Hormon Steroid
OLEH :
– Hormon kelamin pada umumnya turunan steroid molekul bersifat planar dan
tidak lentur. Kerangka dasar siklopentanaperhidrofenantren, bersifat kaku
(rigid)
– 3 aspek stereokimia dari hormon kelamin yang dapat mempengaruhi aktivitas :
a. Letak gugus pada cincin, aksial atau ekuatorial.
b. Posisi gugus pada bidang, konfigurasi α atau ß, dan isomer cis atau trans.
c. Konformasi cincin sikloheksan, bentuk kursi atau perahu
1. Hormon Androgen
– Mekanisme kerja :
Hormon androgen dapat meningkatkan transkripsi dan atau translasi RNA khas pada
biosintesis protein. Testosteron oleh enzim 5α-reduktase diubah menjadi 5α-
dehidrotestosteron dan bentuk aktif ini dpat mengikat reseptor khas yang terdapat pada
testis, prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikatan ini menyebabkan perubahan konformasi
dan menimbulkan pengaktifan kompleks androgen-reseptor.
Berdasarkan aktivitasnya, hormon androgen dibagi menjadi dua :
1. Senyawa androgenik
Contoh : testosteron, metiltestosteron, fluoksimesteron, mesterolon, dan metandrostenolon.
2. Senyawa anabolic
Contoh : oksimetolon, stanozolol, nandrolon, dan etilestrenol
Hubungan struktur aktivitas
a. Pemasukan gugus 3-keto dan 3α-hidroksi dapat meningkatkan
aktivitas androgenik.
b. Gugus 17ß-hidroksi penting dalam hubungannya dengan
pengikatan reseptor, oleh karena itu isomer 17ß-hidroksi lebih aktif
dibanding 17α-hidroksi.
c. Testosteron, tidak dapat diberikan secara oral karena oleh bakteri
usus gugus 17ß-hidroksi akan dioksidasi menjadi 17ß-keto yang tidak
aktif.
Testosteron mempuyai waktu paro pendek karena cepat dapat
diserap dalam saluran cerna dan cepat mengalami degradasi hepatik.
d. Adanya gugus alkil pada C17α mencegah perubahan metabolisme
gugus 17 ß- hidroksi sehingga senyawa dapat diberikan secara total
2. Hormon Estrogen
– Estrogen adalah hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh ovarium,
plasenta dan korteks adrenalis. Pada laki-laki diproduksi oleh testis dan korteks
adrenalis
– Mekanisme kerja :
Hormon estrogen dapat menyebabkan beberapa efek biologis pada organ sasaran.
Pada ovarium merangsang pertumbuhan folikular, pada uterus merangsang
pertumbuhan endometrium, pada vagina menyebabkan kornifikasi (pendangkalan)
sel epitel, pada serviks dapat meningkatkan sekresi lender dan menurunkan
keketalan lendir, dan pada kelenjar pituitary ddapat merangsang pengeluaran
gonadotropin.
Estrogen steroid
adalah senyawa yang menimbulkan efek estrogenik dan
mengadung inti steroid,estrogen steroid dibagi menjadi :
1. Estrogen alami,contoh : estradiol,benzoat dan stron
2. Estrogen teresterifikasi,contoh : estradiol benzoat,estradiol
dipropionat, estradiol valerat,estradiol sipionat dan estradiol
enantat
3. Estrogen terkonjugasi,contoh : senyawa estrogen terkonjugasi
4. Turunan semisintetik,contoh : asam doisinolat,erinilestradiol
mestranol dan kuinestrol.
Hubungan struktur aktivitas
estrogen steroid
Hubungan struktur aktivitas estrogen steroid
1. Ellon dan Dolly (1923),telah dapat mengisolasi dari ekstrak ovarium wanita senyawa-senyawa turunan steroid yang mempunyai
aktivitas estrogenik,yaitu estron,estriol dan 17β-estradiol. Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa 17β-estradiol mempunyai
aktivitas estrogenik tiga kali lebih besar dibanding estron dan enam kali lebih besar dibanding estriol. 17β-estradiol mudah dipecah
dan menjadi tidak aktif oleh mikroorganisme dalam saluran cerna. Senyawa cepat diabsorpsi di usus dan cepatpula dimetabolisis di
hati. Oleh karena itu, 17β-estradiol hanya aktif ada pemberian intramuskular,sedang pemberian secara oral menurunkan aktivitas
secara drastis.
2. Penelitian mengenai huungan struktur aktivitas menunjukkan bahwa hilangnya atom O yang terikat pada c3 dan c17,epimerisasi
gugus 17β-hidroksi menjadi konfigurasi 17 ,davitas estrogn adanya ikatan rangkap pada cincin B dapat menurunkan aktivitas
estrogenik.
3. Perluasa cincin D akan menurunkan aktivitas estrogenik secara drastis.D-Homoestradiol dan D-Homoestron mempunyai aktivitas
yang lebih rendah dibanding estradiol dan estron.
4. Modifikasi struktur estron menunjukkan bahwa pemasukan gugus OH pada posisi c6,c7 dan c11 menurunkan aktivitas estrogenik.
Dalam suasana basa kuat (KOH),cincin D dari estron akan pecah,membentuk asam doisinolat,yang mempunyai aktivitas estrogenik
lebih besar dibanding estron. Hal ini menunjukkan bahwa cincin D kurang berperan terhadap aktivitas estrogenik.
5. Esterifikasi gugus 17β- hidroksi atau 3- hidroksiestradiol dapat memperpanjang masa kerja obat oleh karena pada in vivo bentuk
ester dihidrolisis dengan lambat melepaskan estrogen bebas secara perlahan-lahan. Bentuk ester ini hanya aktif pada pemberian
secara intramuskular.
6. Bentuk ester estradiol mempunyai kelarutan dalam lemak lebih besar,penembusan membran biologis menjadi lebih baik sehingga
dapat meningkatkan aktivitas estrogenik dan memperpanjang masa kerja obat.
Estrogen non steroid
1. Menurut hipotesis schuler ada persamaan jarak kritik antara gugus-gugus yang
dapat membentuk ikatan hydrogen,seperti gugus hidroksil,keton dan hidroksil
fenol,dari hormon estrogen non steroid. Jarak antara gugus 3-OH dan 17 OH dari
estradiol mempunyai persamaan dengan jarak antara gugus hidroksil fenol dari
dietilstilbestrol yaitu kurang lebih 14.5 A. Jarak ini snagat penting dalam
hubungannya dengan pengikatan obat reseptor.
2. dari studi kristalografi dengan sinar x didapatkan bahwa sebenarnya jarak antara
gugus-gugus hidroksil dari estradiol adalah 10.9A sedang jarak antara gugus-gugus
hidroksil fenol dari dietilstilbestrol adalah 12.1 A. Dalam plasma,estradiol terdapat
dalam bentuk hidrat,dimana jarak antara gugus 3-OH dengan air hidrat adalah
12.1A sehingga diduga bahwa air juga mempunyai peran penting terhadapa efek
estrogenik.
3. Hormon Progestin
Mekanisme kerja :
Inhibisi pelepasan asam arachidonat,modulasi substansi yang berasal dari metabolisme asam
arachidonat, danpengurangan jumlah 5-HT3. Mengurangi infamasi dengan
menekan migrasineutrofil, mengurangi produksi mediator infamasi, dan menurunkan
permeabilitas kapiler yang semula tinggi dan menekan respon imun. kortikosteroid seperti
deksametason bekerja dengan cara mempengaruhi kecepatan sintesis protein.Molekul hormon
memasuki sel jaringan melalui membran plasma secara dilusi pasif jaringan target, kemudian
bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk
kompleks reseptor steroid.kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju
nukleus dan berikatan dengan kromatin. “ikatan ini menstimulasi transkripsi dan sintesis protein
spesifik. “induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisologik steroid.
Contoh obat
2. Mestrolon
Struktur :1 alpha-methyl-17 beta-hydroxy-5 alpha-androstan-3-on
Mekanisme kerja :
Mesterolon tidak merangsang tubuh utk memproduksi testosterone tetapi
hanya secara lisan pengganti androgen yg digunakan. Memperkuat
perkembangan otot pada individu individu yg sehat atau kemampuan fisik,
menambah kekuatan dengan penambahan kecil tetap bersandar sepenuhnya utk
memperoleh frame.
Contoh Obat
3. Hidrokortison
Struktur :
Mekanisme kerja :
Mempengaruhi kecepatan sintesis protein dan karena efek farmakologinya dapat
digunakan sebagai hemmorkoid.Menghambat proses terjadinya radang
Contoh Obat
4. Etilsterol
Struktur :
Mekanisme kerja :
Meningkatkan sintesa mRNa dan beberapa protein spesifik lain.
Contoh obat
5. Obat pil KB
Mekanisme kerja :
siklus menstruasi dikontrol oleh Luteinizing Hormone (LH) dan Folikel
Stimulating Hormone (FSH) berasal dari → adenohipofisis, 2 hormon
hipotalamus, FSH Released Factor (FRF) dan gonadorelin (GnRH) → ovarium dan
saluran reproduksi. FRF dan GnRH dapat merangsang LH dan FSH dari
adenohipofisis, sedangkan LH dan FSH merangsang ovarium → memproduksi
hormone estrogen progestin.
Hubungan struktur dan aktivitas