Anda di halaman 1dari 33

ASPEK MEDIKOLEGAL

KEKERASAN TERHADAP ANAK


dr. Intarniati Nur Rohmah, Sp. KF, M.Si.Med
LATAR BELAKANG
PERLINDUNGAN ANAK : Peningkatan kualitas mutu hidup manusia di Indonesia.
“anak adalah kelompok strategis yang akan menjadi masa depan bangsa.”

• 40 % Indonesia = anak – anak


• Hak Asasi Anak  Hak Asasi Manusia
(Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28b ayat (2)

 CHILD ABUSE  Faktor Berpengaruh (-) Tumbuh Kembang Anak : Kekerasan


(Undang – Undang No.35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak)

• Komisi Perlindungan Anak Indonesia : “Kekerasan pada anak selalu  /tahun”


• < Perlindungan anak

• Hasil pemantauan KPAI


2011 sampai 2014
terjadi peningkatan yang signifikan
RUMUSAN
MASALAH
MANFAAT AKADEMIS
Tujuan Umum
MANFAAT
TUJUAN
o Sebagai sumber pengetahuan tentang aspek medikolegal
• Mengetahui tentang kekerasan pada
• Apa definisi, klasifikasi,
mengenai kekerasan terhadap anak.
penyebab serta anak.
dampak
MANFAAT KEDOKTERAN Tujuananak?
Khusus
kekerasan terhadap
o Memajukan •ilmu pengetahuan
Mengetahui definisi mengenai
tentang aspek
kekerasan
• medikolegal
Bagaimanakah cara kekerasaan anak.
terhadap
terhadap anak.
pemeriksaan
o Dokter umum •terhadap
dapat menambah pengetahuan terhadap
korban? Mengetahui jenis - jenis kekerasan
aspek medikolegalyangkekerasaan pada anak.
dapat terjadi pada anak.
•MANFAAT
BagaimanaMASYARAKAT
proses
• Mengetahui dampak - dampak yang
o penanganan kasus kekerasan
Dapat memberikan terjadipengetahuan kepada
pada anak akibat masyarakat
kekerasan.
terhadap
mengenaianak?
kekerasaan terhadap anak.
• Mengetahui aspek medikolegal
•o Apakah aspek dapat
Masyarakat medikolegal
mengetahui
kekerasan terhadap anak.mengenai aspek
tentang kekerasan
medikolegal pada
terhadap anak? pada anak.
kekerasaan
DEFINISI ANAK
Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2014
Kitab Undang – Undang
tentangHukum Perdataanak
perlindungan pada pasal 330 KUHP
pasal 1 ayat (1)

“Seseorang yangseseorang
“Anak adalah belum berusia 18 (delapan
yang belum belas) tahun,
genap mencapai usiatermasuk
21 tahun
anak
dan yang
tidakmasih
lebih dalam
dahulukandungan. “
telah kawin.”
 Kitab Undang - Undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
 Undang – Undang no.1 tahun 1974 tentang perkawinan
 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana pasal 283 ayat (1)
 Convention on the Rights of the Child (CRC) (WHO)
INSIDENSI KASUS KEKERASAN ANAK
Kasus Kekerasan Anak di Semarang Tahun 2014 Pusat
Pelayanan Terpadu

3%
KPAI : Pelaku Kekerasan
9% Terhadap Anak Tiap Tahun Meningkat

Kekerasan Seksual
17%
Kekerasan Fisik
kekerasan Psikis
52% Penelantaran
anak konflik hukum

19%

Laporan Tahunan Kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Seruni Kota Semarang Dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Semarang Tahun 2015.
Bentuk
American Kekerasan
of Child AdolescentTerhadap Anak
Psychiatry (2007) , ciri – ciri :
 Mempunyai gambaran diri yang lemah
 Ketidakmampuan untuk percaya atau mencintai orang lain
 Agresif, mengganggu, dan berperilaku tidak benar
 Kemarahan dan amuk, merusak diri sendiri,
 Pemikiran tentang bunuh diri
 Pasif, menarik diri, dan perilaku mengandung kutukan
 Ketakutan melakukan aktivitas atau hubungan interpersonal yang baru
 Khawatir dan takut, merasa sedih yang berlebih atau merasa tertekan
 Permasalahan sekolah atau kegagalan
 Penyalahgunaan NAPZA
 Gangguan tidur, mimpi buruk

WHO (Consultasion on shild abuse prevention)


Akibat Menghasilkan
kesengajaan luka fisik

Kekerasan
Fisik
MENENDANG

MEMBAKAR MEMUKUL

KEKERASAN
MENUSUK MENAMPAR
FISIK

MEMOTONG MELEMPAR

MENGGIGIT
KASUS KEKERASAN FISIK
+
KEKERASAN
SEKSUAL
“Merupakan
 Tindakan
hubungan
menyentuh atau organ
atau mencium interaksi antara
seksual anak, seorang
anak dengan seseorang yang lebih tua atau orang dewasa
 Tindakan seksual atau pemerkosaan terhadap anak,
seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua
dimana anak
 Memperlihatkan dipergunakan
media/benda porno, sebagai objek pemuas
kebutuhan seksual pelaku.”
 Menunjukkan alat kelamin pada anak dan sebagainya
Lyness (Maslihah, 2006)

End Child Prostitution in Asia Tourism (ECPAT) Internasional


+
PEMERIKSAAN FISIK (KHUSUS)
PENETRASI TIDAK LENGKAP

 Bukti Ejakulat / air mani


Pembuktian Persetubuhan : Berat badan,
(mencakupperkiraan waktu)
 Ada / tidak penetrasi (penis ke vaginarambut/ badan,
 Tinggi
 Perlekatan
anus / oral)
kemaluan


Kesan penampilan
Ejakulat (wajahpada
/ air mani & rambut),
vagina
 Ejakulat/dianus
Tanda vital, pupil, refleks
liang vagina
 Ekspresi emosional, cahaya,
 Pemeriksaan Pakaian
 Tanda-tanda bekas kehilangan
 Pupil pinpoint,
kesadaran / obat bius / needle marks.
 Rapi / tidak? Robekan?

Tanda perkembangan alat



BUKTI PENETRASI :  Bercak darah
Frog-Leg Frog-Leg kelamin sekunder,
 Robekan hymen, Knee-Chest
 Laserasi & dipangku
 Air mani
 Kesan nyeri.
(mencakup perkiraan waktu)  Lumpur / kotoran lain di TKP
3. Penentuan sudah atau belum waktunya dikawin
1. Pembuktian Adanya Kekerasan
 Pertimbangan kesiapan biologis : menstruasi,
 Luka-luka lecet bekas kuku
 Wanita
 Gigitansudah ovulasi
(bite marks), / belum : vaginal smear

4. Luka-luka
 memar
Pemeriksaan terhadap Pelaku
 Lokasi : Muka, leher, buah dada,
5.
Upaya pengenalan Penentuan
Pemeriksaan persetubuhan, Golongan Darah
bagian dalamair
Serologis paha dan sekitar
mani (antigenalatABO)
kelamin
 Bercak sperma, darah, tanah dan pakaian, robekan.
pada
2. orang yg ’sekretor’
Perkiraan Umur
Bentuk tubuh : memungkinkan
Di cocokkan dengan golongan tindakan kekerasan.
darah
 Dasar berat badan & Tinggi badan,
(pelaku / korban)
Tanda cedera : perlawanan korban ?
 Bentuk tubuh,
 Rambut terlepas
 Gigi,

 Ciri-ciri kelamin sekunder


 Pemeriksaan sinar X : standar waktu penyatuan tulang
+ KASUS KEKERASAN SEKSUAL
Pembiaran
Isolasi

Ancaman Penolakan

Tidak
diperhatikan

KEKERASAN EMOSI
KASUS KEKERASAN EMOSI
EKSPLOITASI
“anak adalah penggunaan anak dalam pekerjaan
atau aktivitas lain untuk keuntungan orang lain,
termasuk pekerja anak dan prostitusi.”
PENELANTARAN ANAK
“Kegagalan dalam
menyediakan segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk
tumbuh kembangnya, seperti
kesehatan pendidikan,
perkembangan, emosional,
nutrisi, rumah atau tempat
bernaung, dan keadaan hidup
yang aman yang layaknya
dimiliki oleh keluarga atau
pengasuh.”
DAMPAK
KEKERASAN Keparahan

Anggota
keluarga Waktu
yang lain

Perlakuan
sehari-hari Usia
Jangka Pendek Jangka Panjang
DAMPAK
KEKERASAN
Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak
• Aspek Hukum kekerasan terhadap anak →
berkembang hingga saat ini.
• Dasar sejak tahun 1945 :
– Pasal 28 UUD Tahun 1945 → Pasal 28G ayat(1)
UUD tahun 1945.
– Undang – undang No. 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
– Undang – undang No. 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak.
Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak
• Konvensi Hak Anak PBB → Keputusan Presiden
No. 36 tahun 1990

4 PRINSIP DASAR Non Diskriminasi

Kepentingan terbaik bagi anak

Hak hidup, tumbuh dan berkembang

Penghargaan pendapat anak


Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak
[Perubahan]

UU RI No. 23 tahun 2002

UU RI No. 35 tahun 2014


Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak
Undang – Undang Dasar 1945

• Hak atas hidup, tumbuh


kembang, perlindungan
28B dari kekerasan dan
diskriminasi

• Hak atas perlindungan diri


pribadi, ancaman ketakutan
28G untuk berbuat sesuatu
• Setiap orang berhak untuk
bebas dari pennyiksaan
Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak
Undang – Undang No. 4 tahun 1979
Tentang Kesejahteraan Anak

PASAL 1

PASAL 9
Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak
• Undang – undang No. 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak
– Pasal 13 : anak berhak mendapat perlindungan atas :
• Penelantaraan
• Diskriminasi
• Eksploitasi
• Ketidakadilan
Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak
• Undang – undang No. 35 tahun 2014 →
perubahan atas UU No. 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak
• Penyisipan 10 pasal antara pasal 76 dan 77
76 76A Dilarang diskriminatif
76B Dilarang melibatkan perlakuan salah dan penelataran
76C Kekerasan terhadap anak
76D Memaksa anak bersetubuh dengan orang lain
76E Perbuatan cabul
76F Perdangan anak
76G Menghalangi anak menikmati budayanya
76H Merekrut anak untuk militer
76I Eksploitasi untuk ekonomi dan seksual
76J Alkohol
77 Melanggar 76A dipidana paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
77A Melakukan aborsi terhadap anak pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
77B Melanggar 77A dipidana paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah
Aspek Medikolegal
dalam kekerasan terhadap Anak

Pasal Isi Sanksi


80 1. Kekejaman, kekerasan atau • Penjara max 3 tahun
ancaman kekerasaan atau • Denda 72 juta
penganiayaan
2. Bila anak luka berat • Penjara max 5 tahun
• Denda 100 juta
3. Bila anak mati • Penjara max 10 tahun
• Denda 200 juta
4. Bila dilakukan oleh orang tua • Tambah 1/3
81 Kekerasan/ancaman kekerasan → • Penjara max 15 tahun
memaksa persetubuhan • Penjara max 5 tahun
• Denda 5 miliar
TERIMA

Anda mungkin juga menyukai