Anda di halaman 1dari 24

SYAHADAT

NAMA : Muhammad Najib


NIM : 17.71.018032
KELAS : FARMASI B
(Semester IV)
TUGAS AGAMA ISLAM
SYAHADAT

 Syahadat dalam artian bahasa adalah


persaksian atau menyaksikan seperti halnya
menyaksikan mata atas sesuatu, artinya
yaitu menyaksikan bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah dengan direalisasikan dalam
bentuk lisan.
 Dalam pengertian yang lain syahadat dapat
diartikan sebagai pemberitahuan seseorang
tentang kebenaran kepada orang lain,
artinya syahadat bukanlah hanya sekedar
kesaksian yang diucapkan oleh lisan saja,
melainkan harus direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari baik berupa dakwah
billisan maupun dakwah bilhal.
 Sedangkan menurut istilah syahadat adalah mengakui
dengan lisan yang disertai dengan tunduk atau patuhnya
hati bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad adalah utusan Allah, artinya syahadat itu
tidaklah cukup hanya diucapkan/mengakui saja, tetapi
harus direalisasikan dengan bentuk peribadatan kepada
Allah. Karena dengan pengertian syahadat yang hanya
dibatasi pada pengucapan lisan saja dapat menimbulkan
interpretasi bahwa orang munafik adalah orang yang
bersyahadat, sedangkan sifat dari munafik adalah
ucapannya berbeda dengan kata hatinya atau
keyakinannya.
 Pengertian syahadat secara istilah (terminology) ini
memberikan definisi keimanan yang sebenarnya
yaitu memberikan kebenaran dan kesaksian yang
tidak hanya dalam bentuk kalimat yang diucapkan
dengan lisan saja, tetapi harus menjadi keyakinan
yang dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-
hari dengan anggota badan, sehingga syahadat dapat
didefinisikan sebagai bentuk konkrit dari keimanan
karena syahadat mengandung enam pilar utama dari
rukun iman serta realisasinya.
BACAAN SYAHADAT:

Kalimat pertama:
Asyhadu ‘al laa ilaaha illallah
Artinya: Aku bersaksi itu tiada tuhan
selain Allah
Kalimat kedua:
Wa ashadu ‘anna muhammadar
rasuulullah
Artinya: Dan aku bersaksi bahwa
 Dalam ayat ini Allah membuat persaksian
bagi DzatNya sendiri bahwa tidak ada
sembahan yang haq melainkan Dia. Para
malaikat dan orang yang berilmu juga
menyatakan yang demikian dan
sesungguhnya Dia adalah Dzat yang
menegakkan keadilan.
GOLONGAN:

 Syahadat tauhid, mengandung makna


kesempurnaan Aqidah atau keimanan kepada
Allah, sedangkan syahadat rasul mengandung
kebenaran keimanan kepada para malaikat, kitab-
kitab Allah, para utusan-Nya, dan keimanan pada
hari akhir serta berlakunya hukum-hukum syara'
bagi mukallaf, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa syahadat adalah bentuk dan konsep
keimanan atau iman.
MAKNA SYAHADAT:

 A’lamu (mengetahui)
A’lamu berarti bahwa mengetahui dan
memahami tentang makna yang
terkandung dalam kalimat syahadat yaitu
ketuhanan Allah swt. dan kerasulan
Muhammad saw. melalui dalil-dalil
ijmalnya, seperti dengan cara mempelajari
ilmu tauhid atau ilmu aqa'id/akidah.
 A’taqidu (menekadkan)
A’taqidu yaitu menekadkan dalam hati bahwa
tiada tuhan selain Allah swt. dan Nabi
Muhammad adalah utusan Allah dengan
tanpa adanya sedikit pun keragu-raguan
maupun kebimbangan terhadap yang
diucapkan dan diyakininya itu, karena
sesungguhnya orang-orang yang beriman
tidaklah memiliki keragu-raguan dan mereka
pun mampu mengorbankan dirinya untuk
membela agama Allah terutama dalam
menjalankan ibadah. Hal ini diungkapkan
oleh Allah dengan firman-Nya di dalam Al-
quran.
Ushaddiqu (membenarkan)
Ushaddiqu yaitu yaitu membenarkan
tentang ketuhanan Allah swt. dan
kerasulan Muhammad saw. tanpa
adanya dusta, artinya lidahnya harus
sesuai dengan hatinya, yaitu beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dengan
realisasi dalam kehidupannya berupa
ibadah.
 Ubayyinu (menjalankan)
Ubayyinu yaitu menjelaskan kepada orang lain
tentang keyakinannya (da’wah) bahwa tiada tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah. Hal ini sesuai dengan konsep dakwah para
nabi yaitu memperjuangkan kalimat tauhid/keesaan
Allah. Artinya muslim yang telah bersyahadat
memiliki kewajiban untuk berdakwah dengan
menyampaikan keyakinannya kepada ummat
manusia, karena pada prinsipnya syahadat adalah
meng-khabar-kan atau memberitakan tentang apa-
apa yang diakui dan diyakininya dengan hati atau
pun dengan lisan.
KEDUDUKANNYA:

Syahadat dalam pandangan Al-quran setidaknya ada


empat hal penting yang berkaitan dengan kedudukan
syahadat tersebut, yaitu :
 Syahadat sebagai pintu masuk agama Islam, hal ini
ditegaskan dalam beberapa referensi bahwa disyaratkan
mengucapkan dua kalimat syahadat bagi seseorang yang
hendak masuk Islam. Ikrar ini untuk mengingatkan
kembali atas janji manusia dialam arwah seperti yang
dijelaskan dalam Al-quran surat Al-A'raf ayat 172.
 Syahadat sebagai intisari ajaran Islam, karena di dalam
syahadat tersebut mengandung ketauhidan, sedangkan
ketauhidan merupakan inti dari ajaran agama Islam. Hal
ini didasarkan pada aturan yang dibawa oleh Rasulullah,
beliau mengajarkan Islam pada permulaannya adalah
ketauhidan.
 Syahadat sebagai dasar perubahan, karena
perubahan seorang muslim kepada yang lebih
baik adalah disebabkan pada konsekuensinya
terhadap ikrar kesaksiannya pada Allah dan
Rasul-Nya.
 Syahadat sebagai misi dan hakikat dakwah para
Rasul, karena tujuan utama diutusnya para
Rasul adalah untuk menegakkan kalimat tauhid
serta mengingatkan manusia pada janjinya
sewaktu dialam arwah.
SYARAT SYAHADAT:

 Membacanya dengan berturut-turut


(Mutawalliyatain) yaitu antara syahadat tauhid
dan syahadat rasul harus saling
berkesinambungan, artinya tidak diselang dengan
kalimat yang lainnya kecuali dengan wawu athaf.
Maksud dari adanya ittishal antara syahadat
tauhid dan syahadat rasul ini adalah untuk
menolak adanya angan-angan atau khayalan.
 Membacanya harus tertib (Murattabatain). Yaitu dengan
didahuluinya syahadat tauhid daripada syahadat rasul,
karena iman kepada Allah itu lebih didahulukan dan
barulah beriman atas kerasulan Muhammad saw.
begitupun keimanan atas keduanya (Syahadat Tauhid
dan Syahadat Rasul) harus tertanam dalam hati seorang
mukallaf yang melafadzkan kedua kalimat tersebut.
Sehingga tidak dapat dikatakan Islam apabila seorang
mukallaf hanya menyaksikan tentang ketuhanan Allah
saja tanpa diserta dengan keimanan kepada kerasulan
Muhammad saw., demikian pun sebaliknya tidak sah
iman seseorang atas kerasulan Muhammad tanpa
disertai atas keimanan kepada Allah.
 Membaca syahadat harus berbahasa arab dengan lafadz
"Asyhadu". Penggunaan lafadz ini memiliki makna tersendiri
seperti yang dipaparkan pada paragraf diatas tentang makna
syahadat menurut lafadznya. Berbeda dengan lafadz yang
lainnya, seperti dengan lafadz "uqirru" yang hanya memiliki
makna aku mengakui dan dengan lafadz "u'linu" yang hanya
memiliki makna aku memproklamirkan, sedangkan lafadz
"Asyhadu" memiliki makna yang komplek dan lengkap.
 Mengetahui arti atau maknanya (Fahmu Ma'na) . Seseorang
yang bersyahadat harus mengetahui apa yang diucapkannya
serta bersedia menerima konsekuensi dari ucapannya. Orang
yang tidak mengerti arti atau makna dari dua kalimat
syahadat tidak mungkin dapat mengamalkannya, karena
tidak mungkin seseorang dapat mengamalkan sesuatu yang
tidak diketahui atau tidak dipahaminya
RUKUN SYAHADAT:

 Syahid (orang yang bersaksi) yaitu orang Islam.


 Masyhud lah (yang disaksikan) yaitu Alah swt. dan Rasul-
Nya.
 Masyhud Alaih (yang bersaksi) yaitu orang musyrik dan
ingkar kepada kerasulan Muhammad saw.
 Masyhud Bih (perkara yang disaksikan) yaitu ketuhanan
dan ke-esa-an Alah swt, serta kerasulan Nabi Muhammad
saw.
 Shighat (perkataan) yaitu mengucapkan syahadat dengan
lafadz "Asyhadu" atau artinya, dan tidak dapat digantikan
dengan kata muradif-nya.
BATALNYA SYAHADAT:

Perkara yang dapat membatalkan syahadat tersebut terdiri


dari;
 Musyrik, yaitu menganggap suatu makhluk sama dengan
Allah dalam segala halnya. Seperti mengucapkan bahwa
Allah tidak satu, mempercayai benda-benda seumpama
keris sakti, dll.
 Murtad, banyak ucapan yang menyebabkan kemurtadan.
 Ragu-ragu terhadap Allah.
 Mengingkari bahwa dirinya diciptakan oleh Allah.
 Mengingkari yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
 Meyakini kenabian setelah Nabi Muhammad saw.
 Menganggap dan berkeyakinan bahwa agama selain Islam
adalah benar.
 Adapun unsur yang menafikan adalah
‘Laa ilaaha’ sedangkan yang
menetapkan adalah ‘illallaah’. Dan
lafazh Allah adalah badal dari khabar
‘Laa’ yang dibuang dan ungkapan yang
menentukan khabarnya berupa lafazh
‘haq’ (yang berhak).
 Jadi dapat diambil bahwa makna ‘Laa ilaaha
illallah’adalah tidak ada sembahan yang berhak
disembah dengan benar melainkan hanya Allah
Azza Wa Jalla. Adapun tuhan-tuhan dan
sesembahan selainNya walaupun penyembahnya
menuhankannya, akan tetapi ketuhanannya
bukanlah yang sebenarnya, artinya uluhiyahnya
adalah uluhiyah yang batil.
Tafsiran syahadat diperjelas oleh firman Allah Ta’ala
yang artinya :
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak
dan kaumnya:’Sesungguhnya aku berlepas diri dari
apa yang kamu sembah. Tetapi aku menyembah
Tuhan yang menjadikanku karena sesungguhnya Dia
akan memberi hidayah kepada ku. Dan Ibrahim
menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal
pada keturunannya agar mereka kembali kepada
kalimat tauhid itu (Az Zuhruf 26-28)”
KESIMPULAN

 Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa


Syahadat adalah persaksian atau menyaksikan
seperti halnya menyaksikan mata atas sesuatu,
artinya yaitu menyaksikan bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah dengan direalisasikan dalam bentuk lisan.
REFERENSI

1. Buku Kuliah Fiqih Ibadah (Syakir Jamaluddin,


MA)
2. Penjelasan Kitab 3, Landasan Utama (Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin)
3. Buku fiqih madrasah aliyah kelas I (Departemen
Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama
islam jakarta 2002)

Anda mungkin juga menyukai