan ruiang intensif
KRITERIA DIAGNOSIS
Ada 3 diagnostik mikosis paru, yaitu:
1. Proven
2. Probable
3. Possible
Kriteria diagnosis
• Kriteria diagnosis mikosis paru/sistemik
ditentukan oleh 3 kriteria yaitu:
• 1. Faktor penjamu, meliputi faktor resiko
(misalnya pemberian jangka panjang
antibiotik, kemoterapi, kortikosteroid jangka
panjang) serta penyakit dasar yang di derita
pasien (misalnya DM, keganasan, penyakit
paru kronik)
Faktor penjamu
• Neutropenia (neutrofil < 500/mm3 selama >
10 hari
• Menerima transplantasi sumsum tulang
alogenik
• Menerima terapi kortikosteroid dengan dosis
minimal setara prednison 0,3 mg/kg/ hari
selama >3 minggu
Faktor penjamu
• Menerima terapi imunosupresan sel T
misalnya siklosporin,penyekat TNF α,antibodi
spesifik (alemtuzumab) atau analog
nukleosida dalam 90 hari terakhir.
• Mengalami imunodefisiensi primer berat(
penyakit granulamatosa kronik)
• Menderita penyakit paru kronik ( TB oaru,
PPOk, keganasan rongga toraks, bronkiektasis,
penyakit paru interstisial
• 2. Gambaran klinis terdiri atas gejala klinis,
pemeriksaan radiologi dan hasil laboratorium
umum.
• Mayor : terdapat salah satu dari 3 kondisi berikut
pada CT scan lesi padat dengan atau tanpa halo
sign, air cresent sign atau kavitas
• Minor : gejala infeksi saluran napas bawah (
batuk, nyeri dada, sesak napas, hemoptisis, dll.
Pemeriksaan fisi terdapat pleural rub. Gambaran
infiltrat baru yang tidak sesuai kriteria mayor
• Hasil mikologi :
• Pemeriksaan langsung : ditemukan elemen jamur
kapang dari spesimen sputum, BAL, bilasan
bronkus, aspirat sinus, pertumbuhan jamur
kapang dalm medium biakan.
• Pemeriksaan tidak langsung :
• Aspergilosis : anigen galaktomanan terdeteksi
dalam serum, BAL atau LSS
• Penyakit jamur invasif selain kriptokokosis dan
zyghomikosis menunjukkan B-D glucan terdeteksi
dalam serum.
Kriteria diagnosis proven
• 1. Ditemukan faktor penjamu dan gambaran klinis.
• 2. Dan hasil pemeriksaan mikologi positif sebagai
berikut:
• a. Pemeriksaan histologi atau sitokimia menunjukkan
elemen jamur positif dari hasil biopsi atau aspirasi
disertai bukti kerusakan jaringan
• b. Atau biakan positif dari spesimen yang berasal dari
spesimen yang berasal dari tempat steril serta secara
klinis dan radiologi menunjukkan kelainan/lesi yang
sesuai dengan infeksi.
• c. Atau pemeriksaan mikroskopis/antigen dari likuor
serebrospinal.
Kriteria diagnosis probable:

• 1. Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor


penjamu.
• 2. Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria
klinis minor pada lokasi lesi abnormal yang
sesuai denagn kondisi infeksi klinis atau
radiologis.
• 3. Satu kriteria mikologi.
Kriteria diagnosis possible:
• 1. Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor
penjamu
• 2. Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria
klinis minor dari lokasi lesi abnormal yang
sesuai denagn kondisi infeksi secara klinis atau
radiologi.
• 3. Tanpa kriteria mikologi atau hasil
pemeriksaan mikologi negatif.
Tata Laksana
• Terdiri dari medika mentosa dan pembedahan
( aspergiloma, hemoptisis berulang atau
masif)
• Obat anti jamur dapat diberikan sebagai terapi
profilaksis, empiris, pre emptive (targeted
prophylaxis) dan definitif
• 1. Terapi profilaksis : pada pasien dengan
faktor resiko tertentu, tanpa tanda infeksi
misalnya penerima transplatasi organ atau
sumsum tulang
• Terapi empiris: pada pasien dengan faktor
resiko tertentu tetapi pemeriksaan mikologi
belum dilakukan atau belum ada hasil
(possible)
• Terapi pre emptive : pada pasien faktor resiko
tertentu, disertai gejala klinis,, hasil
pemeriksaan radiologi dan atau labratorium
yang mencurigakan jamur (probable)
• Terapi definitif (proven)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai