Anda di halaman 1dari 31

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI

SOSIAL
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila
orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut
atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.
Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal balik
antara berbagai segi kehidupan bersama,misalnya pengaruh-
mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan
ekonomi, ekonomi dengan hukum.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial,


karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan
bersama.
Proses sosial dan Interaksi Sosial

 Pengertian Proses Sosial:


Proses Sosial adalah setiap interaksi sosial yang
berlangsung dalam suatu jangka waktu, sedemikian
rupa hingga menunjukkan pola -pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli:

 Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan


individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain
atau sebaliknya.

 Pengertian Interaksi Sosial Menurut John Lewis Gillin."Interaksi sosial

merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut


hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antar
kelompok."
Faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial :

1.Sugesti.
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan
cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa
berpikir panjang.

2. Imitasi.
Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh
idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi
pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga.
3. Identifikasi.

Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk


menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh
yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh
seseorang secara sadar.

4. Simpati.

Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain.
Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok
orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus.
5. Empati.

Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dan
seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit,
susah, dan bahagia.

6. Motivasi.

Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan


seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang
diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan
secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab.
Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :

 Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu

antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak
dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.

 Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-

perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut.
Menurut gillin dan gillin ada dua macam proses sosial
yang menimbulkan terjadinya interaksi sosial

1. Proses asosiatif

a. kerja sama (kooperation)

Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok


manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat
digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada
kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai
manfaat bagi semua.
b. Akomodasi (Accomodation)
Adalah suatu proses ke arah tercapainya kesepakatan
sementara yang dapat diterima kedua belah pihak
yang tengah bersengketa
Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atau
kelompok - kelompok yang mau tak mau harus
bekerja sama, sekalipun dalam kenyataannya
mereka masing - masing selalu memiliki paham
yang berbeda dan bertentangan. Tanpa
akomodasi dan kesediaan berakomodasi, dua
pihak yang berselisih paham tak akan mungkin
bekerja sama untuk selama - lamanya
Akomodasi sering terjadi di dalam masyarakat,
sehingga betapa pun seriusnya perbedaan pendapat
sepasang suami - istri, misalnya, masih tetap saja
mereka bisa bertahan hidup dan tinggal bersama
dalam satu rumah (atau bahkan satu ranjang)
sampai akhir hayatnya.
C. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf
lanjut. ini ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-
proses mental dengan memerhatikan kepentingan
dan tujuan bersama
d. Amalgamasi, merupakan proses sosial yang melebur
dua kelompok budaya menjadi satu, yang pada
akhirnya melahirkan sesuatu yang baru

 Amalgamasi akan melenyapkan pertentangan-


pertentangan yang ada di dalam kelompok
 Sebuah contoh dari khazanah sejarah dapat
ditunjukkan. Pertentangan-pertentangan antara
suku-suku bangsa Anglo-Saxon dan Normandia
telah berakhir ketika terjadi perkawinan campuran
antara kedua suku bangsa tersebut. Perkawinan
campuran antara kedua kelompok besar ini telah
melahirkan proses amalgamasi yang berhasil.
Ada beberapa dari bentuk kerja sama :
 Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang

sertamerta contoh gotong royong, menolong kecelakaaan ,


meninggal

 Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang

merupakan hasil perintah atasan atau penguasa

 Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas

dasar tertentu

 Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama

sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.


2. Proses disosiatif
a. Persaingan ( competition )
Proses ini adalah proses sosial yang mengandung perjuangan
untuk memperebutkan tujuan -tujuan tertentu yang sifatnya
terbatas, yang semata -mata bermanfaat untuk
mempertahankan suatu kelestarian hidup
 kompetisi ini dapat dibedakan ke dalam dua tipe
umum:
Pertama , kompetisi personal, yaitu kompetisi yang
bersifat pribadi antara dua orang
contoh: dua individu bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini
dinamakan rivalry.
 Kedua , kompetisi impersonal, yaitu kompetisi tak
pribadi yang berlangsung (bukan antara orang-
orang yang mendukung kepentingan-kepentingan
pribadi) antara dua kelompok
Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk
mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
sebagai contoh dapat disebutkan persaingan antara
dua perusahaan, yang tentu saja juga menyangkut
orang-orang, tetapi tidak menyangkut perkara -
perkara pribadinya, melainkan menyangkut
kedudukan -kedudukan mereka selaku pejabat atau
pemegang peranan di dalam perusahaan itu
:
Bentuk-bentuk persaingan

 Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan


jumlah konsumen
 Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan,
pendidikan, dst.
 Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam
kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang
mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
 Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan
krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
B. Konflik (Pertentangan)

Konflik sebagai suatu proses ternyata dipraktikkan


juga secara luas di dalam masyarakat. berbeda hal
dengan kompetisi yang selalu berlangsung di dalam
suasana “damai”, konflik adalah suatu proses sosial
yang berlangsung dengan melibatkan orang -orang
atau kelompok -kelompok yang saling menentang
dengan ancaman kekerasan.
 Dalam bentuknya yang ekstrem, konflik itu
dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk
mempertahankan hidup dan eksistensi (jadi bersifat
defensif), akan tetapi juga bertujuan sampai ke taraf
pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain
yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:

 Pertentangan pribadi

 Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa

adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan

 Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya

perbedaan kepentingan

 Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam

satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat

 Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-

perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara


Sebab musabab pertentangan adalah :

 Perbedaan antara individu

 Perbedaan kebudayaan

 perbedaan kepentingan

 perubahan sosial.
 Dari catatan sejarah kita dapat melihat bagaimana
orang-orang Roma berkonflik dan memusnahkan
penduduk Carthago; dan bagaimana migran-migran
Eropa membinasakan eksistensi suku-suku Indian.
C. Kontravensi,
Berasal dari kata latin, conta dan venire , yang berarti
menghalangi atau menantang. Dalam kontravensi
dikandung usaha untuk merintangi pihak lain mencapai
tujuan. Yang diutamakan dalam kontravensi adalah
menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal ini
didasari oleh rasa tidak senang karena keberhasilan pihak
lain yang dirasa merugikan, walaupun demikian tidak
terdapat maksud untuk menghancurkan pihak lain
Kontraversi (Contravetion)
 Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontravensi menurut Leo von
Wiese dan Howard Becker ada 5 :
a. yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan,
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan,
pengacauan rencana
b. yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-
maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian
pada pihak lain, dst.
c. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak
lain
d. yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
e. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum
kontravensi :

a. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada


zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat

b. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam


keluarga.

c. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas


dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut
hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan,
dst.
Tipe Kontravensi :

 Kontravensi antar masyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :

 Kontaversi antar masyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)

 Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat

(intercommunity struggle)

 Antagonisme keagamaan

 Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar

belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya

 Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai