Anda di halaman 1dari 32

Disusun oleh :

Afni Ayu Octavia


Aulia Rosiana
Devi Sundari
Dwi Lia Octaviany
Eka Aning Safitri
Nada Aprilia Lutfi
Reasus Bobby
Yunika Putri A.

PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI PADA
KASUS LOW BACK PAIN
E.C SPONDYLOSIS
LUMBAL 5
LATAR BELAKANG

 Menurut Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI) menemukan


bahwa jumlah penderita LBP sebanyak 35,86% dari total kunjungan
pasien nyeri punggung bawah 45% dari penderita low back pain
adalah wanita, dan persentase penderita tertinggi pada rentang umur
41 hingga 60 tahun (Purba, 2006). Penyebab nyeri punggung bervariasi
namun secara garis besar diantaranya adalah spondilogenik.
 Di Amerika Serikat, lebih dari 80% individu yang berusia lebih dari 40
tahun mengalami spondilosis lumbalis, meningkat dari 3% pada idividu
berusia 20-29 tahun. Hal ini meningkat, dan mungkin tidak dapat
dihindari, bersamaan dengan usia. Kira-kira 84% pria dan 74% wanita
mempunyai osteofit vertebralis, yang sering terjadi setinggi T9-10. Kira-
kira 30% pria dan 25% wanita berusia 55-64 tahun mempunyai osteofit
lumbalis (Mahadewa dan Maliawan, 2009).
Apakah TENS dapat
menggurangi nyeri pada
kondisi Low Back Pain(LBP)?
Apakah pemberian terapi
latihan dapat menambah
Rumusan lingkup gerak sendi,
Masalah kekuatan otot, dan
meningkatkan aktivitas
fungsional pada low back
pain (LBP) ec spondylosis
lumbal 5
PENDAHULUAN
• Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari
gangguan musculoskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari
mobilisasi yang salah (Zamma Idyan, 2007). Salah satunya nyeri
punggung spondilogenik yaitu LBP ec spondylosis
DEFINISI • Spondilosis adalah gangguan degeneratif yang menyebabkan hilangnya
struktur dan fungsi normal tulang belakang.

•Dapat mengenai daerah cervical, thoracal, dan/atau lumbal yang


mempengaruhi diskus intervertebralis dan facet joints (Kalim, 1996)
LOKASI

• spondylitis deformans atau spondylosis meningkat secara linear sekitar


0% - 72% antara usia 39 – 70 tahun
• degenerasi diskus terjadi sekitar 16% pada usia 20 tahun dan sekitar
INSIDENSI 98% pada usia 70 tahun
Spondilosis lumbalis
DEFINISI
Perubahan pada sendi tulang belakang
dengan ciri khas bertambahnya
degenerasi discus intervertebralis yang
diikuti perubahan pada tulang dan
jaringan lunak
ANATOMI

1. Vertebra cervical I – VI
2. Vertebra thoracalis I – XII
3. Vertebra Lumbalis I – V
4. Os. Sacrum
5. Os. Coccygea
6. Atlas
7. Axis
8. Vertebra prominens
9. Foramen intervertebralis
10. Promotorium
1. M. erector spine
2. Fascia thoraco lumbalis
3. M. trigonum lumbal
4. M. obliqus externus abdominalis
5. M. seratus posterior
6. M. seratus anterior
7. M. latisimus dorsi
1. M. Rectus abdominis
2. M. Rectus abdominis
3. M. Obliqus eksternus
4. M. Obliqus internus
ETIOLOGI

• Proses penuaan  degenerasi tulang


vertebrae
• degenerasi diskus terjadi sekitar 16% pada
usia 20 tahun dan sekitar 98% pada usia 70
Usia tahun

• insiden trauma pada lumbar


• indeks massa tubuh
• beban pada lumbal (twisting, mengangkat,
Aktivitas dan membungkuk, postur jelek yang terus menerus)
pekerjaan • vibrasi seluruh tubuh (seperti berkendaraan)
LANJUTAN
• sekitar ½ (47 – 66%) spondylosis berkaitan
dengan faktor genetik dan lingkungan,
sedangkan hanya 2 – 10% berkaitan
Herediter dengan beban fisik dan resistance training

• Osteofit dapat terbentuk akibat adanya


adaptasi fungsional terhadap instabilitas
Adaptasi atau perubahan tuntutan pada vertebra
lumbar
fungsional
TANDA DAN GEJALA
Onset

Gambaran Nyeri
radiografi

Kelemahan Referred
otot pain

Keterbatasan Parasthesia
gerakan
Spasme
otot
PATOFISIOLOGI
• Annulus fibrosus menjadi kasar,
collagen fiber cenderung melonggar
Diskus
dan muncul retak pada berbagai
intervertebralis
sisi. Nucleus pulposus kehilangan
cairan. Tinggi diskus berkurang

• adanya lipping yang disebabkan oleh


Corpus adanya perubahan mekanisme diskus
vertebra yang menghasilkan penarikan dari
periosteum dari annulus fibrosus.

• dapat menjadi memendek dan


Ligamentum menebal terutama pada daerah yang
intervertebralis sangat mengalami perubahan.selaput
meningeal
Osteofit terbentuk pada margin permukaan
articular dan bersama-sama dengan penebalan
Sendi apophysial kapsular, dapat menyebabkan penekanan pada
akar saraf dan mengurangi lumen pada foramen
intervertebralis
PROGNOSIS

 BAIK
BEBERAPA GEJALA JANGKA PANJANG :
• Nyeri punggung beberapa minggu
sembuh dari
• Nyeri leher onset timbulnya gejala
GEJALA PARAH OPERASI
BEBERAPA : - masalah BAK & BAB
- kelumpuhan
- sakit kronis
- gejala yang serius
Skoliosis merupakan komplikasi yang
paling sering ditemukan pada penderita
nyeri punggung bawah karena spondilosis.
Hal ini terjadi karena pasien selalu
memposisikan tubuhnya kearah yang lebih
nyaman tanpa mempedulikan sikap tubuh
normal.

KOMPLIKASI
Diagnosis Banding

Hernia nukleus
Entrapment
pulposus
neuritis
(HNP)

Neuritis primer
Penatalaksanaan
Studi Kasus
Tanda – Tanda Vital
BP : 130/90mmHg
1. Anamnesis Umum :
HR : 75 kali / menit
1) Nama : Ny. N
RR : 26 kali / menit
Temperatur : 36 ⁰C
2) Umur : 37 tahun
3) Jenis Kelamin: Perempuan
4) Alamat : Polokarto,sukoharjo
Antropometri
5) Pekerjaan : petani
6) Agama : Islam Berat badan : 80 kg

Tinggi badan : 150 cm

IMT : 80 kg/(1,5)2 m = 26,7


Catatan Klinis :
Hasil pemeriksaan MRI lumbal
Tanggal 17 mei 2018
Kesan :
 Spondylosis lumbalis dengan
muskular paravetrebra spasme
 Central prostution degeneratif
dics. Disease pada DIV L4- L5
yang menyebabkan stenosis
canalis spinalis dan meiritasi
radiks sinistra
 Ikut terlihat mass kristik l.k 3,5
cm x 3,2 cm x 2,4 cm di adnexa
dextra.
2. Anamnesis Khusus :
Keluhan Utama :
Sakit punggung bawah yang menjalar sampai tungkai
kiri dan kesemutan

RPS :
pasien merasakan nyeri pada punggung bawah sejak 1 tahun lebih
dua bulan. Nyeri terutama pada bagian kiri dan terdapat kesemutan ada
tungkai bawah. Px adalah seorang buruh tani, px mengeluhkan nyeri pada
saat kecapekan. untuk mengurangi nyerinya pasien mengoleskan balsem,
namun tidak ada perubahan , kemudian px kontrol ke dokter spesialis
penyakit dalam, dan dokter spesialis orthopedi di RSUD sukoharjo, untuk
melakukan periksa dan rontgen, kemudian px disarankan untuk
melakukantindakan fisioterapi di RSO.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah operasi mastectomy.

Riwayat Pribadi :
Pasien adalah seorang buruh tani yang kesehariannya di sawah, px
sering megendong karung yang berisi rumput, menanam padi, px tinggal
bersma dengan suaminya

Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti
pasien

Riwayat penyakit penyerta:


Px memiliki riwayat vertigo, hipertensi, DM, kista pada perut bagian
kanan.
3. Anamnesis Sistem :
• Sistem Kepala-Leher
• Sistem Kardiovaskuler
• Sistem Respirasi
• Sistem Gastrointestinal
• Sistem Urogenital
• Sistem Nervorum :
• Sistem Musculoskeletal :
Px merasakan kesemutan
 Nyeri tekan pada M. paravertebrae.
menjalar di kedua tungkai bawah
 Terdapat nyeri pada saat fleksi trunk dan
lateral fleksi kanan.
 Terdapat spasme quadrisep kiri
Inspeksi Palpasi

Inspeksi Statis : • Adanya nyeri tekan pada


• Pasien tampak membungkuk m.paravertebra lumbal
• Bahu pasien tampak simetris • Adanya spasme pada
• Tidak tampak kemerahan pada m.paravertebra lumbal
daerah pinggang • Tidak ada pebedaan suhu
• Tiak tampak bengkak pada daerah lokal antara pinggang
pinggang kanan dan kiri
• Tidak ada bengkak.
Inspeksi Dinamis :
• Pasien tampak pelan-pelan saat
berjalan

Perkusi : Auskultasi :
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
PGFD :

• Gerak pasif
Tidak dilakukan pemeriksaan
• Gerak aktif
Gerakan fleksi trunk tidak full ROM, ada nyeri dan koordinasi
gerak baik, gerakan ekstensi full ROM, tidak ada nyeri dan
koordinasi gerak baik, gerak lateral fleksi kanan tidak full ROM,
adanya nyeridan koordinasi gerak baik, gerak kiri full ROM,
tidak ada nyeri dan koordinasi gerak baik
• Gerak aktif melawan tahanan
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Spesifik

PEMERIKSAAN NYERI
TES PROVOKASI NYERI:
DENGAN SKALA VDS
TES LASEQUE (+)
1. Nyeri diam : 1
TES BRAGARD (+)
2. Nyeri tekan : 2
TES NERI (+)
3. Nyeri gerak : 4

Pemeriksaan LGS dengan Midline

Gerakan Posisi awal (cm) Posisi akhir (cm) LGS (cm)


Fleksi 38 44 6
Ekstensi 38 42 4
Lateral fleksi kanan 57 46 11

Lateral fleksi kiri 57 38 19


Pemeriksaan ADL dengan ODI
No Aktivitas fungsional Skor
1 Intensitas nyeri 2
2 Perawatan diri 1
3 Aktivitas mengangkat 2
4 Berjalan 3
5 Duduk 3
6 Berdiri 2
7 Tidur 1
8 Aktivitas seksual -
9 Kehidupan sosial 2
10 Rekreasi 2
Jumlah 18
Prosentase 40% (Moderate Disability)
Problematika Fisioterapi
Impairment

Functional Limitation

Participation Restriction
Penatalaksanaan
Fisioterapi

Tujuan Jangka Pendek :


• Mengurangi spasme pada Tujuan Jangka Panjang :
otot paravertebra lumbal • Meningkatkan kekuatan
• Mengurangi nyeri diam, otot inti, dan
tekan dan gerak pada meningkatkan postur
pinggang bawah • Meningkatkan dan
• Meningkatkan LGS gerak mengembalikan
aktif pada gerakan fleksi dan kemampuan fungsional
lateral fleksi pasien seoptimal
mungkin.
Modalitas Fisioterapi
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
adalah modalitas mengurangi nyeri yang dapat
memungkinkan pasien beraktifitas dengan
nyaman tanpa obat (Lukman dan Ningsih, 2011)

William Flexion Exercise adalah salah satu bentuk


latihan yang bertujuan mengurangi nyeri punggung
bawah. Caranya adalah dengan menguatkan
(strengthening ) otot-otot abdomen dan gluteus
maksimus, serta mengulur (stretching ) otot-otot
ekstensor punggung. Bentuk latihannya berupa fleksi
lumbosakral dengan 6 gerakan.
Evaluasi

Evaluasi nyeri dengan


VAS

Nyeri T1 T2 T3 T4
Nyeri diam 1 cm 1 cm 0 cm 0 cm
Nyeri tekan pada otot para 2 cm 2 cm 1 cm 1 cm
vertebra
Nyeri gerak 4 cm 4 cm 3 cm 2 cm

Evaluasi LGS dengan


midline

Gerak T1 T2 T3 T4
Fleksi 6 cm 7 cm 9 cm 10 cm
Lateral Fleksi 11 cm 11,5 cm 14 cm 14,5 cm
Kanan
Pemeriksaan ADL dengan ODI
Bagian T1 T4
Intensitas nyeri 2 1
Perawatan diri 1 0
Aktivitas mengangkat 2 1
Berjalan 3 1
Duduk 3 1
Berdiri 2 1
Tidur 1 0
Aktivitas seksual - -
Kehidupan sosial 2 1
Rekreasi 2 1
JUMLAH 18 7
PROSENTASE 40% 16%
KATEGORI MODERATE DISABILITY MINIMAL DISABILITY

Anda mungkin juga menyukai