Anda di halaman 1dari 69

Ekuitas

Pemegang
Saham
Bestia Silvi & Grace Fitrianggowo
Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh
pemilik. Ekuitas dipandang klaim pemilik atas
aset bersih perusahaan. Klaim pemegang
sekuritas ekuitas umumnya berada di dawah
kreditor, yang berarti klaim kreditor dipenuhi
terlebih dahulu.
Dua komponen ekuitas yaitu modal saham dan
saldo laba
Modal saham -pelaporan modal saham-
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas
perubahan jumlah lembar modal.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar;
a.Penerbitan saham
b.Konversi utang dan sham preferen
c.Penerbitan dividen saham dan pemecahan
saham (stock split)
d.Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger
e.Penerbitan untuk opsi saham dan warrant

Sumber penurunan modal saham yang beredar;


a.Pembelian dan penghentian saham
b.Pembelian kembali saham
c.Pemecahan saham terbalik (reserve stock split)
Klasifikasi modal saham

Modal saham merupakan saham yang diterbitkan kepada


pemegang ekuitas sebagai pembayaran aset dan jasa. 2 jenis modal
saham yaitu saham preferen dan saham biasa.
*Saham Preferen
Saham preferen adalah kelompok khusus saham yang memiliki
fitur yang tidak dimiliki oleh saham bias.
Ciri-ciri umum saham preferen meliputi;
a.prioritas atas distribusi dividen,termasuk hak partisipasi dan dividen
kumulatif.
b.prioritas atas likuidasi
c.dapat dikonversi menjadi saham biasa
d.tidak memiliki hak suara
e.harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham
preferen dari pembelian kembali yg terlalu awal.
*Saham biasa
Saham biasa merupakan kelompok
saham yang mencerminkan hak kepemilikan
serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian
tinggi atas kinerja perusahaan. Saham biasa
mencerminkan bunga sisa tidak
diprioritaskan,namun mendapatkan laba bersih
sisa dan menyerap rugi bersih. Nilai nominal
saham biasa merupakan masalah legal dan
bersifat historis biasanya tidak penting bagi
analisis laporan keuangan modern.
Analisis modal saham

Akun-akun dalam ekuitas pemegang saham


umumnya tidak mempengaruhi penentuan laba,sehingga
tidak banyak memengaruhi analisis laba. Informasi yang
lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal
dan pembatasan-pembatasan yang berlaku. Komposisi
ekuitas penting karena dapat mempengaruhi hak sisa
atas saham biasa,serta hak,risiko,dan pengembalian
bagi investor kualitas.
Saldo laba

Saldo laba merupakan modal yang dihasilkan


sebuah perusahaan. Akun saldo laba mencerminkan
akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak
berdirinya perusahaan. Akun ini berlawanan dengan
modal saham dan tambahan modal disetor yang berasal
dari setoran modal pemegang saham.
Dividen tunai dan dividen saham

Dividen tunai merupakan distribusi kas kepada


pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis
dividen yang paling umum dan saat diumumkan
menjadi kewajiban bagi perusahaan. Jenis dividen
lain adalah dividen non tunai atau dividen property.
Dividen saham adalah distribusi saham
perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham
secara proporsional. Dividen ini mencerminkan
kapitalisasi laba secara permanen. Pemegang saham
menerima tambahan saham sebagai pengalihan saldo
laba keakun modal.
Pembatalan saldo laba

Saldo laba dapat dibatasi pada pembayaran


dividen sebagai akibat kontrak perjanjian,seperti
perjanjian pinjaman,atau melalui tindakan dari dewan
direksi. Pembatasan atau persyaratan saldo laba
merupakan pembatasan atau ketentuan saldo laba
sejumlah tertentu. Pembatasan penting meliputi
pembatasan distribusi dividen. Ketentuan obligasi dan
kesepakatan pinjaman merupakan sumber utama
pembatasan tersebut. Apropriasi saldo laba pinjaman
merupakan reklasifikasi saldo laba untuk tujuan tertentu.
Spin off dan Split off

Perusahaan sering melakukan divestasi anak perusahaan


dengan cara dijual lansung ataupun dibagikan kepada
pemegang sahamnya.
 Spin off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada
pemegang saham sebagai dividen ; aset dikurangi
sebagai saldo laba.
 Split off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang
dimiliki perusahaan dengan saham yang dimiliki oleh
para pemegang saham ;aset dikurangi saham yang
diterima dari pemegang saham diperlakukan sebagai
saham yang ditarik kembali.
Penyesuaian Periode Lalu

Penyesuaian periode lalu (prior period


adjustment) terutama merupakan koreksi
kesalahan di periode laporan keuangan lalu.
Perusahaan tidak melaporkan dalam laporan laba
rugi, melainkan melaporkan sebagai penesuaian
(setelah pajak) atas saldo awal saldo laba..
Nilai Buku Perlembar Saham

Perhitungan Nilai Buku Perlembar Saham


Nilai buku perlembar saham adalah angka perlembar yang bersal dari
likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalan neraca.
”Nilai buku” merupakan istilah konvensional yang mengacu pada nilai
aset bersih –yaitu total aset dikurangi klaim terhadapnya. ”Nilai buku
saham biasa” (book value of common stock) sama dengan total aset
dikurangi kewajiban dan klaim sekuritas yang di prioritaskan (seperti
saham priferen) pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca (tetati
dapat pula meliputi klaim sekuritas yang diprioritaskan yang tidak
tercatat. Cara sederhana untuk menghitung nilai buku ialah
menjumlahkan akun-akun ekuitas saham biasa dan menguranginya
dengan klaim yang didahulukan yang tidak tercermin dalam neraca
(termasuk deviden terhutang saham preferen, premium likuidasi, atau
hak prioritas saham priferen lainnya.
Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis
keuangan,aplikasinya meliputi:
• Nilai buku dengan potensial penyesuian sering sekali digunakan
dalam penilaian kesepakatan merger
• Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuidasi (ilustrasi
keuangan, investasi, asuransi,dan bank ) sangat bergantung pada
nilai buku
• Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat
memerlukan penutupan aset (asset coverge)
• Aplikasi tersebut harus mengakui pertimbangan akuntansi dalam
perhitungan nilai buku perlembar saham
• Nilai tercatat aset, khususnya aset jangka panjang seperti property,
pabrik, dan peralatan biasanya disajikan pada harga perolehan
yang dapat sangat berbeda dengan nilai pasar
• Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset kontijen
dengan kemungkinan terjadi yang tinggi seringkali tidak tercermin
dalam nilai buku.
Kewajiban pada “Ujung” Ekuitas

Bagian ini menjelaskan dua akun yang memiliki berada


diantara kewajiban dan ekuitas, “Saham preferen yang
dapat ditarik kembali” dan kepentingan minoritas.
Contoh Kasus – Ekuitas Pemegang Saham
• Berikut adalah saldo ekuitas pemegang saham dari PT G pada tanggal
01/01/2005:
Saham biasa, par Rp.10, 50.000 lembar beredar Rp. 200.000
Agio saham biasa 400.000
Laba ditahan 400.000
• Selama tahun 2005, PT G melakukan aktivitas berikut:
1. Laba tahun berjalan adalah Rp. 250.000
2. Dividen tunai sebesar Rp2 per lembar saham diumumkan dan dibayar pada
tanggal 1 Februari
3. Pada tanggal 1 Juni, PT G membeli kembali 2.000 lembar sahamnya sendiri
pada harga Rp20 per lembar (menggunakan cost method)
4. Pada tanggal 1 Desember, PT G menjual 500 lembar treasury stock pada
harga Rp18 per lembar saham
5. Pada tanggal 15 Desember, PT G mengumumkan 100% dividen saham, yang
akan dibagikan kepada seluruh pemegang sahamnya, pada tanggal 15
Januari 2006
6. Pada tanggal 31 Desember, PT G mencatat ayat jurnal untuk menilai investasi
tersedia untuk dijual dari Rp.20.000 menjadi Rp. 32.000
Diminta:
A.Buatlah ayat jurnal untuk item 2 sampai 6
(item 1 dianggap memerlukan informasi
rinci tentang pendapatan dan beban –
sehingga cukup diketahui bahwa laba
ditahan dikredit sebesar Rp.250.000)
B.Buatlah Laporan Perubahan Ekuitas dari
PT G untuk tahun 2005
C.Buatlah bagian ekuitas pemegang saham
pada neraca dari PT G untuk tahun 2005,
termasuk deskripsi untuk saham biasa
Contoh Kasus - Solusi

A. Ayat Jurnal
1. Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan.
2. Perhitungan: 20.000 x Rp2 = Rp.40.000
Dividen Tunai (Laba Ditahan) 40.000
Hutang Dividen 40.000

Hutang Dividen 40.000


Kas 40.000

3. Perhitungan: 2.000 lembar x Rp.20 =


Rp40.000
Treasury Stock 40.000
Kas 40.000
4. Perhitungan: 500 lb x Rp.18 harga pasar = Rp9.000
500 lembar x Rp20 cost = Rp10.000
Kas 9.000 (harga pasar)
Laba Ditahan 1.000 (plug)
Treasury Stock 10.000 (cost)

 5. Perhitungan: 20.000 saham baru x par Rp10 =


Rp.200.000
Dividen Saham (Laba Ditahan) 200.000
Stock Dividend Distributable 200.000
 Catatan: pada no. 5, saham belum dibagikan, sehingga
kita tidak dapat mengkredit akun saham biasa. Akun
“Stock Dividends Distributable” adalah akun ekuitas
yang digunakan, dan mengindikasikan bahwa ada
saham yang akan dibagikan di masa depan.
6. Perhitungan: nilai naik Rp.12.000
Investasi – Tersedia untuk Dijual 12.000
Unrealized Gain 12.000

• Perhatikan bahwa akun Unrealized Gain adalah bagian dari


ekuitas pemegang saham (bukan laba rugi), dan ditempatkan di
bagian bawah ekuitas pemegang saham pada neraca, dalam Other
Comprehensive Income (OCI)
Contoh Kasus Komprehensif - Solusi
Bagian B: Laporan Perubahan Ekuitas (dalam ribuan)

SB CSDD Agio LD OCI TS

Saldo 1/1/05 Rp200 Rp400 Rp400


Laba bersih 250
Dividen tunai (40)
Dividen saham Rp200 (200)
Pembelian TS Rp(40)
Penjualan kembali TS ( 1) 10
Revaluasi invstasi
Tersedia untuk Dijual Rp12

Saldo, 12/31/05 Rp200 Rp200 Rp400 Rp409 Rp12 Rp(30)


Catatan:
• SB = Saham Biasa, LD = Laba Ditahan, TS = Treasury Stock.
• CSDD adalah Common Stock Dividends Distributable. Ketika saham
dibagikan, maka SB menjadi naik
• OCI adalah Other Comprehensive Income dan mencerminkan unrealized gain
pada investasi tersedia untuk dijual
Contoh Kasus Komprehensif - Solusi
Bagian C: Bagian Ekuitas Pemegang Saham
pada Neraca

Saham biasa, par Rp10, 50.000 lembar diotorisasi


20.000 lembar diterbitkan,18.500 lembar beredar Rp. 200.000
Dividen saham biasa, 20.000 lembar 200.000
Agio saham biasa 400.000
Laba ditahan 409.000
Other comprehensive income
(unrealized gain
pada investasi tersedia untuk dijual) 12.000
Dikurangi: Treasury stock, 1.500 lembar pada cost (30.000)

Total ekuitas pemegang saham Rp. 1.191.000


EKUITAS PEMEGANG SAHAM
• Dua sumber utama ekuitas pemegang saham (modal)
adalah:
• Modal yang disetorkan oleh pemegang saham dan
pihak lain, yang disebut Modal Disetor
• Laba bersih yang ditahan dalam perusahaan, yang
dinamakan dengan Laba Ditahan
• Ekuitas pemegang saham dilaporkan dalam neraca
korporasi sesuai dengan dua sumber ini
• Perubahan yang signifikan dalam sumber ekuitas
pemegang saham -Modal Disetor dan Laba Ditahan-
bisa dilaporkan dalam laporan terpisah atau dalam
catatan yang mendukung penyajian neraca.

• Perubahan yang signifikan dalam ekuitas pemegang


saham bisa juga dilaporkan dalam laporan ekuitas
pemegang saham.
MODAL DISETOR

 Sumber modal disetor berasal dari penerbitan saham.

 Dua kelas saham yang utama  Saham Biasa dan Saham


Preferen.

 Saham preferen biasanya berupa saham preferen nonpartisipasi &


bersifat kumulatif atau non-kumulatif.

 Selain dari penerbitan saham, modal disetor bisa berasal dari


sumbangan aktiva dan dari transaksi saham treasuri.
PENERBITAN SAHAM

 Ketika korporasi menerbitkan saham bernilai nominal secara


tunai, akun Kas didebit dan kelas saham yang diterbitkan dikredit
sebesar nilai nominalnya

 Jika korporasi menerbitkan saham dengan harga diatas nilai


nominal, Modal Disetor Diatas Nilai Nominal dikredit sebesar
selisih antara kas yang diterima dengan nilai nominal saham

 Jika saham diterbitkan untuk ditukarkan dengan aktiva selain kas,


aktiva yang didapatkan harus dicatat sebesar nilai pasar wajarnya
PENERBITAN SAHAM: Tanpa Nilai
Nominal

Jika saham diterbitkan tanpa nilai nominal, seluruh


hasil penerbitan dikreditkan ke akun Saham
Saham tanpa nilai nominal mungkin memiliki nilai
ditetapkan per saham, dan selisih antara hasil
penerbitan dengan nilai ditetapkan dikreditkan ke
akun Modal Disetor diatas nilai ditetapkan
NILAI LEMBAR SAHAM

Nilai lembar saham

 nilai sekarang dari aliran dividen


saham yang diharapkan diterima
dimasa depan
DIVIDEN TUNAI dan DIVIDEN SAHAM

 Ayat jurnal untuk mencatat pengumuman dividen tunai adalah


mendebit Dividen dan mengkredit Utang Dividen bagi kelas
saham yang bersangkutan

 Pembayaran dividen dicatat dengan cara biasa

 Pada saat dividen saham diumumkan, Dividen Saham didebit


sebesar nilai wajar saham yang diterbitkan

 Selisih antara nilai wajar saham dengan nilai ditetapkan atau nilai
nominal dikredit ke Agio-Saham Biasa
DIVIDEN SAHAM YANG DAPAT
DIDISTRIBUSIKAN

 Dividen Saham yang Dapat Didistribusikan dikredit sebesar nilai


nominal atau nilai ditetapkan saham biasa yang diterbitkan.

 Pada saat saham diterbitkan pada tanggal pembayaran dividen


saham, Dividen Saham yang Dapat Didistribusikan didebit dan
Saham Biasa dikredit sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan
saham yang diterbitkan.
SAHAM BIASA
 Keunggulan

 Hak suara:
○pemilihan dewan direksi
○pemilihan aktivitas manajemen yang signifikan
 Hak atas sisa laba (setelah preferen stock)
 Kelemahan

 Prioritas terakhir dalam hal terjadi likuidasi


 Tidak ada jaminan return
 Nilai saham biasa dinyatakan
dalam tiga bentuk berbeda:
1. Nilai pokok
2. Nilai pasar
3. Nilai buku
SIFAT INVESTASI SAHAM BIASA

Termasuk saham paling berisiko dari semua


sekuritas, karena ketidakpastian pasar saham
itu sendiri

Blue Chip (saham unggulan)


 saham yang diterbitkan oleh perusahaan
mapan, yang mampu menyediakan pendapatan
yang aman dari dividen yang konstan
SAHAM PREFEREN

 Sekuritas hybrid yang memiliki beberapa


karakteristik hutang dan beberapa ekuitas
 Kebanyakan saham preferen: perpetuitas
 Nilai sebuah saham preferen perpetual: Dividen
dibagi dengan tingkat Pengembalian yang
diperlukan
 Jatuh tempo saham preferen dievaluasi dengan
rumus yang identik dengan rumus nilai obligasi
SAHAM PREFEREN

Diterbitkan dengan: nilai pokok yang telah


ditentukan sebelumnya
Deviden dinyatakan sebagai: presentasi nilai
pokok
Saham dapat ditarik (callable), dimana harga
penarikan disepakati antara perusahaan dan
pemegang saham
SIFAT INVESTASI dalam SAHAM
PREFEREN

Karena punya hak pertama untuk dividen,


pendapatan risikonya lebih kecil daripada
pendapatan saham biasa dari perusahaan yang
sama
Pendapatan menjadi kurang pasti dibandingkan
pendapatan obligasi perusahaan yang sama
SAHAM PREFEREN
 Keunggulan
 Diprioritaskan dari saham biasa dalam hal terjadi likuidasi
 Dividen tetap
 Dapat memiliki beragam variasi dividen
 Diprioritaskan dari saham biasa dalam pembayaran dividen
 Kelemahan
 Prioritas setelah hutang dalam hal terjadi likuidasi
 Dividen dapat ditunda pembayarannya
 Tidak memiliki hak suara
 Hutang atau ekuitas?
 Memiliki komponen keduanya
 Biasanya (tapi tidak selalu) diklasifikasikan sebagai ekuitas
 Nilai par - ditetapkan pertama kali sebagai
“Modal Dasar minimal”
 Nilai par bukan nilai pasar
 Kredit SB atau SP sebesar nilai par
 Kelebihan dari nilai par dikreditkan ke akun:
“Agio Saham”
AKUNTANSI SAHAM BIASA
(SB) dan SAHAM PREFEREN
(SP)
AYAT JURNAL

 Menerbitkan SP lebih tinggi dari nilai par:

Kas xx (nilai pasar)

Saham Preferen xx (total par)

Agio - SP xx (kelebihan)

 Menerbitkan SB lebih tinggi dari nilai par:

Kas xx (nilai pasar)

Saham Biasa xx (total par)

Agio - SB xx (kelebihan)
PRE EMPTIVE RIGHT

Seringkali pemegang saham memiliki hak


untuk membeli setiap tambahan saham yang
dijual oleh perusahaan
Hak ini, yang disebut preemptive right,
melindungi kendali pemegang saham sekarang
dan mencegah dilusi nilai saham mereka
TREASURY STOCK

 Terjadi ketika perusahaan membeli kembali saham biasa yang


telah diterbitkan perusahaan sebelumnya.
 Alasan pembelian kembali:
 ingin diberikan kepada pegawai sebagai kompensasi
 ingin dimiliki sebagai treasury stock (atau hendak dihapus) untuk
meningkatkan harga pasar dan EPS
 mengurangi total pembayaran dividen dengan tetap mempertahankan jumlah
dividen yang dibayarkan per saham
 mencegah usaha ambil alih dengan mengurangi proporsi saham yang tersedia
untuk dibeli
 memberikan kas kembali kepada pemegang saham
TREASURY STOCK

 Jika sebuah korporasi membeli sahamnya sendiri,


pencatatan biasanya menggunakan metode biaya
 Saham Treasuri didebit sebesar harga perolehannya, dan
Kas dikredit
 Jika saham tersebut dijual kembali, Saham Treasuri
dikredit sebesar harga beli dan selisih antara harga jual
dengan harga beli biasanya didebit atau dikredit ke
Modal Disetor dari Penjualan Saham Treasuri
TREASURY STOCK

• Akun debit yang disebut “Treasury Stock” dilaporkan pada


ekuitas sebagai pengurang ekuitas. Catatan: bukan sebagai aktiva.

• Saham tersebut masih diterbitkan, namun tidak lagi beredar.

• tidak memiliki hak pilih

• tidak menerima dividen tunai

• Dapat diterbitkan kembali (ke pasar/pegawai) atau dihapuskan.

• Tidak ada untung atau rugi yang diakui dari transaksi ekuitas ini.
Treasury Stock (TS): AYAT JURNAL

 Ada dua teknik untuk mencatat transaksi TS (metode Par Value


dan metode Cost). Kita hanya akan menggunakan metode Cost.
Teknik ini menganggap “cost” dari TS sama dengan junlah yang
dibayar untuk memperoleh TS

 Untuk mencatat pembelian TS dari pasar:

TS xx (“cost”)

Kas xx (pasar)

(cost sama dengan kas yang dibayarkan)


• Untuk menerbitkan kembali TS ke pasar pada harga lebih besar dari cost:

Kas xx (pasar)

Agio - TS xx (kelebihan atas cost)

TS xx (cost)

• Untuk menerbitkan kembali TS ke pasar pada harga lebih rendah dari cost:

Kas xx (pasar)

Agio - TS xx (jika ada)

Laba Ditahan xx (jika diperlukan*)

TS xx (cost)

• *debit RE if no APIC-TS available to absorb the remaining debit difference.


SAHAM BERKLASIFIKASI

• Meskipun kebanyakan perusahaan hanya memiliki satu jenis


saham biasa, namun dalam beberapa kasus saham berklasifikasi
digunakan untuk memenuhi kebutuhan khusus perusahaan

• Salah satu jenis saham berklasifikasi adalah saham pendiri,


dimiliki oleh pendiri perusahaan yang memiliki hak suara satu-
satunya tetapi dividennya terbatas selama beberapa tahun tertentu
PENGEMBALIAN SAHAM

Total tingkat pengembalian saham yang


diharapkan  hasil dividen yang
diharapkan ditambah hasil keuntungan
modal yang diharapkan
• Bagi perusahaan dengan pertumbuhan
konstan, baik hasil dividen yang
diharapkan maupun hasil keuntungan
modal yang diharapkan adalah konstan
STOCK SPLITS

• Stock splits umumnya dinyatakan oleh perusahaan untuk


mengurangi harga pasar per lembar sahamnya. Hal ini membuat
saham lebih terjangkau bagi investor kecil
• Proses untuk stock splits adalah penukaran saham “lama”,
dengan saham “baru” kepada pemegang saham yang sama
• Total nilai par dari saham baru sama dengan totan nilai par dari
saham lama, namun jumlah saham dan nilai par per saham
berubah
STOCK SPLITS
• Jika sebuah korporasi mengurangi nilai
nominal atau nilai ditetapkan saham
biasanya dan menerbitkan saham-saham
baru dalam jumlah yang proporsional, hal
ini dinamakan dengan proses pemecahan
saham
• Pemecahan saham tidak menimbulkan
perubahan apa pun dalam neraca
perusahaan dan tidak memerlukan
pencatatan
Contoh: Stock Split

• PT IZM memiliki 10.000 lembar saham yang beredar dengan


nilai par Rp.2
• Bagian ekuitas pada neraca menunjukkan:
• Saham biasa Rp.20.000
• Laba Ditahan 80.000
• Harga pasar dari saham yang beredar adalah Rp.50 per lembar
sebelum dilakukan stock split
Contoh: Stock Split

• Jika PT IZM mengumumkan stock split 2 untuk 1, saham yang lama


akan ditrik dan saham baru akan diterbitkan dengan deskripsi
sebagai berikut:
• Saham biasa, nilai par Rp.1, yang beredar 20.000 lembar
• Total ekuitas pemegang saham tetap Rp.100.000 yang terdiri dari:
• Saham biasa Rp.20.000
• Laba ditahan 80.000
• Harga pasar untuk saham yang beredar sekarang adalah Rp.25
per lembar
• Catatan: Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan
DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS

• Kembali ke informasi tentang PT IZM. Sekarang


asumsikan bahwa PT IZM mengumumkan 100%
dividen saham
• Pertama, siapkan ayat jurnal untuk mencatat
pengumuman dan pembagian dividen saham (10.000
lembar x 100% = 10.000 lembar saham baru x Rp.2 per
lembar = Rp20.000:
• Dividen Saham (Laba Ditahan) 20,000
Stock Dividen Distributable 20,000
• Stock Dividen Distributable 20,000
Saham Biasa 20,000
DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS
• Sekarang perhatikan deskripsi baru tentang dividen
saham:
• Saham biasa, nilai par Rp.2, yang beredar 20.000 lembar
• Total nilai ekuitas pemegang saham tetap Rp.100.000:
• Saham biasa Rp.40.000
• Laba ditahan 60.000
• Perhatikan bahwa total harga pasar per saham akan
berubah menjadi Rp.25 per lembar.
• Jadi, stock split 2 untuk 1 dan 100% dividen saham
memiliki pengaruh yang sama pada:
• total ekuitas pemegang saham, dan
• harga pasar per lembar saham
DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS

• Bagaimanapun, dividen saham membutuhkan ayat jurnal, yang


mengubah komponen dari ekuitas pemegang saham (laba ditahan
dan saham biasa)
• Stock split mengubah deskripsi saham, termasuk nilai par per
lembar saham
• Kebanyakan perusahaan menggunakan stock split untuk
mengubah harga pasar per lembar saham, namun beberapa
perusahaan menggunakan dividen saham dalam jumlah besar
untuk mencapai maksud yang sama. Tindakan ini disebut “stock
split dalam bentuk dividen”
DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS
• Untuk merangkum pengaruh pada PT IZM:
100% Dividen 2 untuk 1
Setelah: Saham Stock Split
Total saham beredar 20.000 lembar 20.000 lembar
Nilai par per lembar Rp.2 Rp.1
Harga pasar per lembar Rp.25 Rp.25
Total ekuitas: Rp. 100.000 Rp. 100,000
Hasil di buku besar:
Saham biasa Rp. 40.000 Rp. 20.000
Laba ditahan Rp. 60.000 Rp. 80.000

• Ingat: Sebelum stock split atau dividen saham biasa bernilai Rp.
20.000 dan laba ditahan Rp. 80.000. Karena dividen saham
membutuhkan ayat jurnal, jumlah saham biasa dan laba ditahan
berubah. Karena stock split tidak membutuhkan ayat jurnal, jumlah
saham biasa dan laba ditahan tidak berubah.
LAPORAN KEUANGAN: LABA DITAHAN

• Perubahan laba ditahan bisa dilaporkan dengan membuat


laporan laba ditahan terpisah, laporan laba-rugi dan laporan laba
ditahan gabungan, atau laporan ekuitas pemegang saham
• Pembatasan laba ditahan, yang dinamakan dengan apropriasi,
harus diungkapkan, biasanya dalam catatan atas laporan
keuangan
• Kesalahan yang material dalam laba bersih periode sebelumnya,
yang dinamakan dengan penyesuaian periode sebelumnya,
dilaporkan dalam laporan laba ditahan
LABA DITAHAN
• Formula untuk laba ditahan, sbb:
Laba ditahan, saldo awal
(sebelum penyesuaian) xx
Ditambah/dikurangi:
Penyesuaian periode sebelumnya xx
Laba ditahan, saldo awal
(dinyatakan kembali) xx
Ditambah: laba bersih xx
Dikurangi dividen:
Dividen tunai – saham biasa xx
Dividen tunai – saham preferen xx
Dividen saham xx
Dividen properti xx
Dikurangi: Penyesuaian untuk transaksi TS xx
Penyisihan laba ditahan xx
Laba ditahan, saldo akhir xx
LABA DITAHAN – DIVIDEN TUNAI

• Dividen tunai diumumkan:


Dividen (Laba Ditahan) – SB xx
Dividen (Laba Ditahan) – SP xx
Hutang Dividen xx

• Dividen tunai dibayarkan:


Hutang Dividen xx
Kas xx
LABA DITAHAN – DIVIDEN TUNAI
• Perhatikan bahwa sejumlah dividen tertentu harus
dibayarkan kepada pemegang saham preferen sebelum
dividen yang lain dibayarkan kepada pemegang saham
biasa (termasuk tunggakan dividen bila bersifat
kumulatif)
• Dividen saham preferen dapat bersifat kumulatif, yang
berarti, jika tidak ada dividen yang diumumkan pada
tahun berjalan, dividen tersebut harus tetap dibayarkan
kepada pemegang saham preferen pada tahun depan
sebelum pemegang saham biasa berhak memperoleh
dividen
• Namun, tunggakan dividen yang bersifat kumulatif tidak
diakui sebagai kewajiban sampai pembagian dividen
diumumkan oleh dewan direksi. Sebuah perusahaan
dapat saja berjalan beberapa tahun tanpa
mengumumkan dividen, dan tidak ada kewajiban yang
diakui sampai dividen benar-benar diumumkan
LABA DITAHAN – DIVIDEN PROPERTI

• Dividen properti adalah pembagian properti non-kas oleh


perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk dividen properti
yang paling umum adalah “spin-off” dimana saham anak
perusahaan dibagikan kepada pemegang saham induk
perusahaan.
• Ketika dividen properti diumumkan:
Dividen Properti (Laba Ditahan) xx
Hutang Dividen Properti xx
• Ketika dividen properti dibagikan:
Hutang Dividen Properti xx
Investasi xx
LABA DITAHAN – DIVIDEN SAHAM

• Dividen saham adalah pembagian saham tambahan milik


perusahaan sendiri kepada para pemegang sahamnya. Perhatikan
bahwa pembagian saham tambahan tidak memberikan suatu nilai
kepada para pemegang saham
• Contoh: 4 pemegang saham, setiap orang meiliki 10 lembar saham
biasa. Setiap pemegang saham memiliki 25% dari total kepemilikan
(10/40). Jika perusahaan memberikan tambahan 1 lembar saham
kepada setiap pemegang saham, setiap pemegang saham tetap
memiliki 25% dari total kepemilikan (11/44). Tidak ada yang
berubah, kecuali jumlah lembar saham
LABA DITAHAN – DIVIDEN SAHAM

• Dividen saham besar (>25% dari saham beredar) dicatat


pada nilai par

• Saat dividen saham diumumkan:


Dividen Saham (Laba Ditahan) xx (par)
Stock Dividen Distributable xx (par)
• Saat dividen saham dibagi:
Stock Dividen Distributable xx (par)
Saham Biasa xx (par)

• Perhatikan bahwa Stock Dividends Distributable bukan


sebuah kewajiban, melainkan merupakan akun ekuitas
yang mengindikasikan terdapat saham tambahan yang
akan diterbitkan namun saat ini belum beredar
LABA DITAHAN – DIVIDEN SAHAM

• Analisis pengaruh transaksi pada neraca:


Dividen Saham (Laba Ditahan) xx (- SE)
Stock Dividen Distributable xx (+ SE)
• Saat dividen saham dibagikan:
Stock Dividen Distributable xx (- SE)
Saham Biasa xx (+ SE)
• Perhatikan bahwa total pengaruh pada ekuitas adalah
nol. Namun, laba ditahan menurun dan saham biasa
meningkat sebesar nilai par dari dividen saham.
• Dividen saham kecil (< 25% dari jumlah saham beredar)
dicatat pada nilai pasar.
PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI

• Perubahan prinsip akuntansi berasal dari


pemakaian prinsip akuntansi yang
berbeda dengan prinsip akuntansi yang
dipakai sebelumnya
• Pengaruh perubahan prinsip akuntansi
atas laba bersih periode berjalan, serta
pengaruh kumulatifnya atas laba periode
sebelumnya, juga harus dilaporkan, setelah
pajak penghasilan terkait, dalam laporan
keuangan
LABA DITAHAN - APROPRIASI

• Perusahaan dapat memilih untuk “membatasi” sebagian dari laba


ditahannya yang dapat digunakan untuk membayar dividen
• Alasan untuk pembatasan ini dapat meliputi aktivitas seperti
rencana ekspansi perusahaan atau rencana pelunasan hutang
• Pembatasan bukan berarti mencadangkan saldo kas untuk
rencana tersebut. Pembatasan hanya menunjukkan intensi
• Pembatasan, atau apropriasi dapat diindikasikan lewat
pengungkapan, atau lewat reklasifikasi laba ditahan
LABA DITAHAN - APROPRIASI

• Jika digunakan reklasifikasi, ayat jurnal berikut ini


diperlukan:
Laba Ditahan xx
Laba Ditahan - Apropriasi xx
• Ayat jurnal ini akan memunculkan “dua” saldo laba
ditahan pada bagian ekuitas pemegang saham di neraca.
• Sisi debit dari ayat jurnal di atas mengurangi laba ditahan
“yang tidak dibatasi”, sementara sisi kreditnya
memunculkan akun laba ditahan yang baru.
• Perhatikan bahwa ayat jurnal tersebut tidak mengubah
total laba ekuitas pemegang saham, dan bahkan tidak
mengubah total laba ditahan.
LABA DITAHAN : PENYESUAIAN PERIODE
SEBELUMNYA

• Penyesuaian periode sebelumnya merupakan penyesuaian atas


laba ditahan akibat kesalahan pada laporan laba rugi periode
sebelumnya.
• Kesalahan tersebut ditutup ke laba ditahan periodi sebelumnya,
sehingga kesalahan itu sudah diperbaiki sejak awal tahun berjalan
(setelah dikurangi pajak). Kesalahan dapat terjadi dari dua sisi,
bergantung pada sifat kesalahan (contoh: pengabaian beban
versus pengabaian pendapatan)
 Laporan perubahan ekuitas
merinci perubahan laba ditahan,
dan juga memperlihatkan
perubahan dalam seluruh akun
ekuitas pemegang saham selama
tahun berjalan

LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
HUTANG vs EKUITAS
Hutang Ekuitas

Kontrak hukum formal Tidak memiliki tanggal


Tanggal jatuh tempo yang jatuh tempo
tetap Mendapat dividen
Pembayaran bunga secara Hak atas aset bersifat residual
tetap dan berkala Saham biasa memiliki hak
Mendapat prioritas dalam hal suara
terjadi kebangkrutan Pembayaran dividen tidak
Tidak memiliki suara dalam mengurangi pajak
manajemen Pajak dikenakan atas
penghasilan
Beban bunga menjadi pengurang dan dividen
pajak

Anda mungkin juga menyukai