Alasan lain untuk dieksklusikan adalah adanya wheezing atau retraksi dada bawah akibat
nebulisasi (11%) atau telah menerima antibiotik selama lebih dari 48 jam (4,7%).
Keterbatasan dan kelebihan
Mengeksklusi pasien dengan konsolidasi juga dapat mengeksklusi pasien dengan pneumonia bakteri,
sedangkan anak-anak dengan demam, wheezing dan infiltrat lebih cenderung menjadi penyebab
pneumonia non-bakteri atau virus.
Anak-anak dengan bronkitis alergi, asma, bronchiolitis dan pneumonia virus juga dapat bermanifestasi
dengan tanda-tanda klinis pneumonia berat WHO yaitu batuk dengan retraksi dada bawah.
Mengeksklusi pasien anak yang retraksi dada bawahnya hilang setelah nebulisasi dengan bronkodilator
atau mereka yang memiliki riwayat wheezing atau administrasi bronkodilator dilakukan untuk memastikan
peminimalan inklusi anak-anak dengan bronkitis alergi atau asma.
Di negara-negara berkembang, ko-infeksi virus dan bakteri tidak jarang terjadi, dan karenanya perlu
diobati dengan antibiotik.
Merawat inap anak pneumonia berat ini akan menjadi biaya tambahan untuk Pemerintah dan keluarga
pasien.
• Keterbatasan dalam merekam data biaya adalah karena sebagian
didasarkan pada daya ingat dan sebagian pada dokumen.
• Mengumpulkan data biaya dari pasien yang pulang paksa dan pasien
yang mengalami gagal pengobatan juga sulit. Perhitungan ukuran
sampel didasarkan pada hasil klinis dan bukan untuk analisis
ekonomi. Hal ini mungkin telah memengaruhi validitas analisis
efektivitas biaya
• Terakhir, banyaknya endpoint atau gabungan endpoint dari gagal
pengobatan yang mencakup banyak kondisi seperti deteorisasi klinis,
rawat inap, berkembangnya kondisi komorbid, penggantian antibiotik,
dll, tetap memberikan efisiensi secara statistik tetapi berisiko sulit
interpretasi.
• Menginklusi gagal pengobatan akibat pulang paksa, hilang saat follow
up atau berhenti secara sukarela dapat melebih-lebihkan estimasi
gagal pengobatan dan bisa tidak mengindikasi deteorisasi klinis yang
sebenarnya, lagi-lagi menyebabkan sulit interpretasi.
• Oleh karena itu, kami menganalisis gagal pengobatan dengan niat
untuk mengobati serta berdasarkan protokol.
Penelitian ini adalah satu-satunya percobaan yang telah mengevaluasi
efektivitas biaya dan efikasi amoksisilin oral yang diberikan di rumah sakit
selama 48 jam pertama dibandingkan dengan amoksisilin oral yang diberikan
di rumah untuk menyelesaikan pengobatan 7 hari pneumonia berat yang
ditetapkan WHO pada anak-anak di fasilitas kesehatan tersier karena
• melaporkan respons keseluruhan pneumonia berat terhadap amoksisilin oral baik yang
diberikan di rumah atau di rumah sakit
• memaparkan biaya perawatan dan perbedaan biaya pada kelompok yang dirawat di rumah
sakit dan di rumah.