Anda di halaman 1dari 63

IDENTITAS

 Nama : Ny.p
 Umur : 20 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat :
 Status : Menikah
 Pekerjaan :
 Agama : Islam
 Tanggal MRS :
 Tanggal KRS :
Anamnesa

Keluhan Utama : Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sesak sejak ± 3 minggu yang lalu saat beraktivitas, sesak


dirasakan memberat sejak 1 minggu ini. Sesak berkurang saat
duduk dan memberat saat aktivitas. Pasien sering terbangun pada
malam hari karena sesak dan keringat dingin. Pada waktu tidur,
pasien biasanya menggunakan 3-4 bantal. Sesak disertai batuk
terutama pada malam hari, batuk berdahak kental terkadang
dahak warna putih. Pasien merasa lemas dan nafsu makan
berkurang sejak 1 minggu ini.
 Tidak ada nyeri dada, berdebar-debar dirasakan
ketika dibuat aktifitas dan ketika sesak, nyeri ulu hati
(+), mual (+), muntah (-), dan demam (-). Nyeri kepala
(+). BAB normal dan BAK lancar.
Anamnesa

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat tekanan darah tinggi (+) sejak 3 tahun yang
lalu, tidak kontrol
Riwayat kencing manis (-) disangkal
Riwayat jantung bengkak ± 3 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat tekanan darah tinggi (-) disangkal
Riwayat kencing manis (-) disangkal
Tidak ada keluarga yg sakit seperti pasien
Riwayat Obat :
Berobat di RS Bokor tapi lupa namanya
Anamnesa

Riwayat Sosial:
Jamu (-)
Alkohol (-)
Rokok (-)
Kopi (+) sering pagi hari

Status Gizi:
Pasien makan 3x sehari 1x makan -> nasi 1 centong+tahu/tempe 1 potong + sayur
1 mangkok kecil, buah jarang
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4/5/6
Vital Sign :
T = 130/70 mmHg
N =110x/mnt irreguler
S =36,4 ˚c (axillar)
RR =32x/mnt
Status gizi : BB = 70 kg, TB = 160 cm,
BMI= 27,34 kg/m2 (over weight)
Pemeriksaan Fisik
Generalisata
Kepala
 Dahi : turgor < 2 detik
 Mata : conjunctiva palpebra inferior tampak
pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Hidung : nafas cuping hidung (+), sekret (-),
epistaksis (-)
 Mulut : bibir pucat (-), bibir kering (-), bibir
sianosis (-), gusi berdarah (-)
 Telinga : nyeri tekan mastoid (-), sekret (-),
pendengaran berkurang (-)
 Tenggorok : T1/T1, tanda radang (-)
Anamnesa

Thorax
Bentuk flat/normal, simetris, retraksi intercostalis (-), sela iga melebar (-)

Pemeriksaan Fisik Jantung


 Inspeksi : ictus cordis terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba, thrill teraba di apeks

 Perkusi :
o Batas Atas: ICS 2
o Batas Kiri: Axillar line anterior (S)
o Batas Kanan: Parasternal Line (D)
o Pinggang Jantung ICS III PTL (S)
o Kesan Jantung membesar
 Auskultasi: S1 S2 tunggal irreguler
pungtum maximum di ICS VII axillar line anterior (S)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Paru
 Inspeksi : simetris, otot-otot bantu pernapasan (+)
 Palpasi : sterm fremitus kanan dan kiri sama
 Perkusi : sonor

 Auskultasi : vesikuler,
Rhonki wheezing
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
 Inspeksi :flat, scar (-), jejas (-)
 Auskultasi :BU (+) N,
 Palpasi :distended (-), nyeri tekan epigastrium,
hepar tak teraba, lien tak teraba, ginjal tak teraba.
 Perkusi :timpani, shifting dullness (-), met (-)

Ekstremitas
 Akral dingin

 Oedem
 Haemoglobin : 14,8
 Leukosit : 10.900
 Trombosit : 387.000
 LED : 19
 GDA :129
Pemeriksaan Penunjang

LEMAK
LDL 63 <150
Trigliserida 43 <150
FAAL GINJAL
ureum 15 15-45
kreatinin 0,85 0,7-1,4
Pemeriksaan Penunjang

CTR 63.4%
Electrocardiografi

• Aritmia (atrial fibrilasi)


• VES
• ST depresi(II, III,AVF)
Resume

Telah diperiksa seorang wanita 85 tahun dengan keluhan


utama dyspneu
Anamanesa
 Dispneu D’effort
 Ortopneu
 Paroxysmal nocturnal dispneu
 Cough
 Nausea
 Dahak
 Cepalgia
 Fatigue
 Keringat dingin
 Nafsu makan berkurang
 Nyeri epigastrum
 Riwayat hipertensi
 Riwayat cardiomegali

Pemeriksaan fisik :
 Hipertensi
 Takikardi
 Takipneu
Kepala
 Hidung : nafas cuping hidung (+)
 Leher : distensi vena leher, JVP (+)
meningkat
Pemeriksaan Fisik Jantung
 Kesan Jantung membesar
 Suara tambahan murmur sistolik di apeks

Pemeriksaan Fisik Paru


 Otot-otot bantu pernapasan
 Rhonki basah di basal paru
Abdomen
 nyeri tekan epigastrium

Ekstremitas
 Pitting Oedem di kedua ekstremitas bawah
Diagnosis Kerja

1. CHF NYHA IV
2. Acute Lung Odem (ALO)
Diagnosis Fungsional

1.1 CHF NYHA IV

Diagnosis Anatomi
1.1 Susp.Mitral Insufisiensi

Diagnosis Etiologi
1.1 infark Miokard Akut (IMA)
2.1 ALO e.c dekompensasi cordis
Planning Diagnosis

 MRS
 O2
 Lab: enzim jantung
 EKG Serial
 Ekokardiografi
Planning Terapi

 Furosemid
 Digoxin
 ISDN
 Aspilet
 Dulcolax
 Ekspektoran
Planning Monitoring

 Vital Sign
 Dyspneu
 Keadaan umum
CONGESTIF HEART FAILURE
DEFINISI

 Keadaan dimana jantung tidak


mampu memompa darah untuk
mencukupi metabolisme
jaringan atau hanya bisa
melakukannya dengan tekanan
pengisian yang tinggi secara
tidak normal
Etiologi

 Hipertensi sistemik / pulmonal


 Penyakit katub jantung
 Diabetes mellitus
 Myocard infark
• Umur
• Jenis kelamin
• Penyakit Jantung Koroner
• Hipertensi
• Kardiomiopati
• Penyakit Katup Jantung,Jantung Bawaan,
Jantung Reumatik
• Merokok dan konsumsi alkohol
GEJALA KLINIS

Sesak
napas

Keringat
Fatique
dingin

Anamnesa

Anoreksia Pucat
Gejala Klinis

 Rales paru
 Edema
 Kardiomegali
 Hepatojugular reflux
 S3 gallop
 Hepatomegali
 Efusi pleura
 Takikardi
KRITERIA FREMINGHAM

Mayor Minor

• Edema pergelangan kaki


• Dispnea nokturnal paroksismal bilateral
atau ortopnea • Batuk pada malam hari
• Distensi vena leher • Dyspnea on ordinary exertion
• Rales paru • Hepatomegali
• Kardiomegali pada hasil rontgen • Efusi pleura
• Edema paru akut • Takikardi ≥ 120x/menit
• S3 gallop
• Peningkatan tekanan vena pusat
> 16 cmH2O pada atrium kanan
• Hepatojugular reflux
Klasifikasi gagal jantung (New
York Association Classification
1964

Kelas • Penderita penyakit jantung tanpa


limitasi aktivitas fisik
• Aktivitas fisik sehari-hari tidak

I menimbulkan sesak napas atau


kelelahan

Kelas • Penderita penyakit jantung disertai


sedikit limitasi dari aktivitas fisik
• Saat istirahat tidak ada keluhan

II • Aktivitas sehari-hari menimbulkan


sesak napas atau kelelahan
Klasifikasi gagal jantung
(New York Association
Classification 1964)
KELAS • Penderita penyakit jantung disertai limitasi
aktivitas fisik yang nyata
• Saat istirahat tidak ada keluhan

III
• Aktivitas fisk yang lebih ringan dari aktivitas
sehari-hari sudah menimbukan sesak napas atau
kelelaha

Kelas
• Penderita penyakit jantung yang tak mampu
melakukan setiap aktivitas fisik tanpa
menimbuklan keluhan
• Gejala-gejala gagal jantung bahkan mungkin

IV sudah nampak saat istirahat


• Setiap aktvitas fisik akan menambah beratnya
keluhan
Pemeriksaan Penunjang

LABORATORIUM

FOTO THORAKS

EKG

ECHOCARDIOGRAFI

TES LATIHAN FISIK

KATETERISASI JANTUNG
PENATALAKSANAAN
algoritma terapi CHF
Dipastikan diagnosis HF

Nilai retensi cairan

Retensi cairan 
Tidak ada retensi cairan
A

 A

Diuretik ACE inhibitor


NYHA
I-IV
Beta Blocker

ARB
Angiotensin aldoseron
Hidlazin/isosorbid Gejala
menetap
Digoxin
Regurgitasi
Mitral
Definisi

adalah kelainan jantung yang ditandai dengan refluks


darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik
karena katup mitral yang tidak menutup
Etiologi

Penyebab insufisiensi mitral dapat dibedakan menjadi 2


jenis :
1. Primer (berasal dari kelainan pada aparatus mitral)
2. Sekunder (berasal dari kelainan pada ventrikel kiri)
Patofisiologi insufisiensi mitral
dapat dibedakan menjadi 3 fase,
yaitu :
•Atrium kiri tidak mampu menampung darah yang begitu banyak
Fase akut sehingga terjadi aliran balik darah ke pulmo melalui vena
pulmonalis. Akibatnya terjadi edema paru

•Bentuk penyesuaian tubuh berupa hipertrofi otot ventrikel kiri.


Fase kronik Hipertrofi otot inilah yang membuat ventrikel kiri dapat memompa
darah yang overload dan mengosongkan isinya.
kompensata •Pada fase ini, biasanya asimptomatik dan fraksi ejeksi masih
normal

•Pada suatu saat, otot ventrikel kiri yang sudah mengalami


Fase kronik hipertrofi tidak lagi dapat berfungsi. Akibatnya, fase kronik
kompensata berubah menjadi fase kronik dekompensata
dekompensata •Keadaan dekompensata memiliki patofisiologi yang serupa dengan
pada fase akut dengan gejala klinis berupa congestive heart failure
Gejala Klinis

 Fatigue
 Dyspneu, ortopneu, dan paroxysmal nocturnal dyspneu
 Palpitasi
 Chepalgia
 Chest pain
 Oedem perifer
Pemeriksaan Penunjang

 EKG
kalau masih ringan, hasilnya adalah P mitral dengan
aksis dan kompleks QRS yang masih normal
pada fase lanjut hasilnya adalah aksis bergeser ke kiri
dan hipertrofi pada ventrikel kiri
 Foto Thorax
*kalau masih ringan hasilnya normal
*pada fase lanjut hasilnya atrium kiri dan ventrikel kiri
membesar, terlihat tanda-tanda pembendungan paru
Pemeriksaan Penunjang

 Echocardiogram
untuk mengevaluasi gerakan katup, ketebalan dan
kalsifikasi aparat mitral dan juga menilai fungsi
ventrikel kiri
 Fonokardiogram
untuk mencatat konfirmasi bising dan mencatat adanya
bunyi jantung ketiga
 Laboratorium
tidak khas. Hanya untuk menentukan ada atau tidaknya
reuma aktif dan reaktif
Terapi

 Antibiotik
mencegah endokarditis infektif
 Digitalis dan Diuretik
untuk fatigue, dyspneu dan ortopneu
 Vasodilator
contoh: Hydralazine. Untuk ↓ aliran balik dan ↑ aliran
ke depan
 Bedah
-> rekonstruksi katup mitral (valvuloplasti)
-> penggantian katup mitral
INFARK MIOKARD AKUT
Definisi

merupakan bagian dari sindrom koroner akut yang


terdiri dari angina pectoris tak stabil. dimana terjadi
kerusakan atau kematian otot jantung yang disebabkan
oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran
darah koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba
kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi
arteri koroner yang cukup.
Infark Miokard
Akut

STEMI NSTEMI

Infark miokard Infark miokard


akut dengan akut tanpa ST
ST Elevasi Elevasi
Diagnosis

Pemeriksaan
Keluhan Pokok Tanda Penting Pemeriksaan Khusus
laboratorium
•Nyeri dada dengan •Aritmi •CK (Creatinin •Pemeriksaan
lokasi khas •Syok Kinase) atau CPK elektrokardiografi
substernal atau •Gagal jantung (Kreatinin •Elevasi segmen ST
kadangkala di Fosfokinase)/CK- atau justru
•Akral dingin
epigastrium MB naik depresi
•Sesak •LDH (laktat •Lambat laun
•Mual/muntah dehidrogenase) terjadi gelombang
•Lemah •SGOT (Glutamik Q
•Diaporesis oksaloassetat
transaminase) atau
•Palpitasi
AST (Aspartat
amino transferase)
•Troponin T/I
Komplikasi

 Fibrilasi dan flutter ventrikel


 Asistoli
 Aritmi
 Renjatan kardiogenik
 Gagal Jantung
 Bradikardi sinus
 Irama nodal
 Takikardi ventrikel
 Takikardi idioventrikel
 Takikardi sinus
 Kontraksi prematur ventrikel
 Gangguan hantaran atrioventrikular
 Gangguan hantaran intraventrikel
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa
Medikamentosa • Nitrat
• Istirahat • Beta Blocker
• Diet • Antitrombotik
• Antiplatelet
• Antikoagulan
Prognosis

Mortalitas tertinggi 4 jam pertama serangan IMA

Dalam 24 jam berikutnya masih rawan

Setelah 24 jam komplikasi sangat menurun


• Tingkat 1 Killip: tanpa syok dan bendungan paru. Prognosis
baik, mortalitas <5%
• Tingkat II Killip: bendungan paru ringan. Prognosis ebih
jelek
• Tingkat III Killip: edema paru, dekompensasi kiri. Prognosis
lebih jelek lagi
• Tingkat IV Killip: syok. Mortalitas sampai 80%
Acute Lung Oedem
(ALO)
Definisi

ALO (Akut Lung Oedem) adalah akumulasi cairan di


paru-paru yang terjadi secara mendadak
EPK EPNK
Anamnesis
Acute cardiac event (+) Jarang
Penyakit dasar

Penemuan klinis
Perifer Dingin Hangat
S3gallop/kardiomegali (+) Nadi kuat
(-)

JVP Meningkat Tak meningkat

Ronki Basah Kering


Penyakit dasar

Laboratorium
EKG Iskemia/infark Biasanya normal

Foto torak Distribusi perihiler Distribusi perifer

Enzim cardiac Meningkat Normal

Pulmonary capilory wedge pressure >18mmHg <18mmHg

Shunt intra pulmonary Sedikit Hebat

Protein cairan edema <0,5 >0,7


Edema paru kardiogenik akut

peningkatan
Gangguan Gagal
volume
atrium kiri, Jantung kiri
atrium kiri

Peningkatan mengurangi
tekanan di hipoksia berat pengisian dari
atrium kiri ventrikel kiri
Diagnosis

Pemeriksaan
Keluhan Pokok Tanda Penting
Laboratorium
• Sesak napas • Sianosis • Analisis gas
tiba-tiba • Stupor, koma darah
biasanya • Takipneu • Elektrolit
nokturnal
• Takikardi
• Ortopneu
• whizeeng
• Keringat
• Ronki basah
dingin
kedua basal
• Batuk-batuk paru
produktif
• Hemoptisis
• Lemah
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa Medikamentosa

• Istirahat • Nitrogliserin
• Posisi setengah sublingual
duduk • Morfin sulfat
• Oksigen 40-50% • Furosemid
8 liter/menit
• Diet
• Diet rendah
garam
PEMBAHASAN

• Berdasarkan pada kriteria freminghamn pada pasien ini


didapatkan 5 kriteria mayor, antara lain:
1. Paroksismal nocturnal dyspneu atau ortopneu
(anamnesis)
2. Distensi vena (pemeriksaan fisik)
3. Rhales paru (pemeriksaan fisik)
4. Edema paru akut (pemeriksaan fisik dan penunjang)
5. Kardiomegali (pemeriksaan penunjang)
PEMBAHASAN

sedangkan untuk kriteria minor didapatkan 3 kriteria, antara


lain:
1. Batuk pada malam hari (anamnesis)
2. Edema ekstremitas (pemeriksaan fisik)
3. Dyspneu D’effort (anamnesis)

Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1


kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

Pada pasien ini saat istirahat seperti tidurpun sudah


menimbulkan sesak dan harus menggunakan bantal yang
lebih tinggi. Sehingga dapat disimpulkan diagnosis
fungsionalnya CHF NYHA IV
PEMBAHASAN

 Dari kasus ini disimpulkan kemungkinan diagnosis anatominya


adalah regurgitasi mitral mitral. Ditegakkan berdasarkan
anamnesis terdapat dyspneu D’effort, ortopneu, paroksismal
nocturnal dyspneu, dan fatigue. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan thrill di apeks pada pemeriksaan palpasi dan
murmur sistolik pada pemeriksaan auskultasi. Dari
pemeriksaan EKG didapatkan atrial fibrilasi. Pada
pemeriksaan foto thoraks didapatkan pembesaran atrium
kanan, ventrikel kanan dan bendungan paru. Untuk diagnosis
pastinya dapat dilakukan pemeriksaan echocardiografi.
PEMBAHASAN

 Diagnosis etiologinya kemungkinan adalah infark


miokard akut, diagnosis ini ditegakkan berdasarkan
anamnesis adanya dyspneu, fatigue, dan nyeri
epigastrium.Dari pemeriksaan EKG ditemukan adanya
aritmia, VES dan ST depresi lead II, III, dan AVF.
PEMBAHASAN

 Pada kasus ini terdapat dekompensasi cordis berupa


edema paru (ALO). Hal ini berdasarkan anamnesis
didapatkan tanda-tandanya seperti sesak napas pada
malam hari, ortopneu, batuk produktif dan fatigue.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan takipneu, takikardi
dan ronki basah di kedua basal paru. Pada pemeriksaan
penunjang foto thoraks didapatkan garis-garis
memanjang dari hilus ke arah perifer sebagai tanda
adanya bendungan paru.
PEMBAHASAN

 Furosemid
 Pada kasus ini digunakan untuk mengurangi preload dan
terjadi peningkatan diuresis agar dapat mengurangi edema.
 Digoxin
 Untuk membantu kontraksi jantung dan mengurangi frekuensi
jantung.
 ISDN
 Digunakan sebagai vasodilator sehingga membantu jantung
memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan
untuk mencegah serangan angina.
 Aspilet
 mengurangi agregasi trombosit, adhesi platelet dan
pembentukan trombus agar tidak terjadi aterosklerosis yang
dapat memperburuk infark.
PEMBAHASAN

 Dulcolax
 Untuk mengurangi preload dan kerja jantung .
 Ekspektoran
 Untuk batuk berdahaknya .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai