Anda di halaman 1dari 13

GAGAL NAFAS

KELOMPOK 3
 Definisi
Gagal Nafas adalah kondisi ketidakmampuan sistem respirasi untuk
memasukan oksigen yang cukup dan membuang karbondioksida,
yang disebabkan oleh kelainan sistem pernafasan dan sistem
lainnya. (Jurnal.Kedokteran Syiah Kuala, Volume 13 Nomor
3/Desember 2013)
 Etiologi
1. Depresi Sistem saraf pusat
2. Kelainan neurologis primer
3. Trauma
4. Penyakit akut paru
 Manifestasi Klinis
1. Gejala umum: Lelah, berkeringat, sulit tidur dan makan, sakit kepala.
2. Gejala kardiovaskular: takikardia dan vasodilatasi perifer.
3. Gangguan pernapasan: takipnea, retraksi otot bantu pernapasan, hipoventilasi, apnea,
suara napas tambahan seperti stridor, mengi, ronki basah. (Boedi Swidarmoko,2010:264)
4. Gejala klinis dari gagal napas adalah nonspesifik dan mungkin minimal, walaupun terjadi
hipoksemia, hiperkapnia dan asedemia yang berat. Tanda utama dari gagal napas adalah
penggunaan otot bantu napas takipnea, takikardia, menurunya tidal volum, pola napas
iregular atau terengah – engah (gasping) dan gerakan abdomen yang paradoksal (terkait
dengan flail chest).
5. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)

6. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah , berkeringat atau sianosis (PO 2 menurun)


 Pemeriksaan penunjang
1. Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan :PaO2 < 80 mmHg
Sedang :PaO2 < 60 mmHg
Berat :PaO2 < 40 mmHg
2. Pemeriksaan rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui
3. Hemodinamik
4. EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan. Disritmia
 Penatalaksanaan

1. Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prong
2. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP
3. Inhalasi nebulizer
4. Fisioterapi dada
5 . Pemantauan hemodinamik/jantung
6. Pengobatan
a. Antibiotic untuk melawan infeksi,
b. Bronkodilator untuk membuka jalan nafas.
c. Obat-obatan yang lain dapat untuk menurunkan proses inflamasi dan mencegah pembekuan darah  
 
 
 
 Pengkajian
Primary Survey
1. Airway
a. Peningkatan sekresi pernapasan
 b. Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
2. Breathing
a. Inpeksi          : kembang kembis dada dan jalan nafasnya
b. Palpasi           : simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernafasaan tertinggal
c. Perkusi          : suara nafas ( sonor, hipersonor atau pekak)
d. Auskultasi     : suara abnormal (wheezing dan ronchi)
3. Circulation
a. Inspeksi         : adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari daerah trauma
b. Palpasi           : bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral
c. Auskultasi     : suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung paradok
4. Disability
a. Inpeksi          :  gelisah atau tidak gelisah, adakah jejas di kepala
b. Palpasi           : kelumpuhan atau laterarisasi pada anggota gerak. Bagaimana tingkat kesadaran yang
dialami deagan menggunakan Glasgow Coma Scale
 
 Secondary survey
1. Aktifitas
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap.
Tanda : takikardi, dispnea pada istirahat atau aktifitas
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus, gagal nafas.
3. Eliminasi
Tanda : penurunan pengeluaran urine
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir
tentang keuangan , kerja , keluarga.
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri.
4. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
5. Hygiene
Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
6. Neurosensori
7. Nyeri atau ketidaknyamanan
8. Pernafasan:
Gejala : dispnea tanpa atau dengan kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan
kronis.
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak / kuat, pucat, sianosis, bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum.
9. Interkasi sosial
Gejala : kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS
Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut ), menarik diri.(Doengoes, E. Marylinn. 2000)
 
 Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas
dan ventilasi sekunder terhadap retensi lendir.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
 Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan
ventilasi sekunder terhadap retensi lendir.

Tujuan keperawatan Rencana tindakan


(NIC)
(NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 Manajemen Jalan Nafas
jam, masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi 1. Atur posisi tidur untuk memaksimalkan ventilasi.

dengan kriteria hasil : 2. Jaga kepatenan jalan nafas: suction, batuk efektif
3. Kaji TTV, dan adanya sianosis
1. Kemampuan untuk mengeluarkani sekret dari skala
4. Pertahankan pemberian O2 sesuai kebutuhan
2 menjadi 3
5. Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada
2. Akumulasi sputum dari skala 3 menjadi 4
6. Kaji peningkatan kegelisahan, ansietas dan tersengal-
 
sengal
7. Monitor pola pernafasan (Bradipnea, takipnea,
hiperventilasi): kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha
respirasi
8. Ajarkan teknik relaksasi kpd klien dan keluarga.
9. Kolaborasi Tim medis : untuk program terapi, pemberian
oksigen, obat bronkhodilator, obat nyeri cairan, nebulizer,
tindakan/ pemeriksaan medis, pemasangan alat bantu
nafas,, dan fisioterapi
 
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder
terhadap hipoventilasi
Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
( NOC ) (NIC )
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam, status Manajemen jalan nafas
respirasi pertukaran gas adekuat dengan kriteria hasil : - Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman, usaha nafas, dan produksi sputum.
- Menunjukkan pertukaran gas efektif - Identifikasi kebutuhan insersi jalan nafas, dan siapkan klien untuk tindakan
- pH : 7.35 – 7.45 ventilasi mekanik sesuai indikasi
- PaCO2 : 35 – 45 % - Monitor vital sign tiap ...jam, adanya sianosis, dan efektifitas pemberian
- PaO2 : 85 – 100 % oksigen yang dilembabkan.
- BE : + 2 s/d – 2 meq/L - Jelaskan penggunaan alat bantu yang dipakai klien : oksigen, mesin
- SaO2 : 96-97 % penghisap, dan alat bantu nafas
- Tidak ada dyspnea dan sianosis, mampu bernafas dengan - Ajarkan tehnik nafas dalam, batuk efektif
mudah - Lakukan tindakan untuk mengurangi konsumsi oksigen : kendalikan
- Menunjukkan ventilasi adekuat, ekspansi dinding dada demam, nyeri, ansietas, dan tingkatkan periode istirahat yang adekuat
simetris, suara nafas bersih, tidak ada : penggunaan otot-otot - Kolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2, obat bronkhodilator, terapi
nafas tambahan, retraksi dinding dada, nafas cuping hidung, nebulizer / inhaler, insersi jalan nafas
dyspnea, taktil fremitus
- TTV dalam batas normal Hemodynamic regulation
- Menunjukkan orientasi kognitif baik, dan status mental - Monitor status hemodinamik: saturasi oksigen, nadi perifer, capillary refill,
adekuat suhu dan warna ekstremitas, edema, distensi JVP
- Kolaborasi dgn Tim Medis untuk obat vasodilator dan atau vasokonstriktor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai