b. Resuscitation of patients in bypovolemic shock • Intravenous lines • Crystalloid solution • Blood administration • Hypothermia • Urinary output c. External fixation d. Pelvic C-clamp e. Angiographic embolization DEFINITIVE SURGICAL TREATMENT Internal fixation • Banyak tehnik yang dapat dilakukan tergantung pada tipe frakturnya. Pada fraktur posterior tidak stabil memerlukan stabilisasi posterior. Pemasangan plat pada dislokasi simfisis utama harus dilakukan pada tulang inominate yang intak karena dapat memoerbaiki dislokasi posterior pelvis; selain itu, reduksi posterior juga biasanya dilakukan. DEFINITIVE SURGICAL TREATMENT Anterior pubic symphisis plating • Reduksi dan fiksasi sederhana pada diastasis simfisis pubis yang lebih dari 2,5cm dapat dilakukan segera sebelum atau sesudah laparotomi dengan pemanjangan insisi bagian distal laparotomi atau pada penundaan dengan menggunakan insisi Pfannenstiel. • Open-book injuries Reduksi dengan menggunakan tenaculum Weber dilakukan pada kasus open-book injuries. Clamp diletakkan pada bagian anterior melewati otot rectus. Pokok dari tenaculum diletakkan pada permukaan yang sejajar dengan pubis. Penempatan utama clamp pada tingkat yang sama dengan badan pubis sehingga terjadi penutupan, pada setiap rotasi arah sagital dikurangi. • Posteriorly displaced hemipelvis Jika hemipelvis posterior terjadi dislokasi, bagian anteriornya dapat diarahkan secara paksa dengan menggunakan Jungbluth pelvic reduction clamp. Plat dan murnya dapat diletakkan dibelakang pubis untuk mencegah clamp keluar. • Fixation hardware Biasanya menggunakan beberapa plat dan mur. Matta merekomendasikan enam lubang, 3.5mm, plat rekonstruksi bengkok. Plat ganda dapat dilakukan untuk membuktikan stabilitas jika fiksasi posterior tidak bisa dilakukan. DEFINITIVE SURGICAL TREATMENT Pubic rami fractures • Terapi kebanyakan bersifat non-operatif. Pada fraktur tidak stabil dilakukan pemasangan plat melewati arah ilioinguinal.
Posterior pelvic ring fixation
• Dislokasi sendi sakroiliaka biasanya membutuhkan reduksi terbuka. Non-anatomi reduksi sakroiliaka berhubungan dengan nyeri jangka panjang. Dislokasi vertical malunion dapat menghasilkan panjang kaki yang tidak sesuai dan posisi duduk yang tidak seimbang. DEFINITIVE SURGICAL TREATMENT Crescent fractures • Fraktur-dislokasi pada sendi sakroiliaka dapat melibatkan bagian dari sacrum atau ilium. Fiksasi dapat dilakukan dengan interefragmentary lag screws jika bagian utuh dari ilium besar dan benar-benar menempel pada sacrum. (mur iliosakral tidak dibutuhkan.) Jika fragment kecil atau ligament posterior mengalami cedera, fiksasi internal dengan menggunakan mur iliosakral dapat dilakukan. Iliac wing fractures • Dislokasi atau ketidakstabilan fraktur pada iliac wing membutuhkan fiksasi yang melewati jalur ilioinguinal. Bagian iliac wing adalah bagian yang sangat tipis kecuali sekitar puncak atau bagian lebar dekat asetabulum. Terapinya adalah dengan fiksasi pada bagian puncak dengan menggunakan plat (pada bagian dalam atau luar dari ilium) atau fiksasi panjang, 3,5mm mur ditempatkan antara tables. NONOPERATIVE TREATMENT a. Stable, nondisplace or minimal displace fractures Cedera kompresi lateral dimana fraktur sacrum terjepit biasanya stabil dan dapat ditangani dengan weightbearing pada sisi yang tidak dipengaruhi. b. Simple open-book fractures Cedera pada diastasis pubis kurang dari 2.5cm dapat diterapi nonoperatif. c. Unstable and severely displaced fractures Terapi nonoperatif pada dislokasi fraktur berat atau tidak stabil memerlukan imobilisasi yang lama dan menghasilkan hasil akhir yang buruk. d. Early mobilization Mobilisasi awal dilakukan untuk mencegah terjadinya komlikasi pada tirah bari lama. e. Skeletal traction Fraktur vertical tidak stabil pada pasien dimana merupakan kontraindikasi pada tindakan operatif dapat dilakukan traksi otot.