Anda di halaman 1dari 40

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN

PSIKOLOGI IBU BERSALIN


KALA I, II, III DAN IV

NURHIDAYAH
UTERUS
 Mulai persalinan, jaringan miometrium
berkontraksi dan berelaksasi, pada saat retraksi
tidak kembali ke ukuran semula tapi berubah ke
ukuran yang lebih pendek secara progresif.
 Perubahan otot uterus pada proses kontraksi,
relaksasi dan retraksi, lama kelamaan uterus
menjadi semakin kecil. Proses ini merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan janin turun
ke serviks.
 Kontraksi uterus mulai dari fundus dan uterus
melebar sampai kebawah abdomen dengan
dominasi tarikan kearah fundus (fundus
dominan).
SERVIKS
Sebelum proses persalinan servis berubah menjadi
lembut, mendekati proses persalinan serviks
menipis dan membuka.

Gambaran proses persalinan.


 Penipisan serviks
 semakin efektif uterus berkontraksi serviks
menjadi lebih tipis.
 Dilatasi
 Kelanjutan dari penipisan serviks, tahap
berikutnya yaitu pembukaan.
 Dilatasi/pembukaan serviks di ketahui melalui
pemeriksaan intaravagina (VT/Pemeriksaan
dalam).
Diameter pembukaan serviks di bagi menjadi 2 fase :
 Fase laten

Pembukaan mencapai 3 cm berlangsung kurang


lebih 8 jam.
 Fase aktif dibagi menjadi 3:

1. Fase akselerasi, pembukaan serviks 3 – 4 cm


dalam waktu 2 jam
2. Fase dilatasi maksimal, pembukaan 4 – 9 cm
dalam waktu 2 jam
3. Fase deselerasi, pembukaan 9 – 10 cm dalam
waktu 2 jam.
Fase diatas terjadi pada ibu primigravida.
Primigravida berlangsung 13 jam. Sedangkan pada
multigravida selama 7 jam.
KETUBAN

 Ketuban pecah sendiri ketika pembukaan


hampir atau sudah lengkap, kadang ketuban
harus dipecahkan bila pembukaan sudah
lengkap (amniotomi). Bila ketuban pecah
sebelum pembukaan 5 cm disebut Ketuban
Pecah Dini (KPD).
TEKANAN DARAH

 Selama kontraksi tekanan darah mengalami


peningkatan yaitu sistol rata – rata 15 – 20
mmHg dan diastol rata – rata 5 – 10 mmHg.
 Periksa selalu tekanan darah selama interval
kontraksi.
 Mengubah posisi pasien (terlentang ke miring
kiri), untuk menghindari perubahan tekanan
darah
 Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat
meningkatkan tekanan darah.
 Meningkatnya tekanan darah, periksa
kemungkinan lain untuk menyingkirkan
kemungkinan terjadi pre-eklampsi.
METABOLISME

 Metabolisteme karbohidrat aerob maupun


anaerob meningkat, hal ini terjadi karena akibat
kecematasan dan aktivitas otot rangka.

 Peningkatan metabolisme dilihat dari


peningkatan suhu tubuh, denyut nadi,
pernapasan, curah jantung, dan cairan yang
hilang.
SUHU TUBUH

 Suhu tubuh meningkat selama proses persalinan


dan segera setelah bayi lahir.

 Peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5 – 1° masih


dianggap normal, peningkatan tersebut
mencerminkan peningkatan metabolism selama
persalinan.
DETAK JANTUNG
 Frekuensi denyut nadi di antara kontraksi
sedikit lebih tinggi dibanding selama periode
menjelang persalinan.
 Peningkatan denyut jantung dianggap normal.

PERNAPASAN
 Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan
dianggap normal selama persalinan, hal ini
dikarenakan adanya peningkatan metabolisme
PERUBAHAN RENAL (BERKAITAN
DENGAN GINJAL)

Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap 2


jam) untuk mengetahui adanya distensi, harus
dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan
akibat kandung kemih yang penuh yang akan
mencega penurunan bagian terendah janin dan
trauma pada kandung kemih akibat penekanan
yang lama yang akan menyebabkan hipotonia
kandung kemih karena dan retensi urine selama
periode pascapersalinan.
GASTROINTESTINAL

 Motilitas dan absorsi labung terhadap makanan


padat jauh berkurang akan semakin memburuk
karena penurunan sekresi asam lambung selama
persalinan.
 Saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga
pengosongan lambung menjadi lebih lama.
 Makanan yang dimakan selama selama periode
menjelang persalinan atau fase laten persalinan
cenderung akan tetap berada di lambung selama
persalinan.
 Lambung yang penuh dapat menimbulkan
ketidaknyamanan selama persalinan
 Perubahan salur an cerna kemungkinan timbul
sebagai respon terhadap salah satu kombinasi antara
faktor-faktor seperti kontraksi uterus, nyeri, rasa
takut, khawatir, obat atau komplikasi.
HEMATOLOGI

 Hematologi meningkat rata- rata 1,2 mg%


selama persalinan dan kembali ke kadar sebelum
persainan pada hari pertama pascapersalinan.
 Koagulasi darah berkurang dan terdapat
peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut
 Sel darah putih meningkat selama kala 1 sebesar
kurang lebih 5ribu/ul pada saat pembukaan
lengkap.
 Gula darah menurun selama proses persalinan,
dan menurun drastic pada persalinan yang lama
dan sulit. Terjadi akibat aktivitas otot uterus
dan rangka.
PERUBAHAN PSIKOLOGI
KALA I
KALA I FASE LATEN

 Pasien belum yakin akan melahirkan meskipun


sudah ada tanda – tanda persalinan
 Sangat penting support mental dari keluarga dan
bidan untuk kemajuan persalinan.
 Beberapa pasien dapat memanajemen rasa sakit
yang di timbulkan akibat his dengan cara
mengatur napas, memilih posisi yang nyaman,
memnerima keadaan bahwa harus menghadapi
persalinan dari awal sampai akhir.
KALA I FASE AKTIF
 Sebagian besar pasien mengalami penurunan
stamina dan sudah tidak mampu lagi turun dari
tempat tidur.
 Pada fase ini ibu primigavida tidak suka diajak
bicara dan dinasehati mereka lebih fokus untuk
berjuang mengendalikan rasa sakit dan keinginan
untuk meneran.
 Bila tidak dapat mengendalikan rasa sakit ia akan
menangis, teriak – teriak bahkan akan meluapkan
kamarahannya kepada suami atau orang terdekat.
 Support dari orang – orang terdekat sangat sedikit
berpengaruh.
 Kondisi ruangan yang tenang dan tidak banyak
orang akan sedikit mengurangi perasaan kesalnya.
KALA I AKHIR

 Memasuki kala II pasien sudah dapat mengatasi


kembali rasa sakit akibat his.
 Kepercayaan diri mulai tumbuh

 Kembali bersemangat menghadapi persalinan.

 Fokus pada instruksi yang diberikan oleh bidan

 Membutuhkan dukungan mental.


DUKUNGAN BIDAN PADA PROSES
ADAPTASI PSIKOLOGI KALA I
KALA I FASE LATEN
 Bidan menentramkan hati pasien
 Bangun rasa percaya diri dari pasien dengan
menunjukan sikap bersahabat dan dapat diandakan
 Bidan mengajak pasien berdiskusi mengenai posisi
yang akan dipilih saat persalinan
 Mengingatkan kembali pasien mengenai proses
persalinan dengan menyediakan buku atau kaset
video.
 Bidan membiarkan pasien untuk melakukan gerakan
atau aktivitas serta posisi yang bisa mengurangi rasa
sakit dengan memberi beberapa arternatif seperti
mandi air hangat, jongkok, duduk diatas bola besar
sambil membaca novel kesukaan dan lain – lain.
KALA I FASE AKTIF
 Bidan sangat di butuhkan oleh pasien
 Rasa sakit yang sangat kadang membuat pasien
putus asa.
Dalam saat seperti ini bidan dituntut untuk bisa
mengurangi rasa sakit.
 Bidan memberikan semangat dan dukungan
dengan mengatakan kata – kata penyemangat.
 Memberi makan dan minum disela – sela
kontrasi.
KALA I AKHIR
 Bidan kembali menyakinankan kemampuan
pasien untuk melahirkan bayinya.
 Bantu pasien menentukan posisi yang ia rasa
paling nyaman dan bekerjasama dengan
pendamping atau suami pasien.
 Berikan bimbingan cara mengatur napas dan
meneran yang benar. hindari instruksi yang
berulang – ulang mengenai hal ini.
 Bila ada tenaga kesehatan lain atau mahasiswa
praktek hindari suasana yang membuat pasien
seolah – olah menjadi bahan tontonan atau objek
pembelajaran.
PERUBAHAN PSIKOLOGI
KALA II
o Pada kala II kontaksi uterus menjadi lebih kuat
dan lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali
dengan durasi > 40 detik
o Intensitas semakin kuat dan lama.
o Kepala bayi sudah masuk ruang panggul
o Pada his dirasakan adanya tekanan pada otot –
otot dasar panggul yang secara refleks
menimbulkan rasa ingin meneran.
UTERUS
 Saat ada his, uterus uterus terasa sangat keras
karena seluruh ototnya berkontraksi
 Kontraksi didominasi otot fundus yang menarik
otot bawah rahim keatas sehingga menyebabkan
pembukaan serviks.

SERVIKS
o Serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal.
Pergeseran Rongga Dasar Panggul
o Tekanan pada dasar otot panggul oleh kepala
janin menyebabkan pasien ingin meneran.
o Perinium menonjol dan menjadi lebar
o Anus membuka
o Labia mulai membuka dan tampak kepala janin
pada vulva saat ada his.

Ekspulsi janin
o Dasar panggul sudah berelaksasi
o His serta kekuatan meneran maksimal kepala
janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah
simfisis, kemudian dahi, muka dan dagu
melewati perinium. Lahirlah badan dan anggota
tubuh bayi lainnya.
TEKANAN DARAH
 Tekanan darah meningkat lagi 15 25 mmHg
 Upaya meneran juga mempengaruhi tekanan
darah.

Metabolisme
o Peningkatan metabolisme terus
berlanjuthingga kala II
o Upaya meneran pasien menambah aktifitas
otot – otot rangka sehingga menimbulkan
metabolisme.
DENYUT NADI
 Frekuensi denyut nadi bervariasi setiap kali
pasien meneran.
 Frekuensi nadi meningkat selama kala II
disertai takikardi.

SUHU
o Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada proses
persalinan.

PERNAPASAN
o Sama seperti kala I
PERUBAHAN GASTROINTESTINAL
 Penurunan motilitas lambung dan absorsi yang
hebat berlangsung sampai kala II
 Mual dan muntah mereda pada kala II.

Perubahan Ginjal
Sama seperti kala I

Perubahan Hematologi
Sama seperti pada kala I
ASUHAN SAYANG IBU
 Asuhan yang aman berdasarkan evidance based
 Membantu pasien merasa nyaman dan aman
selama proses persalinan.
 Menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan proses alami.
 Berpusat pada pasien

 Menjamin bahwa pasien dan keluarga diberitahu


tentang apa yang sedang terjadidan apa yang
bisa diharapkan.
FISIOLOGI KALA III
Mekanisme pelepasan plasenta
o Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak
berada dalam uterus.
o Kontraksi uterus tetap berlangsung dan ukuran
rongga mengecil.
PEMULAAN PROSES PELEPASAN PLASENTA
 Menurut Duncan
plasenta lepas mulai dari pagian pinggir disertai
dengan adanya tanda darah yang keluar dari
vagina.
 Menurut schultz

plasenta lepas dari bagian tengah dengan tanda


adanya pemanjangan tali pusat yang terlihat di
vagina.
 Terjadi serempak atau kombinasi dari
keduannya
TANDA – TANDA KLINIS PELEPASAN
PLASENTA

 Semburan darah
Disebabkan karena penyumbatan retroplasenta
pecah saat plasenta lepas.
 Tali pusat memanjang

Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke


segmen uterus yang lebih bawah atau rongga
vagina.
 Perubahan bentuk uterus

Disebabkan karena kontraksi uterus.


 Perubahan dalam posisi uterus yaitu uterus naik
didalam abdome.
MANAJEMEN AKTIF KALA III
Mengupayakan kala III selesai secepat mungkin
dengan melakukan langkah – langkah yang
memungkinkan plasenta lepas dan lahi lebih cepat.

Tujuan
1. Mengurangi kejadian perdarahan pascamelahirkan

2. Mengurangi lamanya kala III

3. Mengurangi penggunaan tranfusi darah

4. Mengurangi penggunaan terapi oksitosin.


KOMPONEN MANAJEMEN AKTIF KALA III
 Pemberian oksitosin IM segera setelah bayi lahir
 Tali pusat diklem

 Plasenta dilahirkan melalui peregangan tali pusat


terkendali dengan menahan fundus uterus secara
dorsolkranial.
 Begitu plasenta dilahirkan, lakukan masase pada
fundus uterus secara sirkular agar uterus tetap
berkontraksi dengan baik serta untuk mendorong ke
luar setiap gumpalan darah yang ada dalam uterus.
KEBUTUHAN IBU PADA KALA III
1. Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau
pendamping.
2. Penghargaan terhadap proses kelahiran janin
yang telah diakui
3. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien
sekarang dan tindakan apa yang akan
dilakukan
4. Penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan
untuk membantu mempercepat kelahiran
plasenta .
5. Bebas dari rasa risih akibat babagian bawah
yang basah oleh karena darah dan air ketuban.
ASUHAN KALA IV
 Kematian ibu banyak terjadi banyak terjadi pada
kala IV, oleh karena itu bidan tidak boleh
meninggalkan pasien dan bayi sendiri.
FISIOLOGI KALA IV
 Tanda Vital
 Dua jam pertama setelah persalinan tekanan
darah, nadi, dan pernapasan akan kembali
normal.
 Suhu biasanya mengalami peningkatan.

 Gemetar
 Hal ini normal sepanjang suhu masih dalam
batas normal.
 Terjadi karena hilangnya ketegangan dan
sejumlah energi selama proses persalinan.
SISTEM GASTROINTESTINAL
 Selama 2 jam pascapersalinan kadang dijumpai
pasien pasien merasa mual dan muntah.

Sisten renal
o selama 2- 4 jam pascapersalinan kandung kemih
masih dalam kaeadaan penuh akibat adanya
alostaksis.
o Setelah melahirkan sebaiknya kandung kemih
tetap kosong guna mencegah uterus berubah
posisidan terjadi atonia uteri.
SERVIKS

 Perubahan – perubahan pada serviks terjadi


segera setelah bayi lahir.
 Setelah bayi lahir tangan bisa masuk kedalam
rongga rahim, setelah 2 jam hanya dapat
dimasuki dua atau tiga jari.

Perinium
o Segera setelah melahirkan, perinium menjadi
kendur karena sbelumnya teregang oleh tekanan
bayi yang bergerak maju
o Lima hari pascapersalinan perinium sudah
mendapatkan kembali sebagian tonusnya.
VULVA DAN VAGINA
 Mengalami penekanan dan peregangan selama
proses persalinan.
 Setelah beberapa hari pertama kedua organ
tetap kendur.
 Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan sebelumhamil
PENGELUARAN ASI
 Setelah lahir plasenta hormon estrogen,
progesteron dan human plasenta Lactogen
Hormon juga mengalami penurunan.
 Prolaktin dapat berfungsi membentuk ASI dan
pengeluarannya ke alveoli bahkan sampai
duktus kelenjar ASI.

Anda mungkin juga menyukai