Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PENGGOLONGAN

DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA


PENDAHULUAN
 Banyak istilah kedokteran termasuk psikiatri yang diambil
dari dongeng / kepercayaan, sehingga tidak menimbulkan
kesepakatan arti.
Misal : Malaria, oidipus compleks
 Linneacus (1707-1778) memulai klasifikasi yang teratur
 Thn 1853 dlm Kongres statistik internasional William Farr
menyusun penyebab kematian ( Klasification Bertillion )
 Setelah direvisi berulang-ulang thn 1965 WHO mengesahkan
ICD 8( international clasification Desease 8)
PERJALANAN PPDGJ

 PPDGJ I
 Terbit tahun 1973
 Nomor kode dan diagnosis mengacu pada ICD 8 (
International Clasification of Desease -8 )
 Sistem Numerik
 Nomor kode : 290 - 315
PPDGJ II
 Diterbitkan pada tahun 1983
 Diagnosis mono aksial
 Nomor kode dan diagnosis : mengacu pada ICD-9 ( sistem
numerik )
 Konsep klasifikasi dengan kelas diagnosis memakai kriteria
diagnosis DSM ( The Diagnosis statistical manual of mental
disorder)
PPDGJ III

 Diterbitkan pada tahnun 1993


 Diagnosis multi-aksial
 Nomor kode dan diagnosis merujuk pada ICD-10
 Konsep klasifikasi dengan hirarki blok memakai
pedoman diagnoosis ICD-10
 Diagnosis multi aksial menurut DSM-1 (APA)
KONSEP GANGGUAN JIWA
menurut PPDGJ
 Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa atau gangguan
mental ( mental disorder ) tidak mengenal istilah penyakit jiwa (
mental illnes atau mental disease )
 Kriteria Gangguan jiwa :
 Adanya gejala klinis yang bermakna
 Sindrom atau pola perilaku
 Sindrom atau pola psikologi
 Gejala klinis menimbulkan distress ( rasa nyeri, tdk nyaman dll )
 Gejala klinis menimbulkan disability ( ketidakmampua dalam
perawatan diri, dll )
 PPDGJ menganut pendekatan ateoritik kecuali pd gangguan
yang telah secara jelas disepakati penyebabnya.
 Pengelompokan diagnosis gangguan jiwa berdasarkan
gambaran kliniknya.
 PPDGJ tidak menganggap gangguan jiwa adalah satu
kesatuan yang tegas dgn batas-batas yg jelas antara ggg jiw
a tertentu dgn ggg jiwa lainya
 Anggapan salah : semua orang yang menderita gangguan
jiwayang sama akan serupa dalam segala hal yang penting.
URUTAN HIRARKI BLOK DIAGNOSIS
I. Gangguan mental organik dan simptomatik Gang
mental & perilaku akibat zat psikoaktif
II. Schizofrenia, Gg schizotipal dan waham
III. Gg suasana perasaan
IV. Gg Neurotik, gg somatoform & gg stress
V. Sindrom perilaku yg berhub dg gg fisiologis dan faktor
fisik
Lanjutan
VI. Gg kepribadian dan perilaku masa Dewasa
VII. Retardasi mental
VIII. Gg perkembangan psikologis
IX. Gg perilaku dan emosional
X. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : Gangguan klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus
perhatian klinik
AKSIS II : Gangg kepribadian
Retardasi mental
AKSIS III : Kondisi Medik Umum
AKSIS IV : Masalah psikososial dan Lingkungan
AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global
Catatan :

 Antara aksis I, II dan III tidak selalu ada hubungan


etiologik atau patogenesisi
 Hubungan antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat
timbal balik saling mempengaruhi
AKSIS I
F 00 – F 09 : Gangg mental organik (+simptomatk)
F 10 – F 19 : Gang mental & perilaku  zat
psikoaktif
F 20 – F 29 : Schizofrenia, schizotipal & gg waham
F 30 – F 39 : Gg suasana perasaan (mood/afektif)
F 40 – F 49 : Gg neurotik, somatoform-> gg
terkait stress
F 50 – F 59 : sindroma perilaku  gg fisiologis
dst…..F 99
AKSIS II

 F 60 : Gg Kepribadian khas
 F 60.0 : Gg kepribadian paranoid
 F 60.1 : Gg kepribadian schizoid
 F 60.2 : Gg kepribadian disosial
 F 60.3 : Gg kepribadian emosional tak stabil
 F 60.4 : Gg kepribadian histrionik
 F 60.5 : Gg kepribadian anankastik
 dst …..F 70 : RM
AKSIS III (RPS )
 Bab I A00 – B99 : Peny infeksi & parasit
 Bab II C00 – D 99 : Neoplasma
 Bab IV E00 – G 99 : peny endokrin, nutrisi dan
endokrin
 Bab VI G00 – G59 : peny susunan syaraf
 Bab VII H00 – H 59 : peny mata dan adneksa
 Bab VIII H60-H99 : Peny telinga dan proses
mastoid dst
AKSIS IV

 Masalah dengan primery support group


 Masalah berkaitan lingkungan sosial
 Masalah pendidikan
 Masalah pekerjaan
 Masalah Perumahan
 Masalah ekonomi
 Masalah akses dan pelayanan kesehatn dst
AKSIS V
( Global Assesment of Functioning scale)

 100 – 91 : gejala tak ada, fungsi maksimal


 90 – 81 : gejala minimal, fungsi baik,
 80 – 71 : gejala sementara dan dpt diatasi
 70 – 61 : Beberapa gejala ringan & menetap
 60 – 51 : Gejala sedang, disabiltas sedang
 50 – 41 : gejala berat, disabilitas berat
 40 -39 : disabilitas dlm bbrp realita, disabilitas
berat dlm beberapa fungs dst
Contoh Penulisan Diagnoosa
Multiaksial
 Aksis I : F 32.2 Episode depresif tanpa gejala
psikotik
 Aksis II : F 60.7 Gang kepribadian defensif
 Aksis III : tidak ada
 Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan
 Aksis V : GAF (penilaian fungsi global) / F 53 ggn kes
jiwa & prilaku
Contoh : diagnosa gang jiwa yg sering ditemukan di RSJ

GANGGUAN MENTAL ORGANIK


Gambaran Utama :
 Gangguan kognitif ( memori, intelektual, learning )
 Gangguan sensorium ( kesadaran, perhatian)
 Sindrom dengan manifestasi yg menonjol spt :
 Persepsi : Halusinasi
 Isi pikir : waham
 Alam perasaan : depresi
F. 00 – F 09
GANGGUAN MENTAL ORGANIK

 F.00 : Dimentia pd penyakit alzaimer


 F.01 : Dimentia vaskuler
 F.02 : Dimentia pada penyakit lain YDT
( yang tidak ditentukan )
 F.03 : Dimentia YTT
 F.04 : Sindrom amnestik organik bukan karena alkohol dan
zat psikoaktif lain
 F.05 : Ddelirium organik bukan karena alkohol dan zat
psikoaktif lain ---dst
F 20 ( SCHIZOFRENIA )

 Kriteria diagnosis
 Ada 2 atau lebih dari :
a. Thought echo, thought insertion, thougt
brooadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion
of passivity, delusion perception
c. Halusinasi auditorik
d. Waham menetap lain
 F20.0 : schizofrenia paranoid
 F20.1: schizofrenia hebifreni
 F20.2 : schizofrenia katatonik
 F20.3 : schizofrenia tak terinci
 F 20.4 : Deprsi pasca schizofrenia
 F20.5 : schizofrenia Residual
 F20.6 : schizofrenia Simpleks
 F20.8 : schizofrenia lainya
 F20.9 : schizofrenia YTT
MANFAAT PPDGJ

 Penyeragaman kode membantu dalam pencatatan,


dokumentasi dan statistik kesehatan
 Keseragaman diagnosa merupakan acuan untuk tata
laksana therapi
 Sebagai alat komunikasi team kesehatan termasuk
perawat
 Penelitian : memberikan batasan operasional
diagnosa gangguan jiwa.
MANFAAT PPDGJ BAGI PERAWAT
 Perawat akan lebih cepat mengantisipasi respon klien
berdasarkan diagnosa klien
 Membantu perawat dalam merencanakan tindakan
perawatan
 Sebagai bahan untuk memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga
 Sebagai bahan diskusi dengan team medis karena perawat
mempunyai waktu interaksi yang lebih lama, sehingga
perawat dapat mengumpulkan informasi gejala klien lebih
banyak.
 Membantu managemen perawatan dalam mendesign ruang
perawatan.
 Membantu managemen perawatan dalam menyiapkan
Sumber Daya Perawat
 Menjadi rujukan untuk pengembangan penelitian dan
pengembangan ilmu perawatan

Anda mungkin juga menyukai